Oleh :
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman
Industri ini bisa terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun sebagai
bagian dari tugas mata kuliah Praktikum Pengelolaan Tanaman Industri.
2. Orang tua, sahabat, kerabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
ACARA I PENGENALAN KOMODITAS.........................................................5
I. PENDAHULUAN..............................................................................................6
A. Latar Belakang............................................................................................6
B. Tujuan..........................................................................................................7
II. METODE PRAKTIKUM................................................................................8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................9
1. Akar............................................................................................................13
2. Batang........................................................................................................14
3. Daun...........................................................................................................14
4. Bunga.........................................................................................................14
5. Buah...........................................................................................................15
IV. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................17
A. Kesimpulan...............................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
ACARA VI PEMASARAN................................................................................97
I. PENDAHULUAN............................................................................................98
A. Latar Belakang..........................................................................................98
B. Tujuan........................................................................................................99
II. METODE PRAKTIKUM............................................................................100
A. Bahan dan Alat........................................................................................100
B. Prosedur Kerja.........................................................................................100
III. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................101
A. Hasil........................................................................................................101
B.Pembahasan.............................................................................................105
IV. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................111
A. Kesimpulan.............................................................................................111
B. Saran........................................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................112
BIODATA PENULIS.........................................................................................115
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN TANAMAN INDUSTRI
ACARA I
PENGENALAN KOMODITAS
Oleh:
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai produsen pisang yang sangat besar di Asia tentu sangat
berharap mempunyai kedudukan yang baik dalam bidang ekspor buah pisang.
Tetapi menurut data pada tahun 1992 Indonesia termasuk kedalam negara
pengimpor buah pisang (Tim Bina Karya Tani, 2008). Total produksi produksi
pisang Indonesia Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010
sekitar 5,755,073 ton dan Banten menyumbang 234,887 ton, atau tidak kurang
dari 4% dari nasional (Eriansyah et.,al 2014).
B. Tujuan
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
2. Morfologi Tanaman
Daun
Helaian daun pisang terbentuk lanset
memanjang yang letaknya tersebar dengan bagian
bawah daun tampak berlilin. Daun ini diperkuat
oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40
cm (Suyanti & Supriyadi 2008).
Batang
Batang pisang sebenarnya terletak di dalam
tanah, yakni berupa umbi batang. Di bagian atas
umbi batang terdapat titik tumbuh yang
menghasilkan daun dan pada suatu saat akan
tumbuh bunga pisang(jantung), sedangkan yang
berdiri tegak di atas tanah dan sering dianggap
sebagai batang merupakan batang semu. Batang
semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang
yang saling menutupi dengan kuat dan kompak
sehingga bisa berdiri tegak layaknya batang
tanaman , oleh karena itu, batang semu kerap
dinggap sebagai batang tanaman pisang yang
sesungguhnya. Tinggi batang semu ini berkisar
3,5-7,5 meter, tergantung dari jenisnya (Suyanti
and Supriyadi 2008).
Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung pisang
karena bentuknya menyerupai jantung. Bunga
pisang tergolong berkelamin satu, yakni berumah
satu dalam satu tandan. Daun penumpu bunga
biasanya berjejal rapat dan tersusun secara spiral.
Daun pelindung yang berwarna merah tua,
berlilin, dan mudah rontok berukuran panjang 10-
25 cm. Bunga tersebut tersusun dalam dua baris
melintang, yakni bunga betina berada di bawah
bunga jantan (jika ada). Lima daun tenda unga
melekat sampai tinggi dengan panjang 6-7 cm.
Benang dari yang berjumlah 5 buah pada bunga
betina terbentuk tidak sempurna. Pada bunga
betina terdapat bakal buah yang berbentuk
persegi, sedangkan pada bunga jantan tidak
terdapat bakal buah(Suyanti & Supriyadi 2008).
Buah
Biasanya setelah bunga keluarakan terbentuk
satu kesatuan bakal buah yang disebut sebagai
sisir. Sisir pertama yang terbentuk akan terus
memanjang membentuk sisir kedua, ketiga, dan
seterusnya. Pada kondisi ini, sebaiknya jantung
pisang dipotong karena sudah tidak bisa
menghasilkan sisir lagi (Suyanti & Supriyadi
2008).
Batang
Batang pisang sebenarnya terletak
di dalam tanah, yakni berupa umbi
batang. Di bagian atas umbi
batang terdapat titik tumbuh yang
menghasilkan daun dan pada
suatu saat akan tumbuh bunga
pisang(jantung), sedangkan yang
berdiri tegak di atas tanah dan
sering dianggap sebagai batang
merupakan batang semu. Batang
semu ini terbentuk dari pelepah
daun panjang yang saling
menutupi dengan kuat dan
kompak sehingga bisa berdiri
tegak layaknya batang tanaman ,
oleh karena itu, batang semu
kerap dinggap sebagai batang
tanaman pisang yang
sesungguhnya. Tinggi batang
semu ini berkisar 3,5-7,5 meter,
tergantung dari jenisnya (Suyanti
and Supriyadi 2008).
Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung
pisang karena bentuknya
menyerupai jantung. Bunga
pisang tergolong berkelamin satu,
yakni berumah satu dalam satu
tandan. Daun penumpu bunga
biasanya berjejal rapat dan
tersusun secara spiral. Daun
pelindung yang berwarna merah
tua, berlilin, dan mudah rontok
berukuran panjang 10- 25 cm.
Bunga tersebut tersusun dalam
dua baris melintang, yakni bunga
betina berada di bawah bunga
jantan (jika ada). Lima daun tenda
unga melekat sampai tinggi
dengan panjang 6-7 cm. Benang
dari yang berjumlah 5 buah pada
bunga betina terbentuk tidak
sempurna. Pada bunga betina
terdapat bakal buah yang
berbentuk persegi, sedangkan
pada bunga jantan tidak terdapat
bakal buah(Suyanti & Supriyadi
2008).
Buah
Biasanya setelah bunga
keluarakan terbentuk satu
kesatuan bakal buah yang disebut
sebagai sisir. Sisir pertama yang
terbentuk akan terus memanjang
membentuk sisir kedua, ketiga,
dan seterusnya. Pada kondisi ini,
sebaiknya jantung pisang dipotong
karena sudah tidak bisa
menghasilkan sisir lagi (Suyanti &
Supriyadi 2008)
4. musim.
Buah pisang bisa dibuat menjadi aneka makanan yang cukup laku di
pasaran, seperti pisang goreng, es pisang ijo, sampai kue puding, dan
masih banyak lagi. Karena hal inilah, bisnis pisang memiliki prospek yang
tinggi. Pisang jenis Putri ulin, biasanya dikonsumsi sebagai hidangan
untuk para tamu atau bisa dikatakan dikonsumsi secara langsung, tanpa
harus diolah terlebih dahulu. Pematokan harga untuk budidaya pisang
kamu buat untuk hitungan pertandan. Di mana harga mulai Rp 30.000 -
Rp. 40.000. Pemasaran pisang varietas ini cukup mudah, karena pisang ini
memiliki buah yang kecil, berisi dan kuning, sehingga secara fisik menarik untuk konsumen. Selain
B. Pembahasan
1. Akar
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang yang
berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian bawah tanah,
akar ini tumbuh menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Akar yang
berada dibagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau mendatar ,
dalam perkembangannya akar ini dapat mencapai 4-5 cm. (Suryanti dan
Supriyadi , 2012).
2. Batang
Batang pisang sebenarnya terletak di dalam tanah, yakni berupa umbi batang.
Titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh
bunga pisang (jantung) terdapat pada bagian atas umbi batang. Batang semu
adalah yang berdiri tegak di atas permukaan tanah atau yang sering disebut
batang. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling
menutupi dengan kompak sehingga dapat berdiri tegak seperti batang
tanaman, oleh karena itu batang semu sering dianggap batang tanaman yang
sesungguhnya. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5-7,5 m, tergantung
jenisnya (Suryanti dan Supriyadi, 2008) .
3. Daun
Helaian daun berbentuk lanset memanjang, dengan lebar yang tidak sama,
bagian ujung daun tumpul, tepinya tersusun rata pada bagian bawahnya
berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40
cm. Daun pisang mudah sekali robek oleh hembusan angin yang keras
karena tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran
daun (Satuhu dan Ahmad, 2000).
4. Bunga
Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang karena
berbentuk meyerupai jantung. Bunga pisang tergolong berkelamin satu yakni
berumah satu dalam satu tandan. Bunga tersusun atas daun-daun pelindung
yang saling menutupi. Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin dan
berukuran panjang 6-7 cm, daun ini mudah rontok. Bunga tersusun dalam
dua baris melintang, yakni bunga betina berada di bawah bunga jantan (jika
ada). Lima daun tenda berbunga melekat dengan panjang 6-7 cm. Benang
sari berjumlah 5 buah pada bunga betina terbentuk tidak sempurna, pada
bunga betina terdapat bakal buah berbentuk persegi dan pada bunga jantan
tidak terdapat bakal buah (Suryanti dan Supriyadi, 2012).
5. Buah
Bunga pisang yang telah keluar akan membentuk satu kesatuan bakal buah
yang disebut sisir. Sisir pertama yang terbentuk akan terus memanjang
membentuk sisir kedua, tiga dan seterusnya. Buah pisang tersusun dalam
tandan, tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah
pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan
bersifat triploid (Suryanti dan Supriyadi, 2012) .
Buah pisang kaya manfaat, selain bisa sebagai “mood booster” buah ini
juga penting bagi kesehatan tubuh manusia. Selain itu harganya juga relatif lebih
murah dibandingkan dengan buah-buahan lainnya, pisang juga lebih mudah
didapatakan. Tak heran jika pisang menjadi buah yang paling populer di Dunia.
China dan Jepang adalah contoh negara dengan tingkat kebutuhan pasokan
pisang terbesar. China membutuhkan pasokan 1,1 juta ton per tahun. Sedangkan
Jepang, membutuhkan pasokan 1 juta ton per tahun. Ini baru 2 negara, belum di
akumulasi dengan kebutuhan negara lain. Ini menunjukan bahwa permintaan
pasar dunia akan buah pisang sangatlah tinggi.
A. Kesimpulan
1. Akar, pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang
yang berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian bawah
tanah, akar ini tumbuh menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm
2. Batang, batang pisang sebenarnya terletak di dalam tanah, yakni berupa umbi
batang. Titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan
tumbuh bunga pisang (jantung) terdapat pada bagian atas umbi batang
3. Daun, helaian daun berbentuk lanset memanjang, dengan lebar yang tidak
sama, bagian ujung daun tumpul, tepinya tersusun rata pada bagian
bawahnya berlilin
4. Bunga, bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang karena
berbentuk meyerupai jantung. Bunga pisang tergolong berkelamin satu yakni
berumah satu dalam satu tandan. Bunga tersusun atas daun-daun pelindung
yang saling menutupi
5. Buah, bunga pisang yang telah keluar akan membentuk satu kesatuan bakal
buah yang disebut sisir. Sisir pertama yang terbentuk akan terus memanjang
membentuk sisir kedua, tiga dan seterusnya. Buah pisang tersusun dalam
tandan, tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah
pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan
bersifat triploid
Sitohang, N. 2005. Kultur Meristem Pisang Barangan (Musa paradisiaca L.) pada
beberapa Komposisi Zat Pengatur Tumbuh NAA, IBA, BAP dan Kinetin
dengan Media MS. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Kopertis
Wil.I. 3 (2): 19-25.
Suyanti & Supriyadi, Ahmad. (2008). Pisang, Budidaya, Pengolahan & Prospek
Pasar. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta
Tim Bina Karya Tani. (2008). Pedoman Bertanam Buah Pisang. Bandung:
Yrama Widya.
LAMPIRAN
ACARA II
PERSIAPAN DAN PERENCANAAN LAHAN
Oleh:
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
A. Latar Belakang
B. Tujuan
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
di atas. Setelah kegiatan panen perlu juga dilakukan kegiatan pasca panen yang baik sampai pisang dipasarkan. Langkah-la
lah lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak tanam sekitar 2 m x 2 m hingga 3 m x 3 m. Lalu tutup
e. Penjarangan anakan
Pertanaman pisang di kebun milik Pak Efri, tepatnya di Desa Tapen, Kecamatan Wanadadi, Ban
varietas lain seperti, rajalawe, saba dan ambon. Hasil dari kebun ini, di
jual langsung ke pelanggan melalui sosmed. Selain menjual buah
pisang, beliau juga menjual bibit pisang (anakan pisang). Buah pisang
rajalawe disulap menjadi keripik pisang oleh istri beliau, supaya
menambah nilai jual produk.
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada praktikum acara ini sebaiknya bisa dilakukan secara hybird, dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Supaya para praktikan lebih paham terkait
materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Intara, Yazid, dkk. 2011. “ Mempelajari Pengaruh Pengolahan Tanah dan Cara
Pemberian Air terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annuum
L.)”. EMBRYO. 8(1): 32-39.
Latiefuddin, Hayyu, dan Musthofa Lutfi. 2013. “Uji Kinerja Berbagai Tipe
Bajak Singkal dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan Terhadap hasil
Olah pada Tanah Mediteran”. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.
1(3): 274- 281.
ACARA III
PEMBIBITAN DAN PENANAMAN
Oleh:
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
A. Latar Belakang
Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia Tenggara.
Pisang sendiri dalam analisa bisnis tertuju pada buahnya mesikpun dalam
tanaman pisang sendiri terdapat berbagai manfaat lainnya, pisang yang memiliki
nama latin Musa paradisiaca L. Jenis pisang banyak sekali ditemukan, antara lain
pisang kepok, pisang ambon, pisang raja, pisang kapas, pisang susu dan masih
banyak jenis pisang lainnya serta pisang dapat diolah menjadi beberapa produk
makanan yang menarik untuk dikonsumsi. Penanaman pisang juga membuka
peluang ekonomi bagi petani pisang itu sendiri (Amilda, 2014).
Pada umumnya di Indonesia tanaman pisang tumbuh secara sendirinya di
pekarangan atau tegalan rumah. Minimnya akan fasilitas, penegetahuan dan lain
sebagainya membuat pisang seakan tidak familiar dikalangan masyarakat
Indonesia sendiri sehingga nilai ekonomisnya pun tidak nampak karena panen
tidak menentu yang merupakan penyebab utamanya pisang dianggap tanaman liar
yang menguntungkan tanpa adanya budidaya. Pisang juga merupakan salah satu
komoditas hortikultura unggulan Indonesia dan salah satu sentra primer
keragaman pisang, baik pisang segar, olahan dan pisang liar, dengan ragam lebih
dari 200 jenis pisang. Banyaknya keragaman ini, memberikan peluang Indonesia
untuk memanfaatkan dan memilih jenis pisang yang secara komersial dibutuhkan
konsumen. Salah satu 2 komoditas Indonesia yang memiliki potensi besar namun
selama ini masih sedikit diperhatikan adalah buah pisang. Pisang (Musa sp.)
merupakan komoditas buah yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di
Indonesia (Dimyati, 2007; Purwadaria, 2006).
Tanaman pisang yang unggul dimulai dari bibit yang unggul dan cara
penanaman yang sesuai dengan literatur. Oleh karena itu, dikesempatan kali ini
dilikakuan praktikum mengenai pembibitan dan penanaman tanaman pisang
varietas putri ulin.
B. Tujuan
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
a. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang
tanam ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, sekitar 2 minggu hingga 1
bulan sebelum tanam. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah
lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan dengan
memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.
b. Waktu Tanam
Menanam pisang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, agar
terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan buah sudah
siap dipanen pada saat masuk musim kemarau.
Idealnya, untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik,
penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih
penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam
yang lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua
dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan
untuk dapat mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada
tahun ke-5, 9, 13, dan 17 yang memungkinkan masih adanya panen
karena penanaman yang tidak serempak.
c. Penanaman
Sama seperti penanaman bibit pada umumnya, sebaiknya penanaman
dilakukan pada saat hujan sudah turun atau menjelang musim hujan.
Lakukan penanaman pada sore hari agar bibit tidak strees terhadap
lingkungan baru. Masukkan bibit ke dalam lubang yang sudah dibuat
sebelumnya, tutup secara perlahan, dan lakukan penyiraman.
Bila hujan telah turun dengan teratur, lakukan penanaman. Sebaiknya
penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit mendapatkan udara
yang sejuk dan tidak langsung mendapatkan cahaya matahari.
Lubang tanam yang telah ditimbun, digali seluas gumpalan tanah
yang menutup media bibit pisang. Buka polybag bagian bawah,
setelah itu bagian samping secara hati-hati. Letakkan bibit pisang
secara tegak lurus. Tutup lubang tanam dengan tanah galian dan
tekan sedikit disamping tanah bekas polybag, selanjutnya siram bibit
secukupnya.
Jarak tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Bas dan
Barangan, jarak tanam yang digunakan adalah 2 m x 2 m. Untuk jenis
pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka jarak tanam
yang digunakan adalah 3 m x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk
menggunakan jarak tanam 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian
pupuk kandang pada lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum
tanam.
B. Pembahasan
Dalam budidaya tanaman pisang, bibit pisang dapat diperoleh dari metode
belahan bonggol dari tanaman yang sudah dipanen atau metode mematikan titik
tumbuh. (Mulyanti dkk., 2008). Perbanyakan pisang dengan metode pembelahan
bonggol dilakukan dengan memotong bonggol pisang dengan ukuran kurang
lebih 10x10 cm menurut jumlah mata tunas yang ada (Santoso, 2008).
Penggunaan bonggol pisang untuk bibit memiliki keuntungan yaitu dalam waktu
singkat bisa didapatkan bibit yang seragam dan banyak, serta dapat
memanfaatkan bonggol sisa tebangan (Irwanto, 2006). Jumlah tunas yang
dihasilkan pada setiap bonggol berkisar 15 tunas dan pada umur 3 bulan sudah
siap tanam di lahan. Lain halnya dengan bibit dari kultur jaringan, umur 6 bulan
sejak aklimatisasi baru siap pindah ke lahan dan masa berbuahnya lebih lambat
daripada tunas hasil pembelahan bonggol (Rugayah dkk.,2012).
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal selain ditentukan
oleh kualitas bahan tanam yang digunakan, juga ditentukan oleh faktor
lingkungan. Faktor lingkungan yang penting, di antaranya adalah penggunaan
media tanam yang baik serta ketersediaan hara pada media tanam. Pemilihan
media tanam yang tepat merupakan faktor penentu keberhasilan dalam
pembibitan karena berperan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Media tanam harus mampu menjaga kelembaban serta menjaga ketersediaan
unsur hara bagi tanaman. Ketersediaan hara pada media tanam dapat dilakukan
melalui usaha pemupukan, diantaranya dengan penggunaan pupuk organik
(Subhan dkk., 2008). Pupuk organik mampu memingkatkan kadar kandungan
bahan organik dan unsur hara pada tanah, sehinga dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Selain itu pupuk organik juga memliki kandungan unsur
hara yang lebih lengkap serta mampu menjaga kesuburan tanah dibandingkan
dengan pupuk anorganik.
Media tumbuh merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang
pertumbuhan tanaman, karena sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, dipasok melalui media tumbuh selanjutnya diserap oleh akar dan
digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Pasir memiliki struktur remah dan
terpisah-pisah dan tidak mengumpul, karena tidak saling memikat dan terikat satu
sama lainnya, dan sangat porous. Pasir dianggap sangat memadai untuk
menyemai bibit, pertumbuhan bibit tanaman karena sering digunakan sebagai
alternaif pengganti tanah. Karakteristiknya yang porous menyebabkan pasir
mudah meloloskan air sehingga tidak meninggalkan genangan air. Arang sekam
memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam
bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Arang sekam
juga memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik.
Sifat menguntungkan ini mampu digunakan sebagai media tanam karena mampu
sebagai pengganti tanah sehinga drainase dan aerasi menjadi lebih baik.
Media yang sesuai dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang
dengan baik. Dilihat hasil pengamatan yang dilakukan Rugayah dkk. (2012)
pertumbuhan tunas pada media campuran pasir dan kompos dengan perbandingan
1:1 memberikan pertumbuhan yang bagus, dilihat dari tinggi tunas, lingkar
batang, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan jumlah akar. Sementara pada
media pasir campuran arang sekam dengan perbandingan 1:1 dalam penelitian
Supriyanto dan Fiona (2010) penambahan arang sekam memberikan hasil yang
nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai, nilai berat basah serta berat kering total
pada tanaman jabon. Selain itu penelitian yang dilakukan Agustin dkk. (2014)
terhadap pemanfaatan limbah serbuk gergaji dan arang sekam padi sebagai media
sapih untuk cempaka kuning bahwa media sapih arang sekam padi memberikan
nilai panjang akar terbaik dibanding media sapih lainnya. Hal ini diduga karena
arang sekam padi memiliki banyak pori yang dapat meningkatkan aerasi, serta
porositas yang tinggi sehingga media sapih arang sekam padi bersifat lebih remah
dibanding media sapih lainnya.
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sampah yang telah
mengalami proses pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi
mikroorganisme yang bekerja didalamnya (Jedeng, 2011). Hidayat dkk (2013)
menyebutkan bahwa Bokashi adalah salah satu pupuk organik yang berbentuk
padat, bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dengan bantuan effektif
mikroorganisme 4 (EM4), bokashi dapat digunakan sebagai pupuk organik,
bahan organiknya dapat digunakan sebagai tambahan unsur hara bagi tanaman.
Pupuk bokashi dapat menetralkan pH tanah serta mengandung N 1,96%, P 0,34%,
dan K 1,90%. Pupuk bokashi mampu menekan pertumbuhan hama, penyakit,
serta meningkatkan aktifitas mikroorganisme dalam tanah. Hasil penelitian
Nismawati dkk., (2013) menyatakan bahwa perlakuan media bokashi
memberikan hasil yang nyata terhadap pertambahan tinggi semai tanaman kemiri
dibandingkan dengan perlakuan media tanpa pemberian bokashi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam budidaya tanaman pisang, bibit pisang dapat diperoleh dari metode
belahan bonggol dari tanaman yang sudah dipanen atau metode mematikan titik
tumbuh. (Mulyanti dkk., 2008). Perbanyakan pisang dengan metode pembelahan
bonggol dilakukan dengan memotong bonggol pisang dengan ukuran kurang
lebih 10x10 cm menurut jumlah mata tunas yang ada.
Media yang sesuai dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang
dengan baik. Dilihat hasil pengamatan yang dilakukan Rugayah dkk. (2012)
pertumbuhan tunas pada media campuran pasir dan kompos dengan perbandingan
1:1 memberikan pertumbuhan yang bagus, dilihat dari tinggi tunas, lingkar
batang, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan jumlah akar.
B. Saran
Pada praktikum acara ini sebaiknya bisa dilakukan secara hybird, dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Supaya para praktikan lebih paham terkait
materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, A.D., Riniarta, M., dan Duryat. 2014. Pemanfaatan Serbuk Limbah
Gergaji dan Arang Sekam Padi sebagai Media Sapih untuk Cempaka
Kuning. Jurnal Sylva Lestari, 2(3): 49-58
Hidayat, T dan R. Astarina. 2016. Pengaruh Pupuk Hayati Dan Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) Di Pembibitan Utama Dengan Media Gambut Pada
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis Jacq.). Prosiding
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian.
Jedeng, I.W. 2011. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Lamb.) Var. Lokal
Ungu. Tesis. Progam Studi Pertanian Lahan Kering. Progam Pasca Sarjana
Universitas Udayana. Bali.
Mulyanti, N., Suprapto, dan J. Hendra. 2008. Teknologi Budidaya Pisang. Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.
Purwadaria, Hadi, K., .2006. Issues and solutions of fresh fruits export in
Indonesia, Department of Agricultural Engineering. Bogor Agricultural
University, Indonesia
Subhan. F. Hamzah dan A. Wahab. 2008. Aplikasi Bokashi Kotoran Ayam pada
Tanaman Melon. Jurnal Agrisistem, 4(1):1-10.
ACARA IV
PEMELIHARAAN TANAMAN
Oleh:
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
A. Latar Belakang
Tanaman pisang merupakan salah satu komoditas yang banyak tumbuh dan
tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Tanaman pisang (Musa spp.) tergolong ke
dalam famili Musaseae. Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang
buahnya banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pisang
memiliki kandungan gizi, seperti vitamin C, B kompleks, B6 dan serotonin yang
aktif sebagai neurotransmiter dalam kelancaran fungsi otak (Syifa, 2014)
B. Tujuan
B. Prosedur Kerja
B. Prosedur Khusus
B1. Pengamatan Hama Tanaman
1. Amati gejala serangan hama yang ada pada tanaman
2. Gambarkan gejala tersebut dan berikan penjelasan yang tepat. Berikan
keterangan bagian tanaman yang sehat dan sakit, serta lengkapi dengan
informasi sebagai berikut: nama hama, tanaman inang, tipe alat mulut,
dan stadia hama. (Tambahkan dengan dokumentasi berupa foto gejala
serta foto hama jika memungkinkan)
3. Hitung nilai kerusakan mutlak pada tanaman atau pada populasi tanaman
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
IS × 100%
+
IS = Intensitas serangan hama (%)
a = Banyaknya sampel (daun, pucuk, bunga, buah, tunas, tanaman,
rumpun/bagian tanaman) yang rusak mutlak atau dianggap rusak
mutlak
b = Banyaknya sampel yang tidak rusak (tidak menunjukan gejala
serangan).
4. Berikan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama
tersebut (berdasarkan keadaan di lapang, yang kemudian dikaitkan
dengan referensi)
B2. Pengamatan Penyakit Tanaman
1. Amati gejala dan tanda adanya patogen pada tanaman yang diamati.
Catat jumlah bagian tanaman/ jumlah tanaman bergejala/terdapat tanda
penyakit. Catat pula keadaan lingkungan tanaman yang diamati.
2. Gambarkan gejala dan tanda tersebut, dan berikan penjelasan mengenai
bagian tanaman yang sehat dan sakit. Tambahkan dengan dokumentasi
berupa foto gejala pada tanaman tersebut
3. Identifikasi penyebab penyakit menggunakan aplikasi software yang
tersedia di internet (cth: Plantix) atau bandingkan dengan referensi
terbaru. Tambahkan dokumentasi hasil identifikasi dari aplikasi yang
Saudara gunakan.
4. Hitung kejadian penyakit pada tanaman atau pada populasi tanaman
dengan rumus sebagai berikut:
⅀ / 𝑏𝑏𝑔
Kejadian Penyakit (KP) ⅀ / × 100%
A. Hasil
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada
umur dua minggu setelah
tanam,dengan cara mencabut
tanaman yang mati dan
1. menggantinya dengan yang baru
serta melakukan sterilisasi media
tanam atau mengganti media.
Penyulaman dilakukan pada
umur dua minggu setelah tanam
agar pertumbuhan benih seragam
pertumbuhan bibit yang seragam
akan mempermudah perawatan
Penyiangan
Penyiangan dilakukan
dengan cara mencabut gulma
yang ada di sekitar perakaran
tanaman, penyiangan dilakukan
dengan cara manual/ tidak
menggunakan alat. Penyiangan
dilakukakan 5 minggu setelah
2. penanaman
dilakukan.Penyiangan bertujuan
untuk menghambat pertumbuhan
gulma agar benih yang ditanam
tidak bersaing dalam
pengambilan unsur hara serta
dalampengambilan cahaya
matahari.
Penjarangan Anakan
Penjarangan anakan
dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah anakan,
menjaga jarak tanam, dan
menjaga agar produksi tidak
menurun. Penjarangan anakan
dilakukan dengan memelihara 1
tanaman induk (umur 9 bulan), 1
3.
anakan (umur 7 bulan), dan 1
anakan muda (umur 3 bulan),
dilakukan rutin setiap 6-8
minggu. Anakan yang dipilih
atau disisakan adalah anakan
yang terletak pada tempat yang
terbuka dan yang terletak
diseberangnya.
Pemupukan
Pembrongsongan (bagging)
Pembrongsongan adalah
kegiatan pembungkusan tandan
pisang yang telah bending dan 2
seludang sisir terbuka.
Pembrongsongan dilakukan
7. untuk melindungi buah pisang
dari serangga dan jamur selama
pengisian buah. Selain
melindungi dari serangga dan
jamur juga memperkecil gesekan
antara buah dengan pelepah
pisang.
Pembuangan Bunga, Buah,
dan Penghalang Buah (DDF)
Pembuangan bunga
dilakukan untuk menghindari
berkembangnya jamur pada
bunga yang busuk. Selain itu
menurut Ngatoif (2011) secara
umum pemotongan bunga jantan
3 minggu setelah berbunga
meningkatkan panjang dan
8. lingkar buah pisang.
Pembuangan buah adalah
kegiatan pembuangan jari buah
pisang (finger) untuk mengatur
posisi dan bentuk buah. Tujuan
lainnya untuk menghilangkan
jari palsu yang berpotensi tidak
berkembang menjadi buah.
Penghalang buah yang dibuang
adalah bracts yang telah lepas
dan pelepah daun yang
berpotensi bergesekan dengan
buah.
Penyakit darah
2.
3. Bintik Daun
No. Jenis Gulma Tanaman Pisang Foto/Dokumentasi
1.
Rumput (Cynodon dactylon)
maka,
Cara kultur te
Cara teknis/m
Cara biologi :
Cara kimiawi
3. Penggulun
Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai
tabung dan apabila dibuka akan ditemukan ulat di dalamnya. Ulat
yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung
hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat
akan memakan daun.
Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan
pindah ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar.
Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan tinggal pelepah
daun yang penuh dengan gulungan daun.
4. Layu Fusarium
KP = 5
32 x 100% = 15,62
Tanaman pisang yang terserang penyakit ini biasanya akan
mengalami kematian. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah
penularan lebih lanjut antara lain dengan membongkar dan
membakar tanaman yang sakit. Kemudian tanah bekas tanaman
tersebut disiram dengan fungisida. Adapun kiat-kiat pencegahan
penyakit tanaman pisang ini antara lain:
a. Menanam varietas tanaman pisang yang tahan penyakit layu
fusarium, atau menggunakan bibit hasil kultur jaringan yang
bebas penyakit.
b. Tidak membawa bibit dari daerah yang pernah atau telah
terserang penyakit.
c. Penggunaan alat pertanian secara selektif, kalau alat tersebut
telah digunakan untuk membongkar tanaman yang sakit
sebaiknya dicuci dengan fungisida.
d. Perbaikan drainase kebun dan rotasi tanaman bisa membantu
mencegah penularan penyakit ini.
e. Memanfaatkan musuh alami seperti Trichoderma atau
Glicocladium.
5. Penyakit Darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang
adalah jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi
kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan
membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
6. Bercak daun
B. Pembahasan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur dua minggu setelah tanam,dengan
cara mencabut tanaman yang mati dan menggantinya dengan yang baru serta
melakukan sterilisasi media tanam atau mengganti media. Penyulaman
dilakukan pada umur dua minggu setelah tanam agar pertumbuhan benih
seragam pertumbuhan bibit yang seragam akan mempermudah perawatan
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang ada di sekitar
perakaran tanaman, penyiangan dilakukan dengan cara manual/ tidak
menggunakan alat. Penyiangan dilakukakan 5 minggu setelah penanaman
dilakukan.Penyiangan bertujuan untuk menghambat pertumbuhan gulma
agar benih yang ditanam tidak bersaing dalam pengambilan unsur hara serta
dalampengambilan cahaya matahari
3. Penjarangan anakan
Penjarangan anakan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah
anakan, menjaga jarak tanam, dan menjaga agar produksi tidak menurun.
Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9
bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan),
dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah
anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak
diseberangnya.
4. Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu
hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan
200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali
dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun
tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan
fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali
dalamsetahun).
5. Pengairan dan penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama
pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-
parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
1. Pemangkasan
Daun. Terdapat dua perlakuan dalam pemangkasan daun yaitu
pembuangan daun sebagian (trimming) dan pembuangan daun penuh
(cutting). Kriteria daun yang dipangkas seperti daun terserang hama dan
penyakit, daun kering, daun yang pelepahnya patah, dan daun yang
bergesekan dengan buah.
Hasil pemangkasan daun yang baik dapat mempengaruhi rotasi kerja
dan kualitas buah pisang. Kualitas buah pisang sangat ditentukan oleh baik
tidaknya daun yaitu jumlah dari daun sehat. Standar jumlah daun pisang
sehat sampai panen yang ditentukan oleh perusahaan adalah 5 daun supaya
pisang dapat diekspor. Apabila daunnya kurang dari 5 dikhawatirkan pisang
akan matang bahkan busuk diperjalanan karena pisang yang ketika dipanen
jumlah daunnya kurang dari 5, buahnya akan cepat masak. Kondisi pisang
yang daunnya kurang dari 5 istilah kebunnya adalah no functional leaf
(NFL).
2. Penyuntikan jantung pisang
Penyuntikan jantung pisang merupakan langkah awal untuk melindungi
buah dari serangga dengan cara menyuntikan larutan insektisida.
Penyuntikan jantung pisang dilakukan pada pohon yang sudah muncul
jantung dengan persentase kemunculan jantung antara 50-100 % dan belum
melengkung ke bawah (bending). Apabila penyuntikan dilakukan pada saat
jantung pisang bending akan mengakibatkan jantung busuk. Jantung yang
busuk akan menghasilkan jumlah sisir yang lebih sedikit.
Jantung pisang yang telah disuntik dengan baik memiliki ciri warna
seludang buahnya (bracts) ungu gelap dan kulit buahnya terasa halus ketika
diraba. Sedangkan jantung yang penyuntikannya kurang baik ditandakan
dengan bracts berwarna lebih terang dan kulit buahnya terasa kasar ketika
diraba.
Penyuntikan dilakukan pada seperempat bagian dari ujung jantung
dengan sudut kemiringan berkisar 45o . Hal ini dilakukan untuk menghindari
tertancapnya buah oleh jarum suntik. Sudut penyuntikan yang tepat akan
membuat penyebaran larutan di dalam jantung pisang merata. Lama
penyuntikan sekitar 11 detik untuk jantung yang berukuran besar. Hitungan
ini dapat berubah apabila ditemukan jantung dengan ukuran lebih kecil
3. Pembrongsongan (bangging)
Pembrongsongan adalah kegiatan pembungkusan tandan pisang yang
telah bending dan 2 seludang sisir terbuka. Pembrongsongan dilakukan untuk
melindungi buah pisang dari serangga dan jamur selama pengisian buah.
Selain melindungi dari serangga dan jamur juga memperkecil gesekan antara
buah dengan pelepah pisang.
4. Pembuangan bunga, buah, dan penghalang buah (DDF)
Pembuangan bunga dilakukan untuk menghindari berkembangnya jamur
pada bunga yang busuk. Selain itu menurut Ngatoif (2011) secara umum
pemotongan bunga jantan 3 minggu setelah berbunga meningkatkan panjang
dan lingkar buah pisang. Pembuangan buah adalah kegiatan pembuangan jari
buah pisang (finger) untuk mengatur posisi dan bentuk buah. Tujuan lainnya
adalah menghilangkan jari palsu yang berpotensi tidak berkembang menjadi
buah. Penghalang buah yang dibuang adalah bracts yang telah lepas dan
pelepah daun yang berpotensi bergesekan dengan buah.
b. Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang
adalah jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-
merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
c. Bintik Daun
Bintik daun merupakan penyakit tanaman pisang yang disebabkan oleh
cendawan Mycosphaerella musicola Mulder. Serangan cendawan ini tidak
seganas layu fusarium namun tetap bisa menyebabkan kerugian besar karena
buah pisang akan mengalami kematangan sebelum waktunya.
Gejala awalnya terlihat bintik-bintik hitam pada daun. Kemudian bintik-
bintik tersebut semakin membesar dan melebar membentuk noda kuning
kecoklatan hingga hitam. Pada akhirnya semua daun menjadi kuning dan
kering. Pengendalian penyakit tanaman pisang ini dilakukan dengan cara
memapas daun-daun yang terserang dan membakarnya. Untuk mencegah
serangan penyakit ini dianjurkan melakukan pemupukan berimbang.
3. Pengendalian Gulma pada Tanaman Pisang Putri Ulin
a. Rumput Grinting (Cynodon dactylon)
Rumput grinting (Cynodon dactylon) termasuk suku Gramineae
(Poaceae) merupakan rumputan tahunan, batang tumbuh menjalar keras
panjang 10-40 cm. Batang langsing agak pipih, setelah tua berongga kecil.
Daun tersusun dua baris. Daun bentuk garis, pangkal tumpul ujung runcing,
warna hijau kebiruan, panjang 2,5-15 cm dan lebar 2-7 mm, permukaan rata,
dan tepi kasar berambut atau gundul. Lidah daun berupa selaput sangat
pendek. Pelepah daun berwarna hijau pangkal keunguan. Pada pangkal
batang pelepah daun tumpang tindih. Jumlah bulir 3-9, mengumpul pada satu
titik diujung sumbu utama, tersebar teratur horizontal, dan panjang 5-6 cm.
Anak bulir letak berseling kanan kiri, mengarah ke satu sisi, tersusun seperti
genting, duduk, bentuk elips 1-2 yang terbawah tetap tinggal. Benang sari
tiga, tangkai putik dua, kepala putik ungu, muncul di tengah anak bulir
(Soejono, 2015).
b. Teki (Cyperus rotundus)
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini
memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap pengendalian mekanik
karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan
berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang
menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat.
Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-
kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga
deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga
tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir,
biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.
- Pencegahan (Preventif)
A. Kesimpulan
a. Penylaman
b. Penyiangan
c. Penjarangan anakan
d. Pemupukan
a. Pemangkasan
c. Pembrongsongan (bagging)
a. Secara kimiawi
b. Secara mekanik
c. Secara biopestisida
B. Saran
Pada praktikum acara ini sebaiknya bisa dilakukan secara hybird, dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Supaya para praktikan lebih paham terkait
materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ploetz RC, Thomas JE, Slabaugh WR. 2003. Diseases of banana plantain. Di
dalam: Ploetz RC, editor. Diseases of Tropical Fruit Crops. Kew (UK):
CAB International.
Soejono, A.T., & S. Mangoensoekarjo. 2015. Ilmu Gulma dan Pengelolaan pada
Budidaya Perkebunan. Gajah Mada University Press. Yogyakartaa.
Soviani, Evi. (2012). Identifikasi Parasitoid pada Erionota Thrax yang terdapat
dalam daun pisang (Musa paradiciaca) Dengan Metode Rearing.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Surata, I., K., 2008. Penerapan Pola Pengelolaan Hutan Terpadu (PHT) untuk
Pengendalian Hama Inger-Inger (Neotermes tectonae Damm) pada Hutan
Tanaman Jati di Timor. Balai Penelitian Kehutanan Kupang. Nusa
Tenggara Timur.
Syifa F. 2014. Penggunaan giberelin dalam pembibitan tiga jenis pisang (Musa
paradisiaca L.). [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
ACARA V
PANEN DAN PASCA PANEN
Oleh:
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
A. Latar Belakang
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
83
2. Deskripsi kegiatan panen yang diterapkan pada tanaman industri
Panen
Pisang rata-rata berbuah pada umur rata-rata satu tahun. Umur panen
ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas buah yang cukup panen
ditandai dengan daun bendera yang sudah mengering. Buah yang sudah cukup
umur dipanen pada 80-100 hari setelah buah berbentuk dengan siku-siku buah
yang masih jelas hingga hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan
pada 4 jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah
penjualan, sehingga buah tidak terlalu matang sampai ketangan konsumen. Buah
pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah sampai ke tangan konsumen. Pada
perkebunan pisang yang cukup luas, panen dilakukan 3-10 hari sekali tergantung
pada pengaturan jumlah tanaman produktif (Agromedia, 2009).
Pasca Panen
2. Pencucian
Seringkali pada buah dan sayuran terdapat kotoran, tanah, sisik serangga,
jamur dan sebagainya sehingga memiliki penampilan yang tidak menarik.
kebanyakan buah-buahan dan sayur-sayuran dicuci sesudah dipanen dan
dilakukan pemotongan bagian-bagian yang busuk atau rusak sebelum pencucian
untuk memperbaiki penampakan produk (Pantastico, 1986).
Menurut Peleg (1985) pencucian ada dua macam yaitu pencucian basah
dan pencucian kering. Pencucian basah dilakukan dengan perendaman,
penghilangan kotoran dan pestisida dengan air dan deterjen, selanjutnya
komoditi disikat dan dibilas dengan air. Pencucian kering dilakukan dengan
cara membersihkan permukaan kulit komoditas dari kotoran tetapi tidak dapat
membersihkan residu bahan kimia, kotoran yang tersembunyi. Keuntungan
pencucian kering ini adalah lapisan lilin pada komoditi yang secara alami
terlindungi oleh lilin tidak hilang. Menurut Prabawati et al (2008) perlu
penambahan pada pencucian dengan natrium hipochlorit 75-125 ppm untuk
membunuh spora Fusarium, Cholletotrichum, dan Botryodiplodia serta fungi
lain yang sering menyerang crown pisang.
3. Pemeraman
4. Penyimpanan
Menurut Satuhu (1993), mutu buah yang dikirim sangat ditentukan oleh
jenis dan cara kemasannya, bentuk kemasan buah yang akan dikirim harus
mempertimbangkan faktor transportasi. Pengemasan secara asal-asalan dalam
pengangkutan akan menyebabkan buah menjadi lecet dan memar sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan mutu. Pengemasan untuk pengiriman
diperlukan wadah yang dirancang untuk melindungi buah sebagai pelindung
dari luka memar, getaran maupun berat wadah lain yang menumpuk.
Perancangan kemasan selama pengangkutan bermanfaat pula untuk
meredam goncangan dalam perjalanan yang dapat mengakibatkan kememaran
dan penurunan kekerasan hasil hortikultura. Faktor yang perlu diperhatikan
meliputi kemasan: jenis, sifat, tekstur dan dimensi bahan kemasan, komoditas
yang diangkut, sifat fisik, bentuk, ukuran, struktur pola susunan, biaya
pengangkutan dibandingkan dengan harga komoditas, permintaan waktu, jarak
dan keadaan jalan yang dilintasi (Purwadaria, 1997).
A. Kesimpulan
Pisang rata-rata berbuah pada umur rata-rata satu tahun. Umur panen
ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas buah yang cukup panen
ditandai dengan daun bendera yang sudah mengering. Buah yang sudah cukup
umur dipanen pada 80-100 hari setelah buah berbentuk dengan siku-siku buah
yang masih jelas hingga hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan
pada 4 jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah
penjualan, sehingga buah tidak terlalu matang sampai ketangan konsumen. Buah
pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah sampai ke tangan konsumen. Pada
perkebunan pisang yang cukup luas, panen dilakukan 3-10 hari sekali tergantung
pada pengaturan jumlah tanaman produktif (Agromedia, 2009).
Tanaman pisang memiliki beberapa tahapan dalam fase pasca panen :
a. Penyortiran dan Pengkelasan (Grading)
b. Pencucian
c. Pemeraman
d. Penyimpanan
e. Pengepakan dan Pengangkutan
B. Saran
Pada praktikum acara ini sebaiknya bisa dilakukan secara hybird, dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Supaya para praktikan lebih paham terkait
materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Pisang di Indonesia pada Tahun 2014-
2016. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. http://BPS.go.id. Diakses
pada 17 November 2021
ACARA VI
PEMASARAN
Oleh:
Muhamad Bilal Fachrozi
NIM. A1D019115
Kelas B
A. Latar Belakang
B. Tujuan
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
B. Pembahasan
Menurut Satuhu (1993), mutu buah yang dikirim sangat ditentukan oleh
jenis dan cara kemasannya, bentuk kemasan buah yang akan dikirim harus
mempertimbangkan faktor transportasi. Pengemasan secara asal-asalan dalam
pengangkutan akan menyebabkan buah menjadi lecet dan memar sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan mutu. Pengemasan untuk pengiriman
diperlukan wadah yang dirancang untuk melindungi buah sebagai pelindung
dari luka memar, getaran maupun berat wadah lain yang menumpuk.
Perancangan kemasan selama pengangkutan bermanfaat pula untuk
meredam goncangan dalam perjalanan yang dapat mengakibatkan kememaran
dan penurunan kekerasan hasil hortikultura. Faktor yang perlu diperhatikan
meliputi kemasan: jenis, sifat, tekstur dan dimensi bahan kemasan, komoditas
yang diangkut, sifat fisik, bentuk, ukuran, struktur pola susunan, biaya
pengangkutan dibandingkan dengan harga komoditas, permintaan waktu, jarak
dan keadaan jalan yang dilintasi (Purwadaria, 1997).
Pasar Modern telah menjadi budaya dan gaya hidup baru bagi warga kota.
Budaya Pasar Modern secara sadar telah mengajarkan warga kota untuk warga
kota untuk hidup lebih hidup lebih pragmatis dan praktis. Berdasarkan teori
budaya, budaya baru lambat laun secara tidak langsung akan menghilangkan
budaya lama yang telah ada misalnya ritual berbelanj berbelanja di pasar
tradisional (Kartika et.al, 2010).
Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, hal tersebut
berdampak terhadap sektor pertanian, terutama pada bidang pemasaran. Petani
modern, sudah mulai menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran
mereka. Menurut Nasrullah (2017), media sosial sebagai kumpulan perangkat
lunak yang memungkinkan individu atau komunitas untuk berkumpul, berbagi,
berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.
Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) di mana
konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi
media massa.
Menurut Machfoedz (2010), bagian terpenting dari strategi promosi di
media sosial adalah penetapan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pokok
pesan kepada konsumen / pelanggan. Beberapa prinsip perlu diperhatikan dalam
memberntuk pola pesan adalah sebagai berikut:
a. Pesan harus jelas
b. Pesan berisi tunggal atau ganda: pesan tunggal adalah pesan
prinsipdisampaikan hanya pandangan satu sisi, misal sisi positifnya
saja, sedangkan pesan ganda menyampaikan dua sisi, positif dan
negatif atau kekurangan produk prinsip kitd ditawarkan.
c. Tatanan presentasi : pembahasan materi dan alur presentasi,
mengemukakan pokok pesan di awal dapat memberikan gambaran
kepada konsumen atas apa prinsip Kwa diterimanya, sehingga dapat
membangun minat audiens.
Lasmadiarta (2011) menambahkan bahwa kepercayaan wdalah hal prinsip
penting dalam melakukan penawaran, melalui Facebook orang dapat membangun
kepercayaan dengan menyampaikan pesan berupa informasi-informasi sebagai
berikut :
1. Dapat mencantumkan Informasi tentang profil sebanyak-banyaknya
(selama tidak mengganggu privasi)
2. Dapat memasukan alamat dan kontak yang bisa dihubungi
3. Dapat mencantumkan beberapa Nama Perusahaan rekanan (Bila ada)
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada praktikum acara ini sebaiknya bisa dilakukan secara hybird, dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Supaya para praktikan lebih paham terkait
materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Lasmadiarta, M., 2011. Extreme Facebook Marketing for Giant Profits. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Machfoedz, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta.
Cakra Ilmu
Nasrullah, Rulli. 2017. Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Prabawati S, Suyanti dan Setyabudi D A. 2008. Teknologi Pascapanen dan
Teknik Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bogor.
Purwadaria H K. 1997. Peranan Teknik Pertanian Dalam Penanganan
Pascapanen Hasil Hortikultura. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu
Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor 12 april
1997.
Rahardi, F .et al. 2003. Agribisnis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.
2021