Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN

ACARA IV
PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN SECARA SAMBUNG
(GRAFTING)

Oleh:
Nanda Rizkia Ummami
A1D019096
Kelas A

PJ Asisten:
Muhammad Ihsan Abdi
Varadita Anggraeni Pramesti

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit


tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif disebut dengan
perbanyakan cara kawin atau perbanyakan seksual. Perbanyakan ini merupakan
usaha/cara penggadaan benih tanaman menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan
vegetative disebut juga perbanyakan cara tak kawin atau perbanyakan aseksual.
Perbanyakan ini menggunakan bagian vegetatif tanaman. Bagian vegetatif adalah
bagian tanaman yang memiliki kemampuan menumbuhkan kembali (regenerasi)
bagian tubuhnya.
Salah satu teknik perbanyakan vegetatif tanaman yang diterapkan yaitu
sambung (grafting). Grafting adalah teknik menyatukan pucuk yang berfungsi
sebagai calon batang atas dengan calon batang bawah, sehingga dapat diperoleh
batang baru yang memiliki sifat-sifat unggul. Keunggulan dari grafting yaitu lebih
mudah dan lebih cepat dalam pengerjaannya (sederhana), serta tingkat
keberhasilannya cukup tinggi (Paramita et al., 2012).
Keberhasilan penyambungan tanaman dipengaruhi beberpa faktor antara lain
tingkat kompatibilitas antara batang atas dengan batang bawah, tipe/jenis
penyambungan, kondisi lingkungan pada saat dan atau setelah penyambungan,
aktivitas pertumbuhan batang bawah, polaritas, adanya kontaminan patogen,
aplikasi zat pengatur tumbuh, proses perkembangan tunas setelah penyambungan,
dan keterampilan para pelaksana (Hartmann et al., 2010). Keberhasilan grafting
sangat ditentukan oleh batang bawah untuk disambung serta kompatibilitas antara
batang atas dan batang bawah (Yang et al., 2015). Disamping itu keberhasilan
penyambungan ditandai dengan terbentuknya pertautan yang sempurna antara
batang bawah dan batang atas serta laju pertumbuhan bibit hasil sambungan
(Ciobotari et al., 2010; Suharjo et al., 2017).

2
B. Tujuan

Praktikum ini bertujun untuk:


1. Mahasiswa memahami prinsip dasar dari teknik sambung.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menentukan tanaman induk dan entres
yang akan disambung.
3. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik sambung pada perbanyakan
vegetatif tanaman.

3
II. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan pada praktikum ini meliputi bibit tanaman durian, dan
jambu biji, entres tanaman durian dan jambu biji. Alat yang diperlukan pada
praktikum ini meliputi cutter, sealer, dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:


1. Batang bawah dan batas atas atau entres tanaman yang akan digunakan dipilih.
2. Belahan pada bagian batang bawah membentuk celah seperti hurus (v) dan
berbentuk segitiga keluar pada batang atas dibuat.
3. Batang atas disisipkan ke batang bawah, dan hindari menyentuh bagian
pelukaan yang telah dibuat.
4. Sambungan dililit dengan sealer dengan rapat.
5. Tanaman yang telah disambung disungkup dengan plastik dan diletakkan pada
tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Pengamatan tanaman hasil grafting minggu ke- 1


Pengamatan ke- 1
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
No. Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji x - - 0,5 -
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 2. Pengamatan tanaman hasil grafting minggu ke- 2


Pengamatan ke- 2
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji x - - 0,5 -
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 3. Pengamatan tanaman hasil grafting minggu ke- 3


Pengamatan ke- 3
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x 0,6
3 Jambu biji ✓ 1 2 0,5 0,2
4 Jambu biji x - - 0,4 -

5
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 4. Pengamatan tanaman hasil grafting minggu ke- 4


Pengamatan ke- 4
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji ✓ 1 4 0,5 0,2
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 5. Pengamatan tanaman hasil grafting minggu ke- 5


Pengamatan ke- 5
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji ✓ 1 4 0,5 0,25
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 6. Pengamatan tanaman hasil grafting minggu ke- 6


Pengamatan ke- 6
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji ✓ - - 0,5 0,25
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

6
B. Pembahasan

Sambung pucuk atau grafting merupakan salah satu teknik yang sering
digunakan untuk memperbanyak tanaman dengan cepat. Untuk melakukan
sambung pucuk (grafting) terdapat beberapa cara namun pada intinya adalah
menggabungkan atau menautkan bagian batang tanaman. Bagian tanaman yang
disambung yaitu batang atas dan batang bawah senyawanya akan terkombinasi
(Fitrian, 2014). Setelah terjadi pengombinasian senyawa antara kedua tanaman
maka akan terjadi regenerasi jaringan pada bekas tautan atau sambungan tanaman
sehingga terbentuklah tanaman baru (Prastowo, 2006).
Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan
suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain.
Melainkan sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak
variasinya (Hidayat et al., 2002). Wudianto (2002) menyatakan bahwa seni
Grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia
menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni Grafting ini, ada 119
bentuk Grafting dari sekian banyak Grafting ini digolongkan menjadi tiga golongan
besar, yaitu : 1) Bud-Grafting atau budding yang kita kenal dengan istilah okulasi,
2) Scion Grafting, lebih populer dengan Grafting saja, yaitu sambung pucuk, atau
enten dan 3) Grafting by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman
sehingga batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan akarnya
masing-masing.
Prinsip dasar dalam menyambung adalah menyambungkan batang bawah
dengan batang atas dari tanaman lain yang sejenis, sehingga akan diperoleh
tanaman baru yang sifatnya lebih unggul. Dalam penyambungan harus diperhatikan
tanaman yang akan disambungkan, harus diketahui batang yang baik untuk batang
bawah dan batang atas. Batang bawah berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-
sifat perakaran yang baik, anatara lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit,
tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air tanah tertentu yang buruk, dan
sebagainya. Sedang batang atas diambil dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat
hasil yang diinginkan (Simanjuntak, 2010).

7
Sambung pucuk saat ini banyak diterapkan oleh para petani karena memiliki
beberapa keungguluan bila dibandingkan dengan teknologi perbanyakan vegetatif
lainnya. Menurut Limbongan & Djufry (2013), teknologi sambung pucuk mudah
diterapkan, tingkat keberhasilan tinggi, bahan yang digunakan lebih mudah
diperoleh, dan teknologi ini sudah banyak dikenal oleh para petani. Menurut
Prastowo (2006) penyambungan memiliki beberapa manfaat pada tanaman
diantaranya, (1) memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, (2)
menghasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi
perakaran dan produksinya, (3) mempercepat waktu berbunga dan berbuah
(tanaman berumur genjah), (4) menghasilkan tanaman yang sifat buahnya sama
dengan induknya, (5) mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih
baik, (6) meremajakan tanaman tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak
memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi.
Menurut Iin (2021), tanaman yang di perbanyak dengan cara vegetatif baik
dengan mencangkok, menyambung maupun setek mempunyai kriteria tertentu
yaitu tanaman yang tergolong kedalam kelompok dikotil. Tumbuhan dikotil
dijadikan syarat utama teknik perbanyakan tanaman vegetatif dikarenakan tanaman
ini berkas pembuluhnya yaitu xylem dan floem teratur, dimana xylem terletak di
bagian luar pembuluh sedangkan floem terletak di bagian dalam pembuluh dan
diantara kedua pembuluh tersebut (xylem dan floem) terdapat kambium yaitu
jaringan meristematik sekunder (pertumbuhan sekunder) yaitu pertumbuhan yang
membesar dan melebar pada bagian batang. Adapun kriteria khusus tumbuhan yang
dapat dengan mudah dilakukan penyambungan dengan tingkat keberhasilan yang
tinggi yaitu kambium pada akar dan batangnya tebal dan batangnya mempunyai
kulit kayu yang mudah dikupas.
Pohon induk adalah tanaman pilihan yang dipergunakan sebagai sumber
batang atas (entres), baik itu tanaman kecil ataupun tanaman besar yang sudah
produktif yang berasal dari biji atau hasil perbanyakan vegetatif. Persyaratan pohon
induk antara lain 1) Memiliki sifat unggul dalam produktifitas dan kualitas buah
untuk tanaman buah dan ketahanan terhadap serangan organisme penggangu
tanaman (OPT), 2) Nama varietas pohon induk dan asalusulnya (nama pemilik,

8
tempat asal) harus jelas, sehingga memudahkan pelacakannya, 3) Tanaman dari biji
harus sudah berproduksi minimal lima musim, untuk mengetahui kemantapan sifat
yang dibawanya, 4) Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain yang
dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan silang, terutama untuk
pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu diambil bijinya
(Prastowo & Roshetko, 2006).
Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah pada umumnya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Sistem perakatan cukup kuat, serta mampu beradaptasi pada keadaan tanah
yang kurang mendukung serta tahan terhadap penyakit akar dan batang.
2. Berkecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas yang digunakan, sehingga
dapat hidup bersama secara ideal dan dalam waktu tertentu.
3. Pertumbuhan kuat dan sehat serta dapat tumbuh serasi dengan batang atas
(compatible).
4. Batang dan akar cukup kuat sehingga mampu menahan batang atas terutama
pada jenis tanaman berbuah lebat.
5. Tidak mengurangi kuantitas maupun kualitas buah pada tanaman yang
berbentuk sebagai hasil sambungan (Barus & Syukri, 2008).
Tanaman yang digunakan sebagai batang atas harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Berasal dari pohon yang sehat, terutama bebas dari penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dan virus.
2. Berasal dari pohon yang sifta-sifatnya sesuai dengan sifat yang diinginkan.
3. Tidak mengurangi kualitas batang bawah, pada tanaman yang terbentuk
sebagai hasil sambungan (Barus & Syukri, 2008).
Praktikum grafting dilakukan pada siang hari. Langkah-langkah pelaksanaan
grafting yang dilakukan oleh praktikan yaitu:
1. Batang bawah dan batas atas atau entres tanaman yang akan digunakan dipilih.
2. Alat berupa cutter disterilisasi terlebih dahulu.
3. Belahan pada bagian batang bawah membentuk celah seperti hurus (v) dan
berbentuk segitiga keluar pada batang atas dibuat.

9
4. Batang atas disisipkan ke batang bawah, dan hindari menyentuh bagian
pelukaan yang telah dibuat.
5. Sambungan dililit dengan sealer dengan rapat.
6. Tanaman yang telah disambung disungkup dengan plastik dan diletakkan pada
tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.
Menurut Hanadayani et al., (2019) langkah dalam melakukan teknik grafting
yaitu:
1. Persiapan batang atas (Scion) dan batang bawah (Rootstock)
Batang atas (Scion) yang di gunakan untuk perbanyakan berasal dari
pohon induk dengan produktivitas tinggi (buah banyak, kualitas baik), Pohon
kuat, sehat, pertumbuhan normal dan kompatibel dengan batang bawah. Jenis
scion yang digunakan adalah pelangi manukwari dan kromo banyumas. Batang
bawah (Rootstock) yang digunakan untuk sambung pucuk memiliki perakaran
baik/kuat, kompatibel, batang kokoh, dan laju tumbuh sesuai dengan batang
atas.
2. Sayat scion (batang atas) dan rootstock (batang bawah)
Sayat scion menggunakan silet secara rapi dengan mata tunas dua atau
tiga mata tunas kemudian sayat miring pangkal scion dan potong rootstock
pada tempat yang tepat sesuai yang diinginkan, rootstock dipotong dengan
menggunakan silet.
3. Belah tengah rootstock
Rootstock yang akan digunakan untuk sambung pucuk dibelah tengah
dengan kedalaman sekitar 2 cm dengan menggunakan silet, pembelahan
rootstock juga bisa ditentukan dengan panjang sayatan scion.
4. Sambungkan scion pada rootstock
Penyambungan scion pada rootstock dilakukan dengan memasukan scion
yang sudah disayat kedalam rootstock yang sudah dibelah tengah. Scion yang
dimasukan harus tepat pada belahan rootstock agar penyambungan dapat
berhasil.
5. Pengikatan dan pembungkusan

10
Scion dan rootstock yang sudah di sambungkan kemudian diikat pada
bagian yang telah ditempelkan. Pengikatan dilakukan menggunakan plastik
balon dengan melilitkan plastik balon dari bawah keatas untuk merekatkan
Scion dan rootstock agar perbanyakan dapat berhasil. Setelah itu sambungan
dibungkus dengan plastik balon transparan untuk menjaga kestabilan suhu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan sambung diantaranya
kekerabatan tanaman yang akan digunakan sebagai batang atas dengan tanaman
yang digunakan sebagai batang bawah, faktor lingkungan serta pelaksanaan yang
mencakup proses pemotongan entris, pemotongan sambungan dan pemeliharaan
sambungan. Pertautan sambungan juga sangat di tentukan kompatibilitas antara
batang bawah dan batang atas, pada penelitian banyak kegagalan terjadi akibat
inkompatibilitas sambungan yang disebabkan batang atas atau entris banyak yang
memiliki ukuran yang lebih besar dibanding batang bawah yang mana
menyebabkan posisi jaringan tidak manyatu sehingga translokasi air dan nutrisi
tidak terjadi sehingga menyebabkan batang atas tidak mendapatkan suplai nutrisi
dan akhirnya mengalami kegagalan. Tambing et. al., (2009) menyatakan bahwa
umur bibit bawah berpengaruh nyata terhadap presentase keberhasilan sambungan.
Faktor lain yang dapat menyebabkan keberhasilan grafting ialah diameter,
umur, dan genotip dari batang atas. Menurut Sari (2012) keberhasilan
penyambungan juga dapat disebabkan oleh perbedaan familiki, batang bawah
berpengaruh pada sifat daya hidup, diameter pertautan, dan tinggi tunas. Menurur
Riodevriza (2010) kambium mempunyai peranan yang penting dalam pembelahan
dan pembentukan sel baru sehingga apabila kandungan kambium pada batang
banyak maka keberhasilan sambungan semakin meningkat pula.
Keberhasilan sambung juga sangat ditentukan oleh mekanisme kompatibilitas
itu sendiri, misalnya sifat fisiologi, biokimia dan sistem anatomi secara bersamaan.
Persaingan unsur hara juga terjadi apabila ada tumbuhan pengganggu. Ruang
kosong yang diinvasi oleh berbagai jenis tumbuhan pengganggu akan menghambat
pertumbuhan tanaman. Sifat mendominasi suatu spesies gulma tertentu dapat
menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem yang dapat menurunkan hasil tanaman.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya sambungan yang gagal tidak

11
semata-mata disebabkan oleh perlakuan cara penyimpanan dan lama penyimpanan
batang atas akan tetapi bisa disebabkan karena faktor lingkungan seperti
kelembaban, cahaya ataupun suhu selain itu juga bisa disebabkan dari faktor teknis
saat pelaksanaan sambung itu sendiri (Liwanza et al., 2019).
Pengamtan praktikum ini dilakukan selama 6 minggu dengan beberapa
kriteria seperti keberhasilan, sambung, jumlah tunas baru, jumlah daun, diameter
batang bawah, dan diameter entres. Pada pengamatan pertama semua tanaman
durian dan jambu biji belum terjadi keberhasilan sambung, jumlah tunas baru (buah
dan jumlah daun (helai) belum muncul. Tanaman durian pertama memiliki diameter
batang bawah 0,5 cm. Tanaman durian kedua memiliki diameter batang bawah 0,6
cm. Tanaman durian ketiga memiliki diameter batang bawah 0,6 cm Tanaman
jambu biji pertama memiliki diameter batang bawah 0,5 cm. Tanaman jambu biji
kedua memiliki diameter bawah 0,4 cm.
Pada pengamatan minggu ke-dua semua tanaman durian dan jambu biji belum
terjadi keberhasilan sambung, jumlah tunas baru (buah dan jumlah daun (helai)
belum muncul. Tanaman durian pertama memiliki diameter batang bawah 0,5 cm.
Tanaman durian kedua memiliki diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman durian
ketiga memiliki diameter batang bawah 0,6 cm Tanaman jambu biji pertama
memiliki diameter batang bawah 0,5 cm. Tanaman jambu biji kedua memiliki
diameter bawah 0,4 cm.
Pengamatan minggu ke-tiga keberhasilan sambung, jumlah tunas dan jumlah
daun pada tanaman durian masih belum terlihat juga dan pada tanaman jambu biji
pertama sudah terlihat keberhasilan sambung pucuk. Tanaman durian pertama pada
minggu ini memiliki diameter batang bawah 0,5 cm . Tanaman durian kedua
memiliki diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman durian ketiga memiliki diameter
batang bawah 0,6 cm. Tanaman jambu biji pertama memiliki ukuran diameter
batang bawah 0,5 cm, terdapat 1 jumlah tunas baru,terdapat 2 jumlah daun dan
diameter entres 0,2 cm. Tanaman jambu biji kedua ukuran diameter batang bawah
0,4 cm.
Pengamatan minggu ke-empat keberhasilan sambung, jumlah tunas dan
jumlah daun pada tanaman durian masih belum terlihat juga dan pada tanaman

12
jambu biji pertama sudah terlihat keberhasilan sambung pucuk. Tanaman durian
pertama pada minggu ini memiliki diameter batang bawah 0,5 cm . Tanaman durian
kedua memiliki diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman durian ketiga memiliki
diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman jambu biji pertama memiliki ukuran
diameter batang bawah 0,5 cm, terdapat 1 jumlah tunas baru,terdapat 4 jumlah daun
dan diameter entres 0,2 cm. Tanaman jambu biji kedua ukuran diameter batang
bawah 0,4 cm.
Pengamatan minggu ke-lima keberhasilan sambung, jumlah tunas dan jumlah
daun pada tanaman durian masih belum terlihat juga dan pada tanaman jambu biji
pertama sudah terlihat keberhasilan sambung pucuk. Tanaman durian pertama pada
minggu ini memiliki diameter batang bawah 0,5 cm . Tanaman durian kedua
memiliki diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman durian ketiga memiliki diameter
batang bawah 0,6 cm. Tanaman jambu biji pertama memiliki ukuran diameter
batang bawah 0,5 cm, terdapat 1 jumlah tunas baru,terdapat 2 jumlah daun dan
diameter entres 0,25 cm. Tanaman jambu biji kedua ukuran diameter batang bawah
0,4 cm.
Pengamatan minggu ke-enam keberhasilan sambung, jumlah tunas dan
jumlah daun pada tanaman durian masih belum terlihat juga dan pada tanaman
jambu biji pertama sudah terlihat keberhasilan sambung pucuk. Tanaman durian
pertama pada minggu ini memiliki diameter batang bawah 0,5 cm . Tanaman durian
kedua memiliki diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman durian ketiga memiliki
diameter batang bawah 0,6 cm. Tanaman jambu biji pertama memiliki ukuran
diameter batang bawah 0,5 cm dan diameter entres 0,2 cm. Tanaman jambu biji
kedua ukuran diameter batang bawah 0,4 cm.
Keberhasilan grafting dapat dilihat setelah tali grafting dibuka, yaitu sekitar
3 sampai 4 minggu setelah pelaksanaan grafting. Keberhasilan grafting terjadi
karena penyatuan kambium antara batang atas dan batang bawah dengan ciri-ciri
mata tunas tetap hijau, segar, tidak kering, patah dan mata tunas tumbuh (Handayani
et al., 2019). Pada hasil praktikum ini grafting tanaman durian tidak berhasil.
Dilihat dari mata tunas yang tidak berwarna hijau, kering, dan tidak segar. Hal
tersebut disebabkan karena telatnya waktu penyungkupan pada proses grafting.

13
Penyungkupan ini bertujuan untuk menjaga kelembapan tanaman durian hasil
sambungan agar tetap tinggi serta mengurangi penguapan di sekitar sambungan
(Sunandar et al., 2018).

Gambar 1. Hasil grafting tanaman durian.

Dalam sambung pucuk terdapat masalah yang timbul dimana pada saat
penyungkupan terjadi pengguguran daun pada pertautan antara batang atas dan
batang bawah. Menurut Suryadi (2009) daun merupakan sumber karbohidrat yang
diperoleh dari hasil fotosintesis yang berguna untuk proses penyembuhan luka dan
pertautatn antara batang atas dan batang bawah, sehingga daun sangat berperan
penting dalam keberhasilan sambung pucuk, hal ini juga sejalan dengan pendapat
Suryanto (1995), perompesan entres tidak dilakukan karena akan memperlambat
pertumbuhan hasil sambungan (Savitri & Afrah, 2019)
Menurut Thalib (2019) salah satu penyebab kegagalan grafting durian diduga
karena pemilihan batang bawah dan batang atas yang kurang tepat. Pemilihan
batang bawah berkaitan dengan pertumbuhan tanaman dimana batang bawah
berada pada kondisi aktif tumbuh ketika sel-sel membelah dengan cepat. Kondisi
aktif tumbuh yang cepat terjadi pada waktu tanaman masih muda.
Penggunaan batang atas dan batang bawah berhubungan dengan
kompatibilitas. Penyambungan antara batang atas dengan batang bawah yang tidak
sesuai akan menghasilkan bibit dengan pertumbuhan yang lambat, selanjutnya bibit
hasil sambungan akan mati. Sumber batang atas untuk dijadikan batang atas
diperoleh dari berbagai jenis cabang tanaman durian yang diperkirakan masih
memiliki enegi yang cukup untuk disambung. Penggunaan sumber batang atas

14
belum spesifik bersumber dari cabang tertentu. Sumber batang atas potensial durian
adalah cabang primer, sekunder, dan tersier yang memiliki keragaman kandungan
makromolekul dan fitohormon. Kandungan makromolekul diperlukan sebagai
penyedia energi dalam proses pembentukan kallus sedangkan fitohotmon
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dengan mempengaruhi
pembelahan sel, perpanjangan sel dan diffferensiasi sel serta keberhasilan
sambungan dan kompatibilitas (Thalib, 2019).

15
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu:


1. Sambung pucuk atau grafting merupakan salah satu teknik yang sering
digunakan untuk memperbanyak tanaman dengan cepat. Prinsip dasar dalam
menyambung adalah menyambungkan batang bawah dengan batang atas dari
tanaman lain yang sejenis, sehingga akan diperoleh tanaman baru yang sifatnya
lebih unggul.
2. Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah pada umumnya memiliki ciri-
ciri sistem perakatan cukup kuat, serta mampu beradaptasi pada keadaan tanah
yang kurang mendukung serta tahan terhadap penyakit akar dan batang.
Berkecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas yang digunakan, pertumbuhan
kuat dan sehat, batang dan akar cukup kuat. Tanaman yang digunakan sebagai
batang atas harus memiliki sifat-sifat berasal dari pohon yang sehat, terutama
bebas dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Berasal dari pohon
yang sifta-sifatnya sesuai dengan sifat yang diinginkan. Tidak mengurangi
kualitas batang bawah.
3. Cara melakukan grafting adalah dengan memotong batang bawah menjadi dua
bagian tanpa terputus. Entres disayat sehingga membentuk mata kapak yang
selanjutnya entres tersebut disisipkan dalam belahan batang bawah. Selanjutnya
diikat dengan tali plastik yang ditarik memanjang. Lalu hasil sambung tersebut
disungkup menggunakan plastik.

B. Saran

Saran untuk praktikum kedepannya yaitu diharapkan dapat memperhatikan


faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari teknik grafting sehingga tanaman
grafting dapat tumbuh dengan optimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Barus, A., dan Syukri. 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU Press,
Medan.

Ciobotari, Gheorghii, Maria Brinza, Aliona Morariu, & Gica Gradinariu. 2010.
Graft incompatibility influence on assimilating pigments and soluble
sugars amount of some pear (Pyrus sativa) cultivars. Notulae Botanicae
Horti AgrobotaniciCluj-Napoca, 38 (1): 187–92.

Fitrian, E., P. 2014. Buku Pintar Mencangkok Tanaman Buah. Infra Pustaka,
Depok.

Handayani., N., Sutarni., & Teguh, B. T. 2019. PENGENDALIAN MUTU BIBIT


DURIAN GRAFTING DI PT DEF. Karya Ilmiah Mahasiswa.

Hartmann, H.T., Kester, D.E., Davies, F.T., & Geneve, R.L. 2010. Plant
propagation: Principles and practices. In Chapter 11, Principles of Grafting
and budding (pp. 415–463). 7th edition. Pearson Education, Prentice Hall,
Upper Saddle River, NJ.

Iin, M. N. 2021. Penerapan Sambung Pucuk (Grafting) pada Tanaman Cabai


(Doctoral Dissertation, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan).

Limbongan, J., dan F. Djufry. 2013. Pengembangan Teknologi Sambung Pucuk


Sebagai Alternatif Pilihan Perbanyakan Bibit Kakao. J. Litbang Pert,
32(4): 166-172.

Liwanza, N., Muksalmina, M., Ismadi, I., & Handayani, R. S. 2019. Keberhasilan
Sambung Pucuk Durian (Durio zibethinus) Lokal Aceh Akibat Perlakuan
Cara dan Lama Penyimpanan Batang Atas. Jurnal Agrium, 16(2): 166-
170.

Paramita, P., Toekidjo., & Toekidjo, S. P. 2012. Kesesuaian Sambungan Mini Tiga
Kultivar Durian (Durio zibethinus L. ex Murray) dengan Batang Bawah
Berbagai Umur. Vegetalika, 1(2): 47-53.

Prastowo. 2006. Tehnik pembibitan dan perbanyakan vegetatif tanaman buah.


World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International, Bogor.

Riodevriza. 2010. Pengaruh Umur Pohon Induk terhadap Keberhasilan Stek dan
Sambungan Shorea selanica BI. Departemen Silvikultur. Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sari, I. A., & Susilo, A. W. 2012. Keberhasilan sambungan pada beberapa jenis
batang atas dan famili batang bawah kakao (Theobroma cocoa
L.).(Grafting performance of some scion clones and root-stock family on

17
cocoa (Theobroma cocoa L.). Pelita Perkebunan (a Coffee and Cocoa
Research Journal), 28(2): 72-81.

Simanjuntak, F. 2010. Pembiakan vegetatif. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suharjo, Andi Bahrun & La Ode Safuan. 2017. Effect of source and storage times
of scion to carbohydrate, protein, lipids, and auxin content at durian
nursery (Durio Zibethinus. Murr).” International Journal of Recent
Advances in Multidisciplinary Research 04 (09): 2819–24.

Sunandar, D., Sholihah, S. M., & Syah, R. F. 2018. Pengaruh Model Sambungan
Dan Waktu Pembukaan Sungkup Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk
Tanaman Durian (Durio zibethinus macrophyllus). Jurnal Ilmiah
Respati, 9(1).

Tambing, Y., dan S. Launde. 2009. Kajian Umur Bibit Bawah Nangka dan Takaran
Pupuk Pelengkap benih Nutrifarm-SD terhadap Keberhasilan Pertautan
sambungan Pucuk. Agroland 16(1): 33-39.

Thalib, S. 2019. Pengaruh sumber dan lama simpan batang atas terhapa
pertumbuhan hasil grafting tanaman durian. Jurnal Agro, 6(2): 196-205.

Yang, Yingzhen, Mao Linyong, Yingyos Jittayasothor, Youngmin Kang, Chen


Jiao, Zhangjun Fei, and Gan-Yuan Zhong. 2015. Messenger RNA
exchange between scions and rootstocks in grafted grapevines.” BMC
Plant Biology, 15: 251–54.

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. ACC Praktikum Acara 4

ACC ACARA IV
PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN SECARA SAMBUNG
(GRAFTING)

Kelas :A
Kelompok : 6 (Enam)
Anggota Kelompok : 1. Fika Rizky Ayu Risnawati (A1D019025)
2. Bismark Azka Elsulthan (A1D019026)
3. Puspa Arum (A1D019045)
4. Rayna Ligar Hasanah (A1D019066)
5. Nanda Rizkia Ummami (A1D019096)
Asisten : Muhammad Ihsan Abdi Muhammad Ihsan Abdi
Varadita Anggraeni Pramesti Varadita Anggraeni
Pramesti

Tabel 7. Pengamatan tanaman hasil sambung (grafting) minggu ke- 1


Pengamatan ke- 1
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji x - - 0,5 -
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 2. Pengamatan tanaman hasil sambung (grafting) minggu ke- 2


Pengamatan ke- 2
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -

19
3 Jambu biji x - - 0,5 -
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 3. Pengamatan tanaman hasil sambung (grafting) minggu ke- 3


Pengamatan ke- 3
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x 0,6
3 Jambu biji ✓ 1 2 0,5 0,2
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 4. Pengamatan tanaman hasil sambung (grafting) minggu ke- 4


Pengamatan ke- 4
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji ✓ 1 4 0,5 0,2
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

Tabel 5. Pengamatan tanaman hasil sambung (grafting) minggu ke- 5


Pengamatan ke- 5
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji ✓ 1 4 0,5 0,25
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

20
Tabel 6. Pengamatan tanaman hasil sambung (grafting) minggu ke- 6
Pengamatan ke- 6
Jumlah Diamter
Jumlah Diameter
NO Nama Tanaman Keberhasilan tunas batang
daun entres
sambung baru bawah
(helai) (cm)
(buah) (cm)
1 Durian x - - 0,5 -
2 Durian x - - 0,6 -
3 Jambu biji ✓ - - 0,5 0,25
4 Jambu biji x - - 0,4 -
5 Durian x - - 0,6 -

21
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Pengukuran batang bawah Proses pemangkasan

Pemotongan batang bawah


Penyayatan entres
membentuk v

Pelilitan sambungan menggunakan


Penyisipan batang atas ke dalam
plastik
batang bawah

22
Penyungkupan sambungan dengan
plastik

23

Anda mungkin juga menyukai