SIMPLISIA JAHE
Disusun Oleh :
NIM : 201705049
KUDUS 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah OBAT TRADISIONAL mengenai
“SIMPLISIA JAHE” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami
menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami
ucapkan terimakasih kepada Ibu Lilis Sugiarti, M.Si. Yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bumi Indonesia yang subur sangat cocok untuk tanaman jahe, namun, pada
kenyataannya tidak mudah untuk mendapatkan jahe dengan kualitas dan kuantitas
yang dibutuhkan, baik kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Belum banyak
masyarakat yang berminat untuk bertanam jahe. Kemungkinan hal itu karena jahe
membutuhkan perawatan yang cukup ketat, pengawasan, waktu panen yang lama,
dan faktor keamanan. Hal itu tentu saja karena jahe memiliki harga yang cukup
tinggi.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Simplisia?
2. Bagaimana Klasifikasi Tanaman Jahe?
3. Bagaimana Cara Pembuatan Simplisia Tanaman Jahe?
1.3 Tujuan
1. Mempelajari cara pembuatan simplisia jahe.
2. Mengetahui hasil rendemen simplisia yang di dapat serta susut
pengeringan pada rimpang jahe.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis Simplisia
a. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertent dipisahkan dari tanamannya.
b. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh , bagian
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni.
c. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan
pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
6
2.2 Klarifikasi tanaman Jahe
Division : Spermatophy
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinalle (L)
7
Untuk memperoleh kualitas bibit yang baik, sebaiknya diperhatikan beberapa hal
yang mempengaruhinya :
- Rimpang yang akan dijadikan bibit diambil langsung dari kebun. Hal itu
karena bibit yang baik berasal dari rimpang yang segar.
- Rimpang diambil dari tanaman yang sehat adalah rimpang yang
kondisinya tidak terluka. Selain itu, rimpang yang baik berasal dari
tanaman berumur 10 bulan (rimpang tua).
- Bibit yang baik berukuran sekitar 3-7 cm dengan berat antara 25-60 g
untuk jahe putih besar. Sementara itu, untuk jahe putih kecil dan jahe
merah bobotnya 20-40 g di setiap potongan rimpang.
- Rimpang yang akan dijadikan bibit memiliki 3 mata tunas atau lebih.
- Bagian rimpang yang terbaik untuk dijadikan bibit adalah rimpang pada
ruas kedua dan ketiga.
- Kebutuhan bibir per ha untuk jahe merah dan jahe emprit adalah 1-1,5 ton.
Sementara itu, jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan bibitb 2-3
ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen muda.
- Rimpang yang telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai
bibit karena akan menjadi sumber penularan penyakit. Jika ditanam, bibit
sakit akan membuat pertumbuhan tanaman tidak baik. Dengan demikian,
hasil panen yang diperoleh tidak akan memuaskan, bahkan bisa gagal
panen. Oleh karena itu, bibit jahe yang akan ditanam harus jelas asal-
usulnya,
- Bibit yang digunakan harus dipastikan bukan dari kebun yang terserang
bakteri Pseudomonas solanacearum, cendawan Rhizoctonia solani,
maupun hama lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan Enmerus
figurans. Jika bibit tersebut ditanam tidak akan tumbuh dengan baik dan
tentu saja membuat produksi menurun.
8
akan tersembul keluar dari dalam tanah bukan dari batang daun. Berbetuk
tongat, gagang bunga tidak berbulu, bunganya berwarna merah dan dilindungi
oleh daun yang berwarna hijau.Tanaman ini hanya dapat tumbuh pada tanah
yang subur, gembur dan banyak mengandung nutrisi.Jahe merah dapat tumbuh
pada daerah subtropis dan tropis. Di Indonesia tanaman ini dapat tumbuh di
mana saja. Bahkan Anda dapat menanam tanaman ini di dalam kantung
polybag atau bahkan karung. Jika jahe merah siap panen atau sekitar 9-12
bulan, maka daun akan berwarna kuning dan batang mulai mengering.
b. Morfologi
Jahe merah mempuyai nama latin Zingiber officinale vatietas
rubrum.Warna rimpang berwarna merah, jika hasil panen bagus, maka
rimpang yang akan dihasilkan sangat banyak.Bentuk rimpang jahe merah agak
kecil, dan menghasilkan serat kasar.Rasa jahe merash agak sedikit berbeda
dengan jahe pada umumnya, lebih pedas, aroma yang dihasilkan lebih tajam.
Jenis hama penyakit pada tanaman jahe merah
c. Fitofarmaka
Tanaman ini lebih dikenal berkhasiat sebagai pencahar, antirematik, dan
peluruh masuk angin. Rimpang jahe merah mengandung minyak asiri yang
terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan
shogool. Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam
malat, asam aksolat, dan gingerin.
d. Khasiat
Menurunkan darah tinggi, jahe dapat memperlebar pembuluh darah dan
merangsang pelepasan hormon adrenalin sehingga aliran darah dapat
mengalir cepat dan lancar yang berefek darah tinggi dapat diatasi
Memperlancar proses pencernaan, kandungan enzim protease dan lipase
membantu mencerna protein dan lemak dalam tubuh
9
Membersihkan darah kotor, dan mendorong pengeluaran keringat sehingga
orang lebih sehat
Menambah nafsu makan
Mencegah penggumpalan darah
Mencegah radikal bebas
b. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air
bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor
lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang
terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam
tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena
dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung
bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah
yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat
dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
c. Perajangan
Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan
alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang
dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah
perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember.
10
Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
Diperoleh berat basah untuk rimpang jahe dan lengkuas sebesar 1 kg.
d. Pengeringan
e. Sortasi kering
g. Pemeriksaan mutu
11
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau
pembelian dari pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang
diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum
untuk simplisia seperti yang disebutkan dalam Buku Farmakope
Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia ataupun Materia Medika
Indonesia Edisi terakhir (Anonim,1985).
12
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat alam yang
belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain berupa
bahan yang telah dikeringkan.
Dalam pembuatan simplisia harus mengikuti tahap cara pembuatan yang
sesuai standar mutu pembuatan simplisia yaitu :
13
DAFTAR PUSTAKA
Alita Margahana, Debby. 2014. Uji Efektifitas Rimpang Jahe Merah (Zingiber
offficinale) Sebagai Analgetik Pada Mencit Putih (Mus musculus).
Lampung: Karya Tulis Ilmiah.
Andoko, Agus. 2005. Budi Daya dan Peluang Bisnis Jahe. Jakarta: Cetakan
Pertama.
Araska. 2015. Untung Besar Budidaya Jahe Merah. Bantul, Yogyakarta: Cetakan
Pertama.
https://musdafarma.wordpress.com/2014/02/05/laporan-farmakognosi-simplisia-
folium-akfar-2012/
https://sahadaanggi.wordpress.com/2012/04/14/simplisia-dan-skrinning-fitokimia/
http://ndrasendana.blogspot.co.id/2014/05/pemeriksaan-haksel.html
14