Anda di halaman 1dari 23

Kultur Organ

Kelompok 4:

1. Andi Pranata Sitepu 4202220003


2. Devi Nurhalida Simanullang 4203520012
3. Josephin tambunan 4201220014
4. Masna Nababan 4203220022
5. Rumiris Fanessa Sitorus 4202520006

Kelas : PSB 20 C
Rumiris Fanessa Sitorus
4202520006

Sejarah dan defenisi Kultur Organ


Pada tahun 1904 Jhon Hanning yang mendapatkan kecambah dari
crucifer dari embrio yang terpisah dar biji yang belum mengalami
pendewasaan.

White 1934
White melihat bahwa kultur pada akar tomat tidak memiliki batas
1940-1960
sekarang kultur organ menjadi topik penelitian yang penting

Defenisi : Kultur yang diinisiasi dari organ-organ tanaman


seperti:pucu terminal dan aksilar, meristem, daun, batang, ujung
akar, bunga, buah muda dan embrio
Tipe tipe kultur organ

01 Kultur meristem
02 Kultur akar

03 Kultur tunas 04 Kultur embrio


Josephin tambunan 4201220014

Kultur meristem

• Kultur meristem adalah kultur jaringan tanaman dengan menggunakan eksplan


berupa jaringan-jaringan meristematik.
• Jaringan meristem yang digunakan ialah meristem pucuk terminal atau meristem
tunas aksilar.
• Eksplan meristem digunakan untuk mengurangi jaringan kultur terkontaminasi dan
mendapatkan sejumlah tanaman normal, serta dapat dijadikan eksplan yang bebas
virus dengan ukuran untuk kultur sekitar 0,1-0,5 mm.
Prosedur Pelaksanaan Kultur Meristem

A. Penyiapan jaringan steril


1. Bagian puncak tunas dipotong sepanjang 3 - 5 cm
dari tanaman asalnya. Lalu dibilas dengan etanol B. Pemotongan ujung meristem
70%. 1. Pemotongan harus dilakukan secara aseptik.
2. Kemudian dicelupkan dalam larutan natrium 2. Hilangkanlah lapisan daun bagian luar dengan
hipoklorit 7% atau dalam larutan pemutih 50% pisau steril sampai puncak meristem terlihat.
selama 5-10 menit. 3. Ambillah bagian puncak meristem tersebut,
3. Ke dalam larutan desinfektan ini boleh ditambahkan kemudian tanamlah pada medium agar.
Tween 20 atau Tween 80 (0,01%). 4. Inkubasikan kultur meristem tersebut dalam
4. Setelah itu dicuci 5 6 kali - dengan air aquades steril lemari pertumbuhan dengan suhu 15-24°C.
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Kultur Meristem

1. Ukuran eksplan meristem


2. Jenis media tumbuh
3. Jenis dan konsrentasi zat pengatur tumbuh

Jadi keberhasilan kultur meristem dalam regenerasi tumbuhan normal tidak


hanya tergantung kepada jenis media, komposisi medium, jenis dan
konsentasi zat pengatur tumbuh, serta kondisi lingkungan yang tepat, tetapi
juga pada ukuran meristem tunas eksplan.

 
Andi Pranata Sitepu 4202220003

Kultur Akar
• Kultur akar adalah kultur jaringan tanaman dengan menggunakan eksplan berupa akar. Kultur
akar membentuk biomassa akar tanpa kehadiran tipe organ lain dari tanaman, seperti batang,
daun, atau tunas secara in vitro.

• Eksplan akar digunakan untuk mengurangi jaringan kultur terkontaminasi dan mendapatkan
sejumlah tanaman normal.

• Ukuran untuk kultur sekitar 0,1-0,5 mm.


Prosedur Pelaksanaan Kultur Akar
A. Penyiapan jaringan steril

1. Bagian akar dipotong sepanjang 3 - 5 cm dari


tanaman asalnya. Lalu dibilas dengan etanol
70%.
B. Pemotongan
2. Kemudian dicelupkan dalam larutan natrium
hipoklorit 7% atau dalam larutan pemutih 50% 1. Pemotongan harus dilakukan secara aseptik.
selama 5-10 menit.
2. Hilangkanlah lapisan bagian luar dengan pisau
3. Ke dalam larutan desinfektan ini boleh steril .
ditambahkan Tween 20 atau Tween 80 (0,01%).
3. Ambillah bagian tersebut, kemudian tanamlah pada
4. Setelah itu dicuci 5-6 kali dengan air aquades medium agar.
steril
4. Inkubasikan kultur tersebut dalam lemari
pertumbuhan dengan suhu 15-24°C.
Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Kultur Akar

1. Ukuran eksplan akrar


2. Jenis media tumbuh
3. Jenis dan konsrentasi zat pengatur tumbuh

Jadi keberhasilan kultur akar dalam regenerasi tumbuhan normal tidak hanya
tergantung kepada jenis media, komposisi medium, jenis dan konsentasi zat
pengatur tumbuh, serta kondisi lingkungan yang tepat, tetapi juga pada ukuran
akar eksplan.
Masna Nababan 4203220022

Kultur tunas

 Kultur tunas adalah kultur dari bagian ujung tanaman (shoot), yang di
dalamnya sudah terdapat beberapa sel primordial.
 Eksplan yang digunakan ialah tunas pucuk dan mata tunasPrinsip:
perangsangan terbentuknya tunas-tunas samping dengan cara mematahkan
dominasi apikal dari meristem apikal.
Jenis –jenis kultur tunas
1. Kultur Tunas aksiler Produksi tanaman dengan merangsang terbentuknya tunas-tunas aksiler
merupakan teknik mikro propagasi yang paling umum dilakukan. Ada 2 metode produksi tunas
aksiler yang dilakukan yaitu: 1) kultur pucuk dan 2) kultur mata tunas. Kedua teknik kultur ini
berdasarkan pada prinsip perangsangan terbentuknya atau munculnya tunas-tunas samping dengan
cara mematahkan dominasi apikal dari meristem apikal

a) Kultur Pucuk (shoot culture atau shoot-tip culture). Kultur Pucuk adalah teknik
mikropropagasi yang dilakukan dengan cara mengkulturkan eksplan yang mengandung
meristem pucuk (apikal dan lateral) dengan tujuan perangsangan dan perbanyakan
tunastunas/cabang-cabang aksiler. . Tunas-tunas aksiler tersebut selanjutnya diperbanyak
melalui prosedur yang sama seperti eksplan awalnya dan selanjutnya diakarkan dan
ditumbuhkan dalam kondisi in vivo.
Lanjutan
• Pertumbuhan pucuk, inisiasi dan perbanyakan tunas aksiler yang dihasilkan umumnya dirangsang
dengan cara menambahkan hormon pertumbuhan (umumnya sitokinin) ke dalam media
pertumbuhannya. Perlakuan ini dapat merangsang pertumbuhan tunas samping dan mematahkan
dominasi apikal dari pucuk yang dikulturkan .
• Tunas-tunas aksiler yang dihasilkan selanjutnya digunakan sebagai stek miniatur untuk proses
perbanyakan pada tahap berikutnya. Dengan teknik ini dan dibarengi dengan sub kultur dapat
diperoleh tunas dalam jumlah yang banyak dari satu eksplan.
• Dengan membatasi jumlah sub kultur sampai maksimal 8 - 10 kali, dapat diperoleh klon tanaman
yang identik atau true-to-type teknik ini telah digunakan secara luas untuk perbanyakan tanaman
termasuk tanaman hortikultura seperti pisang, asparagus, anggrek Cymbidium, dan lain-lain.
Jenis –jenis kultur tunas
b) Kultur Mata Tunas (single-node/ multiple-node culture; in vitro layering). Kultur mata tunas ini
merupakan salah satu teknik in vitro yang digunakan untuk perbanyakan tanaman dengan
merangsang munculnya tunas-tunas aksiler dari mata tunas yang dikulturkan. Seperti halnya kultur
pucuk, eksplan yang digunakan dalam kultur mata tunas dapat berasal dari tunas lateral, tunas
samping atau bagian dari batang yang mengandung satu atau lebih mata tunas (mengandung satu
atau lebih buku).

Terdapat dua teknik kultur mata tunas yaitu: 1) eksplan yang mengandung mata tunas lebih dari
satu ditanam secara horisontal di atas medium padat (teknik in vitro layering) dan 2) tiap buku
yang mengandung satu mata tunas dipotong-potong dan ditanam secara terpisah dalam tiap-tiap
botol kultur.
Lanjutan
• Pertumbuhan tunas-tunas aksiler sebagaimana halnya teknik kultur pucuk, juga berdasarkan pada prinsip
pematahan dominasi apikal. Oleh karena itu, pertumbuhan tunas-tunas aksiler ini terjadi jika eksplan
(mata tunas) ditanam pada media yang mengandung sitokinin dalam konsentrasi cukup tinggi sehingga
sitokinin ini dapat menghentikan dominasi pucuk apikal dan menyebabkan berkembangnya tunas-tunas
aksiler.
• Tunas aksiler yang terbentuk selanjutnya dipisahpisahkan dan dapat langsung ditanam pada media
pengakaran sehingga diperoleh tanaman baru yang sempurna atau digunakan kembali sebagai bahan
tanam untuk perbanyakan selanjutnya.
• Tunas-tunas tersebut selanjutnya diakarkan dan diaklimatisasi untuk ditanam di lapangan. Teknik ini telah
lama dan banyak dipergunakan untuk perbanyakan tanaman hortikultura seperti kentang, asparagus,
melon, semangka, anggrek, dan banyak lagi lainnya. Bagan tahapan kultur tunas aksiler yang umum
digunakan pada tanaman hutan
Bagan tahapan kultur tunas aksiler
Devi Nurhalida Simanullang 4203520012

Kultur embrio
Kultur embrio adalah mengkulturkan embrio zigotik secara in vitro. In vitro adalah metode untuk
mengisolasi bagian tanaman organ yang ditumbuhkan di atas medium secara aseptic dalam
ruangan yang terkendali. Embrio zigotik adalah hasil fertilisasi antara sel telur dengan inti sel
sperma yang terjadi pada proses fertilisasi ganda tanaman angiospermae.

Teknik kultur embrio dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu


1. Koleksi embrio di lapang,
2. Penyiapan media ,
3. Teknik aseptik (kondisi in vitro)
4. Aklimatisasi plantlet (calon bibit) ke screen house (kondisi ex vitro).
Faktor yang menyebabkan keguguran embrio

• Inkompatibilitas antar spesies atau genus Contoh kasus : Interspecific hybridization


(persilangan antar spesies) yang terlihat berhasil tetapi dalam fase lanjut embrio tidak
berkembang
• Inkompatibilitas antara pistil dan stigma yang mempengaruhi perkembangan pollen tube
• Fertilisasi terjadi tetapi embrio tetap abort. Kemungkinan karena faktor lingkungan.
Faktor-Faktor Keberhasilan
Kultur Embrio

1) Genotipe
2) Fase perkembangan embrio
3) Kondisi pertumbuhan tanaman induk
4) Komposisi media
5) Oksigen
6) Cahaya
7) Suhu
Kesimpulan
1. Pada tahun 1904 Jhon Hanning yang mendapatkan kecambah dari crucifer dari embrio yang
terpisah dar biji yang belum mengalami pendewasaan.
2. Kultur meristem adalah kultur jaringan tanaman dengan menggunakan eksplan berupa jaringan-
jaringan meristematik. Jaringan meristem yang digunakan ialah meristem pucuk terminal atau
meristem tunas aksilar.
3. Kultur akar adalah kultur jaringan tanaman dengan menggunakan eksplan berupa akar. Kultur
akar membentuk biomassa akar tanpa kehadiran tipe organ lain dari tanaman, seperti batang,
daun, atau tunas secara in vitro. Eksplan akar digunakan untuk mengurangi jaringan kultur
terkontaminasi dan mendapatkan sejumlah tanaman normal.
Kesimpulan
4. Kultur tunas adalah kultur dari bagian ujung tanaman (shoot), yang di dalamnya sudah terdapat
beberapa sel primordial. Eksplan yang digunakan ialah tunas pucuk dan mata tunasPrinsip:
perangsangan terbentuknya tunas-tunas samping dengan cara mematahkan dominasi apikal dari
meristem apikal.
5. Kultur embrio adalah mengkulturkan embrio zigotik secara in vitro. In vitro adalah metode untuk
mengisolasi bagian tanaman organ yang ditumbuhkan di atas medium secara aseptic dalam ruangan
yang terkendali. Embrio zigotik adalah hasil fertilisasi antara sel telur dengan inti sel sperma yang
terjadi pada proses fertilisasi ganda tanaman angiospermae.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Prasetyorini, M. (2019). Kultur Jaringan (Pertama ed.). (M. K. Agung Prajuhana Putra,
Ed.) Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pakuan.
Dwiyani, R. (2015). Kultur Jaringan Tanaman. In Journal of Chemical Information and
Modeling.
Herawan, T., & Budi, L. (2019). Kultur Jaringan Untuk Konservasi dan Pemulaan Tanaman
Hutan. In Jurnal Online Internasional & Nasional (Vol. 53, Issue 9).
www.journal.uta45jakarta.ac.id
Sitinjak, Rama R. 2010. Pemanfaatan Meristem dalam Teknik Kultur Jaringan. Jurnal Akademia. 14 (4) :
56-59.
Lampiran cover sumber yang dipakai
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai