Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nur Hamidah

Nim : CAA 115 006


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

Buatlah daftar pustaka yang bersumber dari:


1. Jurnal
2. Laporan penelitian
3. Skripsi
4. Proceding
5. Situs internet, CD Room
6. Buku teks
7. Bab di dalam buku yang berupa kumpulan makalah/laporan ilmiah
8. Pustaka yang berupa publikasi lembaga forrmal
9. Buku teks terjemahan
10. Ensiklopedia
Jawaban
Agrios, G. N. 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhann. Terjemahan dari : Plant
Pathology. UGM, Yogyakarta.

Amrulloh, Isa. 2008. Uji potensi ekstrak daun sirih (Piper betle L.) sebagai anti
mikroba terhadap bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dan jamur
Fusarium oxysporum. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

Aripin, Kasmal., L. Lubis. 2003. Teknik Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) pada
Tanaman Cabai (Capsicum annum) di Dataran Rendah. Jurusan Ilmu
Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2014. Hama dan Penyakit pada
Tanaman Cabai dan Pengendaliaanya. Jambi.

Novita, Trias. 2011. Trichoderma sp. dalam pengendalian penyakit layu Fusarium
pada tanaman tomat. Biospecies. 4 (2) : 27-29.

Soesanto, Loekas. 2017. Pengantar Pestisida Hayati (Adendum Metabolit


Sekunder Agensia Hayati). Rajawali Pers. Jakarta.

Winarno. 2000. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan hortikultura


Indonesia. Prosiding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional. Menggali potensi dan meningkatkan prospek tanaman
hortikultura menuju ketahanan pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan.
Kebun Raya Bogor : 9 – 15.
Ringkasan
1. Jurnal
Novita, Trias. 2011. Trichoderma sp. dalam pengendalian penyakit layu
fusarium pada tanaman tomat. Biospecies. 4 (2) : 27-29.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Trichoderma sp. dalam
pengendalian penyakit layu fusarium pada tanaman tomat. Penelitian
dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Jambi,
perlakuannya terdiri dari : t0 = tanpa Trichoderma sp; t1 = 25 g Trichoderma
sp/8 kg media; t2 = 50 g Trichoderma sp/8 kg media; t3 = 75 g Trichoderma
sp/8 kg media; dan t4 = 100 g Trichoderma sp /8 kg media. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Trichoderma sp. berperan dalam mengendalikan penyakit
layu fusarium pada tanaman tomat. Takaran Trichoderma sp. yang paling baik
dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat adalah pada
perlakuan 50 g Trichoderma sp/8 kg media.

2. Laporan Penelitian
Aripin, Kasmal., L. Lubis. 2003. Teknik Pengelolaan Hama Terpadu (PHT)
pada Tanaman Cabai (Capsicum annum) di Dataran Rendah. Jurusan
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semak
yang tergolong sebagai tanaman tahunan, tetapi umumnya diusahakan
sebagai tanaman setahun baik di daerah-daerah bewriklim sedang maupun
di daerah tropis. Tanaman cabai berasal dari daerah tropis Amerika
Selatan. Tanaman ini merupakan tanaman rempah-rempah yang
mempunyai nilai ekspor tinggi. Cabai dikenal di seluruh dunia dan
digunakan secara meluas dibanyak negara karena peranannya yang penting
didalam masakan. Disamping itu tanaman cabai (Capsicum spp)
merupakan tanaman sayuran utama yang ditanam secara meluas di negara-
negara Asia Tengara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan negara
Asia lainnya seperti India, Korea dan Cina (Vos, 1994). Seperti halnya
tanaman budidaya yang lain pengusahaan tanaman cabai yang intensif dan
meliputi areal yang luas ini telah menimbulkan perkembangan beberapa
jenis hama, sehingga mengakibatkan masalah yang cukup meresahkan.
Hama dan penyakit merupakan pembatas produksi utama. Hama-
hama yang penting pada tanaman cabai antara lain Apis (Aphis gossypii
Sulz) (Homoptera, Aphididae), Thrips (Thrips parvispinus Karny)
(Thysanoptera; Thrips) dan lalat buah cabai (Dacus dorsalis Hend)
(Diptera; Tephritidae).

3. Skripsi
Amrulloh, Isa. 2008. Uji potensi ekstrak daun sirih (Piper betle L.) sebagai anti
mikroba terhadap bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dan
jamur Fusarium oxysporum. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang. Malang.
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tidak terkendali
akan menyebabkan hilangnya investasi yang telah ditanam. Seperti penyakit
hawar daun bakteri pada padi yangdisebabkan oleh bakteri Xanthomonas
oryzae pv. oryzae (XOO) dan layu fusarium pada kedelai menggunakan
pestisida sintetis yang mengakibatkan seluruh lingkungan tercemar sehingga
membawa ancaman penyakit dan kematian, bahkan untuk manusia itu sendiri.
Oleh karena itu perlu adanya pemakaian pestisida alami dan penerapan sistem
pengelolaan hama terpadu untuk menggantikannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui 1) pengaruh pemberian ekstrak daun sirih terhadap
pertumbuhan bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dan jamur Fusarium
oxysporum; 2) konsentrasi ekstrak daun sirih yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dan jamur Fusarium
oxysporum.

4. Proceding
Winarno. 2000. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan hortikultura
Indonesia. Prosiding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional. Menggali potensi dan meningkatkan prospek tanaman
hortikultura menuju ketahanan pangan. Pusat Konservasi
Tumbuhan. Kebun Raya Bogor : 9 – 15.
Menurunnya areal kawasan hutan di Indonesia yang semakin meluas
ini tentunya sangat mengancam terhadap kelestarian tumbuhan yang tumbuh
di dalamnya. Bahkan apabila keadaan ini terus berlangsung maka dapat
mengakibatkan musnahnya berbagai jenis tumbuhan hutan termasuk pula
jenis-jenis buah-buahan hutan yang berfungsi sebagai sumber plasma nutfah
buah-buahan asli Indonesia. Pada hal jenis-jenis tersebut mungkin mempunyai
nilai ekonomi maupun ekologis yang tinggi. Oleh karena itu pemerintahan
daerah dengan kebijakan-kebijakannya telah mengambil langkah-langkah
untuk berusaha melestarian flora dan fauna penting di Indonesia, antara lain
dengan cara menetapkan flora dan fauna identitas daerah. Baik flora/fauna
identitas untuk daerah tingkat I (provinsi) maupun daerah tingkat II (kota dan
kabupaten) seluruh Indonesia.
Munculnya kebijakan-kebijakan pemerintah daerah atas penetapan-
penetapan flora dan fauna identitas tersebut juga merupakan salah satu usaha
pelestarian sumber daya hayati Indonesia. Adapun salah satu contoh
partisipasi dari masyarakat dalam melakukan pelestarian buah-buahan hutan
adalah seperti yang dilakukan oleh masyarakat lokal di Kalimantan.
Masyarakat lokal menanam berbagai jenis tumbuhan hutan yang berguna
termasuk buah-buahan hutan di kebun-kebun. Mereka menyebutnya lokasi
kebun ini sebagai lembo, munan, simpukng, pulong bua, dalung bua, tundang
kemurlan, kanoka kemurlan, tembawang dan pedukuhan. Kegiatan lainnya
yang dapat mendukung terhadap usaha pelestarian buah-buahan asli Indonesia
antara lain dengan mendirikan kebun plasma nutfah, kebun botani, kebun
arboretum, kebun raya dan lain-lainnya.

5. Situs internet, CD Room

6. Buku teks
Soesanto, Loekas. 2017. Pengantar Pestisida Hayati (Adendum Metabolit
Sekunder Agensia Hayati). Rajawali Pers. Jakarta.
Pengendalian hayati mulai penting diaplikasikan mengingat akan makin
maraknya pencemaran lingkungan akibat pestisida kimia. Penggunaan pestisida
hayati memberikan alternatif ramah lingkungan terhadap pestisida kimia, tetapi
pestisida hayati mengalami beberapa tantangan dalam pembuatan,
perkembangan, dan aplikasinya. Penelitian ke arah produksi pestisida hayati,
pemformulaan, dan aplikasinya dapat sangat membantu dalam komersialisasi
pestisida hayati. Pestisida hayati dilihat sebagai alat untuk mengembangkan
strategi penggunaan pestisida yang lebih rasional dan masa depan produk harus
ditingkatkan keseimbangan antara efisiensi dan biaya.

7. Bab di dalam buku yang berupa kumpulan makalah/laporan ilmiah

8. Pustaka yang berupa publikasi lembaga forrmal


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2014. Hama dan Penyakit pada
Tanaman Cabai dan Pengendaliaanya. Jambi.
Tanaman cabai (Capsicum annum Linn) adlah merupakan tanaman
sayuran yang tergolong taaman setahun, berbentk perdu, dari suku (famili)
terong terongan (Solanaceae). Seperti halnya tanaman budidaya yang lain
pengusahaan tanaman cabai yang intensif dan meliputi areal yang luas ini telah
menimbulkan perkembangan beberapa jenis hama, sehingga mengakibatkan
masalah yang cukup meresahkan. Hama dan penyakit merupakan pembatas
produksi utama. Hama-hama yang penting pada tanaman cabai antara lain
Apis (Aphis gossypii Sulz) (Homoptera, Aphididae), Thrips (Thrips
parvispinus Karny) (Thysanoptera; Thrips) dan lalat buah cabai (Dacus dorsalis
Hend) (Diptera; Tephritidae) (Setiadi, 1990, Mudjiono, dkk. 1991). Penyakit
yang penting pada tanaman cabai antara lain adalah penyakit Antraknosa
(Colletotrichum capsici) dan penyakit bercak daun (Cercospora capsici)
(Semangun, 1989, Choli, dan Latif Abadi, 1991). Menurut Vos, 1994 besarnya
kehilangan hasil oleh serangan satu atau lebih hama dan penyakit berkisar
antara 12 65 %.
Pengendalian hama secara terpadu terdapat dua metoda yang sangat
berhubungan dengan lingkungan dibandingkan dengan metode-metode yang
lain, yaitu pengendalian hayati dan pengendalian dengan cara bercocok tanam.
Pengendalian dengan bercocok tanam dan pengendalian hayati merupakan dua
metode yang tidak dipisahkan satu sama lainnya. Pengendalian dengan
bercocok tanam harus tidak berakibat negatif pada peranan musuh alami

9. Buku teks terjemahan


Agrios, G. N. 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhann. Terjemahan dari : Plant
Pathology. UGM, Yogyakarta.
Penyakit tumbuhan merupakan salah satu faktor ancaman bagi
kesejahtraan manusia karen amenurunkan produksi baik kuantitas maupun
kualitas hasil bahan pangan, serat dan obat-obatan, asal tumbuhan. Penyakit
tumbuhan juga dapat menurukan estetika tumbuhan an juga dapat
mengganggu kesehatan manusia. Anca,an penyakit tumuhan tersebut hanya
dapat dikelola dengan membuat strategi yang tepat. Agar strategi pengelolaan
dapat dibuat, penyakt tumbuhan perlu dipahami secara baik. Buku terjemahna
ini dimaksudkan menguraikan komplesksitas penyakit tumbuhan, faktor-faktor
yang mempengaruhi interaksi inang-patogen, perkembangan penyakit dan
dampaknya terhadap nilai ekonomi.
10. Ensiklopedia

Anda mungkin juga menyukai