Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FITOKIMIA

PEMBUATAN SIMPLISIA DAUN SEREH (Cymbopogon citratus)

Dosen Pembimbing :

Ani Hartati S.Si, Apt, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Hafis Shidiq Maulana (2148401020)


2. Ni Luh Tania (2148401068)
3. Nabilla Putri Tsabita (2148401064)
4. Widya Putri Pramudi (2148401034)
5. Amani Balqis Tama Tantri (2148401038)
6. Muhammad Khadafi (2148401026)
7. Aprillia Kusumawati (2148401040)
8. Rani Rahmawati (2148401072)
9. Nurza Dina Maisya (2148401070)
10. Taharah Tiur Rollis (2148401084)
11. Laila Putri Rasyadi (2148401094)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN FARMASI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ’Pembuatan
simplisia daun serai (Cymbopogon citratus)” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Farmakognosi.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pembuatan
simplisia daun serai/sereh.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pembimbing mata


kuliah Farmakognosi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 25 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB 1.....................................................................................................................4

I.I Pendahuluan.......................................................................................................4

1.2 Tujuan..............................................................................................................5

BAB 2....................................................................................................................6

2.1 Dasar Teori.......................................................................................................6

2.2 Alat dan Bahan.................................................................................................9

2.3 Tahapan Proses Pembuatan..............................................................................9

BAB 3....................................................................................................................13

3.1 Hasil.................................................................................................................13

BAB 4....................................................................................................................14

4.1 Pembahasan .....................................................................................................14

4.2
Kesimpulan.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB 1

1.1 Pendahuluan

Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan


alami yangdigunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa
pun, dan kecualidinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah Dikeringkan
(Dapertemen kesehatanRI :1989).

Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

a) Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
tanaman,eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura
Folium dan Piperisnigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-
bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari
tanamannya.

b) Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-
zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,
misalnyaminyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).

c) Simplisia Pelikan atau Mineral


Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan
ataumineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga
( Dep.Kes RI,1989).

4
Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisa. Sebagai sumber simplisia,
tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tanaman budidaya.
Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan sendirinya di hutan atau
tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain, misalnya
sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan dengan tujuan untuk
memproduksi simplisia.

Tanaman budidaya adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan


produksi simplisia. Tanaman simplisia dapat di perkebunan yang luas, dapat
diusahakan oleh petani secara kecil-kecilan berupa tanaman tumpang sari atau
tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga adalah pemanfaatan pekarangan
yang sengaja digunakan untuk menanam tumbuhan obat.

Serai dipercaya berasal dari Asia Tenggara atau Sri Lanka. Tanaman ini
tumbuh alami di Sri Langka, tetapi dapat ditanam pada berbagai kondisi tanam di
daerah tropis yang lembab, cukup sinar matahari dan memiliki curah hujan relatif
tinggi, Kebanyakan serai ditanam untuk menghasilkan minyak atsirinya secara
komersial dan untuk pasar lokal sebagai perisa atau rempah ratus (Choii, 2008).
Tanaman serai banyak ditemukan di daerah jawa yaitu pada dataran rendah yang
memiliki ketinggian 60-140 mdpl (Armando, 2009).

Tanaman serai dikenal dengan nama berbeda di setiap daerah. Daerah


Jawa mengenal serai dengan nama sereh atau sere. Daerah Sumatera dikenal
dengan nama serai, sorai atau sanger-sanger. Kalimantan mengenal nama serai
dengan nama belangkak, senggala atau salai. Sulawesi mengenal nama serai
dengan nama tonti atau sare sedangkan di Maluku dikenal dengan nama hisa atau
isa (Syamsuhidayat, 1991).

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan tahapan dalam mempersiapkan/membuat


simplisia serai sebelum melakukan pengamatan secara mikroskopis

5
BAB 2

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.)

Kedudukan taksonomi tumbuhan serai menurut Santoso (2007), yaitu


sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Subkelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae/Graminae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon nardus L. Rendle 7

2.1.2 Morfologi Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.)

Tanaman serai merupakan tanaman dengan habitus terna perenial yang


tergolong suku rumput-rumputan (Tora, 2013). Tanaman serai mampu tumbuh
sampai 1-1,5 m. Panjang daunnya mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5 cm,
berwarna hijau muda, kasar dan memiliki aroma yang kuat (Wijayakusuma,
2005). Serai memiliki akar yang besar dan merupakan jenis akar serabut yang
berimpang pendek (Arzani dan Riyanto, 1992). Batang serai bergerombol dan
berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi pada
pucuk dan berwarna putih kekuningan. Namun ada juga yang berwarna putih
keunguan atau kemerahan (Arifin, 2014).

6
Daun tanaman serai berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat,
panjang, runcing dan memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin
runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi
yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar dan letaknya
tersebar pada batang. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm sedangkan lebarnya
kirakira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah
daunnya berbulu halus (Arzani dan Riyanto, 1992).

Tanaman serai jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Jika ada, bunganya
tidak memiliki mahkota dan merupakan bunga berbentuk bulir majemuk,
bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata dan biasanya berwarna putih.
Buah dan bijinya juga jarang sekali atau bahkan tidak memiliki buah maupun biji
(Arzani dan Riyanto, 1992; Sudarsono dkk., 2002).

2.1.3 Kandungan Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.)

Tanaman serai mengandung minyak esensial atau minyak atsiri. Minyak


atsiri dari daun serai rata-rata 0,7% (sekitar 0,5% pada musim hujan dan dapat
mencapai 1,2% pada musim kemarau). Minyak sulingan serai wangi berwarna
kuning pucat. Bahan aktif utama yang dihasilkan adalah senyawa aldehid
(sitronelol-C10H6O) sebesar 30-45%, senyawa alkohol (sitronelol-C10H20O dan
geraniol-C10H18O) sebesar 55-65% dan senyawa-senyawa lain seperti geraniol,
sitral, nerol, metal, heptonon dan dipentena (Khoirotunnisa, 2008). Senyawa
penyusun minyak atsiri serai dapat dilihat pada Tabel II.1:

7
Senyawa Penyusun Kadar (%)
Sitronelal (antioksidan) 32-45
Geraniol (antioksidan) 12-18
Sitronellol 12-15
Geraniol asetat 3-8
Sitronellil asetat 2-4
L-limonene 2-5
Elemol & seskwiterpene lain 2-5
Elemene & cadinene 2-5
Tabel 2.1 Senyawa Penyusun Minyak Atsiri Serai

Pada akar tanaman serai mengandung kira-kira 0,52% alkaloid dari 300 g
bahan tanaman. Daun dan akar tanaman serai mengandung flavonoid yaitu
luteolin, luteolin 7-O-glucoside (cynaroside), isoscoparin dan 2''-O-rhamnosyl
isoorientin. Senyawa flavonoid lain yang diisolasi dari bagian aerial tanaman serai
yaitu quercetin, kaempferol dan apigenin (Opeyemi Avoseh, 2015).

2.1.4 Manfaat Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.)

Berdasarkan pada beberapa penelitian mengenai tanaman serai, ekstrak


daunnya mengandung senyawa senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenol
dan steroid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan melalui penghambatannya
terhadap radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dengan nilai IC50
terbaik pada ekstrak etanol 70% sebesar 79,444 mg/L (Rahmah, 2014).

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Agbafor dan Akubugwo (2008),
ekstrak serai dengan dosis 100 mg/KgBB dan 200 mg/KgBB yang diberikan
selama 7 hari memiliki efek sebagai hipokolesterolemia. Aktivitas kolesterol
ditunjukkan dengan adanya senyawa flavonoid yang dapat memperbaiki profil
lipid secara 9 bermakna, hal ini terjadi karena flavonoid berperan sebagai
antioksidan dan dapat menekan terbentuknya interleukin proinflamasi. Flavonoid
mampu memperbaiki endotel pembuluh darah, dapat mengurangi kepekaan LDL
terhadap pengaruh radikal bebas (Wayan dan Made, 2012).

8
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa minyak atsiri yang disemprotkan
ke udara membantu menghilangkan bakteri, jamur, bau pengap, dan bau yang
tidak mengenakkan. Selain menyegarkan udara, aroma alami minyak atsiri juga
dapat mempengaruhi emosi dan fikiran serta menciptakan suasana tentram dan
harmonis (Arzani dan Riyanto, 1992).

2.2 Alat dan Bahan

A. Alat

a) Pisau / gunting untuk merajang.


b) Oven.
c) Wadah untuk menyimpan simplisia.
d) Tampah
e) Blender

B. Bahan

Sereh / serai (Cymbopogon nardus) secukupnya

2.3 Tahapan Proses Pembuatan

PENGUMPULAN
BAHAN BAKU

PENCUCIAN SAMPEL
DAN SORTASI BASAH

PERAJANGAN

PENGERINGAN
SAMPEL

SORTASI KERING

PENYIMPANAN

9
1. Pengumpulan Bahan Baku

2. Pencucian dan Sortasi Basah


- Pencucian

- Sortasi Basah

10
3. Perajangan

4. Pengeringan

5. Sortasi Kering

11
6. Penghalusan

7. Penyimpanan

12
BAB 3

3.1 Hasil

1) Berat bahan baku awal : 611 gram


2) Cara pengeringan : Pengovenan
3) Waktu pengeringan : 1 jam dengan suhu 120˚c
4) Berat akhir simplisia : 119 gram

Besar penyusutan berat : (Bobot awal – Berat akir) x 100%


Bobot awal
: (611 gram -119 gram) x 100 %
611 gram
: 80,523 %
Jadi penyusutan bahan baku setelah dikeringkan sebesar : 80,523%

13
BAB 4

4.1 Pembahasan

Dalam pembuatan simplisia daun sereh kali ini, persiapan simplisia dilakukan
mulai dari pengadaan sampel, sortasi basah, perajangan, pengeringan,
penghalusan, sortasi kering, hingga penyimpanan sampel. Awalnya dilakukan
identifikasi pengumpulan daun sereh ini. Tanaman sereh merupakan tanaman
dengan habitus terna perenial yang tergolong rumput-rumputan, mampu tumbuh
sampai 1-1,5 m. Panjang daunnya mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5 cm,
berwarna hijau muda, kasar dan memiliki aroma yang kuat.

Daun simplisia yang sudah terkumpul ini dipilah / sortasi bagian yang masih
layak digunakan yaitu bagian daun yang masih segar berwarna hijau cerah.
Bagian daun yang kering atau kekuningan dibuang. Setelah dilakukan sortasi,
daun sereh ini kemudian di cuci bersih menggunakan air mengalir. Hal ini
dimaksudkan agar kotoran-kotoran seperti pasir atau debu yang menempel pada
daun sirih akan hilang.

Daun yang sudah dicuci bersih kemudian dirajang dengan ukuran lebar
kurang lebih 2-3 cm. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pengeringan tidak
memerlukan suhu yang terlalu tinggi atau waktu yang terlalu lama. Perajangan
dilakukan pada setiap daun sirih yang sudah dicuci, dengan menggunakan alat
perajang berupa pisau atau gunting bersih.

Selanjutnya adalah mengeringkan daun sirih yang sudah dirajang dengan cara
pengovenan dengan suhu 120˚c waktu 1 jam, hingga warna daun berubah menjadi
kecoklatan. Pengeringan ini dilakukan untuk mendapatkan simplisa yang kering
dengan kadar air kurang dari 6 % supaya simplisia dapat disimpan dalam jangka
waktu yang panjang tanpa ditumbuhi jamur.

Setelah pengeringan dilakukan sortasi kering dengan cara memisahkan dari


benda-benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan atau pengotor
lainnya. Kemudian disimpan simplisia kedalam wadah yang tertutup baik dan
terhindar dari sinar matahari langsung.

14
4.2 Kesimpulan

Kesimpulan mengenai proses tahapan pengolahan simplisa daun sereh atau


serai yang dilakukan pada percobaan kali ini, dimulai dari pengambilan /
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan,
sortasi kering, penghalusan, dan penyimpanan menghasilkan simplisa daun serai
yang berkualitas baik. Setelah dilakukan penghitungan besar penyusutan berat
simplisia didapatkan hasil bahwa simplisa tersebut menyusut dari yang beratnya
611 gram menjasi 119 gram atau sebesar 80,523%.

15
DAFTAR PUSTAKA

Maya, 2021 “ Makalah Pembuatan Simplisia Serai”


https://www.scribd.com/document/516432974/MAKALAH-
PEMBUATAN-SIMPLISIA-SERAI diakses pada 25 januari 2023 pukul
20.00

Agustiya, vinna 2019 “ Pembuatan Simplisia Serai “


https://prezi.com/p/sevlbvth_73l/pembuatan-simplisia-daun-
seraisereh_kelompok-3_farmasi-c_praktikum-fitokimia-i/ diakses pada 25
januari 2023 pukul 21.00

Anonim, 2020 “ Klasifikasi, morfologi, dan manfaat tumbuhan Serai”


https://eprints.umm.ac.id/42803/3/jiptummpp-gdl-ditayulian-48644-3-
babii.pdf diakes pada 24 januari 2023 pukul 10.00

Anonim, 2019 “ Sejarah, klasifikasi, dan Kandungan Serai “


http://scholar.unand.ac.id/64709/2/bab%201%20pendahuluan.pdf diakses
pada 24 januari 2023 pukul 11.00

Raisa, Alya 2017 “ Karya Ilmiah Manfaat Daun Serai “


https://www.academia.edu/12455067/karya_ilmiah_manfaat_Daun_Serai
diakses pada 23 januari 2023 pukul 22.00

16

Anda mungkin juga menyukai