Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN DAN PANGAN

PENGENALAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN

OLEH :

DAHLAN PANE

NPM: 7117071310075

GELOMBANG/KELOMPOK: I/VII

PROGAM STUDY: AGRKOEOTEKNOLOGI

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN DAN PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
JURNAL PRAKTIKUM

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN DAN PANGAN

PENGENALAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN

OLEH :
DAHLAN PANE

NPM: 7117071310075

GELOMBANG/KELOMPOK: I/VII

PROGAM STUDY: AGRKOEOTEKNOLOGI

Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk MengikutiPraktikum


Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan dan Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Medan

ASISTEN NILAI
(1. Ali Indra Mustafa, S.Agt ) ( )
(2. M. Firdaus, S.Agt )
(3. Nita Dwi Ayani, S.Agt )
(4. Dwi Prabowo Susilo Raharjo)
(5. Melinda Sari )

KOORDINATOR
( Syamsafitri, SP. MP )

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN DAN PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
PENGENALAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN
DAHLAN PANE ( 7117-075 ) FP.UISU ( 2019-2020)

ABSTRAK

Pengendalian hama yang efektif adalah dengan penyeemprotan pestisida.


Sampai saat ini masih banyak petani atau masyarakat pada umumnya yang
mengartikan pengendalian hama sama dengan penggunaan pestisida. Apabila
diketahui tanaman yang diusahakan rusak atau pada tanaman terdapat
kerumunan serangga tanpa memperhatikan apakah serangga tersebut serangga
yang merugikan atau bermanfaat, maka petani akan langsung mencari pestisida
untuk disemprotkan pada tanaman. Sehubungan dengan adanya dampak negatif
penggunaan pestisida, maka pestisida digunakan secara bijaksana menurut
konsep PHT. Menurut konsep PHT, pestisida digunakan hanya bila pengendalian
dengan cara lain tidak dapat menurunkan populasi hama dan kerusakan
tanaman. Jadi pengendalian kimiawi dijadikan alternatif terakhir.

Kata Kunci : Hama,Organisme, PHT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hama dan penyakit merupakan kendala utama dalam produksi jagung.

Kerusakan akibat hama penyakit pada jagung pernah dilaporkan mencapai 26,5%.

Untuk mengatasi kehilangan tersebut perlu adanya usaha untuk menekan

perkembangan hama penyakit tersebut. Sekitar 70 jenis serangga hama dan 100

macam penyakit. Telah dilaporkan menyerang tanaman jagung, namun hanya

beberapa yang secara ekonomi sering menimbulkan gejala (Hardaningsih, 2002).

Beberapa jenis hama yang dilaporkan sering menimbulkan kerusakan

ekonomis yaitu lalat bibit (Atherigona sp.), ulat grayak (Spodoptera sp.),

kumbang landak (Dactylispa sp.), kutu daun/aphis (Rhopalosiphum maydis),

penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa

armigera), dan kumbang bubuk (Sitophilus sp.) (Andre, 2005).


Jenis penyakit utama yang sering menimbulkan kerusakan pada jagung

yaitu penyakit bulai (Peronosclerospora sp.), penyakit karat (Puccinia sp.), Untuk

dapat mengendalikan hama penyakit jagung tersebut perlu adanya komponen-

komponen pengendalian yang efektif terhadap masing-masing hama penyakit.

Komponen-komponen pengendalian yang banyak direkomendasikan dalam

pengendalian hama penyakit jagung pada garis besarnya meliputi : varietas tahan,

cara kultur praktis, musuh alami, dan pestisida. Penggunaan pestisida yang telah

berkembang pesat ternyata banyak menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan seperti timbulnya spesies hama resisten, binasanya mahluk-mahluk

berguna bukan sasaran, terjadinya pencemaran lingkungan, dan keracunan pada

manusia (Putri, 2008).

Kegunaan Praktikum

1. Untuk mengenal hama pada tanaman pangan

2. Untuk mengetahui serangan apa yang terjadi

3. Untuk mengetahui pengendalian hama pada tanaman pangan


TINJAUAN PUSTAKA

PHT merupakan konsep sekaligus strategi penanggulangan hama dengan


pendekatan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan
agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Ini berarti bahwa
pengendalian hama harus terkait dengan pengelolaan ekosistem secara
keseluruhan ( Wahyudi, 2007 ).
Pengelolaan ekosistem dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh sehat
sehingga memiliki ketahanan ekologis yang tinggi terhadap hama. Untuk itu,
petani harus melakukan pemantauan lapang secara rutin. Dengan demikian,
perkembangan populasi dan faktor-faktor penghambat lainnya dapat
diatasi/diantisipasi dan faktor-faktor pendukung dapat dikembangkan ( Hanafiah,
2001 ).
Penggunaan pestisida secara selektif untuk mengembalikan populasi hama
pada tingkat keseimbangannya. Selektivitas pestisida didasarkan atas sifat
fisiologis, ekologis, dan cara aplikasi. Penggunaan pestisida diputuskan setelah
dilakukan analisis ekosistem terhadap hasil pengamatan dan ketetapan ambang
kendali ( Andre, 2001 ).
Di dalam ekosistem pertanian terdapat kelompok makhluk hidup yang
tergolong predator, parasitoid, dan patogen. Predator merupakan kelompok musuh
alami yang sepanjang hidupnya memakan mangsanya. Predator memiliki bentuk
tubuh yang relatif besar sehingga mudah dilihat. Contoh predator penting adalah
tungau Amblyseius deleoni yang memangsa tungau jingga, Brevipalpus
phoenicis pada teh ( Bella, 2008 ).
Pemantauan populasi pada pertanaman dianjurkan seminggu sekali, mulai
awal pertumbuhan tanaman hingga menjelang panen. Banyaknya individu hama
di lapangan dihitung dengan unit contoh berupa tanaman tunggal atau sejumlah
tanaman per unit area. Dalam hal ini perlu diingat bahwa unit contoh kecil yang
berjumlah banyak memberikan data lebih dipercaya daripada unit contoh besar
yang berjumlah sedikit. Kegiatan pemantauan juga dilakukan terhadap jenis dan
populasi musuh alami, dan keadaan tanaman . Hal tersebut dimaksudkan agar
populasi hama tidak terlambat dikendalikan karena hama dapat berkembangbiak
dengan cepat ( Surya, 2008 ).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakuakan di laboratorium Hama dan penyakit Tanaman

Perkebunan dan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara,

jalan Karya Wisata, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota

Madya Provinsi Sumatera Utara pada Ketingian tempat ± 25 mdpl dengan

tofografi datar. Fraktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 19 Oktober 2019

pukul 08.00 Wib samapai dengan selesai.

Bahan dan Alat

a.Bahan : - Oryctes rhinoceros

- Microtermes inspiratus

- Hypothenemus hampel

- Zeuzera coffeceae

- Hellopeltis sp

- Setora nitens

- Captotermes curvignatus

b.Alat : - Keret gelang

- Botol

- Kapas gulung

- Gabus

- Jarum pentul

Cara kerja

1. Sebelum memulai praktikum menyiapkan alat dan bahan


2. Meneiliti bahan yang akan di praktikumkan
3. Membuat hasil dari praktikum yang telah di lakukan
HASIL PRAKTIKUM

Hasil

Gambar Keterangan

Kingdom : Animalia
Divisio : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura
PEMBAHASAN

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia


akan bahan pangan dan hortikultura, maka pertanian tradisional di Indonesia
mulai berkembang dan lebih dipuerhatikan lagi perkembangannya. Tanaman
pangan merupakan jenis–jenis tanaman yang mengandung karbohidrat,yang
merupakan sumber pangan bagi manusia.

Pada bubidaya pertanian petani sering menghadapi suatu masalah besar


berupa gangguan hama dan penyakit serta ketidakseimbangan hara. Beberapa
serangan hama dan penyakit, sering kali menampilkan keragaan yang serupa tapi
tak sama dengan ketidakseimbangan hara. Hama adalah organisme yang dianggap
merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.

Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang


menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua
hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Hama dari jenis serangga
dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu
mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian.

Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga


tanaman akan layu dan bahkan mati Dalam kegiatan pengendalian hama,
pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan
karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan
termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting
agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan
pengendalian.

Serangan hama pada suatu tanaman akan menimbulkan gejala yang khas,
hal ini terkait dengan alat mulut serta perilaku yang dimiliki oleh masing-masing
serangga yang juga memiliki ciri khas tersendiri. Pengendalian dilakukan dengan
melakukan teknis budidaya yang benar. Beberapa upaya teknis untuk mengurangi
serangan ulat grayak adalah menjaga sanitasi kebun, pengolahan tanah
(pencangkulan dan penggaruan), penggiliran tanaman serta membuat pht, yaitu
pengendalian secara terpadu.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. PHT merupakan konsep sekaligus strategi penanggulangan hama dengan

pendekatan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan

agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan.

2. Tindakan pengendalian mempunyai peranan penting dan menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dalam usaha budidaya tanaman.

3. Pengendalian hama yang efektif adalah dengan penyeemprotan pestisidan

4. Hama adalah semua organisme herbivora yang dapat merugikan tanaman

yang dibudidayakan manusia secara ekonomis

5. Pemantauan populasi pada pertanaman dianjurkan seminggu sekali, mulai

awal pertumbuhan tanaman hingga menjelang panen.

Saran

1. Sebaiknya pada saat melaksanakan praktikum Hama dan Penyakit Tanaman

Perkebunan dan Pangan para asisten diharapkan lebih jelas dalam pemberian

materi.

2. Sebaiknya para praktikan di harapkan datang lebih cepat, karena apabila

terlambat proses pematerian dapat mengganggu para praktikan yang di

dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Andre,2001. Penggunaan Pestisida Secara Selektif. Diakses melalui serial online

(http://www.penggunaan pestisida selektif.blogspot.com). 02/05/2001.

Andre, 2005. Beberapa Jenis Hama . Diakses melalui serial online . (http

://www.beberapa hama.wordpress.com)2005.

Bella,2008. Ekosistem Pertanian. Diakses melalui serial online

(http://www.ekosistem pertanian )(Pada tanggal 08-03-2008).

Hanafiah, 2001. Perkembangan Populasi Hama. Diakses melalui serial online

(http://www.perkembangan populasi hama.blogspot.com)2001.

Hardaningsih, 2002. Hama dan penyakit . Diakses melalui serial online

(http://www.hama dan penyakit.blogspot.com )2002.

Putri, 2008. Jenis Penyakit Utama. Diakses melalui serial online.

(http://www.jenis penyakit utama.wordpress.com)2008.

Surya, 2008. Pemantauan Populasi Hama. Diakses melalui serial online

(http://www.pemantauan populasi hama.wordpress.com). Surya Tahun

2008.

Wahyudi,2007. Strategi Penanggulangan Hama. Diakses melalui serial online

(http://www.strategi penganggulangan hama.blogspot.com).09/07/2007.

Anda mungkin juga menyukai