Anda di halaman 1dari 57

TUGAS MAKALAH

FARMAKOLOGI BAHAN ALAM


KODE MK FA5142

LALAPAN NUSANTARA

DISUSUN OLEH :
Arini Aprilliani 20716001
Riskianto 20716

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya, dengan judul Lalapan Nusantara. Makalah ini berisikan tentang berbagai macam
tanaman yang digunakan sebagai lalapan oleh masyarakat Indonesia serta pengkajian
tentang efek farmakologi dari tanaman tersebut. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Farmakologi Bahan Alam. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Lalapan Nusantara yang memiliki efek
farmakologis.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bandung, 29 Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
Daun Ciplukan .................................................................................................... 1
Selada ............................................................................................................. 6
Selada Air ........................................................................................................... 10
Labu Siam ........................................................................................................... 14
Wortel .............................................................................................................. 19
Patikan Cina........................................................................................................ 22
Daun Beluntas .................................................................................................... 29
Daun Sirih ........................................................................................................... 35
Kenikir .............................................................................................................. 41
Andewi .............................................................................................................. 45
Suplir .............................................................................................................. 49

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tumbuhan Ciplukan .......................................................................... 5


Gambar 2. Tumbuhan Selada .............................................................................. 8
Gambar 3. Tumbuhan Selada Air ....................................................................... 13
Gambar 4. Tumbuhan Labu Siam ..................................................................... 17
Gambar 5. Tumbuhan Wortel ............................................................................ 22
Gambar 6. Patikan Cina ...................................................................................... 27
Gambar 7. Daun Beluntas................................................................................... 33
Gambar 8. Daun Sirih ......................................................................................... 39
Gambar 9. Kenikir .............................................................................................. 44
Gambar 10. Andewi ............................................................................................ 47
Gambar 11. Suplir .............................................................................................. 57

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Farmakologi dan Toksikologi Ciplukan ............................................... 3


Tabel 2. Farmakologi dan Toksikologi Selada .................................................... 7
Tabel 3. Farmakologi dan Toksikologi Selada Air............................................. 11
Tabel 4. Farmakologi dan Toksikologi Labu Siam ............................................ 14
Tabel 5. Farmakologi dan Toksikologi Wortel .................................................. 21
Tabel 6. Farmakologi dan Toksikologi Patikan Cina ......................................... 25
Tabel 7. Farmakologi dan Toksikologi Daun Beluntas ...................................... 31
Tabel 8. Farmakologi dan Toksikologi Daun Sirih ............................................ 38
Tabel 9. Farmakologi dan Toksikologi Kenikir ................................................. 42
Tabel 10. Farmakologi dan Toksikologi Andewi ............................................... 46
Tabel 11. Farmakologi dan Toksikologi Suplir .................................................. 57

v
DAUN CIPLUKAN

A. Laporan Empiris
Secara tradisional daun ciplukan berkhasiat sebagai obat bengkak, peluru air seni, dan
memperbaiki pencernaan pada anak-anak (Suharmiati dan Handayani, 2005). Dalam
farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain tanaman ini berkhasiat sebagai
antipiretik, antidiare dan mendorong keluar angin, obat perangsang (stimulansia),
ekspektoran dan pewangi (Suryo, 2010).

B. Ramuan Tradisional
1. Ayan
Cuci bersih 8-10 butir buah ciplukan lalu makan secara rutin.
2. Bisul
Cuci bersih 10 helai daun ciplukan lalu giling sampai halus. Turapkan halusan
daun di bagian bisul dan sekelilingnya lalu balut dengan kain. Ganti obat dan
balutannya 2 kali sehari.
3. Borok
Cuci bersih 20 helai daun ciplukan, giling halus bersama 2 sendok makan air
kapur sirih. Tempelkan hasil gilingan pada borok atau luka. Lakukan secara rutin
sampai sembuh.
4. Influenza, sakit tenggorokan, gondongan, pembengkakan prostat, batuk rejan dan
pembengkakan buah pelir (orchitis)
Cuci bersih 9-15 gram seluruh bagian tumbuhan ciplukan. Rebus dengan 4 gelas
air sampai tersisa 2 gelas, lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
5. Kencing manis
Cuci bersih 9-15 gram seluruh bagian tumbuhan ciplukan. Rebus dengan 3 gelas
air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum sekaligus 1 gelas
sehari.
6. Sakit paru-paru
Cuci bersih 9-15 gram seluruh bagian ciplukan. Rebus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1,5 gelas. Setelah dingin, saring, lalu bagi menjadi 3 bagian yang sama
banyak. Minum airnya 3 kali sehari, masing-masing 1 bagian.

1
7. Kanker
10 gram daun sambiloto kering, 10 gram rimpang temu lawak, 10 gram kunyit, 10
gram rimpang temu putih, 10 gram rimpang temu mangga, 10 gram ciplukan
kering, dan 10 gram meniran. Cuci bersih rimpang temu lawak, kunyit, temu
putih, temu mangga parut hingga halus. Campur hasil parutan dengan ciplukan,
sambiloto dan meniran. Rebus dalam 2 gelas air sampai hanya tersisa kira-kira 1,5
gelas. Angkat kemudian saring
(Hariana, 2013; Mangan 2009).

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi tanaman ciplukan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Marga : Physalis
Jenis : Physalis angulata LINN
Sinonim : Halicacabus indicus Rumphius (Pitojo, 2002).

2. Nama Daerah
Daun boba (Ambon); Daun kopo-kopo (Makassar); Leletoken (Minahasa);
Lapunonat (Tinimbar); Daun boba (Sumatra); Cecendet (Sunda); Angket (Bali)
(Pitojo, 2002).

3. Karakteristik Tanaman Ciplukan


Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) adalah tumbuhan herba annual
(tahunan) dengan tinggi 0,1-1 m. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan
menggarpu, bersegi tajam, berusuk, berongga, bagian yang hijau berambut pendek
atau boleh dikatakan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah
tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang
lanset dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulat-
meruncing), bertepi rata atau bergelombang-bergigi, 5-15 x 2,5-10,5 cm. Bunga
tunggal, di ujung atau ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan

2
ujung yang mengangguk, langsing, lembayung, 8-23 mm, kemudian tumbuh
sampai 3 cm. Kelopak berbentuk genta, 5 cuping runcing, berbagi, hijau dengan
rusuk yang lembayung. Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm,
kuning terang dengan noda-noda coklat atau kuning coklat, di bawah tiap noda
terdapat kelompokan rambut-rambut pendek yang berbentuk V. Tangkai benang
sarinya kuning pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul,
kepala putik berbentuk tombol, bakal buah 2 daun buah, banyak bakal biji. Buah
ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai 14 mm, hijau sampai kuning jika
masak, berurat lembayung, memiliki kelopak buah (Pitojo, 2002).

D. Fitokimia
Daun dan batang ciplukan mengandung saponin dan flavonoid. Daunnya juga
mengandung polifenol (Suharmiati dan Handayani, 2005). Kandungan kimia yang
terkandung dalam ciplukan diantaranya chlorogenik acid, asam sitrun, fisalin, asam
malat, alkaloid, tannin, saponin, flavonoid, polifenol, kriptoxantin, gula, vitamin C,
elaidic acid (Hariana, 2013; Mangan, 2009)

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas Farmakologi Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Efek Antidiabetes Ekstrak air, Ekstrak air dan fraksi air Alakloid,
Herba Ciplukan fraksinasi air memiliki efek flavonoid,
(Physalis angulata dan fraksi antidiabets Saponin,
LINN.) Pada Mencit etil asetat Polifenol,
Diabetes Dengan steroid
Induksi Aloksan triterpenoid,
(Sutjiatmo et al., monoterpenoid
2011) dan
sesquiterpenoid
Uji Sitotoksisitas Ekstrak ekstrak ethanol 70% Alkaloid,
Ekstrak Ethanol 70 % etanol 70% herba ceplukan (Physalis saponin,
Herba Ceplukan angulata L.) mempunyai flavonoid dan
(Physalis Angulata aktivitas sitotoksik yang terpenoid.
Linn.) Terhadap Sel lebih rendah daripada

3
WiDr Secara In Vitro doxorubicin sehingga
(Djajanegara, 2008) kurang berpotensi
sebagai obat anti kanker.
Efektivitas Ekstrak Ekstrak ekstrak daun Ceplukan Flavonoid,
Daun Ceplukan etanol 96% terbukti memiliki efek alkaloid
sebagai Antimikroba antimikroba yang dapat polifenol
terhadap Methicillin- menghambat
Resistant pertumbuhan dan
Staphylococcus aureus membunuh bakteri
In Vitro (Fitrianti, MRSA.
2011)
Efek Teratogenik Ekstrak Ekstrak ciplukan -
Ekstrak Ciplukan methanol memiliki efek teratogenik
(Physalis Minima terhadap fetus rnencit
Linn.) Terhadap Fetus berupa penurunan berat
Mencit (Mus badan fetus, penurunan
Musculus) Galur Sub panjang fetus, dan
Swiss Webster keterlambatan osifikasi
(Purnomo et al., 2016) pada tulang
supraoksipital, badan
vertebra servikalis,
lengkung vertebra
salrokaudalis, tulang
sternum, dan falang
intermediet anggota
gerak belakang. Dosis
minimum yang dapat
rnenyebabkan
efek teratogenik yaitu
dosis P1 (l,4mg/0,l
ml Tween 20/10g BB).
F. Gambar Tanaman.

4
Daftar Pustaka:

- Pitojo, S. Ceplukan Herba Berkhasiat Obat. 2002. Yogyakarta: Kanisius


- Suharmiati., Handayani, L., 2005. Ramuan Tradisional untuk Keadaan Darurat di
Rumah. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
- Mangan, Yellia. 2009. Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker Terapi
Herbal, Terapi Diet, Trapi Jus. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.
- Suryo. (2010). Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernafasan. Yogyakarta:
Ariesta.
- Hariana, A. 2013. 269 Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya
- Sutjiatmo., Sukandar, E.Y., Ratnawati, Y., Kusmaningati, S., Wulandari, A.,
Narvikasari. S., 2011. Efek Antidiabetes Herba Ciplukan (Physalis angulata L.)
Pada Mencit Diabetes Dengan Induksi Aloksan.
- Djajanegara, I., 2008. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Ethanol 70 % Herba Ceplukan
(Physalis angulata Linn.) Terhadap Sel WiDr Secara In Vitro. Jurnal Valensi
Volume 1, No.3.
- Fitrianti, A.R. D., Noorhamdani, A.S .,Karyono, S.S., 2011. Efektivitas Ekstrak
Daun Ceplukan sebagai Antimikroba terhadap Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus In Vitro. jurnal kedokteran brawijaya vol.26 no 4.
- Purnomo, T., Santoso, L.M., Riyanto. 2016. Efek Teratogenik Ekstrak Ciplukan
(Physalis Minima Linn.) Terhadap Fetus Mencit (Xius Musculas) Galur Sub Swiss
Webster. Jurnal Pembelajaran Biologi Vol. 3 No. 1.

5
SELADA

A. Laporan Empiris
Secara empiris tanaman selada digunakan sebagai efek penenang dan juga mempunyai
sifat mendinginkan badan dengan demikian selada berfungsi juga sebagai obat
penyakit dalam. Sebagai sayuran yang berserat selada baik juga dikonsumsi untuk
memperbaiki dan memperlancar pencernaan (Haryanto et al., 2007; Sutrisna et al.,
2015).

B. Ramuan Tradisional
1. Tekanan darah tinggi
Bit separuh, wortel 500 gram, dan selada beberapa lembar. Ketiga bahan dicampur
dan di jus. Diminum sehari sekali pada pagi hari.
2. Pengobatan wasir
Daun selada direbus hingga airnya berkurang. Selanjutnya daun selada dibubuhkan
kebagian yang sakit. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan cara
menjongkokkan penderita ambeien diatas air panas yang beruap bekas merebus
selada.
3. Peluruh seni
Untuk peluruh air seni dipakai ± 25 gram daun segar selada, dicuci, ditumbuk
sampai lumat, ditambah dengan air matang 1/2 gelas kemudian diperas dan
disaring. Hasil saringan diminum dua kali sehari sama banyak pagi dan sore.
(Sugiarto, 2010; Bangun, 2002; herbalis nusantara, 2011)

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Klasifikasi Selada (Lactuca sativa) adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa (Haryanto et al., 2007)

6
2. Nama Daerah
Salada (Sunda), Selat (Jawa) (herbalis nusantara, 2011)

3. Karakteristik Selada
Selada memiliki sistem perakaran tunggang dan berwarna coklat. Daun selada tunggal,
saling berhadapan, lonjong, pangkal maruncing, lepi rata, ujung lumpul, pertulangan
menyirip, panjang 3-7 cm, lebar 3-5 cm, hijau. Tinggi tanaman selada daun berkisar
antara 30-40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20-30 cm. Batang
Lunak, tegak, bulat, hijau pucat. Bunga Majemuk, berkelamin dua, kelopak beniuk
corong, benang sari empat, panjang 0,5 cm, kepala sari melekat pada mahkota, kuning.
Buah berbentuk Buni, bulat telur, hitam keunguan, biji berbentuk pipih dan berwarna
putih (Saparinto, 2013).

D. Fitokimia
Selada merupakan sayuran yang sangat berpotensi sebagai bahan makanan
penyeimbang gizi karena selada mengandung mineral dan vitamin. Selain itu, selada
juga mengandung senyawa metabolit sekunder seperti polifenol, flavonoid, saponin,
alkaloid dan vitamin C (asam askorbat) yang dapat bertindak sebagai antioksidan
alami selada juga merupakan sayuran kaya akan serat, vitamin A, dan zat besi
(Zuhaida et al., 2012; Raisandi et al., 2012; herbalis nusantara, 2011)

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas Farmakologi Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Analgesic and anti- Ekstrak yang 1. Efek analgetik : Triterpenoid,
inflammatory activity dimaserasi ekstrak tidak memiliki saponin, fenol.
of Lactuca sativa dari efek analgetik
seed extract in rats campuran 2. Anti inflamasi: ektrak
(Sayyah et al., 2004) pelarut dengan dosis 2g/kg
methanol- dan 4 g/kg memiliki
petroleum efek antiinflamasi.
ether 3. Toksisitas : tidak ada
kematian yang diamati
hingga dosis 6 g/kg

7
Lettuce and Chicory Ekstrak Ekstrak daun selada Derivat asam
Byproducts as a metanol dan mengandung senyawa kafeat, flavon,
Source of Antioxidant ekstrak air fenol yang tinggi dan flavonol,
Phenolic Extracts terbukti memiliki efek flavonoid.
(Llorach et al., 2004) antioksidan. Pengujian
menggunakan metode
DPPH, ABTS, FRAP.
The Potency Of Ekstrak Ekstrak etanol Lactuca terpenoids,
Lactuca Sativa Linn. etanol 70% Sativa terbukti memiliki glycoside,
And Apium efek sedatif begitu juga tannin,
Graveolens L. From ekstrak etanol Apium flavonoid and
Indonesia As Graveolens terbukti polyphenols
Tranquilizer (Sutrisna memiliki efek
et al., 2015) antidepresan sehingga
keduanya berpotensi
sebagai tranquilizers.

F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:

- Sugiarto, A. 2010. 273 Ramuan Tradisional untuk Mengatasi Aneka Penyakit.


Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
- Haryanto, E., Suhartini, T., Rahayu, E., Sunarjono, H., 2007. Sawi dan Selada.
Jakarta: Penebar Swadaya
- Bangun, A.P., 2002. Terapi Jus & Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
8
- Zuhaida, L., Ambarwati, E., Sulistyaningsih, E., 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Selada
(Lactuca sativa L.) Hidroponik Diperkaya Fe. Vegetalika Vol 1, No. 4.
- Raisandi, M.R., Jose, C., Hendra, R., 2012. Penentuan Fenolik, Vitamin C Dan
Aktivitas Antioksidan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Yang Dirawat Dengan
Ekstrak Tanaman Terfermentasi.
- Asosisasi herbalis nusantara (pusat pelatihan dan pengobatan herbal indonesia).
2011. http://www.herbalisnusantara.com/tanamanobat/3-061.pdf . (diakses pada
tanggal 19 oktober 2017).
- Saparinto, Cahyo. 2013. Grow Your Own Vegetables. Yogyakarta: Lily Publisher.
- Sayyah, M., Hadidi, N., Kamalinejad, M., 2004. Analgesic and anti-inflammatory
activity of Lactuca sativa seed extract in rats. Journal of Ethnopharmacology
92.325–329.
- Llorach, R., S-Barberaä, N.F.A.T., Ferreres, F., 2004. Lettuce and Chicory
Byproducts as a Source of Antioxidant Phenolic Extracts. J. Agric. Food Chem, 52,
5109−5116.
- Sutrisna, E., Azizah, S.T., wuryaningrum, A., Sari, M.P., 2015. The Potency Of
Lactuca Sativa Linn. And Apium Graveolens L. From Indonesia As Tranquilizer.
IJAPR. Vol. 3(4).

9
SELADA AIR

A. Laporan Empiris
Selada air dikenal sebagai bahan obat-obatan sejak ribuan tahun lalu. Bangsa Yunani
dan Romawi kuno percaya bahwa selada air berkhasiat sebagai tonikum bagi otak dan
membuat otak menjadi cerdas. Sementara, para ibu bangsa Persia selalu memasak
selada air untuk anak-anaknya agar mereka tumbuh sehat dan kuat (Ayu 2008). Selada
air juga digunakan untuk mengobati keseleo, sakit gigi, tekanan darah tinggi, dan
rabun senja. Selain itu, daun selada air bisa digunakan sebagai peningkat nafsu makan,
sariawan (Menon dan Satria, 2017).

B. Ramuan Tradisional
1. Perawatan penyakit kulit
Eksim, kudis, komedo, rambut rontok, penyakit kulit kepala, luka, bisul, jerawat
vulgaris, luka, sakit gigi, radang gusi. Bisa dimakan mentah seperti salad, atau
dibuat jus.
2. Mengobati cacing, detoksifikasi, diuretik:
Gunakan selada air segar untuk jus, atau gunakan segenggam selada air, 3 bawang
bombay, 2 lobak untuk 1 liter air, minum air campuran ini sekali sehari di antara
waktu makan.
(Sugiarto, 2010; Bangun, 2002).

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Klasifikasi Selada Air menurut Plantamor (2010) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Nasturtium
Spesies : Nasturtium officinale L.R.Br

10
2. Nama Daerah
Kenci, Jembak, Gejembak, Jrembak (Jawa) (Permatasari, 2011)

3. Karakteristik Tanaman Selada air


Nasturtium officinale (selada air) merupakan salah satu jenis sayuran yang tumbuh
menyebar di Pulau Jawa pada ketinggian 350-2500 m di atas permukaan laut
Tanaman ini berbentuk persegi atau fistular, memiliki banyak cabang, tumbuh
merayap atau naik, dengan panjang 30-250 cm. Ketebalannya tidak lebih dari 0,5
cm (kecuali 1cm spesimen liar). Bagian daun memiliki panjang 0,3-4 cm dan lebar
0,3-3 cm, bentuk suborbicular atau oval. Tepi daunnya kusam atau bundar,
ujungnya agak bergelombang, hijau atau hijau kekuningan, halus (glabrous)
(Menon dan Satria, 2017).

D. Fitokimia
Kandungan Tanaman ini mengandung minyak esensial, senyawa fenil-etil
isothiosianat dan sejumlah nutrisi seperti vitamin C, vitamin K, vitamin A, tiamin,
riboflavin, asam folat, magnesium, kalium dan kalsium. Komponen bioaktif pada
ekstrak daun selada air dan selada air utuh meliputi komponen alkaloid, steroid, fenol,
hidrokuinon, karbohidrat (gula pereduksi) dan asam amino (Wind, 2010; Permatasari,
2011).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas Farmakologi Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Mengkaji Aktivitas Ekstrak Ekstrak etanol dari dua Alakloid,
Antibakteri etanol 96% sayuran yang diuji dalam flavonoid,
Nasturtium officinale penelitian ini (selada air kuinon
dan Ekstrak Etanol dan pohpohan) memiliki Polifenol,
Pilea melastomoides aktivitas antibakteri yang monoterpenoid
terhadap Escherichia kuat dalam menghambat dan
coli (Menon dan Escherichia coli. Hal ini sesquiterpenoid
Satria, 2017) ditunjukkan oleh
diameter zona drag yang
dihasilkan dari dua
ekstrak yang berada

11
dalam kisaran 10-20 mm
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak daun selada air alkaloid,
dan Komponen etanol 70% terbukti mampu steroid, fenol
Bioaktif Pada Selada menghambat hidrokuinon,
Air (Nasturtium pembentukan bilangan karbohidrat
officinale L . R. Br) ( peroksida sehingga dapat dan asam
Salamah et al., 2011) disimpulkan bahwa amino.
ekstrak daun selada air
memiliki aktivitas
antioksidan walaupun
penghambatannya sangat
lemah.
Acute Toxicity Effect Ekstrak Berdasarkan hasil
of The Ethanolic etanol 96% penelitian selada air
Extract of Watercress herbal termasuk dalam
Herb (Nasturtium kriteria "Praktis Tidak -
officinale R. Br.) in Beracun" hal ini
Mice (Ginting et al., dibuktikan tidak adanya
2016) kematian dari pengujian
dosis 50, 500 dan 1000
mg/kgBB. Tapi secara
mikroskopis dosis 4000
mg / kg bb dapat
menyebabkan kerusakan
ke sel hati membentuk
degenerasi hidropik dan
nekrosis hati.

12
F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:

- Menon, S., Satria, A., 2017. Mengkaji Aktivitas Antibakteri Nasturtium officinale dan
Ekstrak Etanol Pilea melastomoides terhadap Escherichia coli. Farmaka Suplemen
Volume 15 no 1.
- Salamah, E., Purwaningsih, S., Permatasari, E., 2011. Aktivitas Antioksidan dan
Komponen Bioaktif Pada Selada Air (Nasturtium officinale L . R. Br). Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 85-91.
- Sugiarto, A., 2010. 273 Ramuan Tradisional untuk Mengatasi Aneka Penyakit.
Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
- Bangun, A.P., 2002. Terapi Jus & Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
- Plantamor. 2010. Watercress [Internet]. [diunduh 2017 oktober 16]. Tersedia pada
: http://www.plantamor.com/index.php?plant=888.
- Permatasari, E., 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif pada Selada Air
(Nasturtium officinale L. R. Br.). Skripsi. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor tahun 2011) hlm. 4.
- Wind, D., 2010. Watercress (Nasturtium officinale).
http://davesgarden.com/guides/articles/view/2814/ . Diakses 16 Oktober 2017.
- Ginting, H., Dalimunthe, A., Reveny, J., 2016. Acute Toxicity Effect of The Ethanolic
Extract of Watercress Herb (Nasturtium officinale R. Br.) in Mice. Indonesian Journal of
Cancer Chemoprevention, 7(1): 9-16.

13
LABU SIAM

A. Laporan Empiris
Labu siam (Sechium edule) dikenal masyarakat sebagai sayuran yang mudah didapat
dan digunakan sebagai bahan masakan. Selain sebagai sayuran, labu siam dapat
menyembuhkan beberapa penyakit sehingga dapat disebut sebagai tanaman obat. Labu
siam mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan darah, mempunyai efek diuretik,
dapat menyembuhkan demam pada anak-anak serta baik digunakan oleh penderita
asam urat dan diabetes mellitus. Data yang didapat dari Meksiko menyatakan bahwa
penggunaan daun labu siam berguna pada kasus kekurangan darah, hal ini juga telah
dilakukan sejak zaman kolonial di Semenanjung Yucatan (Zuhrahwati, 2015).

B. Ramuan Tradisional
1. Hipertensi
Bahan-bahan yang diperlukan, 200 gram Labu siam, 200 gram Mentimun. Kedua
bahan ini dicuci dan dipotong-potong, dimasukkan ke dalam juicer. Lalu,
airnya/sarinya diminum (Zuhrahwati, 2015).

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi tanaman Labu Siam diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Sechium
Jenis : Sechium edule Sw
(Integrated Taxonomic Information System, 2017)

2. Nama Daerah
Labu siem (Melayu); waluh siam (Sunda); Waluh jipang, labu jipang (Jawa
Tengah); manisah (Jawa Timur); Ketimun jepang (manado) (Depkes RI, 2001).

14
3. Karakteristik Tanaman Labu Siam
Habitus labu siam berupa tanaman perdu merambat dan semusim. Setelah berbunga
dan berbuah, tanaman ini akan mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious)
dengan tipe bunga jantan dan bunga hermaprodit. Tanaman ini dapat merambat
hingga mencapai 3-5 meter. Labu siam memiliki batang yang lunak, beralur,
banyak cabang, serta memiliki alat untuk membelit yang berbentuk spiral.
Permukaan batang umumnya kasap atau agak kasar, berwarna hijau, dan
permukaan berbulu. Batang tanaman labu siam berbentuk bulat dan melilit. Labu
siam memiliki daun tunggal yang berbentuk jantung, tepi bertoreh, dengan ujung
yang meruncing, pangkal runcing, permukaan kasar, panjang 4-25 cm dengan lebar
antara 3-20cm. Bunga tanaman labu siam memiliki bunga majemuk yang keluar
dari ketiak daun, dengan kelopak bertajuk lima, mahkota beralur, lima benang sari,
kepala sari jingga, satu putik yang berwarna kuning. Warna biji buah labu siam
yang telah mengering adalah hitam, putih, atau putih kecoklatan. Buahnya
menggantung di tangkai dengan permukaan berlekuk berwarna hijau keputih-
putihan. Buah labu siam berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih
kekuningan. Semakin matang, warna bagian luar buah berubah menjadi hijau pucat
sampai putih. Dalam budidaya tanaman labu siam, jumlah buah harus dibatasi
untuk menghasilkan ukuran buah yang lebih besar. Akar tanaman labu siam
berwarna putih kecoklatan. Akarnya berupa akar serabut, bercabang banyak,
berbentuk bulat sampai agak persegi, dan berbatang lemah. Akar tanaman labu
siam menyebar, tetapi dangkal (Arief, 2009)

D. Fitokimia
Labu siam mengandung komponen protein, lemak, karbohidrat, kalsium, dan mineral
zat besi. Hasil skrining fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis (KLT)
menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule) mengandung
alkaloid, saponin, kardenolin/bufadienol dan flavonoid(Zuhrahwati, 2015; Dire 2005).

15
E. Farmakologi dan Toksikologi.
Aktivitas Senyawa
Ekstrak Hasil
Farmakologi Aktif
Pengaruh Pemberian Infusa Daun Labu Dari hasil dapat Mineral dan
Infusa Daun Labu siam disimpulkan bahwa zat besi
Siam (Sechium infusa daun labu siam
edule) Terhadap dapat meningkatkan
Kadar Hemoglobin kadar hemoglobin
Dan Nilai dan nilai hematokrit
Hematokrit Tikus tikus percobaan.
Putih (Rattus Pemberian infusa
norvegicus) Anemia daun labu siam
(Zuhrahwati, 2015) dengan konsentrasi
25% lebih efektif
dibandingkan dengan
konsentrasi 50%.
Antioxidant Menggunakan 2 Aktivitas antioksidan: Senyawa
activities of Sechium jenis simplisia, fenol dan
1. AA batang dan
edule (Jacq.) Swartz simplisia segar dan flavonoid.
daun segar lebih
extracts (Ordonez et kering dengan
rendah dari pada
al., 2006) meode sbb:
batang dan daun
1. Ekstrak cair:
kering.
etanol 80% daun
2. Aktivitas
dan batang labu
antioksidan
siam), etanol 90%
tertinggi diperoleh
(ekstrak cair biji
ekstrak etanol daun
labu siam)
kering dan ekstrak
2. Tincture: Ekstrak
air daun dan biji.
etanol 96 %
3. Ekstrak cair daun
biji,daun,batang.
etanol 80% lebih
3. Alcoholature:
baik dibandingkan
Ekstrak etanol 96
ekstrak air biji labu
%
siam.

16
biji,daun,batang.
4. Ekstrak air
biji,daun,batang
labu siam

The antihypertensive Ekstrak air buah Semua ekstrak yang -


effects of the dan kulit. diuji menghasilkan
Jamaican Cho-Cho penurunan tekanan
(Sechium edule) ( darah dengan sedikit
Gordon et al., 2000) perubahan pada
interval EKG.

F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:

- Zuhrawati., Asmilia, N., Rizky, A., Zuraidawati., Nazaruddin., Adam, M.,


Muttaqien., 2015. Pengaruh Pemberian Infusa Daun Labu Siam (Sechium edule)
Terhadap Kadar Hemoglobin Dan Nilai Hematokrit Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Anemia. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 9 No. 2.
- Dire, G.F., 2005. Evaluation of the Biological Effects of a Natural Extract of
Chayotte (Sechium edule): A Radiolabeling Analysis. IJNM.
- Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia. 2001. Bakti
Husada. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan
- Arief, P., 2009. Agribisnis Labu Siam. Bandung: Pustaka Grafika.

17
- Gordon, E.A., Guppy, L.J., Nelson, M., 2000. The antihypertensive effects of the
Jamaican Cho-Cho (Sechium edule). West Indian Med J. 49(1):27-31.
- Ordoñeza, A.A.L., Gomez, J.D., Vattuone, M.A., lsla, M.I., Antioxidant activities
of Sechium edule (Jacq.) Swartz extracts. 2006. J.Foodchem. Vol. 97. Issue 3. 452-
458.

18
WORTEL

A. Laporan Empiris
Secara tradisional Wortel digunakan untuk mengobati kejang jantung, eksim, cacing
kremi, mata minus (herbalis nusantara, 2011)

B. Ramuan Tradisional
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren; Cara membuat:
wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air, kemudian dioplos dengan bahan
lainnya sampai merata; Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
- Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih; Cara membuat: wortel diparut
dan dicarnpur dengan kapur sirih sampai merata; Cara menggunakan: ditempelkan
pada bagian yang sakit dan dibalut dengan verban.
- Bahan: 3 umbi wortel; Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air
masak; Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya; Cara membuat:
wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan lainnya; Cara menggunakan:
diperas dan disaring, kemudian diminum menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya; Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil
airnya; Cara menggunakan: diminurn setiap pagi hari secara teratur.
(herbalis nusantara, 2011)

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi Wortel diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Apiales
Suku : Apiaceae
Marga : Daucus

19
Jenis : Daucus carota L.
(Integrated Taxonomic Information System, 2017)

2. Nama Daerah
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol
(Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa)
(herbalis nusantara, 2011)

3. Karakteristik Tanaman Wortel


Umbi wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah fungsi menjadi tempat
penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral
dan air). Umbi wortel merupakan produk utama dari tanaman wortel yang
dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan pangan. Kulit umbi tipis dan berwarna
kuning kemerahan atau jingga kekuningan, karena kandungan karoten yang tinggi.
Daging umbi bertekstur renyah dengan rasa agak manis. Umbi wortel memiliki
ukuran yang bervariasi tergantung varietasnya. Umbi yang berukuran besar dapat
mencapai diameter 6,3 cm, sedangkan umbi yang berukuran kecil berdiameter 3,5
cm. berat umbi yang berukuran besar dapat mencapai 300 g, sedangkan yang
berukuran kecil 100 g. Bentuk umbi juga bervariasi bulat panjang dengan ujung
runcing, bulat panjang dengan ujung tumpul, bulat pendek, atau panjang dengan
ujung antara runcing dan tumpul (Cahyono, 2002).

D. Fitokimia
Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu
sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain adalah kalori
sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hNidrat arang 9,3 gram, kalsium
39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06 miligram, dan
vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram (herbalis nusantara,
2011).

20
E. Farmakologi dan Toksikologi.
Aktivitas Senyawa
Ekstrak Hasil
Farmakologi Aktif
Efek Diuretik Ekstrak Ekstrak etanol 1. Ekstrak etanol 70% -
Etanol 70% Daun 70% daun wortel
Wortel (Daucus mempunyai efek
carota L.) Pada Tikus diuretik pada tikus
Putih Jantan Galur putih jantan galur
Wistar (Permana et Wistar.
al., 2010) 2. Dosis ekstrak etanol
daun wortel yang
dapat menimbulkan
efek diuretik pada
tikus putih jantan
galur Wistar adalah
0,15 g/kg BB, 0,30
g/kg BB dan 0,60
g/kg BB
Gastroprotective Jus wortel Ekstrak jus wortel Karotein dan
Effect of Carrot memiliki efek flavonoid
(Daucus carota L.) perlindungan lambung
Juice in Rat Models ketika digunakan
(Jiin et al., 2014). dengan aspirin dan hal
ini mendukung wortel
sebagai pengobatan
alternatif.
Pengaruh Ekstrak Ekstrak etanol 1. Pemberian ekstrak Betakarotein
Wortel (Daucus Carota 95% wortel dosis 50 mg/kg
Linn.) Terhadap BB, 100 mg/kg BB,
Aterosklerosis Pada 200 mg/kg BB dapat
Burung Puyuh Jantan mencegah terjadinya
(Cortunic-Cortunix aterosklerosis pada
Japonica) (Suharti et burung puyuh yang
al., 2014) diinduksi dengan

21
makanan lemak tinggi
dan propilthiourasil.
2. Dosis yang terbaik
dari dosis 50 mg/kg
BB, 100 mg/kg BB,
200 mg/kg BB adalah
dosis 200 mg/kg BB (
Gambar 5).
3. Pada penggunaan
ekstrak wortel dalam
jangka waktu yang
lama dapat
mempengaruhi ratio
berat organ ginjal dan
ratio berat organ hati
dari burung puyuh
dengan signifikan
(P>0,05 ).

F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:

- Cahyono, B., 2002. Wortel, Teknik Budidaya Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius
- Asosisasi herbalis nusantara (pusat pelatihan dan pengobatan herbal indonesia).
2011. http://www.herbalisnusantara.com/tanamanobat/3-061.pdf . (diakses pada
tanggal 19 oktober 2017).

22
- Permana, A., Sutrisna, E.M., Azizah, S.T., 2010. Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun
Wortel (Daucus carota L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Penelitian Sains
& Teknologi, Vol. 11, No. 1. 1-10.
- Jiin, W.H., Hidayat, E.M., Lukman, K., 2014. Gastroprotective Effect of Carrot
(Daucus carota L.) Juice in Rat Models. Althea Medical Journal. 1(1).
- Suhatri., Amir, H., Rizal, Z., 2014. Pengaruh Ekstrak Wortel (Daucus Carota Linn.)
Terhadap Aterosklerosis Pada Burung Puyuh Jantan (Cortunic-Cortunix Japonica). Jurnal
Farmasi Higea, Vol. 6, No. 2.

23
DAUN PATIKAN CINA

A. Laporan Empiris
Berkhasiat sebagai obat disentri basiler, typhus abdominalis, herpes zoster, enteritis,
diare, wasir berdarah, eksim, dan dermatitis. (Argomedia. 2008), Abses payudara
(Arief H. 2013).

B. Ramuan Tradisional
1. Abses payudara
Tumbuk halus herba patikan cina segar bersama gula enau secukupnya, lalu
tempelkan hasil rumbuhan pada bagian tubuh yang membengkak. Lakukan
pengobatan tiga kali sehari.
2. Disentri basiler
Cuci bersih 15-30 g tumbuhan patikan cina kering atau 30-60 g tumbuhan segar.
Rebus bahan dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusan dua kali
sehari masing-masing ½ gelas.
3. Enzema, dermatitis dan kulit gatal
Rebus herba patikan cina segar secukupnya, lalu gunakan air rebusan tersebut untuk
mencuci bagian tubuh yang sakit. Lakukan pengobatan dua kali sehari.
4. Herpes zoster
Tumbuk halus 1 genggam herba patikan cina segar dan 1 buah bawang putih, lalu
tambahkan air dingin. Balurkan hasil tumbukan pada bagian tubuh yang sakit.
Lakukan pengobatan tiga kali sehari.
5. Wasir berdarah
Cuci bersih 1/3 genggam patikan cina, 1/3 genggam patikan kebo, 1 jari rimpang
kunyit, dan 3 jari gula enau. Rebus bahan tersebut dengan 3 gelas air sampai tersisa
½ gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum tiga kali sehari masing-
masing ½ gelas.
(Arief H. 2013)

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi tanaman patikan cina diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Embryophyta

24
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia L.
Spesies : Euphorbia thymifolia L
(Integrated Taxonomic Information System, 2017)

2. Nama Daerah
Gelang pasir, krokot cina (jawa); dan jalu-jalu tona (maluku). (Argomedia. 2008)

3. Karakteristik Tanaman
Merupakan terna kecil yang tumbuh merayap atau kadang-kadang setengah tegak.
Batang dan daunnya berwarna agak kemerahan dan jika dipatahkan, akan
mengeluarkan getah. Daun berbentuk bulat telur, bersirip genap, berukuran kecil,
letak berhadapan, dan baunya wangi. Bunga berwarna merah muda. (Argomedia.
2008)

D. Fitokimia
Myricyl alcohol, taraxerol, tirucalol, kamzuiol, hentriacon-tane, dan cosmosiin.
(Argomedia. 2008), catechin and epicatechin (Kainsa, et al. 2016). 12-Deoxyphorbol,
13, 20-diacetate, 12-deoxy-4p-hydroxyphorbol-13-dodecanoate-20-acetate, rugosin B,
corilagin, geraniin, bixanin, 5-desgalloylstachyurin, casuarin, epitaraxerol, n-
hexacosanol, euphorbol, 24-methylene- cycloartenol and quercetin 3- P- galactoside,
glut-5-en 3P-yl acetate, 12-dien-3P-01 and tirucallol were found to be present in the
aerial parts of this plant (Pradhan and Khanigir 1967; Evans and Schmidt 1976;
Kinghom and Evan, 1975; Agarwal and Baslas, 1981).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Senyawa
Aktivitas Farmakologi Ekstrak Hasil
Aktif
Antihelmintic activity Ekstrak Methanolic and aqueous Tannins
of aqueous and Metanol extract exhibited
Methanolic extracts of anthelmintic activity in
euphorbia thymifolia dose-dependent manner

25
Linn (Sandeep, et al. giving shortest time of
2009) paralysis (P) and death
(D) with 100 mg/ml
concentration. The
alcoholic extract of
Euphorbia thymifolia
linn. caused paralysis of
9.66 min. and time of
death of 30.5 min. while
aqueous revealed
paralysis of 8.66 and
33.33 min. Respectively
against the earthworm
Pheretima posthuma.
Antihyperglycemic and Ekstrak The extract caused a -
antinociceptive Metanol significant dose-
activities of methanolic dependent reduction in
extract of Euphorbia serum glucose levels in
thymifolia L. mice, when administered
(Mohammed R, et al. at doses of 50, 100, 200
2012) and 400 mg/kg body
weight as compared to the
control animals C P < O.
05). The highest reduction
of serum glucose C 60. 5
% ) was
observed at a dose of 400
mg/kg. In comparison, a
standard
antihyperglycemic drug
glibenclamide, when
administered at a dose of
10 mg/kg body weight,
lowered serum glucose
levels by 48. 6 % . The
extract also demonstrated
a significant dose-
dependent antinociceptive
activity compared to
control animals CP<O.
05). At a dose of 400
mg/kg body weight, the
number of abdominal
writhings was inhibited
by 40. 9 % as compared
to 49. o % inhibition
obtained with a standard
antinociceptive drug
aspirin, administered at a
dose of 200 mg/kg

26
Anti-inflammatory and Ekstrak The ethanolic extract of Alkaloids,
anti-oxidant activities of etanol Euphorbia thymifolia at a phenols,
ethanolic extract of dose of 200mg/kg body sterols,
Euphorbia thymifolia weight administered orally terpenes and
linn whole plant to rats produced significant flavonoids.
(Nagaraju G, et al. anti inflammatory activity
in all the experimental
2012)
models.

Free radical scavenging


effect against nitric oxide
induced release of free
radicals in a concentration
dependent manner. The
IC50 values of EEET was
found to be 638.36µg/ml (r
= 0.932) and 645µg/ml(r =
0.921), respectively. The
IC
50 value of vitamin E was
142.2µg/ml (r = 0.909).

F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:
- Argomedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT. Argomedia Pustaka:Tangerang.
- Arief H. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya: Jakarta
Timur.
- https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_valu
e=895503#null. Diakses 11 Oktober 2017

27
- Kainsa, et al. 2016. Flavan-3-ol Isomers Isolated from Euphorbia Thymifolia Linn.
Pharmacognosy Communications; Bangalore Vol. 6, Iss. 1.
- Pradhan, B. P. and Khanigir, H. N. (1967). J. Ind. Chem. Soc. 46: 331
- Evans, F. J and R. J. Schmidt (1976). Phytochem. 15: 333.
- Kinghom, A. D. and F. J. Evans. (1975). A biological screen ofselected species
ofthe genus Euphorbia for skin irritant effects. Planta Med. 28 (4): 325-336
- Agarwal, R. and R. K. Baslas (1981). Chemical examination of the aerial parts
Euphorbia thymifolia Ind. J. Phartn. Sci. 43: 181-182.
- Mohammed R, et al. 2012. Antihyperglycemic and antinociceptive activities of
methanolic extract of Euphorbia thymifolia L. Department of Biotechnology and
Genetic Engineering, Faculty of Life Sciences, University of Development
Alternative. Bangladesh.
- Sandeep, et al. 2009. Antihelmintic activity of aqueous and Methanolic extracts of
euphorbia thymifolia Linn. International Journal of PharmTech Research CODEN(
USA): IJPRIF Vol.1, No.3, pp 666-669.
- Nagaraju G, et al. 2012. Anti-inflammatory and anti-oxidant activities of ethanolic
extract of Euphorbia thymifolia linn whole plant. International Journal of Pharmacy
and Pharmaceutical Sciences Vol 4, Suppl 3.
- Sandeep, et al. 2009. Diuretic and laxative activity of ethanolic extract and its
fractions of Euphorbia Thymifolia linn. . International Journal of PharmTech
Research CODEN (USA): IJPRIF Vol.1, No.2, pp 149-152.

28
DAUN BELUNTAS

A. Laporan Empiris
Daun berguna untuk menambah nafsu makan (Stomakik) dan membantu pencernaan.
Kegunaan yang lain adalah untuk mengobati kencing darah (bijinya), gangguan
pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan, menurunkan panas, peluruh
keringat (daunnya), mencret darah, TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous
lymphadenitis), nyeri pada rheumatik, nyeri haid, sakit perut, nyeri pinggang
(lumbago) dan pinggul, menghilangkan bau badan, pegal linu dan obat keputihan.
(Francisca, 2010)

B. Ramuan Tradisional
1. Obat Keputihan
Daun beluntas ditambah kunyit yang dipotong-potong, diberi air 4 gelas kemudian
direbus sampai mendidih, tambahkan gula bila selera dan air rebusan diminum.
2. Nyeri persendiaan, sakit pinggang dan rematik, pegal linu
Ambil 5 gram akar beluntas segar, 7 gram rimpang kencur, 6 gram rimpang temu
lawak segar, 6 gram rimpang kunyit segar. Masukkan kedalam 3 gelas air,
kemudian rebus hingga menjadi 1 gelas. Minum segelas air rebusan, lakukan
sehari sekali.
3. Menghilangkan bau badan
Siapkan 100 gram dau beluntas segar dan 200 ml air. Cuci bersih daun beluntas,
lalu rebus air dan daun beluntas hingga mendidih. Saring air rebusan dan minum 2
kali, setiap kali sebanyak 1 gelas.
4. Menurunkan panas
Siapkan 15 lembar daun beluntas, cuci bersih. Seduh daun beluntas dengan satu
gelas air panas. Buang daun beluntas, lalu minum dalam keadaan hangat dengan
dosis sekali sehari hingga panas turun.
5. Gangguan pencernaan anak
Siapkan 5 lembar daun beluntas segar, di cuci bersih. Masak daun beluntas segar
bersama nasi, lakukan pengobatan ini hingga membaik.
6. Obat nyeri haid dan sakit perut
Siapkan 8 lembar daun beluntas segar, cuci bersih, remas hingga hancur. Siapkan 2
ruas jari kunyit segar, memarkan dan 1 gelas air panas. Seduh semua herba dengan

29
air panas. Tambahkan sedikit asam dan garam, lalu saring minum ramuan dua kali
sehari hingga rasa nyeri hilang. (Prapti. 2013)

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi tanaman Beluntas diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less. (Dalimartha, 1999)

2. Nama Daerah
Beluntas (Sumatera); Beluntas (Sunda); Luntas (Jawa Tengah); Baluntas (Madura);
Lamutasa (Makasar); Lenabou (Timor).

3. Karakteristik Tanaman Beluntas


Beluntas umumnya tumbuhan liar di daerah kering pada tanah yang keras dan
berbatu, atau ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini memerlukan cukup
cahaya matahari atau sedikti naungan, banyak ditemukan di daerah paantai dekat
laut sampai ketinggian 1.00 meter dpl. Tanaman beluntas merupakan tanaman
perdu tegak yang sering bercabang banyak dan memiliki ketinggian 0,5-2 m. Daun
tanaman beluntas berambut, dan berwarna hijau muda. Helaian daun beluntas
berbentuk oval elips atau bulat telur terbalik dengan pangkal daun runcing dan tepi
daunnya bergerigi. Letak daun beluntas berseling dan bertangkai pendek dengan
panjang daun sebesar 2,5-9 cm dan lebar 1-5,5 cm. Bunga tanaman beluntas
merupakan bunga majemuk terminal. Bunga beluntas memiliki tabung kepala sari
berwarna ungu, dan tangkai putik dengan 2 cabang ungu yang menjulang jauh
(Prapti, 2013).

30
D. Fitokimia
Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif Daun Beluntas yaitu: Steroid (Taty, 2010),
alkaloid, flavonoid, tanin, minyak atsiri, natrium, kalium, aluminium, kalsium,
magnesium, dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flavonoid dan tanin
(Dalimartha, 1999). Sterol (Paini, 2010). Proanthocyanidins (Jonathan et al, 2012).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas
Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Farmakologi
Efek antidiare Ekstrak etanol Hanya ekstrak etanol Fenol, tanin,
ekstrak daun dan infusa menunjukkan alkaloid, steroid
beluntas (pluchea menggunakan aktivitas antimikroba. dan minyak atsiri.
indica l.) Terhadap air
Mencit jantan yang
diinduksi bakteri
salmonella
thypimurium.
(Hanny et al., 2015)

Pengaruh Ekstrak Ekstrak etanol Ekstrak etanol daun Alkaloid, tannin


Daun Beluntas 96 % beluntas mampu dan flavonoid.
(Pluchea indica menurunkan jumlah
Less) terhadap sel spermatogonia,
proses spermatosit primer,
spermatogenesis spermatid dan sel
pada mencit (Mus leyding. Dosis yang
musculus L). (Rizal, paling baik adalah
2010) 187,5 mg/kg bb.
Pengaruh ekstraksi Ekstrak Fraksi etil asetat lebih Flavonoid, fenol
dan fraksinasi metanolik, berpotensi sebagai hidrokuinon,
terhadap fraksi (etil Antioksidan yang tanin dan sterol
Kemampuan asetat, n- ditandai dengan Ic 50
menangkap radikal butanol dan = 3,3 yang lebih
bebas dpph (1,1- akuades rendah dari ekstrak
difenil-2- metanolik daun
Pikrilhidrazil) Beluntas, fraksi n-
ekstrak dan fraksi butanol dan fraksi air,
daun beluntas masing-masing sebesar
(Pluchea indica 4,3; 3,6 dan 7,9,
Less). (Paini et al, namun masih Lebih
2010) tinggi dari teh hijau

31
(ic 50 = 1,9)
Crude aqueous Ekstrak air Pluchea indica crude Tannins, saponins
extracts of Pluchea aqueous extracts has a ,flavonoids and
indica (L.) Less. promising proanthocyanidins
Inhibit proliferation antiproliferative and
and migration of anti-migratory effect
cancer cells through on GBM8401
induction of p53- malignant glioma
dependent cell death. cells and HeLa
(Jonathan et al, cervical carcinoma
2012) cells. In addition, it
was found that P.
indica crude aqueous
extracts induced
critical tumor
suppressor molecules,
phosphorylated-p53
and p21, for cell cycle
arrest and apoptosis,
and downregulated an
important survival
signaling molecule,
phosphorylated-AKT.
Inhibisi ekstrak Ekstrak etanol Ekstrak daun beluntas Senyawa
daun beluntas 96 % konsentrasi 25%, 50% flavonoid
pluchea indica (l.) 75%, dan 100%
Less Terhadap berpengaruh terhadap
indeks adhesi perbedaan indeks
streptococcus adhesi S. mutans
mutans Pada terhadap neutrofil.
neutrophil. (Tectona, Sedangkan
2012) konsentrasi ekstrak
perasan daun beluntas
yang paling efektif
untuk menurunkan
indeks adhesi
neutrophil yang
dipapar S. mutans
adalah ekstrak daun
beluntas dengan
konsentrasi 75%.
Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Nilai IC 50 dari ketiga Alkaloid,
Ekstrak n-Heksana, n-heksana, ekstrak daun beluntas flavonoid,

32
Diklorometana, dan diklorometana, berturut turut adalah polifenol, dan
Metanol Daun dan Metanol 18,06 µg/ml, 74,56 terpenoid.
Beluntas (Pluchea µg/ml, dan
indica Less.) 31,21µg/ml.
terhadap Sel Kanker Ketiganya
Leher Rahim memberikan
(HeLa). (Endah, perbedaan yang
2015) signifikan. Ketiga
ekstrak yang diuji
memiliki aktivitas
sitotoksik dan dapat
dikembangkan
sebagai kandidat agen
kemopreventif
kanker.

F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:
- Endah et al,. 2015. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak n-Heksana, Diklorometana, dan
Metanol Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) terhadap Sel Kanker Leher Rahim
(HeLa). Universitas Jember: Jember.
- Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya
:Jakarta.
- Prapti U. 2013. The Miracle of Herbs. PT Argo Media Utama: Jakarta.
- Hanny N, dkk. 2015. Efek Antidiare Ekstrak Daun beluntas (pluchea indica l.)
Terhadap Mencit Jantan yang Diinduksi Bakteri Salmonella Thypimurium .
Universitas Brawijaya: Malang.

33
- Purnomo, M. 2001. Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica Less)
yang Mempunyai Aktivitas Antimikroba.
- Tati S. 2010. Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L).
- Fransiska M. 2010. Etnofarmakologi Dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak
Tunjung Di Kalimantan Timur. LIPI: Jakarta.
- Tectona. 2012. Inhibisi ekstrak daun beluntas pluchea indica (l.) Less Terhadap
indeks adhesi streptococcus mutans Pada neutrophil. Universitas Jember: Jember.
- Rizal. 2010. Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica Less) terhadap
proses spermatogenesis pada mencit (Mus musculus L). UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang: Malang
- Paini et al. 2010. Pengaruh ekstraksi dan fraksinasi terhadap Kemampuan
menangkap radikal bebas dpph (1,1-difenil-2-Pikrilhidrazil) ekstrak dan fraksi
daun beluntas (Pluchea indica Less). Unika Widya Mandala: Surabaya.

34
DAUN SIRIH

A. Laporan Empiris
Obat Batuk, Bau badan, bronchitis, bau mulut, luka bakar, mimisan, bisul, mata gatal
dan merah, koreng dan gatal, gusi berdarah, sariawan, jerawat, keputihan, payudara
bengkak, sakit gigi. (Dalimartha. 2006)

B. Ramuan Tradisional
1. Obat Batuk
Cuci daun sirih segar (10-15 lembar). Masukkan ke dalam panic. Rebus dengan 3
gelas air smpai tersisa ¾-nya. Selama merebus, panic harus tertutup rapat. Setelah
dingin, minum dengan madu 3 kali sehari, masing-masing ¾ gelas.
2. Bau badan
Rebus daun sirih segar (5 lembar) dengan 2 gelas air smpai tersisa 1 gelas. Minum
sekaligus pada pagi atau siang hari.
3. Bau mulut
4. Cuci daun sirih segar (2-4 lembar), lalu remas. Masukkan ke dalam gelas, seduh
dengan air panas, lalu tutup rapat. Pakai untuk berkumur saat hangat. Perhatikan
kebersihan mulut dan gigi, juga kemungkinan gangguan pencernaan dan penyakit
paru-paru.
5. Luka bakar
Cuci daun segar secukupnya, lalu giling halus. Peras dan saring. Tambahkan madu
dengan jumlah yang sama sambil diaduk merataa. Bubuhkan ke tempat luka bakar.
6. Brinkitis, suara parau, batuk
Rebus daun sirih (7lembar), gula batu (sebesar telur puyuh), dengan 2 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring. Minum tiga kali sehari, masing-
masing 1/3 gelas.
7. Mimisan
Cuci daun sirih segar, lalu remas sampai remuk. Gulung daun untuk menyumbat
hidung yang berdarah. Penderita sebagiknya dalam posisi berbaring.
8. Bisul
Cuci daun sirih secukupnya, lalu giling smpai halus. Turapkan pada bisul dan
sekelilingnya, lalu balut. Ganti dua kali sehari.

35
9. Korengan dan gatal
Rebus daun sirih yang cukup tua (20 lembar) dengan lima gelas air sampai
mendidih. Setelah dingin, gunakan untuk membasuh koreng.
10. Gusi berdarah
Cuci daun sirih segar (4 lembar). Rebus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
Setelah dingin, gunakan untuk kumur-kumur.
11. Sariawan
Cuci daun sirih segar (2-3 lembar), lalu bilas dengan air matang. Kunyah sampai
halus dan biarkan sebentar dalam mulut. Airnya ditelan, ampasnya dibuang.
12. Jerawat
Tumbuk daun sirih segar (7-10 lembar) sampai halus. Seduh dengan 2 gelas air
panas. Tutup dan biarkan sampai dingin. Saring dan hasilnya dipakai untuk
membasuh muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
13. Keputihan
Cuci daun sirih (10 lembar), daun sambiloto ukuraan sedang (15 lembar) dan daun
ketepeng cina (7 lembar). Rebus dengan 2,5 liter air sampai mendidih selama 15
menit. Setelah dingin, gunakan untuk mencuci liang kemaluan. Lakukan 3-4 kali
sehari.
14. Sakit gigi
Kunyah daun sirih segar dengan gigi yang sakit akibat berlubang (caries) hingga
rasa sakit menghilang.
15. Payudara bengkak dan nyeri akibat bendungan air susu (ASI)
Cuci daunsirih segar (beberapa lembar), lalu olesi minyak kelapa. Hangatkan di
atas api sampai menjadi layu. Tempelkan di seputar payudara yang bengkak saat
masih hangat. Lakukan 3-4 kali sehari. Cara ini bisa mengurangi keluarnya ASI
yang terlalu banyak.
(Dalimartha. 2006)

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi tanaman Sirih diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta

36
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
(Integrated Taxonomic Information System, 2017)

2. Nama Daerah
Betel (Perancis), Betel, Betelhe, Vitele (Portugal); Sirih (Indonesia), Suruh,
Sedah (Jawa), Seureuh (Sunda); Ju jiang (China).

3. Karakteristik Tanaman Sirih


Sirih merupakan tanaman merambat yang mencapai ketinggian hingga 15
m dan mempunyai batang berwarna coklat kehijauan yang beruas-ruas sebagai
tempat keluarnya akar (Mursito,B, 2002). Tanaman ini panjangnya mampu
mencapai puluhan meter. Bentuk daun seperti jantung, tangkai daun
panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang
daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan daun berwarna hijau dan
licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau kecoklatan dan permukaan
kulit batang kasar serta berkerut-kerut. Daun - daun sirih yang subur
berukuran antara 8 cm -12 cm lebarnya dan 10 cm-15 cm panjangnya.
Tulang daun bagian bawah licin, tebal, berwarna putih. Panjang tulang
daun sekitar 5 cm – 18 cm, lebar 2,5 cm – 10,5 cm. Bunga berbentuk
bulir, berdiri sendiri diujung cabang dan berhadapan dengan daun. Daun
pelindung berbentuk lingkaran, bundar telur terbalik atau lonjong, panjang
kirakira 1 mm. Bulir jantan memiliki panjang tangkai 2,5 cm – 3 cm, benang
sari sangat pendek. Bulir betina memiliki panjang tangkai sekitar 2,5 cm
– 6 cm. Kepala putik berjumlah 3-5 buah. Buah buni, bulat, dengan ujung
gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, mempunyai tebal 1 cm – 1,5 cm.
Biji membentuk lingkaran (Kristio, 2007).

37
D. Fitokimia
Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak atsiri 1-
4,2%, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C yodium,
gula , fenol dan pati (Soemiati et al, 2002). Kavikol, kavibetol, saponin, Flavanoid dan
tannin (Zenda, 2010).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas Farmakologi Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Uji aktivitas Ekstrak Ekstrak daun sirih Kavikol,
antibakteri ekstrak metanol (Piper betle L.) kavibetol,
etanol daun Sirih berpengaruh terhadap saponin,
(piper betle l.) pertumbuhan bakteri Flavanoid
Terhadap Staphylococcus aureus dan tannin
propionibacterium dan Escherichia coli
acne dan yang ditunjukkan
Staphylococcus aureus dengan adanya daerah
multiresisten. (Zenda, jernih (clear zona)
2010) yang terbentuk pada
media uji.
Efektivitas ekstrak Ekstrak Terdapat zona hambat Senyawa
daun sirih hijau (Piper Etanol pada berbagai fenol,eugenol,
betle L.) terhadap konsentrasi ekstrak kavikol dan
pertumbuhan bakteri daun sirih hijau (Piper kavibetol.
Streptococcus betle L.)
pyogenes. (Samrotul,
2014)
Betel leaf extract Ektrak The results showed that Hydroxychavicol
(Piper betle L.) etanol 96% the betel leaf extract (hc) and eugenol
antihyperuricemia significantly (p 0.05). (eu).
effect decreases
oxidative stress by
reducing the level of
MDA and increase
blood SOD levels of
hyperuricemia wistar
rats (Rattus
norvegicus),
(Sumarya, 2016)

Piper betle shows Ekstrak air, Overall, the ethyl Phenolic and
antioxidant activities, methanol, acetate extract showed flavonoid
inhibits MCF-7 cell ethyl acetate the highest ferric
proliferation and dan hexane reducing activity and

38
increases activities of radical scavenging
catalase and activities against
superoxide dismutase. DPPH, superoxide
(Nazirahanie, 2012) anion and nitric oxide
radicals. This extract
also contained the
highest phenolic
content implying the
potential contribution
of phenolics towards
the antioxidant
activities. The ethyl
acetate extract also
showed the highest
inhibitory effect against
the proliferation of
MCF-7 cells (IC50=65
μg/ml). Treatment of
MCF-7 cells with the
plant extract increased
activities of catalase
and superoxide
dismutase.
Ethyl acetate is the
optimal solvent for the
extraction of
compounds with
antioxidant and anti-
proliferative activities.
Antimalarial Activity Ekstrak The leaf extract of Alkaloids,
of Methanolic Leaf metanol Piper betle terpenes,
Extract of Piper betle demonstrated anthraquinones,
L, (Abdulelah H, significant (P < 0.05) flavonoids,
2011) schizonticidal activity tannins, saponins
in all the three models and steroids
of the antimalarial
evaluations. The
methanol extract of
Piper betle leaves is
toxicologically safe by
oral administration.

39
F. Gambar Tanaman.

Daftar Pustaka:
- Nazirahanie. 2012. Piper betle shows antioxidant activities, inhibits MCF-7 cell
proliferation and increases activities of catalase and superoxide dismutase.
- Sumarya, I M, Adiputra, N. 2016. Betel leaf extract (Piper betle L.)
antihyperuricemia effect decreases oxidative stress by reducing the level of MDA
and increase blood SOD levels of hyperuricemia wistar rats (Rattus norvegicus).
- Samrotul, F. 2014. Efektivitas ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.
- Soemiati A, Elya B. 2002. Uji pendahuluan efek kombinasi anti jamur infus
dan sirih (P. betle), kulit buah delima (Punica granatum L.) dan rimpang kunyit
(Curcuma domestica Val.) terhadap jamur Candida albicans. Makara : 149-150
- Zenda. 2010. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Sirih (piper betle l.)
Terhadap propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus multiresisten.
Universitas Airlangga: Surabaya.
- Mursito,B. 2002. .Ramuan Tradisional Untuk Kesehatan Anak. Jakarta: Penebar
Swadaya. Kristio. 2007. Tanaman Obat Indonesia.
http://www.kehati.or.id/prohati/ printer.php? photoid=179. Diakses 10 Oktober
2017
- Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IV. Trubus Agriwidya
:Jakarta.
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_valu
e=895503#null. Diakses 11 Oktober 2017

40
DAUN KENIKIR

A. Laporan Empiris
Kurang nafsu makan, Lemah Jantung, Pengusir serangga, Larutan bunga digunakan
untuk membunuh belatung pada tanaman. (Arief, 2013)

B. Ramuan Tradisional
1. Kurang nafsu makan
Cuci 100 gr daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap mentah
2. Lemah Jantung
Cuci 100 gram daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap mentah atau kukus
daun kenikir segar dan makan sebagai lalap setengah matang. Cara lainnya, rebus
daun kenikir dengan 3 gelas ar sampai tersisa 2 gelas. Minum air hasil rebusannya.
3. Pengusir serangga
Tanam kenikir diantara tumbuhan yang akan dilindungi.
4. Larutan bunga digunakan untuk membunuh belatung pada tanaman.
Caranya, giling bunga (3 g) sampai halus, lalu tambahkan satu liter air. Saring dan
siap digunakan untuk menyemprot tanaman.
(Arief, 2013)

C. Informasi Ilmiah Tanaman


1. Taksonomi tanaman Kenikir diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Cosmos Cav.
Species : Cosmos caudatus Kunth
(Integrated Taxonomic Information System, 2017)
2. Nama Daerah
Tagetes, ades (Sunda), kenikir (Jawa).

41
3. Karakteristik Tanaman kenikir
Tanaman tahi kotok sering ditanam di halaman rumah dan taman-taman sebagai
tanaman hias. Tahi kotok berasal dari Meksiko, menyukai tempat terbuka yang
terkena matahari langsung dan udara lembap.

Herba setahun yang tumbuh tegak ini memiliki tinggi 0,5--1,3 m, bercabang, dan
berbau tidak enak. Daun tunggal, menyirip berbagi sangat dalam sehingga
menyerupai daun majemuk menyirip gasal. Taju anak daun pada kedua sisi 5--9,
bentuknya memanjang hingga lanset menyempit, dengan bintik kelenjar bulat
dekat tepinya, warnanya hijau. Bunga tunggal, berbentuk bongkol, warnanya
kuning atau oranye. Buah keras, bentuk garis, dan berwarna hitam.

Larutan bunga bisa digunakan untuk membunuh belatung pada tanaman. Caranya,
giling bunga (3 g) sampai halus, lalu tambahkan satu liter air. Saring dan siap
digunakan untuk menyemprot tanaman (Dalimartha, S. 2006).

D. Fitokimia
Kuercetin, saponin (Novianto dan Rina, 2013), Flavonoid, polifenol, tanin, alkaloid
dan minyak atsiri (Wariska, 2014).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas Farmakologi Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Uji aktivitas Ekstrak Kenikir (ekstrak etanol, Kuercetin,
hipolipidemik kenikir Etanol 70 %, fraksi air dan fraksi etil saponin
(cosmos caudatus) pada fraksi air dan asetat kenikir) dapat
tikus jantan yang menurunkan kadar
fraksi etil
diinduksi kolesterol total, dan
propiltiourasil, asetat trigliserida pada hewan
(Novianto dan Rina, uji yang diinduksi diet
2013) lipid dan PTU tetapi
tidak berpengaruh
terhadap kadar LDL,
HDL dengan aktivitas
hipolipidemik optimal
pada fraksi etil
asetat kenikir.
Pengaruh Ekstrak Daun Ekstrak Hasil penelitian Flavonoid,
Kenikir (Cosmos etanol 96 % menunjukkan bahwa polifenol,
caudatus) terhadap ekstrak daun kenikir pada saponin, tanin,

42
Pertumbuhan Bakteri semua konsentrasi alkaloid dan
Bacillus cereus secara berpengaruh pada minyak atsiri.
In Vitro (Wariska, pertumbuhan B. cereus
2014) FNCC 0057 dengan
konsentrasi paling
optimal yaitu 90% dan
100% yang masing-
masing menghasilkan
diameter zona hambat
sebesar 11,5 ± 3,5 mm
dan 11,7 ± 2,8 mm. Hasil
penelitian juga
menunjukkan bahwa
semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun
kenikir, maka daya
hambatnya terhadap
pertumbuhan B. cereus
FNCC 0057 juga
semakin tinggi.
Uji Aktivitas Fraksi Etil Dosis Senyawa Flavonoid dan
Hepatoprotektor Fraksi Asetat Tanaman Kenikir kuersetin
Etil Asetat Kenikir Memiliki Aktivitas
(Cosmos caudatus) Hepatoprotektor dengan
Terhadap Tikus Yang dosis 1125 mg/Kg BB.
Diinduksi Paracetamol
(Hepatoprotector
Activity Ethyl Acetate
Fraction Of Kenikir
(Cosmos caudatus) On
Rat Induced By
Paracetamol),
(Novianto, A. 2016)
Pengaruh bubuk daun Bubuk Daun Bubuk daun kenikir Kuersetin
kenikir (cosmos Kenikir dosis
caudatus) Terhadap 700mg/200gBB/hari
kadar malondialdehyde dan
plasma tikus Wistar 1400mg/200gBB/hari
diabetes diinduksi selama 21 hari mampu
streptozotocin (Fredian menurunkan kadar MDA
S, 2015) plasma tikus Wistar
diabetes diinduksi
streptozotocin. Dosis
1400 mg/200gBB/hari
bubuk daun kenikir lebih
efektif menurunkan
kadar MDA plasma.

43
F. Gambar Tanaman

Daftar Pustaka :
- Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IV. Trubus Agriwidya
:Jakarta.
- Arief, H. 2013. 262 Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar Swadaya: Jakarta.
- Novianto dan Rina. 2013. Uji aktivitas hipolipidemik kenikir (cosmos caudatus)
pada tikus jantan yang diinduksi propiltiourasil.
- Wariska D, et al,. 2014. Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus secara In Vitro. Universitas Negeri
Surabaya.
- Novianto, A. 2016. Uji Aktivitas Hepatoprotektor Fraksi Etil Asetat Kenikir
(Cosmos caudatus) Terhadap Tikus Yang Diinduksi Paracetamol (Hepatoprotector
Activity Ethyl Acetate Fraction Of Kenikir (Cosmos caudatus) On Rat Induced By
Paracetamol). IJMS – Indonesian Journal on Medical Science, 3(1).
- Fredian S. 2015. Pengaruh bubuk daun kenikir (cosmos caudatus) Terhadap kadar
malondialdehyde plasma tikus Wistar diabetes diinduksi streptozotocin. Universitas
Diponegoro: Semarang.

44
ANDEWI

A. Laporan Empiris
-
B. Ramuan Tradisional
-
C. Informasi Ilmiah Tanaman
1. Taksonomi tanaman andewi diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Asteranae
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Cichorium L.
Species : Cichorium endivia L.
(Integrated Taxonomic Information System, 2017)

2. Nama Daerah
-
3. Karakteristik Tanaman Andewi
a. Akar
Tanaman Andewi mempunyai perakaran dengan bulu akar yang menyebar
didalam tanah
b. Batang

45
Sebagaian besar Andewi kecuali Andewi batang, batang silindernya pendek dan
tertekan, berbuku-buku yang merupakan tempat kedudukan daun, ketika
berbunga batang ini memanjang menjadi tinggi dan bercabang

c. Daun
Daun Andewi bentuknya bulat panjang mencapai ukurannya 25 cm dan
lebarnya 15 cm atau lebih, sering berjumlah banyak, berposisi duduk ( Sessile),
tersusun berbentuk spiral dalam roset padat. Daun tidak berambut, berkeriput (
Savoy) atau kusut berlipat.
(Rahmat R. 1994)

D. Fitokimia
Vitamin C, potassium, sodium, calcium and magnesium (M. Koudela. 2007). 2-
furanmethanol-(5'→11)-1,3-cyclopentadiene[5,4-c]-1H-cinnoline (Chao-Jie, et al.
2011), (3S)-1,2,3,4-tetrahydro-β-carboline-3-carboxylic acid (Fu-Xin W, et al. 2013).
Cucurbitacins B, D, E, and I for the terpene fractions, and Rutin, Phlorizidin,
Myricetin, Quercetin, Naringenin, Phloretin, Apigenin, and Galangin (Sandra S, et al.
2017).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas
Ekstrak Hasil Senyawa Aktif
Farmakologi
Hepatoprotective Cichorium According to the 2-furanmethanol-
Activity of endivia L. acute oral toxicity (5'→11)-1,3-
Cichorium endivia L. extract test, the LD cyclopentadiene[5,4-
Extract and of CEE was greater c]-1H-cinnoline,
(CEE)
Its Chemical than 5,000 mg/kg, which is a new
Constituents (Chao- which demonstrates cinnoline derivative.
Jie, et al. 2011) that the 2-phenylethyl-ßD-
CEE can be glucopyranoside,
considered kaempferol-3-O-ß-
practically non-toxic. D-glucoside,
kaempferol, and
adenosine.
(3S)-1,2,3,4- Ekstrak (3S)-1,2,3,4- (3S)-1,2,3,4-
Tetrahydro-β- etanol dan tetrahydroβ- tetrahydro-β-
carboline-3- petroleum carboline-3- carboline-3-
carboxylic Acid from carboxylic acid (1), carboxylic acid (1),
ether

46
Cichorium endivia. L an amino acid isolated an amino acid
Induces Apoptosis of from C. endivia. L, isolated
Human Colorectal was found for the first
Cancer HCT-8 Cells, time to show
(Fu-Xin W, et al. cytotoxic activity in
2013) colorectal cancer cell
line HCT-8.
Compound 1 at
concentrations of 0.5–
4 μM induced
apoptosis
of HCT-8 cells in a
dose-dependent
manner.
Sechium edule Methanolic The methanolic Cucurbitacins B,
(Jacq.) Swartz, a extract extract inhibited the D, E, and I for the
New Cultivar with proliferation of HeLa terpene fractions,
Antiproliferative cells (IC 50 1.85 and Rutin,
Potential in a Human ppm) , but the Phlorizidin,
Cervical Cancer lymphocytes were Myricetin,
HeLa Cell Line affected by the Quercetin,
(Sandra S, et al. extract (IC50 30.04 Naringenin,
2017) ppm). Phloretin, Apigenin,
and Galangin

F. Gambar Tanaman

Daftar Pustaka
- Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IV. Trubus Agriwidya
:Jakarta.
- Chao-Jie, et al. 2011. Hepatoprotective Activity of Cichorium endivia L. Extract
and Its Chemical Constituents.

47
- Fu-Xin W, et al. 2013. (3S)-1,2,3,4-Tetrahydro-β-carboline-3-carboxylic Acid from
Cichorium endivia. L Induces Apoptosis of Human Colorectal Cancer HCT-8
Cells.https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search
_value=895503#null. Diakses 14 Oktober 2017.
- Rahmat R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius:Yogyakarta.
- M. Koudela, K. Petříková. 2007. Nutritional composition and yield of endive
cultivars Cichorium endivia L.
- Sandra S, et al. 2017. Sechium edule (Jacq.) Swartz, a New Cultivar with
Antiproliferative Potential in a Human Cervical Cancer HeLa Cell Line.

48
DAUN SUPLIR
A. Laporan Empiris

B. Ramuan Tradisional

C. Informasi Ilmiah
a. Klasifikasi Tanaman Suplir
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Filicopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum sp (Langs.& Fisch)

b. Karakteristik Tanaman Suplir


Habitus : Semak, semusim, tinggi ± 1,3 m.
Batang : Tegak, mudah retak, silindris, permukaan licin,
percabangan tumbuh dari pangkal, hitam.
Daun : Tunggal, di ujung cabang atau batang, lonjong, tepi
berlekuk, ujung runcing, pangkal bertoreh, pada sisi
bawah daun terdapat spora untuk berkembang biak,
panjang 20 – 40 cm, lebar 15 – 25 cm, hijau.
Bunga : Tanaman berspora.
Akar : Serabut, bulat, putih.

Adiantum Sp hidup di tanah, hampir semua paku-pakuan adalah herba atau


agak berkayu. Letak akar tumbuhan paku bermacam-macam, pada Adiantum
Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang pakalnya rimpang, tegak dan
berwarna coklat. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena
umumnya arah tumbuhnya menjalau atau memanjat. Arah batang ke atas
kemudian melengkung ke arah samping. Ketinggian tanaman mencapai 15 – 80
49
cm bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, ukuraya
berdiameter 1 mm, warna coklat dan percabangan monopodial.

Sporangium adalah bentukan tempat pembentukan spora, adapun perbanyakan


generatif dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun bagian
tepi tanaman yang sudah dewasa. sporangium pada Adiantum Sp terletak
dibawah permukaan daun (dipinggir) teratur. Sorus (merupakan kluster-kluster
atau kumpulan sporangium) berada di sisi bawah daun pada bagian tepi
letaknya tersebar atau teratur dimana dalam satu daun terdapat 4-6 sorus. Warna
sporangiumnya yang muda berwarna putih dan yang tua berwarna coklat. Spora
terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indisium. Indisium yaitu
membran penutup yang merupakan perkembangan dari epidermis bawah daun.
Pada daun Adiantum Sp bentuk indisiumnya memanjang.

Tumbuhan paku (paku suplir) bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan


stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang
daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif)
melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium
jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium
betina/arkegonium). Reproduksi tumbuhan paku juga menunjukkan adanya
pergiliran keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporafit
(metagenesis). Pada tumbuhan paku (suplir) generasi sporafit merupakan
generasi yang dominan dalam daur hidupnya.

Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora


dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium.
Sporangium terdapat pada sporofit yang terletak di daun atau batang. Spora
haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat
yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit
yang haploid (n). Arkegonium menghasilkan satu ovum haploid dan anteridium
menghasilkan banyak spermatozoid berflagel yang haploid (n). Spermatozoid
bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid
kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di

50
arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh
menjadi embrio (2n) dan embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).

D. FITOKIMIA
Daun Adiantum cuneatum mengandung saponin, flavonoida, dan tanin serta akarnya
mengandung saponin. Triterpen dalam daun suplir (Ray D dan Suyatno. 2012).

E. Farmakologi dan Toksikologi.


Aktivitas
Ekstrak Hasil Senyawa aktif
Farmakologi
Aktivitas Ekstrak n- Semua ekstrak antrakuin,tanin,flavonoid,
Antimikroba in heksan, etil menunjukkan
alkaloid dan glikosida.
vitro asetat dan aktivitas
(Idris et al., 2016) etanol antimikroba
dengan ekstrak
metanol yang
menunjukkan
potensi paling
kecil dan
ekstrak N-
heksan
menunjukkan
potensi terkuat.

F. Gambar Tanaman.

51
Daftar Pustaka:

- Endah et al,. 2015. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak n-Heksana, Diklorometana, dan


Metanol Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) terhadap Sel Kanker Leher Rahim
(HeLa). Universitas Jember: Jember.
- Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya
:Jakarta.

52

Anda mungkin juga menyukai