Anda di halaman 1dari 8

1

LAPORAN PRAKTIKUM ZAT PENGATUR TUMBUH

ACARA I
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DAN
EKSTRAK ALAMI TUMBUHAN TERHADAP
PERTUMBUHAN AKAR STEK BATANG DAN DAUN

Oleh:
Nama : Ika Aprilianti
NIM : C1M020058
KELAS :B
KELOMPOK : B1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
2

I. PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DAN EKSTRAK ALAMI


TUMBUHAN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR STEK
BATANG DAN DAUN

Tujuan : Untuk mengetahui peranan ZPT terhadap pertumbuhan akar pada stek
batang dan daun

Bahan dan alat : 1. Stek batang tanaman Lidah Mertua (Sanseviera


trivasciata)
2. Stek daun tanaman Puring (Cadiaenum variegatum)
3. Pisau stek, gelas ukur, ember plastik, timbangan analitik,
polybag dan alat tulis menulis
4. Root Up, Rootone F, daging daun Lidah Buaya (Aloe
vera) sekam bakar, pasir, pupuk kandang dan air

Landasan Teori:
Perbanyakan tanaman dengan stek (cutting) dilakukan dengan
menggunakan sebagian atau sepotong batang, akar atau daun yang dipisahkan dari
tanaman induknya, kemudian bagian tersebut ditempatkan pada kondisi
lingkungan yang menguntungkan untuk menginduksi pembentukan akar dan
tunas, yang pada akhirnya stek tumbuh menjadi individu baru yang memiliki sifat
yang sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman dengan stek sangat banyak
digunakan untuk tanaman hias dan buah-buahan. Perbanyakan dengan stek
umumnya dilakukan untuk menanggulangi ketidakmampuan sejumlah tanaman
melakukan reproduksi generatif (denga biji) (Hartmann and Kester, 1983).
Dalam perbanyakan dengan stek, diharapkan organ yang segera tumbuh
adalah akar. Pembentukan dan pertumbuhan akar-akar liar/adventif (adventitious
roots) pada batang tanaman yang dipotong (misalnya stek) merupakan dasar dari
upaya perbanyakan tanaman secara asexual, terutama tanaman ornamental dengan
tujuan untuk mempertahankan kemurnian sifat genetik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Auxin mempromosikan pembentukan kallus pada ujung
3

basal batang dan kallus selanjutnya berdiferensiasi menjadi akar-akar adventif


(Salisbury and Ross, 1991)

Prosedur :
1. Siapkan medium (sekam bakar, pasir, dan pupuk kandang) dengan
perbandingan v:v = 1:1:1
2. Media dicampur hingga homogen, kemudian dimasukkan ke dalam pot
hingga setinggi 2 cm dari bibir (mulut) pot
3. Siapkan masing larutan:
Root Up 0,5% dan 1,0%;
Rootone F 0,5% dan 1,0%;
Ekstrak daging daun tanaman lidah buaya 25% dan 50%
4. Siapkan sejumlah stek batang puring dengan panjang 10-12 cm tiap stek,
potong miring 450 bagian bawah stek
5. Siapkan sejumlah stek daun tanaman lidah mertua dengan panjang 15-20
cm tiap stek
6. Rendam stek ke dalam larutan yang telah disiapkan selama 6 jam.
7. Tanam stek pada media yang telah disiapkan.
8. Cabut dan amati akar stek setelah 5 minggu.

Pengamatan :
1. Hitung jumlah akar, jumlah daun dan jumlah tunas.
2. Ukur panjang akar yang tumbuh pada tiap stek dengan mengambil sampel
beberapa akar yang terpanjang, sedang, dan terpendek, kemudan dirata-
ratakan.
4

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Kontrol Ekstrak lidah Ekstrak lidah Rootone F Rootone F


(tanpa ZPT) buaya 25% buaya 50% 0,5% 1,0%

Gambar 1: Pertumbuhan akar dan tunas stek batang puring pada perlakuan kontrol,
ekstrak lidah buaya (25%, 50%) dan Rootone F (0,5%, 1,0%) 5 mst

Tabel 1. Rerata jumlah stek yang tumbuh, jumlah tunas per stek, jumlah daun
per stek, jumlah akar per stek, dan jumlah akar per stek batang puring
pada perlakuan Rootone F dan ekstrak daun lidah buaya

Perlakuan Jumlah stek Jumlah Jumlah Jumlah Panjang


tumbuh tunas per daun per akar per akar per
(batang) stek (batang) stek stek (helai) stek (cm)
(helai)
Kontrol (tanpa 3 = 75% 1,5 3.0 8,0 4,3
ZPT)
Ekstrak lidah 4 = 100% 2,5 3,8 12,5 3,7
buaya 25%
Ekstrak lidah 3 = 75% 2,5 5,0 13,3 3,8
buaya 50%
5

Rootone F 0,5% 4 = 100% 2,5 4,3 26,0 3,9


Rootone F 1,0% 3 = 75% 3,3 6,3 11,3 18,9

Keterangan: - Data adalah rata-rata dari 4 ulangan (4 stek)


- Pengamatan dilakukan hanya pada stek yang tumbuh, sehingga
data hanya dari rata-rata stek yang tumbuh

W2

Kontrol Root Up Root Up Ekstrak daun Ekstrak daun


(tanpa ZPT) 1,0% 0,5% lidah buaya 25% lidah buaya 50%

Gambar 2: Pertumbuhan akar stek daun lidah mertua pada perlakuan kontrol, ekstrak
lidah buaya (25%, 50%) dan Rootone F (0,5%, 1,0%) 5 mst

Tabel 2. Rerata jumlah stek yang tumbuh, jumlah akar per stek, dan panjang
akar per stek daun lidah mertua pada perlakuan Root Up dan ekstrak
daun lidah buaya

Perlakuan Jumlah stek Jumlah tunas Jumlah Jumlah Panjang


tumbuh per stek daun per akar per akar per
(batang) (batang) stek (helai) stek (helai) stek
(cm)
Kontrol (tanpa 0,0 (%) 0,0 0,0 0,0 0,0
ZPT)
Ekstrak lidah 1,0 = (25%) 0,0 0,0 4,0 1,7
buaya 25%
6

Ekstrak lidah 3,0 = (75%) 0,0 0,0 4,0 1,5


buaya 50%
Root Up 0,5% 3,0 = (75%) 0,0 0,0 3,0 1,8

Root Up 1,0% 1,0 = (25%) 0,0 0,0 2,0 1,3

Keterangan: - Data adalah rata-rata dari 4 ulangan (4 stek)


- Pengamatan dilakukan hanya pada stek yang tumbuh, sehingga
data hanya dari rata-rata stek yang tumbuh

Pembahasan
Stek batang adalah cara penyetekan tanaman yang bahannya berasal dari
potongan batang atau jaringan batang yang telah mengalami modifikasi bentuk
atau fungsi. Potongan batang ini nantinya akan membentuk akar adventif di ujung
potongan batang dan membentuk tunas dari mata tunas yang masih dorman.
Tujuan dari stek itu sendiri adalah mempercepat pertumbuhan, pembuangan dan
pembuahan dalam perkembangbiakan tumbuhan.
Pada praktikum ini tanaman yang digunakan adalah tanaman puring dan
tanaman lidah mertua. Puring adalah tanaman perdu hias yang merupakan
tanaman asli Indonesia. Tanaman puring memiliki variasi yang cukup banyak.
Ada tanman puring yang berwarna hijau, jingga, merah, kuning, atau kobinasi dari
warna-warna tersebut. Puring merupakan jenis tumbuhan yang masuk kedalan
keluarga Euphorbiaceae. Lidah mertua (Sansevieria) adalah tanaman sukulen dari
keluarga Dracaenaceae yang berasal dari Afrika, Afrika Selatan, India, dan
Indonesia. Sansevieria hidup di alam tropis sebagai tanaman tropis tulen ( true
tropical plant).
Adapun larutan zat pengatur tumbuh yang digunakan pada praktikum ini
yaitu, root up (0,5% dan 1,0%), rootone F (0,5% dan 1,0%), dan ekstrak
daging daun tanaman lidah buaya (25% dan 50%). Bahan stek batang
direndam selama 6 jam dengan larutan larutan tersebut sebelum ditanam.
Setelah 5 minggu tanaman stek dicabut dan diamati akarnya, didapatkan
7

hasil untuk puring yang diperlakukan tanpa menggunakan ZPT diperoleh


panjang akar perstek 4,3 cm, diikuti dengan ekstrak lidah buaya 25%
panjang akar perstek 3,7 cm, sedangkan dengan ekstrak lidah buaya 50%
panjang akar perstek 3,8 cm, untuk rootone F 0,5% dengan panjang 3,9 cm,
dan 18,9 cm untuk larutan rootune F 0,1%. Pada bahan stek batang lidah
mertua didapatkan hasil hasil yang diperlakukan tanpa menggunakan ZPT
diperoleh panjang akar perstek 0 cm, diikuti dengan ekstrak lidah buaya
25% panjang akar perstek 1,7 cm, sedangkan dengan ekstrak lidah buaya
50% panjang akar perstek 1,5 cm, untuk root up 0,5% dengan panjang 1,8
cm, dan 1,3 cm untuk larutan root up 0,1%.

Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Auxin mempromosikan pembentukan
kallus pada ujung basal batang dan kallus selanjutnya berdiferensiasi menjadi
akar-akar adventif.
2. Penggunaan larutan rootune F 1,0% pada stek batang puring merupakan hasil
paling tinggi dengan panjang akar perstek 18, 9 cm.
3. Penggunaan larutan root up 0,5% pada stek batang lidah mertua merupakan
hasil paling tinggi dengan panjang akar perstek 1,8 cm
8

Daftar Pustaka

Puspita, Dewi. 2019. Ampuhnya Tanaman Hias Bagi Kesehatan dan Kecantikan.
Laksana. Yogyakarta.
Hartmann, H.T. and D.E. Kester, 1983. Plant Propagation, 4th Edition. Prentice –
Hall, Inc. Englewood Clifts, New Jersey.

Lingga, Lanny. 2008. Sansevieria. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross, 1992. Plant Physiology. 4th edition. Wadswoth
Publishing Company, Belmont, California.

Anda mungkin juga menyukai