Anda di halaman 1dari 50

EBN HERBAL

Berbagai Olahan Produk dari Curcuma zanthorrihiza L. (Temulawak) Sebagai


Penambah Daya Tahan Tubuh dan Nafsu Makan yang Efektif dan Mudah

Oleh :
Kelas 6B
Sirriyatul Maula (1130017044)
Alvianita Mulya Putri (1130017047)
Fyan Ramdhan Ghiffary (1130017053)
Ilvie Maulidiana (1130017071)

Fasilitator :
Chilyatiz Zahro, S.Kep., Ns., M.Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat –
Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan yang berjudul “Morfologi,
Pengolahan Dan Penyimpanan Herbal Temulawak”. Laporan ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan laporan ini.

Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata kami berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk masyarakat dan dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 10 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB PEMBAHASAN .......................................................................................... 1
1.1 Project Herbal Temulawak ....................................................................... 1
1.2 Judul Project ............................................................................................. 1
1.3 Morfologi Bahan Herbal yang Digunakan ............................................... 1
1.4 Pengolahan Bahan Herbal ........................................................................ 3
1.5 Penyimpanan Bahan Herbal ..................................................................... 6
1.6 Riview Jurnal 1 ......................................................................................... 7
1.7 Riview Jurnal 2 ......................................................................................... 9
1.8 Riview Jurnal 3 ......................................................................................... 11
1.9 Riview Jurnal 4 ......................................................................................... 13
1.10 Riview Jurnal 5 ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
LAMPIRAN

iii
BAB PEMBAHASAN

1.1 Project Herbal Temulawak


Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau
nilai lebih dalam pengobatan. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.) merupakan
tanaman obat yang berasal dari keluarga Zingiberaceae. Dimana Tanaman obat
asli Indonesia ini sering dijadikan sebagai bahan dasar meracik jamu tradisional.
Manfaat dari temulawak sangat beragam yakni Penambah nafsu makan,
Mengatasi sakit maag, Meningkatkan Stamina dan mengurangi inflamasi.
Oleh karena itu kami mengambil herbal temulawak dimana banyak
manfaat yang terdapat dalam kandungan herbal temulawak tersebut. Sehingga
kami berinisiatif untuk membuat suatu olahan produk dari bahan dasar
temulawak. Olahan produk dari bahan temulawak yang akan kami olah meliputi
minuman tradisional (Jamu), bubuk dari temulawak itu sendiri yang bisa langsung
diolah/dimasak dan inovasi olahan bahan dasar temulawak yang dijadikan es
cream
1.2 Judul Project
Berbagai Olahan Produk dari Curcuma zanthorrihiza L. (Temulawak) Sebagai
Penambah Daya Tahan Tubuh dan Nafsu Makan yang Efektif dan Mudah
1.3 Morfologi Bahan Herbal yang Digunakan
Tanaman temulawak (Curcuma zanthorrihiza) merupakan tanaman asli
Indonesia yang tumbuh liar di hutan-hutan jati di Jawa dan Madura. Temulawak
termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun dengan habitus mencapai
ketinggian 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman ini terdiri atas beberapa anakan dan
tiap anakan memiliki 2-9 helai daun. Daun temulawak bentuknya panjang dan
agak lebar. Panjang daunnya sekitar 50-55 cm dan lebar ± 18 cm. Warna bunga
umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua dan pangkal bunganya
berwarna ungu. Rimpang temulawak bentuknya bulat seperti telur dengan warna
kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning kotor. Warna
daging rimpang adalah kuning dengan cita rasa pahit, berbau tajam dan
keharumannya sedang. Untuk sistem perakaran tanaman temulawak termasuk

1
tanaman yang berakar serabut dengan panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya
tidak beraturan (Anonymous, 2013).
Morfologi Temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.)
1. Bagian Batang
Batang temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh
merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai
ketinggian 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman
(anakan), dan tiap tanaman memiliki 2-9 helai daun.
2. Bagian Daun
Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina
daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50-55
cm, lebarnya + 18 cm, dan setiap helai daun melekat pada tangkai daun yang
posisinya saling menutupi secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang
berwana hijau tua dengan garis–garis coklat. Habitus tanaman dapat mencapai
lebar 30-90 cm, dengan jumlah anakan perumpun antara 3-9 anak.
3. Bagian Bunga
Bunga tanaman temulawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang
tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha), atau dari
samping batang semunya setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga
umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya
berwarna ungu. Panjang tangkai bunga ± 3 cm dan rangkaian bunga
(inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak terdapat 3-4 bunga.
4. Bagian Rimpang
Rimpang induk temulawak bentuknya bulat seperti telur, dan
berukuran besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping
yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara
3-4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada rimpang
induk. Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning
kotor, atau coklat kemerahan. Warna daging rimpang adalah kuning atau
orange tua, dengan cita rasa yang pahit, atau coklat kemerahan berbau tajam,

2
serta keharumannya sedang. Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman
±16 cm. Tiap rumpun tanaman temulawak umumnya memiliki enam buah
rimpang tua dan lima buah rimpang muda.
5. Bagian Akar
Sistem perakaran tanaman temulawak termasuk akar serabut. Akar-
akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm
dan letaknya tidak beraturan (Anonymous, 2014).
1.4 Pengolahan Bahan Herbal Temulawak
1. Pengolahan Bahan Herbal Temulawak sebagai Minuman
Tradisional/Jamu
Bahan:
a. Temulawak 1 ons
b. Kunyit 1ons
c. Asam matang 1/2 ons
d. Gula merah 1 ons
e. Kayu manis secukupnya
f. Daun sereh 2 batang
g. Gula pasir secukupnya
h. Air 2 liter
Cara pembuatan:
1. Kupas semua bahan
2. Setelah dikupas cuci semua bahan dengan air mengalir sampai
bersih
3. Potong bahan bahan tersebut hingga menjadi beberapa bagian
4. Rebus air hingga mendidih
5. Lalu masukkan semua bahan tersebut ke dalam air mendidih
6. Aduk sebentar hingga tercampur rata
7. Kemudian rebus hingga warna air berubah menjadi kekuningan
8. Jamu siap diminum ketika masih hangat
2. Pengolahan Bahan Herbal Temulawak sebagai Bubuk Temulawak

3
Alat dan Bahan :
a. Temulawak
b. Air mengalir
c. Wadah untuk menampung temulawak
d. Pisau / mesin pemotong
e. Nampan/tampah berlubang
f. Penggiling
g. Ayakan
Cara Pengolahan :
1. Siapkan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) kemudian temulawak
dicuci. Tujuan dari pencucian yaitu untuk membersihkan dan
menghilangkan kotoran seperti tanah atau debu dan mengurangi
mikroba mikroba yang melekat pada kulit rimpang temulawak.
Pada saat pencucian perlu diperhatikan penggunaan air cucian dan
air biasanya, jika masih kotor ulangi pencucian sebanwk sekali
atau dua kali lagi. Pencucian dilakukan pada wakm sesingkat
mungkin umuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang
terkandung dalam temulawak. Pencucian ini dilakukan dengan air
bertekanan tinggi, hal ini untuk lebih meyakinkan kotoran pada
bahan dapat dihilangkan dengan tangan.
2. Setelah itu dilakukan pengecilan ukuran dengan menggunakan
pisau maupun mesin pemotong untuk mengiris temulawak.
Pengirisan temulawak ini dilakukan secara melintang dengan
ketebalan 7 – 8 mm. Tujuan pengirisan melintang ini untuk
mempercepat saat proses pengeringan
3. Proses selanjutnya yaitu pengeringan. Pada proses pengeringan ini
dilakukan tidak menggunakan alat pengering/oven pengering
melainkan dengan menggunakan sinar matahari secara langsung.
4. Irisan temulawak yang dikeringkan dengan diletakkan pada
nampan/tampah yang mempunyai lubang. Pada saat pegeringan

4
irisan temulawak diletakkan pada nampan/tampah dan agak diberi
jarak antara irisan yang satu dengan yang lain agar tidak saling
tumpang tindih dan cepat kering. Selama pengeringan harus
dibolak balik sekitar 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lama
proses pengeringan temulawak menggunakan sinar matahari
sekitar 3 – 5 hari. Tujuan dari proses pengeringan ini untuk
mengurangi kadar air pada temulawak menjadi kurang dari 8%.
5. Tahap selanjutya yaitu proses penggilingan. Temulawak yang telah
dikeringkan hingga mempunyai tekstur yang mudah patah dan
kering di giling. Proses penggilingan bertujuan untuk
menghancurkan temulawak menjadi partikel yang lebih kecil.
6. Kemudian dilakukan pengayakan dengan menggunakan ayakan.
Tujuan dari pengayakan ini untuk memisahkan bubuk dengan
rendemen sehingga hasil akhir didapat bubuk temulawak.
3. Pengolahan Bahan Herbal Temulawak sebagai Ice Cream
Bahan :
a. Air rebusan temulawak dan jahe
b. Susu full cream atau kental manis 3 sc
c. Bubuk cream / 1 sc
d. Bubuk maizena 4 sendok
e. 1 sdm SP
f. Gula pasir 6 sdm
Cara Pembuatan :
1. Masukkan air rebusan temulawak dan jahe bersamaan dengan susu
full cream ke dalam panci
2. Masukkan gula pasir dan bubuk cream
3. Masak adonan hingga mendidih
4. Masukkan larutan tepung maizena
5. Setelah adonan matang atau mendidih, letakkan adonan ke dalam
wadah dan bekukan dalam freezer

5
6. Masukkan SP 1 sdm kedalam baskom dan masukkan adonan yang
dibekukan tadi
7. Mixer adonan sampai adonan mengembang
8. Jika ingin menambah varian warna tambahkan pewarna
secukupnya
9. Dan aduk sampai rata
10. Kemudian tuang ke dalam wadah es krim
11. Es krim temulawak jahe siap disantap
1.5 Penyimpanan Bahan Herbal Temulawak
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak melebihi 30 oC,
memiliki ventilasi yang baik, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas simplisia, memiliki penerangan yang cukup (terhindar dari
sinar matahari langsung), serta bersih dan bebas dari hama gudang.
Minyak atsiri dalam simplisia temulawak mengandung siklo isoren,
mirsen, d-kamfer, P-tolil metikarbinol, zat warna kurkumin. Kandungan
kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar antara 1,6% - 2,22% dihitung
berdasarkan berat kering.

6
1.6 Review Jurnal 1
REVIEW JURNAL
PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK RIMPANG
TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
PICO
P (Population/Problem) I (Intervention) C (Comparation) O (Outcomes)
Temulawak merupakan salah Penelitian ini bertujuan untuk Berdasarkan hasil pengujian Berdasarkan hasil penelitian,
satu tanaman yang berkhasiat membuat suatu sediaan salep diketahui pH sediaan 5, pH ekstrak rimpang temulawak
untuk mengobati jerawat. Salah anti jerawat dari ekstrak rimpang tersebut memenuhi persyaratan dapat dibuat menjadi sediaan
satu faktor pemicu timbulnya temulawak yang memenuhi pH sediaan topikal yaitu antara salep yang memenuhi
jerawat adalah produksi minyak syarat pengujian sediaan salep. 4,5 – 6,5. Kulit yang normal persyaratan pengujian sediaan
yang berlebih pada kulit wajah. Penelitian ini adalah penelitian memiliki pH antara 4,5 - 6,5 salep.
Oleh karena itu dibutuhkan deskriptif yang dilakukan di sehingga sediaan topikal harus
sediaan yang tidak mengandung laboratorium. Sampel yang memiliki pH yang sama dengan
bahan dasar yang berlemak yang digunakan dalam penelitian ini pH normal kulit tersebut.
bisa memicu produksi minyak adalah rimpang temulawak. Kesesuaian pH kulit dengan pH
berlebih pada wajah Rimpang temulawak dibuat sediaan topikal mempengaruhi
menjadi ekstrak kental penerimaan kulit terhadap
menggunakan metode maserasi. sediaan. Sediaan topikal yang

7
Hasil ekstrak kental yang ideal adalah tidak mengiritasi
diperoleh dibuat menjadi salep, kulit. Kemungkinan iritasi kulit
dengan basis salep larut air yang akan sangat besar apabila
terdiri dari 40% PEG 4000 dan sediaan terlalu asam atau terlalu
60% PEG 400 serta nipagin basa.
sebagai pengawet. Salep Hasil uji daya sebar,
kemudian melewati beberapa uji menunjukkan diameter
diantaranya uji organoleptik, uji penyebaran salep setelah ditutupi
homogenitas, uji pH, uji daya dengan kaca adalah 5,3 cm.
sebar, uji kemampuan proteksi, Setelah diberi beban 300 gram
uji daya serap, uji daya lekat dan diameter tetap 5,3 cm.
uji ukuran partikel. Persyaratan daya sebar untuk
sediaan topical yaitu sekitar 5-7
cm, maka berdasarkan hasil uji
daya sebar pada sediaan dapat
dikatakan bahwa sediaan sudah
memenuhi syarat daya sebar
yang baik.

8
1.7 Review Jurnal 2

REVIEW JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN Curcuma xanthoriza Roxb TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN SEL HEPAR

PICO
P (Population/Problem) I (Intervention) C (Comparation) O (Outcomes)
Hepatitis kronis merupakan Metode yang digunakan dengan Dari penelitian sebelumnya Sifat antioksidan kurkumin
salah satu masalah besar yang mengumpulkan data sekunder dikatakan bahwa kombinasi dalam temulawak dapat
dihadapi dunia termasuk di yang sudah tertera pada sitasi kurkumin dengan lamivudine mencegah kerusakan sel hepar.
Indonesia. Hepatitis kronis dapat dan daftar pustaka. akan menekan aktivitas virus
berkembang menjadi progresif hepatitis B lebih efektif
yang menjadi awal terjadinya dibandingkan hanya diberikan
sirosis hati dan akhirnya kanker lamivudine saja (Yunarto, 2013).
hati pada 20-30 % kasus. Dari pembuktian klinis
Hepatitis secara patofisiologi didapatkan pula bahwa
akan menyebabkan kerusakan penggunaan kurkumin dosis
sel pada hati. Hepatoprotektor tinggi (1000-2000 mg/hari) tidak
adalah suatu senyawa obat yang menyebabkan efek yang

9
dapat memberikan perlindungan berbahaya bagi tubuh. Maka dari
pada hati dari kerusakan yang itu kurkumin yang terkandung
ditimbulkan oleh racun, obat, dalam temulawak akan
dan lain-lain. Temulawak diteliti berpotensi tinggi menjadi
dapat berperan sebagai alternative pengobatan
hepatoprotektor. Temulawak khususnya penyakit hati dimasa
adalah salah satu tanaman herbal yang akan datang (Candra, 2013)
yang dapat dijadikan alternatif
pengobatan karena komponen
didalamnya seperti curcumin
(diferuloylmethane),
demetoxycurcumin,
bisdemetoxycurcumin serta
banyak zat aktif lainnya.

10
1.8 Review Jurnal 3
REVIEW JURNAL
MADU TEMULAWAK MENINGKATKAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER
PICO
P (Population/Problem) I (Intervention) C (Comparation) O (Outcomes)
Populasi yang digunakan adalah Kriteria inklusi dalam penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian pada saat pre-test
anak usia toddler di desa Kramat yaitu anak yang mengalami bahwa kelompok perlakuan rerata berat badan kelompok

kecamatan Nganjuk. Jumlah malnutrisi sedang dengan kriteria korelasinya sangat kuat perlakuan 9900 gram. Pada post-
berat badan sesuai tinggi badan dibandingkan kelompok kontrol, test seluruh berat badan responden
populasi anak usia toddler pada
menurut standarisasi NCHS, keadaan ini menunjukkan bahwa naik dengan rerata berat badan
akhir bulan Mei di desa Kramat
dirawat/ diasuh oleh orang tua, masukan nutrisi pada kelompok 10220 gram. Dari data berat pre dan
kecamatan Nganjuk adalah 25
tidak mendapatkam makanan perlakuan lebih baik daripada post test pada kelompok perlakuan,
dan yang mengalami kurang gizi
tambahan dari puskesmas, kelompok kontrol. Hasil tersebut kenaikan rerata berat badan yaitu
sebesar 18. merupakan cakupan desa Kramat diperkuat dengan hasil uji statistik 320 gram. Pada kelompok kontrol
kecamatan Nganjuk, keluarga independent t-test yang pada pre-test rerata berat badan
toddler mempunyai penghasilan menunjukkan bahwa ada perbedaan 9380 gram dan pada post- test
yang cukup (>Rp500.000,00/bulan). rata-rata berat badan antara yang beberapa responden mengalami
Teknik pengambilan sampel pada diberi madu temulawak dan yang kenaikan berat badan dengan rerata
penelitian ini dengan menggunakan tidak diberi madu temulawak. 9420 gram. Rerata kenaikan berat
purposive sampling yaitu suatu badan dari pra dan pasca yaitu 40

11
teknik penetapan sampel di antara gram.
populasi yang sesuai dengan yang Dari hasil uji statistik independent
dikehendaki, besar sampel yang t-test pada post test didapatkan nilai
digunakan adalah 10 anak Sampel probabilitas 0,006 berarti ada
yang didapatkan tersebut kemudian perbedaan yang signifikan berat
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu badan anak antara yang diberi madu
kelompok perlakuan dan kelompok temulawak dengan anak yang tidak
kontrol. Penelitian ini dilaksanakan mendapat madu temulawak.
pada bulan Juni 2009

12
1.9 Review Jurnal 4
REVIEW JURNAL
Pengetahuan Tentang Manfaat Kesehatan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza.) Serta Uji Klinis Pengaruhnya pada Sistem Imun
Humoral pada Dewasa
PICO
P (Population/Problem) I (Intervention) C (Comparation) O (Outcomes)
Penelitian ini bertujuan Penelitian ini terdiri atas dua Hasilnya menunjukkan bahwa Pengetahuan mengenai manfaat
menganalisis pengetahuan kegiatan, yaitu survei manfaat kesehatan temulawak temulawak untuk meningkatkan
masyarakat mengenai manfaat pengetahuan tentang manfaat yang paling banyak diketahui nafsu makan dan menjaga
kesehatan minuman temulawak, kesehatan temulawak pada adalah untuk meningkatkan ketahanan tubuh merupakan
serta menganalisis pengaruh orang dewasa dan uji klinis nafsu makan dan menjaga manfaat temulawak yang paling
konsumsi minuman ekstrak pemberian minuman instan stamina tubuh. Dari uji klinis dikenal, sedangkan yang paling
temulawak pada fungsi sistem temulawak terhadap fungsi diketahui bahwa pemberian sedikit diketahui masyarakat
imun humoral yang dinilai imun yang diukur dari populasi minuman ekstrak temulawak adalah manfaat temulawak untuk
dengan populasi limfosit B pada limfosit total serta limfosit B. menurunkan secara nyata mengobati penyakit ginjal dan
dewasa obes. Populasi limfosit Kegiatan dalam penelitian ini populasi limfosit B, yang mengobati gatal-gatal atau
total dan limfosit B dianalisis merupakan bagian dari kegiatan mengindikasikan penurunan eksem. Uji klinis 400 mg
sebelum dan setelah intervensi. penelitian hibah KKP3T Deptan fungsi imun humora ekstrak temulawak dalam bentuk
RI yang mempelajari pengaruh minuman instan temulawak

13
konsumsi minuman ekstrak selama 14 hari tidak secara nyata
temulawak berbahan aktif memengaruhi jumlah limfosit
xantorrizol (0,05%) untuk total, tetapi secara nyata
meningkat-kan populasi menurunkan jumlah limfosit B.
limfosit T pada dewasa obes.

14
1.10 Review Jurnal 5
REVIEW JURNAL
EFEKTIFITAS INFUSUM TEMULAWAK TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN
ANAK PRA SEKOLAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL DUSUN SEMLAWANG
SURABAYAN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
PICO
P (Population/Problem) I (Intervention) C (Comparation) O (Outcomes)
Berat badan anak masih Desain penelitian yang Sebagian besar anak yang Melihat hasil penelitian terbukti
merupakan keluhan utama orang digunakan adalah pra- mengalami kenaikan berat badan bahwa pemberian temulawak
tua terhadap anaknya. Indonesia eksperimen atau one group baik sebelum maupun sesudah dapat meningkatan berat badan.
kaya akan bermacam-macam prapost test design, dalam pemberian temulawak, setelah Oleh karena itu temulawak dapat
spesies tanaman tradisional. rencana ini, tidak ada kelompok pemberian temulawak selama digunakan sebagai penambah
Salah satu obat tradisional yang pembanding (control), 1minggu dengan dosis nafsu makan dalam
digunakan adalah temulawak. memungkinkan peneliti dapat pemberian ¼ gelas 200cc dengan meningkatkan berat
Tujuan penelitian ini adalah menguji perubahan-perubahan frekuensi pemberian 1x. Anak badan.
untuk mencari tahu apakah da yang terjadi setelah dilakukan akan mengalami kenaikan nafsu
pengaruh pemberian temulawak eksperimen. Instrument makan, sehingga porsi makan
terhadap nafsu makan. penelitian menggunakan SOP pada anak meningakat dan
Populasi ini adalah seluruh anak dan lembar obsevasi. kenaikan nafsu makan yang

15
pra sekolah di TK Aisyiyah Pengumpulan dan pengolahan berkepanjangan akan
Bustanul Athfal Dusun data dengan uji paired sampel mempengaruhi kenaikan berat
Semlawang Surabayan ttest (α=0,05). badan pada anak, kenaikan
Kecamatan Sukodadi Kabupaten tersebut mencapai rata-rata 200-
Lamongan, dengan sampel 300 gram.
sebanyak 33 anak yang dipilih
secara simple random sampling.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Morfologi Temulawak. https://www.eprints.umm.ac.id diakses pada


tanggal 10 Mei jam 18.08 WIB
Amaliah Amirul. (2017). Efektifitas Infusum Temulawak Terhadap Peningkatan
Berat Badan Anak Pra Sekolah Di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal Dusun
Semlawang Surabayan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan. Vol. 09,
No. 01, April 2017
Dewi, Mira, dkk.(2015). Pengetahuan Tentang Manfaat Kesehatan Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza.) Serta Uji Klinis Pengaruhnya pada Sistem Imun
Humoral pada Dewasa Obes.ISSN 0853 – 4217 JIPI, Vol. 17 (3): 166 171
F, R. (2010). Madu Temulawak Meningkatkan Berat Badan Anak Usia Toddler. Ners,
vol 5, 49–54.
Safwandhi. 2013. Cara Pengolahan Simplisia Temulawak. http://pustaka-
pertanian.blogspot.com/2013/08/cara-pengolahan-simplisia
temulawak.html?m=1 diakses pada tanggal 10 Mei 2020 jam 20.00 WIB

Santi Riska. 2014. Pengolahan Bubuk Temulawak.


https://www.scribd.com/doc/245187549/Pengolahan-Bubuk-Temulawak
diakses pada tangal 11 Mei jam 08.20 WIB
Syafitri. (2019). Pengaruh Pemberian Curcuma Xanthoriza Roxb Terhadap
Perbaikan Kerusakan Sel Hepar. Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 6.
ulaen, S. P., & Banne, Y. (2016). Pembuatan Salep Anti Jerawat Dari Ekstrak
Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Farmasi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Manado.

17
LAMPIRAN
Jurnal 1

18
19
20
21
22
Jurnal 2

23
24
25
26
27
28
Jurnal 3

29
30
31
32
33
34
Jurnal 4

35
36
37
38
39
40
Jurnal 5

41
42
43
44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai