Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH


“Produksi Benih Kacang Panjang”

Oleh:
Nama : Enggar Ghalib Soerya
NIM : D1B122027
Kelas :B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya haturkan ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya Saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Produksi Benih Kacang Panjang” Meskipun terdapat banyak
hambatan dalam proses pengerjaannya. Tetapi Saya telah berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu dan teknologi benih. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai bagaimana proses produksi benih kacang Panjang.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata ilmu dan teknologi
benih yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 19 November 2023

Enggar Ghalib Soerya

ii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I. PROFIL KACANG PANJANG................................................... 1
1.1 Sejarah kacang Panjang................................................................ 1
1.2 Iklim ............................................................................................. 1
1.3 Tanah............................................................................................. 2
1.4 Morfologi Tanaman Kacang Panjang........................................... 2
BAB II. SYARAT TUMBUH BENIH KACANG PANJANG .............. 5
2.1 Iklim............................................................................................. 5
2.2 Tanah............................................................................................. 6
BAB III. BUDIDAYA BENIH KACANG PANJANG........................... 8
3.1 Teknik budidaya tanaman kacang panjang .................................. 9

BAB IV. PASCAPANEN DAN SERTIFIKASI BENIH......................... 13


3.1 Pascapanen.................................................................................... 13

4.2 Serifikasi Benih............................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

iii
BAB I. PROFIL TANAMAN KACANG PANJANG

1.1. Sejarah Kacang Panjang

Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer
di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Tanaman kacang panjang
(Vigna sinensis L.) bukan tanaman asli Indonesia. Plasma nutfah tanaman kacang
panjang berasal dari India dan Cina, tetapi ada juga yang menduga berasal dari
kawasan Afrika. Dugaan plasma nutfah kacang panjang berasal dari afrika karena
kacang uci (Vigna umbellata) ditemukan tumbuh liar di daerah Himalaya India,
dan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli tanaman
dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat diduga
berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Tanaman
kacang panjang tumbuh menyebar dikawasan daerah tropis dan banyak pula
diusahakan dibagian Timur termasuk Bangladesh, India, Pakistan, Filipina,
Indonesia, Karibia dan di Afrika. Daerah sebaran kacang panjang cukup luas, oleh
karena itu kacang panjang memiliki banyak jenis lokal yang sesuai dengan daerah
Agroekosistem tempat tumbuhnya (Jati et al., 2018).
Perkembangan selanjutnya tentang pembudidayaan kacang panjang
meluas ke berbagai negara di dunia, perkembangan paling pesat terutama di
negara-negara yang beriklim tropis termasuk di Indonesia. Meskipun, belum
ditemukan keterangan data yang rinci tentang sejarah tanaman kacang panjang
dan kapan masuknya ke wilayah Indonesia. namun pembudidayaannya telah
menyebar luas hampir di seluruh propinsi di Indonesia. Daerah yang menjadi
sentra tanaman kacang panjang masih didominasi oleh pulau Jawa, terutama
propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sentra ., tanaman kacang
panjang di luar _pulau Jawa antara lain _propinsi Sulawesi Selatan, Daerah
Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Lampung dan bengkulu.

1.2. Klasifikasi kingdom dan spesies kacang Panjang

Dilihat dari hubungan kekerabatannya dalam dunia tumbuhan, kacang


panjang dapat disusun klasifikasinya mulai dari divisio (divisi), clas (kelas), ordo

1
(bangsa), familia (suku), genus (marga), serta spesies (jenis). Dari divisi ke
spesies merupakan urutan kelompok dari besar ke kecil. Pada kelompok yang
lebih besar mem- punyai persamaan sifat yang lebih sedikit di antara sesamanya
dibandingkan kelompok yang kecil. Pada klasifikasi yang lebih detail, tingkatan-
tingkatan tersebut masih dibagi lebih lanjut menjadi bagian yang lebih kecil lagi,
yaitu sub-subtingkatan. Susunan klasifikasi kacang panjang secara lengkap adalah
sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas: Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae/Leguminosae
Genus: Vigna
Spesies : Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk Vigna sinensis ssp. sesquipedalis (Eko
H, 2017).

1.3. Morfologi Tanaman Kacang Panjang

1.3.1 Akar
Sistem perakaran tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang serta
akar cabang yang membentuk bintil-bintil. Akar tanaman kacang panjang
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. yang mampu mengikat nitrogen bebas
di udara yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Bintil akar dengan warna
merah cerah, menandakan bahwa bintil tersebut efektif dalam menambat nitrogen,
sedangkan warna merah pucat menandakan bahwa bintil tersebut kurang efektif
dalam menambat nitrogen. Tanaman kacang panjang ini memiliki sistem
perakaran tunggangyang terdiri dari akar cabang dan akar serabut berwarna coklat
muda. Perakarannya mencapai kedalaman ± 60 cm. Akar ini dapat bersimbiosis
dengan bakteri Rhizobium sp. Untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara
sehingga bermanfaaat untuk menyuburkan tanah.

2
1.3.2. Batang
Batang tanaman kacang panjang merupakan bagian tubuh tanaman sebagai
tempat tumbuh daun, bunga, buah dan sebagai jalan pengakutan hasil asimilasi
keseluruh bagian tanaman. Batang tanaman kacang panjang berwarna hijau tua
dan bercabang serta pada bagian percabangan batang mengalami penebalan.
Kacang panjang memiliki batang yang berbentuk bulat dengan garis-garis vertikal
yang ampak jelas, membelit penopang berlawanan arah jarum jam. Batang kacang
panjang tegak, silindris, lunak, berbentuk bulat, berukuran 8 kecil dengan
diameter 0,6-1 cm. Batangnya berwarna hijau atau hijau tua dengan permukaan
licin. Batang tumbuh keatas dan membelit kearah kanan pada tegakan yang
didekatnya.
1.3.4. Daun
Tanaman kacang panjang memiki helai daun dengan bentuk tombak
asimetris, ujung runcing, pangkal runcing, tepi rata dan pada permukaan bagian
atas bertekstur kasar. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daun kacang
panjang berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing, tepi daun rata dan tulang
daun menyirip. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan
permukaan daun bagian bawah barwarna lebih muda. Panjang daun antara 9–15
cm dan lebar daun antara 5–8 cm tergantung Daun kacang panjang berupa daun
majemuk yang bersusun tiga helai. Daun berbntuk lonjong dengan ujung daun
runcing. Tepi daun rata dan memiliki tulang daun menyirip. Kedudukan daun
tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. Panjang daun antara 9-13 cm
dan panjang tangkai daun 0,6 cm. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua
sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna lebih muda. Pigmen hijau
daun mengandung klorofil yang merupakan zat hijau daun yang terdapat pada
semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis.
1.3.5. Bunga
Tanaman kacang panjang memiliki bunga dengan bentuk menyerupai
kupuvngjkupu, dan terletak pada bagian lateral batang serta berwarna kuning.
Panjang tangkai bunganya sekitar 20 cm. Kuntum bunganya memiliki tiga daun
mahkota yakni dua daun mahkota dibagian atas dan bersebelahan, serta satu daun

3
mahkota berada di bagian bawah. Bunga kacang panjang memiliki benang sari
dan putik (Samadi, 2003). Setiap tangkai memiliki3-5 bunga namun hanya 1-4
bunga yang menjadi buah. Bunga dapat menyerbuk sendiri maupun silang dengan
bantuan serangga. Bunganya terdapat di ketiak daun, memiliki tangkai silindris
dengan panjang ± 12 cm, berwarna hijau keputihan, memiliki mahkota berbentuk
kupu- kupu berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai dengan panjang ±
2cm berwarna putih. Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga
sempurna,yakni dalam satu bunga terdapat putik berwarna kuning dan benang sari
berwarna kuning. Bunganya menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan
bantuan serangga dengan kemampuan 5%.
1.3.6. Buah
Tanaman kacang panjang memiliki buah berbentuk gilig dengan panjang
10-80 cm, berwarna hijau saat muda dan kuning pucat saat tua. Polong muda
sifatnya renyah dan mudah patah, sedangkan polong yang sudah tua menjadi liat.
Tiap polong biasanya berisi sekitar 8-20 biji. buah kacang panjAang jika telah tua
kulit buahnya akan berubah warna menjadi kuning dan kecoklatkan dengan
tekstur yang lembek. Buah kacang panjang yang muncul pada tangkai pertama
biasanya lebih kuat, sedangkan buah berikutnya tidak sepanjang dan sebesar buah
yang muncul diawal. Buah kacang panjang berbentuk polong, bulat, dan
ramping,dengan ukuranpanjang sekitar 10-80 cm. Polong muda berwarna hijau
sampai keputihan, sedangkan polong yang sudah tua berwarna kekuningan.
1.3.7. Biji
Biji kacang panjang berbentuk lonjong, berwarna putih atau ungu dan
memiliki panjang ± 1 cm. Biji kacang panjang berbentuk bulat memanjang atau
memipih. Biji tua akan mongering, kulit biji berwarna putih, merah keputih-
putihan, coklat dan hitam. Pada satu polong terdapat 15 biji atau lebih, tergantung
panjang polong, pertumbuhan dan varietasnya. Biji kacang panjang berbentuk
bulat panjang dan agak pipih,tetapi kadangkadang sedikit melengkung. Biji yang
telah tua berwarna beragam, kuning, coklat, kuning kemerahan, putih, hitam,
merah, dan putih bercak merah (merah putih), tergantung pada jenis dan

4
varietasnya. Biji berukuran besar (p x l), 8-9 mm x 5-6 mm. Biji biasanya terdapat
15 biji atau lebih,tergantung panjang polong dan varietas kacang Panjang.

5
BAB II. SYARAT TUMBUH TANAMAN KACANG PANJANG

kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu jenis sayur
kacang-kacangan. Kacang panjang memiliki nilai komersil tinggi dan mempunyai
peran yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan pangan gizi masyarakat,
terutama terhadap kebutuhan protein nabati. Peningkatan produksi kacang-
kacangan masih harus ditingkatkan, karena komoditi ini banyak dikonsumsi oleh
seluruh lapisan masyarakat. Faktor iklim dan tanah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang panjang.

2.1. Iklim

Tanaman kacang panjang dapat beradaptasi dengan baik terhadap suhu


lingkungan sekitar. Suhu ideal untuk menanam kacang panjang yaitu antara 200C
– 300C. Tanaman ini menghendaki lingkungan yang terbuka, lingkungan yang
mendapat sinar matahari penuh. Hal itu dikarenakan tanaman ini termasuk
kedalam kelompok angiopermae, sehingga membutuhkan sinar matahari penuh
untuk berbunga. Iklim yang dikehendaki tanaman ini yaitu iklim kering, dengan
curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun (Endris, 2017).
Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi
kacang panjang. Hujan yang cukup sangat dibutuhkan agar tanaman dapat
berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama periode
tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan, fase berbunga, dan fase
pembentukan polong sangat penting untuk menghasilkan produksi yang tinggi
(Asripah, 2007). Di daerah yang mempunyai suhu dibawah 250 C, menyebabkan
bunga yang terbentuk terbatas dan pembuahan cenderung agak lama. Di daerah
yang mempunyai suhu diatas 350C, menyebabkan banyak bunga yang rusak.
Demikian pula penanaman tanaman kacang panjang di tempat yang terlindung
(ternaungi), menyebabkan pertumbuhan agak lambat, kurus dan buahnya sedikit
(Rukmana, 2014).
` Pertumbuhan yang baik bagi komoditi ini kacang panjang (Vigna sinensis
L.) dapat tumbuh baik dan berproduksi tinggi pada suhu optimal 25 derajat

6
celcius. Namun tanaman tersebut masih toleran dan berproduksi dengan baik pada
suhu udara maksimal sampai 32 derajat celcius dan suhu minimal 18 derajat
celcius. Di luar kisaran suhu di atas tanaman kacang panjang pertumbuhannya
menjadi terhambat dan produksinya rendah (Hermawan et al., 2015). kacang
panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditi sayuran yang tumbuh
pada dataran rendah dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-200 mdpl dengan
suhu rata-rata 20-300C). Jenis ini cocok tumbuh pada jenis tanah latosol atau
lempung berpasir (

2.2. Tanah
Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya tanaman kacang panjang,
tetapi tanah yang paling baik yaitu tanah latosol/lempung berpasir, subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik dan memiliki sistem drainase yang baik
(Endris, 2017). Tanaman kacang panjang dapat beradaptasi pada semua jenis
tanah pertanian. Di Indonesia, daerah persebaran areal penanaman kacang panjang
berdasarkan jenis tanah adalah pada tanah latosol, kemudian berturut-turut diikuti
tanah alluvial, tanah podsol, dan tanah mediteran (Anto dan Astri, 2013). Tingkat
keasaman (pH) untuk menanam kacang panjang yaitu berkisar antara 5,5 – 6,5.
Apabila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) dapat menyebabkan pecahnya nodula-
nodula akar. Tanaman kacang-kacangan peka terhadap tingkas keasaman tanah
yang tinggi. Tanah yang terlalu asam (dibawah pH 5,0) akan menyebabkan
tanaman kerdil yang disebabkan oleh keracunan alumunium yang terlarut dalam
tanah. Untuk menangani hal ini, perlu dilakukan pengolahan tanah terlebih
dahulu, seperti pengapuran dengan tujuan menghentikan gulma, memperbaiki
drainase, dan aerasi tanah (Haryanto, 2013).
Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik menghendaki
sifat fisik tanah yang genbur, kedalaman tanah cukup dalam dan tanah yang
mudah mengikat air. Karena tanah yang gembur akan meningkatkan
perkembangan perakaran, sehingga penyerapan hara berlangsung dengan baik
yang berdampak bagi peningkatan pertumbuhan secara keseluruhan. Tanah yang
gembur memiliki drainase yang baik. Tanah yang subur dan gembur diperlukan

7
oleh tanaman kacang panjang. Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman ini
menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik dan cukup
mengandung air. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah
bertekstur liat berpasir. Kacang-kacangan peka terhadap akalin atau kemasaman
tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan derajad keasaman
(pH) tanah antara 5,5-6,5 (Sulfiani et al., 2021).
Jenis tanah yang cocok adalah regosol, andosol dan latosol yang
merupakan tanah lempung ringan atau liat berpasir dengan tekstur tanah pasir
sampai lempung berdebu. Jenis tanah ini pula memiliki daya ikat dan drainase
yang baik. daerah penyebaran yang menjadi sentra produsen kacang panjang
sebagian besar di Pulau Jawa. Secara umum penanaman kacang panjang yang
dilakukan petani merupakan tanaman monokultur sehingga rata-rata hasil yang
didapatkan dari tanaman ini relatif masih rendah. Keberhasilan usahatani kacang
panjang (Vigna sinensis L.) tidak terlepas dari kegiatan budidaya, yang dimulai
dari pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah, pemeliharaan, pemanenan dan
penanganan pasca panen, dan pemasaran. (Hermawan et al., 2015)
Tanah berpasir merupakan tanah hasil dari proses perombakan batuan,
sedimen yang kemudian melalui proses pengangkutan air dan diendapkan di
tempat yang lebih rendah seperti hilir sungai, daratan, cekungan, danau, pantai
dan sebagainya (Anonim, 2003). Tanah berpasir pada umumnya kurang baik
apabila digunakan untuk budidaya tanaman karena tidak memiliki unsur hara yang
banyak serta daya menyimpan air juga rendah, namun apabila tanah berpasir di
beri bahan penambah seperti pupuk maka akan dapat membantu mensuplai unsur
hara di dalam tanah berpasir serta dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam
menyimpan air lebih banyak (Oktavianti et al., 2017).

8
BAB III. BUDIDAYA TANAMAN KACANG PANJANG

Ketidakberhasilan produksi tanaman seringkali sebagai akibat penggunaan


benih bermutu yang rendah. Oleh karena itu benih merupakan salah satu faktor
utama penentu keberhasilan kegiatan budidaya tanaman. Benih bermutu sendiri
sangat ditentukan oleh kondisi tanaman pada waktu di lapangan, pengolahan,
penyimpanan, dan distribusi benih. Produksi dan pengolahan benih yang baik
akan mempertahankan mutu benih (Dianawati, 2014). Berikut merupakan proses
produksi kacang Panjang.

3.1. Pemilihan Benih


Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk budidaya tanaman yang telah
melalui proses seleksi sehingga dapat tumbuh menjadi tanaman muda (bibit).
Bibit kemudian tumbuh dewasa dan menghasilkan bunga, melalui penyerbukaan
bunga berkembang menjadi buah atau polong. Menurut Balai Besar Perbenihan
(2013), ciri-ciri pemilihan mutu ekonomi benih yang tinggi, adalah sebagai
berikut:
a. Daya kecambah minimal 80 % Benih yang tumbuh dari benih yang ditanam
minimal 80 persen. Hal tersebut ditetapkan guna menghindari penggunaan
benih yang banyak, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi.
b. Benih murni minimal 95 %, Benih yang ada pada setiap varietas/klon terdapat
pada varietas/klon yang sama. Hal tersebut dilakukan guna menghindari
ketidakseragaman pertumbuhan dan ketahanan terhadap hama/penyakit yang
akhirnya menyebabkan produksi menurun.
c. Benih bersih dari kotoran benih berstandar menghendaki tingkat kebersihan
yang tinggi terhadap benih tanaman lain, gulma, kotoran dari sisa-sisa bagian
tanaman lain, butiran tanah, pasir dan kerikil. Apabila benih bersih ini
diproduksi maka akan menunjukkan sifat-sifat yang sama dari kelompoknya.
d. Bentuk benih bersih, yaitu permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat.
Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada
saat buah belum cukup umur (Fahmi et al.,2022).

9
3.2. Pengelolaan Tanah
Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas
lahan dan perluasan areal pertanaman. Lahan kering merupakan salah satu
sumberdaya alam yang berpotensi untuk meningkatkan produksi pertanian di
Indonesia. Akan tetapi potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Kendala-kendala yang sering ditemui pada lahan kering diantaranya adalah
tingkat kesuburan tanah yang rendah, erosi yang tinggi dan kekeringan di musim
kemarau. Untuk memberdayakan tanah tersebut secara maksimum perlu teknik
budidaya yang cocok dalampemecahan masalah penggunaan lahan kering untuk
tanaman semusim. Olah tanah konservasi merupakan salah satu pendekatan sistem
produksi tanaman yang memperhatikan konservasi lahan. Cara persiapan lahan
yang memenuhi kriteria olah tanah konservasi adalah pengolahan tanah minimum
dan tanpa pengolahan tanah.
Keuntungan penerapan OTK tersebut antara lain dapat (1) meningkatkan
kualitas mulsa in situ, (2) meningkatkan N dan hara tanah, dan (3) memanfaatkan
residu pupuk dari tanaman sebelumnya secara efisien. Olah tanah konservasi
(OTK) merupakan cara penyiapan lahan yang dapat mengurangi kehilangan
Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas lahan
dan perluasan areal pertanaman. Lahan kering merupakan salah satu sumberdaya
alam yang berpotensi untuk meningkatkan produksi pertanian di Indonesia. Akan
tetapi potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala-kendala yang
sering ditemui pada lahan kering diantaranya adalah tingkat kesuburan tanah yang
rendah, erosi yang tinggi dan kekeringan di musim kemarau. Untuk
memberdayakan tanah tersebut secara maksimum perlu teknik budidaya yang
cocok dalampemecahan masalah penggunaan lahan kering untuk tanaman
semusim.
Olah tanah konservasi merupakan salah satu pendekatan sistem produksi
tanaman yang memperhatikan konservasi lahan. Cara persiapan lahan yang
memenuhi kriteria olah tanah konservasi adalah pengolahan tanah minimum dan

10
tanpa pengolahan tanah. Keuntungan penerapan OTK tersebut antara lain dapat
(1) meningkatkan kualitas mulsa in situ, (2) meningkatkan N dan hara tanah, dan
(3) memanfaatkan residu pupuk dari tanaman sebelumnya secara efisien.

3.3. Penanaman

Penaman kacang panjang tidak perlu melalui proses persemaian benih.


Benih kacang panjang dapat langsung ditanam. Penanaman dilakukan dengan
membuat lubang tanam. Kedalaman lubang tanam sekitar 4-5 cm. jarak antar
lubang tanam sekitar 25-30 cm dan antar barisan 60-70 cm. pada tiap lubang
tanaman dimasukan 2 butir benih, lalu ditutup dengan sedikit tanah.

3.4. Pemeliharaan

Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah ditanam. Benih yang
tidak tumbuh segera disulam. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur
2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput. Penyiangan dengan
cara mencabut rumput liar atau membersihkan dengan alat kored atau cangkul.
Pemasangan ajir atau turus dari kayu/bambu yang tingginya 2 meter untuk
menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap 4 buah turus ujungnya diikat menjadi
satu. Bila tanaman terlalu subur dapat dilakukan dengan pemangkasan daun, perlu
dilakukan penyiraman dan pembuatan parit untuk membuang air yang berlebihan

3.5. Pemupukan

Tanaman perlu diberikan pupuk untuk mencukupi kebutuhan unsur hara.


Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik atau anorganik. Pupuk organik
yang dapat diberikan pada tanaman sayur adalah pupuk kandang atau kompos
yang sudah matang. Pupuk organik yang sudah matang tidak membusuk dan
mengurai lagi sehingga tidak menghasilkan panas. Dosis penggunaan pupuk
organik sebesar 1-2 ton/ha. Pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah pupuk
NPK mutiara dengan dosis 100 kg/ha. (Sunarjono, 2013).

3.6. Pengendalian hama dan penyakit

11
Hama dan penyakit adalah salah satu faktor yang mengurangi
produktivitas tanaman kacang panjang. Hama dan penyakit pada tanaman kacang
panjang adalah:
a. Ulat gerayak (Prodenis sp)
Ulat ini menyerang tanaman sehingga menjadi berlubang-lubang. Pada
serangan yang parah menyebabkan daun hanya tersisa tulang saja. Cara
pengendaliannya dengan kultur teknis, rotasi tanar penanaman serempak.
b. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli tryon)
Gejalanya terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan
tanaman akan terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang
terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Tanaman tua yang terserang
lalat kacang akan menjadi layu dan pertumbuhannya terhambat. Sementara
tanaman yang baru tumbuh akan mati. Pengendaliannya dengan cara
pergiliran tanam yang bukan dari familia kacang-kacangan.
c. Ulat penggerek polong (Maruca testulalis)
Ulat ini menyerang polong tanaman sehingga polong berlubang. Kadang-
kadang ditemukan ulat bersarang di dalam polong tanaman. Pengendalian
terhadap hama ini dilakukan dengan cara membersihkan dan memusnahkan
sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama.
d. Ulat bunga (Maruca testualis)
Gejalanya larva menyerang bunga yang sedang membuka hingga memakan
polong. Pengendalian hama ini dengan melakukan rotasi tanaman dan
menjaga kebersihan kebun dari sisa tanaman.
e. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejalanya pertumbuhan tanaman terhambat karena hama menghisap cairan
sel tanaman. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai
vektor virus. Kutu daun dikendalikan dengan cara pergiliran tanaman dengan
tanaman yang bukan dari familia kacang-kacangan.
f. Penyakit antraknose (Collectotricum lindemuthianum)

12
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecambah, semacam
kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendaliannya
dengan melakukan rotasi tanaman.
g. Penyakit mozaik (Coupea Aphit Borne Virus/ CAMV)
Gejalanya pada daun-daun muda terdapat gambaran mozaik yang warnanya
tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendaliannya
dengan benih yang sehat dan bebas virus, penyemprotan vektor kutu daun
dengan insektisida dan tanaman yang terserang dicabut atau dibakar.
h. Penyakit sapu (Virus Cowpea Witches-Broom Virus Cowpea Stunt Virus)
Gejalanya adalah pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku- buku)
batang membentuk sapu. Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendaliannya
adalah menggunnakan benih sehat dan bebas virus,
emprot vektor kutu daun, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
i. Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)
Gejalanya adalah tanaman mendadak layu dan serangan berat menyebabkan
tanaman mati. Pengendalian terhadap penyakit ini adalah dengan rotasi
tanaman, perbaikan drainase dan pemusnahan.

3.7. Panen
Panen adalah pengambilan hasil sawah atau ladang dari tanaman induk.
Kriteria bahwa tanaman kacang panjang sudah siap panen adalah buah polongnya
sudah padat dan memiliki warna hijau lebih segar. Jarak panen adalah sekitar 5
hari. Dalam 1 ha lahan dapat menghasilkan sekitar 5 ton kacang panjang.
(Fachruddin, 2016).

13
BAB IV. PASCAPANEN DAN SERTIFIKASI BENIH

4.1. Pacapanen Kacang Panjang

Penanganan pasca panen tanaman kacang Panjang dapat dilakukan dengan


cara berikut:
a. Pengumpulan
Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan,
lalu dicuci dan ditiriskan. Untuk polong tua setelah dikumpulkan, lalu polong
dikeringkan dengan cara dijemur sampai kadar air 12-14%
b. Penyortiran
Memisahkan polong muda yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran pasar
ekspor, kriteria mutu polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat
ketuaan polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol dan warna
hijau dan segar. Sedangkan untuk polong tua yang sudah kering dipisahkan dari
kulit polong, dan biji dikeringkan sampai 12%-14% kadar airnya (Winarno,
1981).
c. Penyimpanan
Untuk mempertahankan kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum
dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan remukan es lemari
pendingin, sedangkan polong tua disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di
tempat yang kering dan sirkulasi udara baik (Winarno, 1981).
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas
dalam karung goni yang berventilasi/dikemas dalam kantong plastik
polytelyne. Alat angkut yang digunakan dapat dengan cara dipikul,
menggunakan jasa kendaraan/alat transportasi lainnya. Untuk polong tua
dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat. Sebelum dimasukkan ke dalam
wadah sebaiknya dicampur dulu dengan minyak jagung supaya terhindar dari
hama penggerek biji Penanganan dalam pengemasan kacang panjang dalam
bentuk polong tua adalah sebagai berikut:

14
Campurkan biji kacang dengan minyak jagung (10 ce/kg biji). Biji kacang
ditempatkan dalam wadah bersih dan ditutup rapat. Biji kacang disimpan di
ruangan yang kering dan bersihb) Penyortiran
e. Memisahkan polong muda yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran pasar
ekspor, kriteria mutu polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat
ketuaan polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol dan warna
hijau dan segar. Sedangkan untuk polong tua yang sudah kering dipisahkan dari
kulit polong, dan biji dikeringkan sampai 12%-14% kadar airnya.

4.2 Serifikasi Benih


Peredaran benih di pasaran yang terdistribusi pada beberapa toko benih,
berada dalam kemasan yang berlebel maupun yang tidak berlebel. kemasan
berlebel adalah kemasan yang memuat informasi tentang keadaan benih yang
meliputi benih murni bebas dari varietas lain, berukuran penuh dan seragam, daya
kecambah di atas 80% dengan bibit yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma,
bebas hama dan penyakit, yang informasinya dicantumkan pada label di kemasan
benih tersebut, sedangkan benih yang tidak berlebel adalah benih lokal yang tidak
memuat informasi tentang keadaan benih tersebut.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam usaha perbenihan dewasa ini
adalah sertifikasi dan pengawasan peredaran benih belum efektif. Dalam praktek
di beberapa sentra produksi masih banyak beredar benih yanh tidak bersertifikat
dan tidak berlabel atau benih berlabel palsu yang dijual oleh penangkar dan
pedagang benih. Pengujian kualitas benih ini sangat penting karena terujinya
kualitas benih dapat memberikan jaminan kepada petani dan masyarakat untuk
mendapatkan benih dengan kualitas yang baik sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan tentunya dapat menghindari petani dari berbagai kerugian
yang ditimbulkan

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. 2021. Analisa Cost and Revenue Hubungannya dengan Profit Margin
Hasil Pertanian Sayuran Kacang Panjang dan Mantimun pada Usaha
Pertanian Sayuran Mandiri Kelurahan Jembatan Mas Kecamtan Pemayung
Kabupaten Batang Hari. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.
21(1): 421–429
Alfatikha, M., Herwanti, S., Febryano, I.G., dan Yuwono S.B. 2020. Identifikasi
Jenis Tanaman Agroforestri Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Rumah
Tangga di Desa Pulau Pahawang. Journal of Forestry Research. 3(2): 56–
63
Ardiansyah, R., Banuwa, I.S., dan Utomo, M. 2015. Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Residu Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang Terhadap Struktur
Tanah, Bobot Isi, Ruang Pori Total dan Kekerasan Tanah pada Pertanaman
Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Agrotek Tropika. 3(2): 283–289
Asripah. 2018. Budidaya Kacang Panjang. Azka Mulia Media Press. Jakarta
Dianawati, M. 2014. Warna dan Lama Pengusangan Cepat Terhadap Viabilitas
dan Vigor Benih Kacang Panjang Dan Kacang Tunggak. Jurnal Pertanian
Agros. 169(1): 124–132
Eko H. 2017. Budidaya Kacang Panjang. Gramedia. Jakarta
Endris, dan Atma. 2017. Sukses Bertanam Kacang Panjang. Hikam Pustaka.
Jakarta
Fachruddin, L. 2016. Budidaya Kacang-Kacangan. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
Fahmi, S., Sugiono, S., Pirngadi, K., dan Soedomo, P. 2022. Uji Daya Hasil
Galur Pras-1, Varietas New Jaliteng, dan Kultivar Lokal Kacang Panjang
(Vigna sesquipedalis (L) Fruhw.) di Kabupaten Karawang. Jurnal Ilmu-
ilmu Pertanian. 24(1): 14–20
Haryanto, E. 2013. Budidaya Kacang Panjang. Nusantara Bandung. Bandung
Hermawan, A., Rochdiani, D., dan Hardiyanto, T. 2015. Analisis Usahatani
Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Varietas Parade. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Agroinfo Galuh. 1(2): 77–82
Jati, B.P., Hastuti, P.B., dan Rusmarini, U.K. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

17
Tanaman Kacang Panjang ( Vigna sinensis L .). Jurnal Agromast. 3(1): 25–
44
Lesilolo, M.K., Riry, J., dan Matatula E.A. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon.
Jurnal Agrologia. 2(1): 1–9
Oktavianti, A., Izzati, M., dan Parman, S., 2017. Pengaruh Pupuk Kandang dan
NPK Mutiara terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang (Vigna
sinensis L.) pada Tanah Berpasir. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi.
2(2): 236–241
Pertiwi, S.K., Rizal, K., dan Triyanto, Y. 2021. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Urin Kambing dan Pestisida Alami terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kacang Panjang Beda Varietas di Desa Gunung Selamat. Indonesian
Journal of Community Services. 3(1). 20–30
Rukmana, H.R. 2014. Budidaya Aneka Kacang Sayur di Pekarangan dan
Perkebunan. Erlangga. Yogyakarta
Sulfiani, Rahmawati, Sani, A., Aslidayanti, Dewi, R., dan Triasni, A. 2021.
Inventarisasi Hama dan Musuh Alami di Pertanaman Kacang Panjang
(Vigna sinensis L.) Tarjih Agriculture System Journal. 1(1): 11–15
Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 Sayuran. Penerbit swadaya. Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai