Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ANALISIS USAHA

PEMBIBITAN ALPUKAT CIPEDAK

Dosen pengampu :
Harniati. S.p.Msc

Disusun oleh :
Ropiq Azis Sudrajat
NIRM : 02.05.20.92

PRODI AGRIBISNIS HORTIKULTURA JURUSAN PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
KEMENTERIAN PERTANIAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
limpahan rahmat, anugerah, dan kekuatan kepada penyusun sehingga laporan ini dapat
diselesaikan. Laporan ini berjudul Respirasi pada Daun dan disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Fisiologi Tanaman.
Penyusun telah berusaha menyusun laporan ini sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan
kesalahan pasti ada. Memang benar kata orang bijak, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Yang sempurna adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar pernyataan tersebut, saran, dan kritik
yang bersifat membangun agar laporan ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima
penyusun dengan tangan terbuka.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat dan menambah pengetahuan dan dapat
memberikan yang terbaik untuk kedepannya.

Jakarta, 23 Agustus 2021

Ropiq Azis Sudrajat


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PENCATATAN AGRIBISNIS .................................................................................................................... 5
2.1 Prosedur Plaksanaan ......................................................................................................................... 5
2.2 Kendala Praktikum............................................................................................................................ 7
BAB II........................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 8
2.1 Letak Geografis ................................................................................................................................. 8
2.2 Data Responden ................................................................................................................................ 8
2.3 Profil Unit Usaha .............................................................................................................................. 8
2.4 Alasan Responden ............................................................................................................................. 9
2.5 Tahapan Produksi.............................................................................................................................. 9
2.6 Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Produksi ............................................................................... 10
2.7 Permasalahan ( terkait ekonomi ) Dalam Proses Produksi ............................................................. 11
2.8 Kendala dan Resiko ........................................................................................................................ 11
2.9 Alur Penjualan ................................................................................................................................ 12
2.10 Analisis Ekonomi Pada Tenaga Kerja ............................................................................................ 12
2.11 Teknologi yang digunakan .............................................................................................................. 12
2.12 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Fisik........................................................................................ 12
BAB III ....................................................................................................................................................... 13
ANALISIS USAHA.................................................................................................................................... 13
3.1 Analisis Produksi ............................................................................................................................ 13
BAB IV ....................................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................................. 16
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17
LAMPIRAN................................................................................................................................................ 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alpukat berasal dari Amerika Tengah, yaitu Mexico, Peru dan Venezuela, dan telah
menyebar luas ke berbagai negara sampai ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ada 3
kelompok besar species alpukat yaitu kelompok Mexico, Indian Barat dan Guatemala.
Ketiganya mempunyai perbedaan dalam ukuran buah, tekstur kulit buah, rasa, kandungan
lemak, ketahanan terhadap penyakit dan penyimpanannya, serta daya adaptasinya terhadap
lingkungan. Berbagai tipe alpukat di atas telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memproduksi buah alpukat yang cukup beragam,
dikarenakan Indonesia memproduksi bibit dengan berbagai macam perbanyakan baik secara
generatif alami maupun buatan dan vegetatif alami maupun buatan. Dan juga di Indonesia
tanaman alpukat mudah di kembangbiakan.
Tinggi rendahnya pendapatan petani alpukat dapat ditentukan oleh jumlah produksi dan
tingkat harga jual di pasar. Petani memerlukan suatu analisis usaha yang dijalankan agar dapat
mengetahui keuntungan yang didapatkan dari usahatani yang telah dijalankan. Analisis
pendapatan merupakan salah satu hal pokok untuk merinci semua usaha atau korbanan yang
telah dilakukan petani dan menghitung penerimaan yang diterima dari hasil usahatani tersebut.
Usaha yang dimaksudkan yaitu semua pengeluaran secara finansial yang digunakan untuk
menjalankan usaha, sehingga dengan begitu petani dapat mengetahui apakah usahatani tersebut
menguntungkan. Perhitungan pendapatan ini dapat menjadi gambaran serta pertimbangan
petani dalam mengelola usahatani yang dijlankan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah :
a. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi pemasaran produk agribisnis, perannya dalam
ekonomi pertanian dan permasalahannya.
b. untuk menangani risiko yang dihadapi petani dalam usaha pertanian.
BAB II

PENCATATAN AGRIBISNIS

2.1 Prosedur Plaksanaan


2.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan praktikum Dasar-Dasar Ekonomi Pertanian dan Agribisnis dimulai
pada tanggal 19 Agustus 2021
b. Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan praktikum dilaksanakan di satu Desa/Kelurahan di Kelurahan
Jagakarasa. Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. DKI Jakarta
2.1.2 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah alat tulis lengkap, laptop dengan
jaringan internet. Bahan yang diperlukan adalah data dan informasi komoditas yang
dipilih di tingkat kecamatan / kabupaten ataupun kota; dan data lain pendukung pada
lima tahun terakhir.
2.1.3 Prosedur Praktikum
a. Melakukan identifikasi lingkungan agribisnis makro:
Lingkungan alam dan biologis (iklim, tanah, air, dan kehidupan biotik (flora
&fauna) di sekitar lokasi usaha, Lingkungan sosial demografi, Kebijakan
pemerintah (antara lain kebijakan harga, subsidi, fasilitasi/bantuan pemerintah yang
pernah diperoleh dalam usahanya; dan bantuan pihak lain dalam usahanya,
Lingkungan perekonomian dan Teknologi.
b. Melakukan identifikasi lingkungan agribisnis mikro:
Pesaing usaha/, Pemasok, Investor, Pelanggan/konsumen/pembeli, Penyalur,
Kreditor, Organisasi pelaku usaha, Pasar tenaga kerja, Penyuluh Pertanian,
Perusahaan-perusahaan pertanian /pabrik pengolahan hasil pertanian yang ada di
desa/Kecamatan, Produsen barang/produk pengganti dan atau produsen barang
pelengkap.
c. Mahasiswa mengidentifikasi lingkungan internal yang mencakup bentuk badan
usaha agribisnis (perseorangan/berbadan hukum), tenaga kerja, sumber
pembiayaan usaha, keanggotaan dalam kelompok tani/koperasi/asosiasi dan
kemitraan dengan pihak lain.
d. Mahasiswa membuat pengelompokkan pada tabel SWOT dan menjelaskan
hasilnya.
2.1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian Kuantitatif, Pngumpulan data dilakukan pada Natural setting
(kondisi yang alamiah) sumber data primer, dan teknik pemngumpulan data lebih pada
observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi.( Sugiono, 2008 :
6). Adapun Metode yang digunakan pada pendampingan ini wawancara, observasi,
dokementasi serta jurnal-jurnal
a. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
memperoleh tujuan tertentu. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan tentag makna-makna subjektif yang diipahami individu berkenaan
dengan topik yang diteeliti ( Banister dkk dalam poerwandri. 1998) Sehubung
dengan subjek dalam penenlitian ini adalah petani, penyuluh dan lainya, maka
wawancara yang dilakukan yaitu semi terstruktur, dimana penulis membawa
Guide interviw berupa pertanyaan yang telah diberikan oleh dosen ahli yang akan
membantu peneliti untuk memperoleh data dari subjek.
b. Observasi Sedangkan observasi kuantitatif disini merupakan melihat
memperhatikan dan mengaamati perilaku dan aktvitas individu atau kelompok
dilokasi penelitian yang didalamanya penelitian langsung turun kelapangan (
Crewell, 2012). Observasi yang dilakukan penulis yaitu saat wawancara dengan
subjek. Selain merekam pembicaraan dengan subjek. Penulis juga mencatat
perilaku dan kegiatan yang ada secara relevan.
c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang lain, yaitu dengan dokumentasi.
Pengummpulan data ini menggunakan kamera handphone dan secara open camera
untuk merekam pembicaraan dengan subjek.
d. Junal-jurnal Teknik pengumpulan data yang lain, yaitu dengan mencari referensi
melalui jurnal-jurnal.
2.2 Kendala Praktikum
Kendala dalam praktikum pada masa pandemi covid 19 sulitnya akses untuk menemukan objek
praktikum dan mahasiswa tidak dapat sepenuhnya mengkaji data secara maksimal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Letak Geografis


Letak geografis kelurahan Jagakarsa merupakan salah satu kelurahan yang berada di
kecamatan Jagakarsa luas wilayah 4.850 Ha Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 meter
di atas permukaan laut, rata-rata curah hujan 13,91mm/tahun dan kelembaban rata-rata
27,6°C. batas wilayah kecamatan jagakarsa
a. Utara: Berbatasan dengan Jl. Margasatwa, Jl Sagu, Jl, Joe, Jl T.B. Simatupang dan Jl.
Poltangan.
b. Selatan: Berbatasan dengan Pilar Batas (Desa Pondok Cina, Kukusan, Tanah Baru
Kotamadya Depok, Gandul (Kec. Sawangan, Bogor).
c. Timur: Kali Ciliwung
d. Barat: Kali Krukut

2.2 Data Responden


Tabel 1. Data responden
Nama Usia Pendidikan Pengalaman usaha Komoditas
Ahmad Fahrizal 30 SMK 9 tahun Alpukat Cipedak

2.3 Profil Unit Usaha


1. Unit usaha : Budidaya bibit alpukat cipedak
2. Petani : Bpk. Ahmad Fahrizal
3. Luas lahan : 1000 m2
4. Jumlah Tanaman : 1000 pohon
5. Metode perbanyakan : Grafting
6. Komoditas : tanaman buah alpukat
7. Lahan : sewa
8. Hasil Budidaya : Rp. 36.730.000
9. Mitra/Kerjasama : Tidak ada
2.4 Alasan Responden
Menurut hasil wawancara bapak Ahmad Fahrizal memilih komoditas alpukat Cipedak karna
beliau ingin menjadikan alpukat Cipedak sebagai tanaman buah khas jakarta dan juga beliau
ingin meperkenalkan lebih luas kepada masyarakat bahwa alpukat Cipedak memiliki
keunggulan.

2.5 Tahapan Produksi


1. Menyiapkan lahan semai dengan ukuran 200 cm x 200 cm sebanyak 4 lahan semai
2. Menyemaikan biji alpukat, Bagian biji yang runcing dihadapakan ke atas.
3. Menanam biji kira-kira 5 cm dibawah permukaan tanah dan menutupnyan dengan
tanah yang baik untuk menghindarkan pengeringan pucuk biji.
4. Membuat atap peneduh untuk tiap lajur penyemaian.
5. Alpukat siap sambung ketikan berumur 4- 6bulan (berdiameter sekitar 1 cm).
6. Jika bibit alpukat sudah siap untuk di grafting, bibit dipisahkan dalam polybag ukuran
35x35 cm
7. Lalu bibit siap untuk perlakuan proses grafting, untuk pucuk, pilihlah dahan alpukat
yang sehat, berasal dari induk unggul yang memiliki sifat dan rasa yang baik misalnya
produktifitas buahnya tinggi, kualitas buah yang bagus, tahan terhadap hama dan
penyakit, dan sebagainya.

Langkah-langkah melakukan sambung pucuk:

1. Sayat kulit pohon pokok 15 cm diatas tanah. dengan membentuk huruf V.


2. Buang daun pucuk entres alpukat yang akan di sambungkan, Sayat pucuk alpukat
(untuk batang atas)dengan dengan menyesuakan bentuk batang bawah.
3. Masukan pucuk alpukat tersebut ke sayatan batang bawah
4. Balut dengan pita plastic erat-erat,
5. Kerudungi lajur penyemaian dengan plastik sungkup,. Plastik penyungkup ini berguna
untuk menjaga kestabilan iklim mikro sekaligus mengurangi evapotranspirasi
(penguapan akibat proses pernafasan entres) sehingga entres dapat mempertahankan
kesegaran dan kehidupannya selama proses penyambungan dan penyatuan tersebut
berlangsung.
6. Tali plastik yang mengikat sambungan boleh dibuka jika pucuk sambungan sudah
menyatu erat dengan batang bawah dan telah tumbuh normal.
7. Untuk mencegah berjangkitnya hama dan penyakit pada tanaman Sambung pucuk,
perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti. Penyiraman harus rutin setiap hari dan tidak
boleh mengenai sambungan.
8. Penyemprotan secara rutin juga sangat diperlukan untuk untuk mencegah hama dan
penyakit pada tanaman.
9. Agar pertumbuhan tanaman alpukat ini semakin baik maka peneduh sering di buka, dan
jika tanaman sudah benar-benar kuat peneduh dapat di buka lepas.

2.6 Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Produksi


2.6.1 Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana dalam proses pembibitan alpukat cipedak yaitu
1. Lahan yang mencukupi untuk pembibitan
2. Cangkul
3. Sekop kecil
4. Gunting stek
5. Polybag
6. Tali plastik pita
7. Lahan semai
8. Naungan
9. Pucuk pohon induk untuk grafting
10. Grobag kecil
2.6.2 Tenga Kerja
Tenaga kerja yang dimiliki pemilik kebun yaitu 3 orang dengan biaya upah sebesar
Rp. 1.500.000 / bulan. Kegitan yang dilakukkan para pekerja sehari hari yaitu :
1. Persiapan lahan semai
2. Penyemaian
3. Pemindahan bibit dari lahan semai ke dalam polybag
4. Perlakuan grafting
5. Penyiraman
2.6.3 Modal
Modal yang keluarkan dalam melakukkan produksi bibit alpukat sendiri,milik pribadi
dan pemilik kebun telah melakukkan usaha selama 9 tahun hingga dapat memproduksi
bibit alpukat yang cukup banyak.

2.7 Permasalahan ( terkait ekonomi ) Dalam Proses Produksi


2.7.1 Permodalan
Bila membudidaya dalam skala besar modal awal yang mahal karena penggunaan
pupuk, pengadaan benih, sewa lahan yang cukup mahal di daerah Jakarta dan juga
tenaga kerja
2.7.2 Permasaran
Peminat tanaman buah di Jakarta kurang begitu banyak dikarenakan keterbatasan
tempat, dan juga serta biaya pengiriman barang yang fluktutif karna tergantung jarak
dan berat volume yang dikirm serta syarat dalam pengiriman harus melakukkan
proses karantina.

2.8 Kendala dan Resiko


Kendala
1. Gagal Produksi
Berdasarkan hasil wawancara, penyebab gagal produksi sering terjadi akibat lokasi usaha
terserang banjir sehingga solusi yang dilakukan petani yaitu dengan membuat tempat
penyimpanan bibit lebih tiggi untuk mengantisipasi bila terjadinya hujan secara terus
menerus.
2. Terserang hama dan penyakit
Hal yang dilakukan petani adalah dengan melakukan pengendalian OPT dengan
menggunakan pestisida

Resiko

1. Kegagalan proses grafting


2. Rusak atau tak dapat diproses pada saat pengiriman ketika melewati proses karantina
2.9 Alur Penjualan
Alur penjualan yang dilakukan oleh pemilik kebun secara online dikarenakan pemilik kebun
memiliki akun penjualan di media sosial disanalah pemilik kebun melakukan promosi produk
yang hasilkan menurut hasil wawan cara pemilik kebun mengakui pasar online lebih besar dan
kebanyakan konsumennya banyak orang luar daerahnya.

PETANI KONSUMEN
Gambar 1. Alur penjualan

2.10 Analisis Ekonomi Pada Tenaga Kerja


1. Bapak Ahmad Rizal memiliki 3 orang buruh tani, dengan rata-rata umur 30-35 dan
sama sekali tidak melibatkan keluarga.
2. Mayoritas buruh tani diambil dari lingkungan setempat usaha tani.
3. Kegiatan yang dilakukan pekerja yaitu, melakukan persiapan lahan semai, penanaman
benih alpukat, perawatan, perlakuan grafting, penyiraman, pemindahan media dari
lahan semai kedalam polybag
4. Untuk Sistem pembayarannya di beri Rp. 1.500.000 / bulan

2.11 Teknologi yang digunakan


Bedasarkan hasil wawanacara petani belum menerapkan penggunaan teknologi untuk
budidaya bibit alpukat karena terbatasnya lahan, ilmu, dan biaya.

2.12 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Fisik


1. Sarana prasarana cukup memadai seperti Cangkul, arit, sprayer,grobak kecil, pisau, dan
lain-lain.
2. Memiliki sarana komunikasi berupa handphone untuk memudahkan dalam
berkomunikasi.
3. Petani juga memiliki sarana produksi dan sarana fisik penunjang, seperti bahan baku,
bibit, naungan dan lain-lain
BAB III

ANALISIS USAHA

3.1 Analisis Produksi


Tabel 2. Analisa usaha

Uraian Jumlah Satuan Harga Total (Rp)


Luas lahan 1000 m² 5.000.000 5.000.000

Penyusutan alat
Cangkul 3 Buah 40.000 120.000
Gunting stek 3 Buah 15.000 45.000
Skop kecil 3 Buah 15.000 45.000
Grobak kecil 1 Buah 100.000 100.000
polybag 20 kilo 30.000 600.000
plastik 20 kilo 10.000 200.000
Kater 3 buah 10.000 30.000
Jumlah 6.140.000

Tabel 3. Analisa usaha


Benih 1000 biji 1000 1.000.000
Pupuk kandang 50 karung 15.000 750.000
Sekam 50 karung 10.000 500.000
Pupuk EM4 organik 10 liter 30.000 300.000
Insektisida 2 kilo 40.000 80.000
Jumlah 2.630.000

Tabel 4. Analisa usaha


Benih 1000 biji 1000 1.000.000
Pupuk kandang 50 karung 15.000 750.000
Sekam 50 karung 10.000 500.000
Pupuk EM4 organik 10 liter 30.000 300.000
Insektisida 2 kilo 40.000 80.000
Jumlah 2.630.000
Tabel 5. Analisa usaha
Pemasukan
a. Penerimaan
Jumlah bibit satuan Harga /
batang
Hasil penjualan/bulan 1000 batang 50.000 50.000.000

b. Pendapatan
Penerimaan - Total Biaya Produksi
50.000.000 - 13.270.000 36.730.000

Total Cost (TC)


Total biaya tetap Rp. 6.140.000 dan total biaya variabel Rp. 7.130.000
Jadi Total Cost = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Rp. 6.140.000 + Rp. 7.130.000 = Rp. 13.270.000
Keuntungan
Total Pendapatan Rp. 50.000.000 dan Total Cost Rp 13.270.000
Jadi Keuntungan = Total Pendapatan – Total Cost
Rp. 50.000.000 – Rp. 13.270.000 = Rp. 36.730.000

Hitung BEP dan R/C


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP penerimaan (Rp) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
1−
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛

6.140.000
BEP penerimaan (Rp) = 7.130.000
1−
50.000.000

BEP penerimaan (Rp) = Rp 7.161.185


Hasil perhitugan menunjukkan bahwa penerimaan minimum yang harus diterima dalam usahatani
pisangt anduk agar tidak mengalami kerugian dalam satu kali musim tanam adalah Rp. 7.161.185

BEP penerimaan (Rp)


BEP volume produksi (batang) = Harga (Rp/batang)
7.161.185
BEP volume produksi (batang) = 50.000

BEP volume produksi (batang) = 143.227 batang


Titik impas volume produksi adalah 143.227 batang
𝑇𝐶
BEP harga (Rp/batang) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

13.270.000
BEP harga (Rp/batang) = 1000

BEP harga (Rp/batang) = 13.270


Titik impas harga adalah Rp. 13.270 per batang

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
R/C= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
50.000.000
R/C= 13.270.000

R/C= 3,7
36.730.000
B/C= 13.270.000

B/C= 2,7
Dari hasil perhitungan B/C tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa usaha pembibitan alpukat
Cipedak mempunyai nilai B/C ratio 2,7 lebih dari 1, ini menunjukkan bahwa usaha pembibitan
alpukat cipedak sangat efisien atau menguntungkan bila diusahakan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Kinerja Petani Terhadap usahanya sendiri cukup baik dan berkembang
- Kegiatan Pemasaran yang dilakukan petani sampai ke tangan konsumen terbilang lancar.
- Dalam berbudidaya alpukat kita harus paham dalam melakukan usaha, dikarnakan
budidaya alpukat cipedak harus memiliki keahlian dalam perbanyakan tanaman dan juga
harus mengerti dalam alur proses produksi bibit alpukat Cipedak.
- Dari hasil perhitungan B/C tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa usaha pembibitan
alpukat Cipedak mempunyai nilai B/C ratio 2,7 lebih dari 1, ini menunjukkan bahwa usaha
pembibitan alpukat cipedak sangat efisien atau menguntungkan bila diusahakan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnalasia.com/bisnis/metode-grafting-kiat-praktis-menanam-alpukat/

https://www.bibitbuahku.com/blog/perhitungan-budidaya-alpukat

http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-budidaya-alpukat-dan-analisa-usahanya.htm

https://anmiki.blogspot.com/2019/08/peluang-usaha-budidaya-alpukat-dan_18.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai