Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN
“PERSILANGAN PADA TANAMAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman

Disusun oleh :
Anisa Fitriani 4442180050
Dinda Deviyanti 4442180051
Yuni Lestari 4442180054
Najla Kamila A. 4442180057
Anisa Tiara W. 4442180058
Dian Pemata S. 4442180112
Kelas : VB
Kelompok : 1 (Satu)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah memberikan
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
Pemuliaan Tanaman yang berjudul “Persilangan pada Tanaman”, sehingga dapat
selesai tepat waktu seperti yang telah direncanakan.
Terlepas dari semua itu, mungkin dalam penyusunan laporan ini terdapat
kesalahan yang tidak disadari. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan-laporan selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Jakarta, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................….i
DAFTAR ISI......................................................................................................…ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Morfologi dan Fisiologi Tanaman Tomat................................................3
2.2 Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung...............................................3
2.3 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri.................................................4
2.4 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang..................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................7
3.3 Cara Kerja...............................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................9
4.1 Hasil........................................................................................................9
4.2 Pembahasan..........................................................................................10
BAB V PENUTUP.............................................................................................13
5.1 Simpulan...............................................................................................13
5.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rerata Prosesntase Keberhasilan Persilangan Tanaman Tomat menjadi


Buah....................................................................................................….9
Tabel 2. Rerata Panjang Tongkol, Diameter Tongkol, dan Jumlah Baris Biji
Pertongkol Tanaman Jagung.................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemuliaan tanaman merupakan suatu metode eksploitasi potensi genetik
tanaman untuk mendapatkan kultivar atau varietas unggul baru yang berdaya
hasil dan berkualitas tinggi pada kondisi lingkungan tertentu (Guzhov 1989).
Sejak diterapkannya revolusi hijau, pemulia tanaman semakin gencar
menciptakan keragaman genetik. Hingga saat ini, pemulia telah berhasil
memperbaiki tanaman baik dari sifat kualitatif yang mempengaruhi tampilan
serta daya tahannya maupun dari sifat kuantitatif yang dapat meningkatkan
produktivitas tanaman.
Persilangan merupakan upaya meningkatkan keragaman genetik
tanaman. Secara genetik, persilangan akan menaikkan persentase
heterosigositas dan variansi genetik. Tujuan lain persilangan adalah
pembentukan bangsa baru, grading up, dan pemanfaatan heterosis. Selain itu
hal penting dalam melakukan persilangan yaitu menjaga kelestarian plasma
nutfah (Matondang dan Rusdiana, 2013).
Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma
pada  bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang
sama atau klon yang sama (Nasir, 2001). Penyerbukan silang pada tanaman
menyerbuk sendiri terjadi di alam secara spontan. Penyerbukan tersebut
terjadi dengan bantuan angin, serangga pollination dan binatang lainnya.
Persilangan dapat dikontrol dan hasilnya sesuai dengan diharapkan dengan
dilakukan  penyerbukan silang buatan (Welsh, 1991).
Metode pemuliaan tanaman sangat dipengaruhi oleh sistem penyerbukan
tanaman atau cara perkembang biakan tanaman baik yaitu penyerbukan
sendiri maupun penyerbukan silang. Tanaman tomat merupakan salah satu
tanaman dengan tanaman dengan sifat persilangan menyerbuk sendiri
sedangkan tanaman jagung merupakan tanaman dengan sifat penyerbukan
menyilang. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum kali ini

1
untuk mengetahui persilangan pada tanaman baik pada penyerbukan sendiri
maupun penyerbukan silang.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara persilangan pada
tanaman menyerbuk sendiri dan tanaman menyerbuk silang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Fisiologi Tanaman Tomat


Tomat merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan
petani bukan hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara di dunia.
Keragaman manfaat yang dimiliki buah tomat menjadi daya tarik banyak
petani untuk membudidayakannya. Pemintaan akan buah tomat di Indonesia
cukup tinggi (BPS, 2017).
Tanaman tomat merupakan tanaman herba semusim dari keluarga
Solanaceae. Batang tanaman tomat bervariasi ada yang tegak atau menjalar,
padat dan merambat, berwarna hijau, berbentuk silinder dan ditumbuhi
rambut-rambut halus terutama dibagian yang berwarna hijau. Daunnya
berbentuk oval dan bergerigi dan termasuk daun majemuk. Daun tanaman
tomat biasanya berukuran panjang sekitar 20 – 30 cm serta lebarnya 16 – 20
cm. Daun tanaman tomat memiliki jarak yang dekat dengan ujung dahan
sementara tangkai daunnya berbentuk bulat berukuran 7 – 10 cm. Bunga
tomat berwarna kuning cerah, 5 termasuk hermaprodit dan dapat menyerbuk
sendiri (Setiawan, 2015).
Berdasarkan pada proses fisiologis pematangan buah, tomat termasuk ke
dalam buah klimaterik, sehingga rentan terhadap kerusakan. Karakter buah
klimaterik ditandai dengan tetap berlangsungnya aktivitas respirasi,
transpirasi, dan metabolisme pada buah tomat walapun buah tersebut telah
dipanen ataupun disimpan (Normasari, 2002).

2.2 Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung


Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis
rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal,meski terdapat
kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan
lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas.Daun jagung
tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak

3
pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan
silang (Subekti et al., 2007).
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Pada tahap awal, kedua
bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan,
primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga
betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak
berkembang dan menjadi bunga jantan (Paliwal, 2000).
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan
menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal
dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari
tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari
silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal
dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung
pada varietas, suhu, dan kelembaban. Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam
dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna
rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering (Subekti et al.,
2007).

2.3 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri


Persilangan merupakan upaya meningkatkan keragaman genetik
tanaman. Hibridisasi merupakan upaya manipulasi dengan menggabungkan
dua sifat atau lebih tanaman untuk menghasilkan individu baru (Setiamiharja,
1993).
Pemuliaan tanaman dimaksudkan suatu metode yang secara sistematik
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi
kehidupan manusia (Makmur, 1984). Tujuan pemuliaan tanaman adalah
merakit varietas unggul yang semakin tinggi hasilnya, stabil terhadap
berbagai perubahan dan tekanan lingkungan serta memenuhi kebutuhan
petani. Penggunaan varietas diarahkan semakin spesifik lingkungan dan
spesifik guna (Subandi, 1988).

4
Penyerbukan sendiri yaitu penyatuan sel telur dan sel sperma yang
berasal dari satu tanaman. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetic
dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik yang dimaksud yaitu kemampuan
sel kelamin tanaman tersebut untuk dapat bergabung sendiri. Morfologi
bunga dikaitkan dengan susunan bunga yang dapat menghalangi masuknya
tepung sari tanaman lain ke sel telur (Poespodarsono, 1986).

2.4 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang


Prosedur pemuliaan tanaman menyerbuk silang berbeda dengan tanaman
menyerbuk sendiri. Pada tanaman menyerbuk sendiri bertujuan untuk
memperoleh individu tanaman homozigot sedangkan pada tanaman
menyerbuk silang bertujuan untuk memperoleh populasi tanaman heterozigot.
Suatu varietas tanaman menyerbuk silang pada dasarnya merupakan suatu
populasi yang mempunyai frekuensi gen tertentu, maka keragaman genetik
dapat dipertahankan dari generasi ke generasi karena adanya kawin acak,
sehingga baik frekuensi gen maupun genotipe dapat tetap sama pada generasi
keturunan. Sebagai langka awal program pemuliaan tanaman menyerbuk
silang adalah tersedianya populasi dasar yang dapat berasal dari varietas lokal
atau dibentuk oleh pemuliaan. Tujuan dari pembentukan populasi dasar untuk
meningkatkan keragaman sifat yang mempunyai arti ekonomi penting dan
mempertahankan keseragaman sifat lainnya (Poespodarsono, 1988).
Peningkatan keragaman genetik pada populasi dasar disamping
ditentukan oleh genotipe penyusunnya, juga oleh sifat perkawinan setiap
individu anggota populasi dasar itu. Menurut Allard (1960) ada 5 sistem
persilangan yang dikenal dalam persilangan menyerbuk silang, yaitu: kawin
acak (Random Mating); kawin antar tanaman yang secara genetik sejenis;
kawin antar tanaman yang secara fenotipe sejenis; kawin antar tanaman yang
secara genetik tidak sejenis; kawin antar tanaman yang secara fenotipe tidak
sejenis. Pada program pemuliaan tanaman menyerbuk silang seleksi
merupakan penerapan teori genetika kuantatif dari genetika populasi terhadap
peramalan dan penampilan perilaku populasi. Seleksi dapat berlangsung

5
secara alam dan buatan. Secara buatan biasanya dapat berupa seleksi
stabilitas, seleksi pemecahan, dan seleksi terarah (Allard,1960).

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan praktikum Pemuliaan Tanaman yang berjudul
“Persilangan Pada Tanaman” ini dilakukan melalui virtual diskusi hari Senin,
23 November 2020, bertempat di kediaman masing-masing mahasiswa.

3.2 Alat yang Digunakan


Adapun alat yang dilakukan pada praktikum ini yaitu, gunting, dan pinset.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, bunga jantan dan
betina pada tanaman tomat, bunga jantan dan bunga betina tanaman jagung,
kapas, alcohol, label, alat tulis, plastik pembungkus, dan amplop kertas besar.

3.3 Cara Kerja


a. Cara Persilangan Tanaman Tomat
Adapun cara kerja atau cara persilangan pada tanaman tomat sebagai
berikut:
1. Disiapkan alat yang sudah disterilisasi dengan alcohol dan bahan
2. Disipkan bunga jantan yang siap dilakukan persilangan, dan bunga
betina yang masih kuncup yang siap untuk dilakukan persilangan.
3. Setelah dipilih bunga yang masih kuncup, buang kelompak bunga
dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus
bakal buah.
4. Selanjutnya dicabut mahkota bunga, dan dibuang kepala sari sampai
bersih dengan menggunakan pinset, sehingga tinggal kepala putik.
5. Berikutnya diambil bunga jantan yang telah mekar dan matang untuk
dilakukan persilangan.
6. Dibuka mahkota bunga yang menyelubungi alat kelamin jantan dengan
pinset, kemusia diambil bunga jantannya.
7. Dioleskan serbuk sari tersebut pada kepala putik, dan kemudia
dibungkus dengan plastic dan diberi etiket.

7
8. Kemudian diberi label tanggal persilangan dan varietas tanaman
jagung yang dipersilangkan.
9. Ditunggu hingga persilangan berhasil, dan tidak lupa dilakukan
perawatan.
b. Cara Persilangan Tanaman Jagung
Adapun cara kerjs atau cara persilangan pada tanaman jagung sebagai
berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dipilih tanaman jagung dengan bunga jantan dan bunga betina yang
sudah matang atau siap untuk dilakukan persilangan.
3. Dimasukkan benang sari pada bunga jantan yang sudah matang ke
dalam amplop kertas besar, dan digoyangkan agar serbuk-serbuk sari
tertampung di dalam amplop.
4. Bunga betina yang sudah dipilih, dengan calon tongkolnya sudah
matang, lalu dipotong sedikit bagian rambut tongkol bunga betina agar
tidak menghalangi tepung sarinya.
5. Selanjutnya dituangkan serbuk sari bunga jantan ke atas potongan
tongkol bunga betina yang telah dipotong, lalu ditutup dengan amplop
kertas, dan diikat bagian bawahnya dengan tali.
6. Terakhir diberi label pada persilangan tanaman jagung, dengan tanggal
persilangan dan nama varietas jagung tersebut.
7. Ditunggu hingga persilangan berhasil, dan tidak lupa dilakukan
perawatan.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel. 1 Rerata Prosesntase Keberhasilan Persilangan Tanaman Tomat menjadi
Buah
No Kombinasi Persilangan Persilangan Persilang Persilangan Buah Buah gugur
Persilangan Berhasil berhasil an gagal gagal gugur berdasarkan
berdasarkan berdasarkan tetua betina
tetua betina tetua betina
1. Intan x WT 90.00 90.83 10.00 9.17 16.13 11.38
2. Intan x 90.00 10.00 5.88
Sletr 1-1
3. Intan x 90.00 7.50 12.12
Sletr 1-2
4. Mutiara x 92.50 88.33 7.50 11.67 12.12 23.49
WT
5. Mutiara x 80.00 20.00 10.34
Sletr 1-1
6. Mutiara x 92.50 7.50 48.00
Sletr 1-2
7. Ratna x 80.00 90.00 20.00 10.00 23.08 38.64
WT
8. Ratna x 90.00 10.00 50.00
Sletr 1-1
9. Ratna x 100.00 0.00 42.68
Sletr 1-2
10. Mirah x 90.00 85.00 10.00 15.00 28.67 17.86
WT
11. Mirah x 77.50 22.50 0.00
Seltr 1-1
12. Mirah x 87.50 12.50 25.00

9
Seltr 1-2

Tabel. 2 Rerata Panjang Tongkol, Diameter Tongkol, dan Jumlah Baris Biji
Pertongkol Tanaman Jagung
Kode Varietas local/ Genotipe Panjang Diameter Baris Biji pada
Persilangan Tongkol (cm) Tongkol (cm) Tongkol
P1 J-Arsol 14.63 4.17 12.33
P2 J-Doyol 21.10 5.03 13.33
F1 JH-Arsol♀ x Doyol♂ 18.07 5.10 13.67
F1R JH-Arsol♂ x Doyol♀ 22.93 4.37 13.00

4.2 Pembahasan
Hibridasi atau persilangan merupakan salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk menciptakan atau meningkatkan suatu varietas tanaman yang
barudan unggul. Persilangan dilakukan dengan menggabungkan dua sifat
tanaman. Hal ini seseuai dengan Setiamiharja (1993), yang menyatakan
bahwa Persilangan merupakan upaya meningkatkan keragaman genetik
tanaman. Hibridisasi merupakan upaya manipulasi dengan menggabungkan
dua sifat atau lebih tanaman untuk menghasilkan individu baru.
Penyerbukan sendiri merupakan pertemuan sel kelamin betina dan jantan
dari satu tanaman yang sama dan bersifat homosigot homogen. Sekitar 90%
tanaman melakukan penyerbukan sendiri, seperti padi, kedelai, kacang tanah
tomat, dan masih banyak lagi. Menurut Poespodarsono (1986), Penyerbukan
sendiri yaitu penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu
tanaman. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetic dan susunan
morfologi bunga. Sifat genetik yang dimaksud yaitu kemampuan sel kelamin
tanaman tersebut untuk dapat bergabung sendiri. Morfologi bunga dikaitkan
dengan susunan bunga yang dapat menghalangi masuknya tepung sari
tanaman lain ke sel telur.
Pada tabel hasil penelitian yang terdapat di hasil laporan ini, dilakukan
oleh Wiguna (2019), terhadap keberhasilan persilangan tanaman tomat, hasil
persilangan tertinggi adalah persilangan antara Ratna dan Sletr 1-2

10
(100%),sedangkan hasil yang terendah diperoleh dari persilangan antara
Mirah dengan Sletr 1-1 (77,50%). Hal tersebut dapat terjadi karena latar
belakang tetua betina yang digunakan yaituvarietas Intan menunjukkan
keberhasilan persilangan terbaik yaitu 90,83% jika dibandingkan dengan
varietas komersil yang lainnya. Dari hasil persilangan yang dilakukan, tidak
semua mengalami keberhasilan. Banyak buah yang berguguran dan prosentasi
buah gugur tertinggi adalah diperoleh dari persilangan yang melibatkan
varietas Ratna yaitu 38,64%, sedangkan prosentasi gugur terendah diperoleh
dari persilangan yang melibatkan varietas Intan yaitu 9,17%.
Keberhasilan tanaman menyerbuk sendiri ini dipengaruhi oleh beberapa
faktoro yaitu sifat genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetic yang
mempengaruhi adalah jumlah serbuk sari yang menempel pada permukaan
stigma, sedangkan faktor lingkungan yaitu iklim, tanah, cara budidaya,
serangan hama dan penyakit.
Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang dilakukan dari tanaman
dengan tetua jantan dan tetua betina masing-masing dari tanaman yang
berbeda. Salah satu contoh tanaman menyerbuk silang, yaitu tanaman jagung.
Proses persilangan antar tetua jantan dan tetua betina dilakukan setelah
memasuki masa berbunga. Terdapat beberapa tahapan dalam persilangannya,
yaitu mengisolasi bunga jantan dan bunga betina terlebih dahulu, ekstraksi
polen, polinasi (penyerbukan), isolasi, dan pelabelan. Isolasi dilakukan
dengan tujuan untuk menghindari bunga yang telah diemaskulasi diserbuki
oleh polen asing. Pada pelabelan ini diberi tanggal persilangannya dan nama
varietas jagung (tetua betina x tetua jantan).
Tanaman jagung yang disilangkan adalah tanaman jagung varietas lokal,
yaitu jagung varietas Arsol dan jagung varietas Doyol. Menggunakan varietas
lokal, hal ini sesuai pernyataan Poespodarsono (1988) yang menyatakan
bahwa sebagai langkah awal program pemuliaan tanaman menyerbuk silang
adalah tersedianya populasi dasar yang dapat berasal dari varietas lokal atau
dibentuk oleh pemuliaan.
Persilangan yang dilakukan untuk membentuk hibridasi F1 dilakukan
antara tetua betina (jagung varietas Doyol) dengan tetua jantan (jagung

11
varietas Arsol). Untuk persilangan resiproknya untuk membentuk hibrida
F1R dilakukan persilangan antara tetua betina (jagung varietas Arsol) dengan
tetua jantan (jagung varietas Doyol). Persilangan repsiprok adalah persilangan
antara dua induk, jadi kedua induk berperan sebagai pejantan dalam satu
persilangan dan sebagai betina dalam persilangan lain.
Berdasarkan tabel penelitian, tabel 2. pada laporan ini yang dilakukan
oleh Lauterboom (2020) terdapat rerata panjang tongkol, diameter tongkol,
dan jumlah baris biji per tongkol hasil persilangan antara jagung varietas
Arsol dan varietas Doyol, baik persilangan yang membentuk hibrida F1
maupun hibrida F1R. Jagung dengan panjang tongkol terpanjang terdapat
pada hasil persilangan F1R, yaitu 22,93 cm. Sedangkan hasil persilangan
jagung dengan diameter tongkol terpanjang dan jumlah baris biji per tongkol
terbanyak terdapat pada hasil persilangan F1, yaitu 5,10 cm dan 13,67 baris
biji. Perbedaan penampilan karakter tanaman jagung tersebut merupakan
cerminan dari faktor genetik, lingkungan, dan interaksi antara keduanya.
Tanaman menyerbuk silang memiliki ciri-ciri dengan struktur bunga,
yaitu secara morfologi, bunganya memiliki struktur tertentu, waktu antesis
dan reseptif berbeda, inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin, dan
adanya bunga monoecious dan dioecious. Pada saat menyilangkan tanaman
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu pemilihan tetua jantan
dan tetua betina, pengetahuan tentang morfologi dan reproduksi tanaman,
waktu tanaman berbunga, dan keadaan cuaca saat penyerbukan.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat 2
jenis penyerbukan pada tanaman. Pertama penyerbukan sendiri yaitu
penyerbukan yang terjadi pada bunga yang sama atau berbeda tapi masih
dalam satu tanaman. Sedangkan penyerbukan silang adalah penyerbukan
yang terjadi saat serbuk sari dari suatu bunga menempel pada kepala putik
bunga lain dari tanaman yang berbeda namun masih sejenis. yang berasal dari
tanaman yang berbeda tapi masih satu jenis. Tanaman yang diamati adalah
tanaman tomat dan jagung.
Persilangan tanaman dilakukan untuk meningkatkan variasi genetik dan
diharapkan dapat menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih baik
dengan menggabungkan sifat unggulan dari induk-induknya. Pada praktikum
ini diamati persilangan pada tanaman tomat untuk tanaman menyerbuk
sendiri dan tanaman jagung untuk menyerbuk silang. Faktor yang
mempengaruhi persilangan pada tanaman yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan.

5.2 Saran
Pada saat praktikum hendaknya dilakukan secara langsung, jika tidak
memungkinkan dapat diamati melalui video agar dapat lebih memahami
bagaimana persilangan pada tanaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Allard. 1960. Principle of Plant Breeding. New York: Wiley and Sons Inc.
BPS. 2017. Produksi Tanaman Florikultura (Hias) Krisan (Tangkai). https:
www.bps.go.id.
Guzhov, Y. 1989. Genetics and plant breeding for agriculture. Moscow : Mir
Publisher.
Lauterboom, Daniel Peter. 2020. Uji Heterosis Hibrida F1 dan F1R Hasil
Persilangan Dua Jenis Tanaman Jagung (Zea mays, L). Jurnal Agricola. Vol
10(1): 34 – 43.
Makmur. 1984. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.
Matondang, R. H., dan Rusdiana, S. 2013. Langkah-Langkah Strategis Dalam
Mencapai Swasembada Daging Sapi Atau Kerbau.  Jurnal Litbang
Pertanian. Vol. 32(3):131-139.  
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Normasari, F. dan B. S. Purwoko. 2002. Pengaruh Pemberian CaCl 2 Prapanen
terhadap Perubahan Kualitas Tomat Segar Selama Penyimpanan. Bul.
Agron. 30: 53 -57.
Paliwal. 2000. Tropical Maize Morphology. Tropical Maize Improvement and
Production. P.13-20. Rome: Food and Agriculture Organization of the
United Nations.
Poespodarsono. 1986. Pemuliaan Tanaman 1. Malang: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Malang.
Poespodarsono. 1998. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bogor: IPB Press.
Setiamihardja. 1993. Persilangan Antar Spesies pada Tanaman Cabai. J. Zuriat.
Vol. 4 (2) : 112-115.
Setiawan. 2015. Analisa Hidrolik Sistem Lifter pada Farm Tractor Foton.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Subandi. 1988. Perbaikan Varietas Jagung. Bogor: Puslitbangtan.
Subekti, N. A., Syafruddin, R, Efendi dan S. Sunarti. 2007. Morfologi Tanaman
dan Fase Pertumbuhan Jagung. Marros: Balai Penelitian Tanaman Serealia.

14
Welsh, J. R. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta :
Erlangga.
Wiguna, Gugun et al. 2019. Keberhasilan Persilangan Tomat Varietas Komersial
(Lycopersicum esculentum L.) dengan Tomat Mutan Tahan Simpan. J.
Zuriat. Vol. 30(1) : 21 – 26.

15
LAMPIRAN

Bunga Jagung Bunga Jagung


Bunga Tomat
Betina Jantan

Persilangan Tomat
Persilangan Jagung

16

Anda mungkin juga menyukai