Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
JURUSAN FARMASI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ’Pembuatan
simplisia daun serai (Cymbopogon citratus)” dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................4
I.I Pendahuluan.......................................................................................................4
1.2 Tujuan..............................................................................................................5
BAB 2....................................................................................................................6
BAB 3....................................................................................................................13
3.1 Hasil.................................................................................................................13
BAB 4....................................................................................................................14
4.2
Kesimpulan.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
3
BAB 1
1.1 Pendahuluan
a) Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
tanaman,eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura
Folium dan Piperisnigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-
bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari
tanamannya.
b) Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-
zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,
misalnyaminyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).
4
Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisa. Sebagai sumber simplisia,
tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tanaman budidaya.
Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan sendirinya di hutan atau
tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain, misalnya
sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan dengan tujuan untuk
memproduksi simplisia.
Serai dipercaya berasal dari Asia Tenggara atau Sri Lanka. Tanaman ini
tumbuh alami di Sri Langka, tetapi dapat ditanam pada berbagai kondisi tanam di
daerah tropis yang lembab, cukup sinar matahari dan memiliki curah hujan relatif
tinggi, Kebanyakan serai ditanam untuk menghasilkan minyak atsirinya secara
komersial dan untuk pasar lokal sebagai perisa atau rempah ratus (Choii, 2008).
Tanaman serai banyak ditemukan di daerah jawa yaitu pada dataran rendah yang
memiliki ketinggian 60-140 mdpl (Armando, 2009).
1.2 Tujuan
5
BAB 2
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae/Graminae
Genus : Cymbopogon
6
Daun tanaman serai berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat,
panjang, runcing dan memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin
runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi
yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar dan letaknya
tersebar pada batang. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm sedangkan lebarnya
kirakira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah
daunnya berbulu halus (Arzani dan Riyanto, 1992).
Tanaman serai jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Jika ada, bunganya
tidak memiliki mahkota dan merupakan bunga berbentuk bulir majemuk,
bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata dan biasanya berwarna putih.
Buah dan bijinya juga jarang sekali atau bahkan tidak memiliki buah maupun biji
(Arzani dan Riyanto, 1992; Sudarsono dkk., 2002).
7
Senyawa Penyusun Kadar (%)
Sitronelal (antioksidan) 32-45
Geraniol (antioksidan) 12-18
Sitronellol 12-15
Geraniol asetat 3-8
Sitronellil asetat 2-4
L-limonene 2-5
Elemol & seskwiterpene lain 2-5
Elemene & cadinene 2-5
Tabel 2.1 Senyawa Penyusun Minyak Atsiri Serai
Pada akar tanaman serai mengandung kira-kira 0,52% alkaloid dari 300 g
bahan tanaman. Daun dan akar tanaman serai mengandung flavonoid yaitu
luteolin, luteolin 7-O-glucoside (cynaroside), isoscoparin dan 2''-O-rhamnosyl
isoorientin. Senyawa flavonoid lain yang diisolasi dari bagian aerial tanaman serai
yaitu quercetin, kaempferol dan apigenin (Opeyemi Avoseh, 2015).
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Agbafor dan Akubugwo (2008),
ekstrak serai dengan dosis 100 mg/KgBB dan 200 mg/KgBB yang diberikan
selama 7 hari memiliki efek sebagai hipokolesterolemia. Aktivitas kolesterol
ditunjukkan dengan adanya senyawa flavonoid yang dapat memperbaiki profil
lipid secara 9 bermakna, hal ini terjadi karena flavonoid berperan sebagai
antioksidan dan dapat menekan terbentuknya interleukin proinflamasi. Flavonoid
mampu memperbaiki endotel pembuluh darah, dapat mengurangi kepekaan LDL
terhadap pengaruh radikal bebas (Wayan dan Made, 2012).
8
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa minyak atsiri yang disemprotkan
ke udara membantu menghilangkan bakteri, jamur, bau pengap, dan bau yang
tidak mengenakkan. Selain menyegarkan udara, aroma alami minyak atsiri juga
dapat mempengaruhi emosi dan fikiran serta menciptakan suasana tentram dan
harmonis (Arzani dan Riyanto, 1992).
A. Alat
B. Bahan
PENGUMPULAN
BAHAN BAKU
PENCUCIAN SAMPEL
DAN SORTASI BASAH
PERAJANGAN
PENGERINGAN
SAMPEL
SORTASI KERING
PENYIMPANAN
9
1. Pengumpulan Bahan Baku
- Sortasi Basah
10
3. Perajangan
4. Pengeringan
5. Sortasi Kering
11
6. Penghalusan
7. Penyimpanan
12
BAB 3
3.1 Hasil
13
BAB 4
4.1 Pembahasan
Dalam pembuatan simplisia daun sereh kali ini, persiapan simplisia dilakukan
mulai dari pengadaan sampel, sortasi basah, perajangan, pengeringan,
penghalusan, sortasi kering, hingga penyimpanan sampel. Awalnya dilakukan
identifikasi pengumpulan daun sereh ini. Tanaman sereh merupakan tanaman
dengan habitus terna perenial yang tergolong rumput-rumputan, mampu tumbuh
sampai 1-1,5 m. Panjang daunnya mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5 cm,
berwarna hijau muda, kasar dan memiliki aroma yang kuat.
Daun simplisia yang sudah terkumpul ini dipilah / sortasi bagian yang masih
layak digunakan yaitu bagian daun yang masih segar berwarna hijau cerah.
Bagian daun yang kering atau kekuningan dibuang. Setelah dilakukan sortasi,
daun sereh ini kemudian di cuci bersih menggunakan air mengalir. Hal ini
dimaksudkan agar kotoran-kotoran seperti pasir atau debu yang menempel pada
daun sirih akan hilang.
Daun yang sudah dicuci bersih kemudian dirajang dengan ukuran lebar
kurang lebih 2-3 cm. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pengeringan tidak
memerlukan suhu yang terlalu tinggi atau waktu yang terlalu lama. Perajangan
dilakukan pada setiap daun sirih yang sudah dicuci, dengan menggunakan alat
perajang berupa pisau atau gunting bersih.
Selanjutnya adalah mengeringkan daun sirih yang sudah dirajang dengan cara
pengovenan dengan suhu 120˚c waktu 1 jam, hingga warna daun berubah menjadi
kecoklatan. Pengeringan ini dilakukan untuk mendapatkan simplisa yang kering
dengan kadar air kurang dari 6 % supaya simplisia dapat disimpan dalam jangka
waktu yang panjang tanpa ditumbuhi jamur.
14
4.2 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16