PENANGANAN PASCAPANEN
“OBSERVASI DI PETANI, PASAR, DAN PEDAGANG
ECERAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pascapanen
Disusun Oleh:
Nama : Dian Permata Sari
NIM : 4442180112
Kelas : VI-B
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Pascapanen
yang berjudul “Observasi di Petani, Pasar, dan Pedagang Eceran”. Adapun isi
laporan praktikum ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari
beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan laporan praktikum.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Kiki Roidelindho, S.TP., M.Sc.
selaku dosen Pascapanen yang telah menjelaskan kepada penulis tentang
praktikum ini. Penulis sangat sadar bahwa laporan praktikum yang penulis buat
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca penulis harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang termasuk ke dalam hortikultura. Untuk mengetahui cara penanganan
pascapanen, kadar kotoran/benda asing terbawa, kadar campuran biji/komoditi
lain, dan kadar kerusakan (biji/komoditi rusak, berlubang, hancur), maka dari
itu dilakukanlah praktikum pascapanen ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Pengemasan (dalam mengikat kangkung yang telah dipilih sebelumnya
dengan tali rafia atau tali plastik lainnya. Setiap ikatan, berbobot 20 sampai
25 kg atau sesuaikan dengan sarana angkutan yang tersedia), dan
penyimpanan. Sebelum kangkung dipasarkan, sebaiknya simpan kangkung
dalam ruangan dingin dan teduh. bisa menyimpannya dalam lemari es atau
tempat dengan remukan es. Hal ini dilakukan agar kesegaran kangkung
terjaga (BPPSDMP Kementan, 2020).
Penanganan sayur dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi
dan kemudian pemasaran. Seperti halnya pada buah, langkah yang harus
dilakukan dalam penanganan sayur setelah dipanen meliputi pemilihan
(sorting), pemisahan berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan
mutu (grading), dan pengepakan (packing). Namun demikian, untuk beberapa
komoditi atau jenis sayur tertentu memerlukan tambahan penanganan seperti
pencucian, penggunaan bahan kimia, pelapisan (coating-waxing), dan
pendinginan awal (pre-cooling), serta pengikatan (bunching), pemotongan
bagian-bagian yang tidak penting (trimming) (Fahroji, 2011).
Kebanyakan produk hortikultura adalah dipanen dengan tangan. Cara
panen ini mempunyai beberapa kelebihan, salah satunya adalah berkurangnya
kerusakan fisik atau mekanis. Tidak adanya kerusakan fisik; seperti lecet,
memar, adalah penting sebagai parameter mutu (Fahroji, 2011).
4
memanjang atau mengeras, buah matang ranum,“bonyok” buah muda, jagung
manis biji keriput, mentimun keriput atau menguning, polong alot, menguning
Umbi dan ubi bertunas/berakar. Sedangkan perubahan komposisinya, yaitu
kadar air berkurang, karbohidrat pati menjadi gula dan sebaliknya protein
terurai, lemak menjadi tengik, vitamin dan mineral hilang/ berkurang, dan
timbul aroma/bau (Mutiarawati, 2007).
Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi
segar dan mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi
segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama
penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok,
buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll.
Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian, pengikatan, curing, sortasi,
grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll (Mutiarawati, 2007).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Observasi di Petani,Pasar, dan Pedagang Eceran
No. Foto Keterangan
1. - Cara penanganan pascapanen:
sortasi, pencucian, dan pengemasan.
- Kadar kotoran/benda asing terbawa:
tidak ada
- Kadar campuran biji/komoditi lain:
tidak ada
- Kadar kerusakan: 10 %
7
3. - Cara penanganan pascapanen:
dengan dilakukan pendinginan
(dimasukkan ke dalam kulkas).
- Kadar kotoran/benda asing terbawa:
Tidak ada
- Kadar campuran biji/komoditi lain:
Tidak ada
- Kadar kerusakan: Tidak ada
Observasi di Pedagang Eceran - Perubahan warna dan bau: jika
busuk daun menguning dan layu.
Batangnya busuk.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pascapanen produk holtikultura
pada tingkat petani, pasar, dan pedagang eceran. Produk holtikultura yang
diamati adalah kangkung. Data yang diamati adalah cara penanganan
pascapanen, kadar kotoran/benda asing terbawa, kadar campuran biji/komoditi
lain, dan kadar kerusakan (biji/komoditi rusak, berlubang, hancur), dan
perubahan warna dan bau.
Observasi pada Petani didapatkan cara penanganan pascapanen: sortasi,
pencucian, dan pengemasan, kadar kotoran/benda asing terbawa: tidak ada,
kadar campuran biji/komoditi lain: tidak ada, kadar kerusakan: 10 %, dan
perubahan warna dan bau: daun menguning, dan layu, serta batangnya busuk.
Dalam observasi pada Petani didapatkan cara penanganan pascapanen:
sortasi, pencucian, dan pengemasan. Hal ini sesuai pernyataan BPPSDMP
Kementan (2020) yang menyatakan bahwa yang dapat dilakukan selepas
kangkung panen adalah pengumpulan, pencucian, sortasi dan seleksi,
pengikatan dan pengemasan (dalam mengikat kangkung yang telah dipilih
sebelumnya dengan tali rafia atau tali plastik lainnya. Sebelum kangkung
dipasarkan, sebaiknya simpan kangkung dalam ruangan dingin dan teduh. bisa
menyimpannya dalam lemari es atau tempat dengan remukan es. Hal ini
dilakukan agar kesegaran kangkung terjaga.
8
-
Observasi di Pasar didapatkan cara penanganan pascapanen: disemprotkan
dengan air agar lebih tahan lama, kadar kotoran/benda asing terbawa: tidak ada,
kadar campuran biji/komoditi lain: Tidak ada, kadar kerusakan: 5%, dan
perubahan warna dan bau: daun menguning, dan layu., serta batangnya busuk.
Observasi di pedagang eceran didapatkan cara penanganan pascapanen:
dengan dilakukan pendinginan (dimasukkan ke dalam kulkas), kadar kotoran
terbawa: tidak ada, kadar campuran biji/komoditi lain: tidak ada, adar
kerusakan: tidak ada, dan perubahan warna dan bau: jika busuk daun menguning
dan layu, serta batangnya busuk.
Produk pertanian yang sudah mengalami penurunan kualitas biasanya
busuk dan berbau. Menurut Mutiarawati (2007), menyatakan bahwa
perubahan-perubahan yang terjadi dari bagian tanaman setelah panen terdapat
perubahan fisik/morfologis, yaitu daun menguning, bunga layu, batang
memanjang atau mengeras, buah matang ranum,“bonyok” buah muda, jagung
manis biji keriput, mentimun keriput atau menguning, polong alot, menguning
Umbi dan ubi bertunas/berakar. Sedangkan perubahan komposisinya, yaitu
kadar air berkurang, karbohidrat pati menjadi gula dan sebaliknya protein
terurai, lemak menjadi tengik, vitamin dan mineral hilang/berkurang, dan
timbul aroma/bau
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah diamati dapat diambil kesimpulan bahwa
penanganan pascapanen di tingkat petani dilakukan dengan cara sortasi,
pencucian, dan pengemasan. Di pasar dilakukan dengan cara menyemprotkan
air ke tanaman agar tidak cepat busuk. Sedangkan di pedagang eceran, sayuran
disimpan di kulkas agar tahan selama 2 hari. Produk pertanian yang sudah
mengalami penurunan kualitas biasanya busuk dan berbau.
5.2 Saran
Praktikum kali ini berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja mungkin
karena kondisi yang masih pandemi, praktikum dilakukan dengan hati-hati
dengan protocol kesehatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
Observasi di Petani
Observasi di Pasar
1
Observasi di Pedagang Eceran