Tujuan:
1) Untuk mengetahui adanya variasi antar pohon
2) Untuk membedakan pertumbuhan semai antar pohon induk
Dasar Teori:
Mengapa Terjadi Variasi?
Akibat perbedaan keadaan lingkungan (environmental variation)
dapat diubah dengan tindakan silvikultur
Akibat perbedaan susunan genetis (genetic variation) dapat diubah
dengan seleksi & pemuliaan
Tidak ada batas yang jelas/tegas antara variasi oleh genetis & lingkungan
pertumbuhan tinggi & bentuk batang lebih dipengaruhi faktor genetis
pertumbuhan diameter lebih dipengaruhi faktor lingkungan
Variasi genetis yang disebabkan oleh lingkungan dapat terjadi melalui seleksi
alam ada 2 :
1. Variasi clinal : perubahan/perbedaannya adalah phenotypic dan genotypic
& sifat yang berbeda itu akan dipertahankan walaupun ditanam di
lingkungan yang berlainan.
2. Variasi ecotypic : Pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada suatu tempat
sering berbeda bila dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di tempat
lain, ini akibat adanya perbedaan variasi lingkungan
Oleh karena itu, penetapan suatu jenis yang akan ditanam harus dilakukan
pengujian terlebih dahulu
Tujuan:
1) Untuk mengetahui adanya variasi antar pohon
2) Untuk membedakan pertumbuhan semai antar pohon induk
Dasar Teori:
Sejak awal suatu tegakan ini dibangun dan dirancang untuk produksi benih oleh
karena itu harus dipersiapkan:
berbagai aspek menejemen dan silvikultur yang akan diterapkan) untuk itu
harus dipesiapkan
Individu penyusun tegakan bahan tanamannya sudah di ambil dari pohon
berfenotip bagus apa belum (baik berasal dari semai/klon)
Bebas dari kemungkinan adanya bencana alam seperti banjir, longsor,
keamanan dll.
Sudah diuji sifat-sifat genetiknya
Kualitas benihnya sudah bisa dijamin.
Kebun Benih
Kebun benih terdiri dari kebun benih semai dan kebun benih klon. Kebun benih
klon berasal dari bibit yang diperoleh dari perkembangbiakan vegetative. Antara
lain dari stek.
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan
menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan
menjadi tanaman baru
Menurus (setek) dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang kemudian
ditanam di salah suatu media tumbuh dengan tujuan supaya dapat membentuk
akar dan tumbuh lebih lanjut sampai menjadi tanaman yang berdiri sendiri.
Setek dapat berupa setek daun (ex: cocor bebek, begonia), setek akar (cemara,
sonokeling), setek batang (lamtoro, gamal), setek pucuk (meranti, tangkil)
Syarat setek:
a. Tebal setek minimum diameter 3 cm
b. Panjang setek 10 cm sampai 17,5 cm
c. Harus dijaga jangan sampai diletakkan terbalik
d. Sebelum ditanam, setek disimpan dulu di tempat dingin
Tujuan:
Untuk mendapatkan pohon induk
Dasar Teori:
Pohon induk adalah pohon hasil seleksi dalam tegakan hutan yang
dipelihara untuk tujuan sebagai penghasil buah atau bibit (Kepmenhut, 2002).
Sedangkan menurut SK Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng No.
497/Kpts/I/2003, bahwa pohon induk adalah pohon yang memiliki penampilan
superior dibandingkan dengan pohon-pohon di sekitarnya.
Adapun kriteria pohon yang akan dipilih sebagai pohon induk menurut
Darjadi dan Hardjono (1976); Fandeli (1976) dalam Indriyanto (2005) adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk batang, tajuk, pertumbuhannya bagus,
2. Tajuk pohon mendapat cahaya dari arah samping dan atas,
3. Pohon tersebut telah diketahui masa berbunga dan berbuahnya,
4. Pohon tersebut tidak tertekan atau ternaungi oleh pohon-pohon di sekitarnya
5. Pohon tersebut dalam kondisi sehat (tidak terserang oleh hama dan penyakit)
Seleksi pohon adalah proses pemurnian hutan yang dilakukan dengan
memilih individu-individu pohon yang memiliki sifat tertentu dan baik, serta
disukai untuk dikembangbiakkan. Sifat-sifat pohon yang biasanya diseleksi antara
lain tinggi pohon yang unggul, diameter batang yang besar, daya lepas cabang
yang baik, batang lurus, percabangan yang mendatar, tajuk yang sempit, tajuk
yang padat dan simetris terhadap sumbu batang, tahan terhadap hama dan
penyakit, tahan terhadap kekeringan, serta mempunyai kualitas kaytu yang baik
(Soerianegara dan Djamhuri, 1979).
Cara seleksi pohon antara lain seleksi massa, seleksi famili, dan seleksi
berulang. Adapun yang dimaksud seleksi massa yaitu pemilihan pohon-pohon
yang didasrkan atas penilaian sifat fenotip individu pohon dalam populasi. Seleksi
ini sering digunakan pada tahap permulaan dari program pemuliaan pohon, sperti
pada penetapan pohon-pohon induk untuk membangun TB, ApnB, KBS, dan
KBK.
Seleksi famili, yaitu pemilihan pohon yang didasarkan atas penilaian sifat
fenotip induk betinanya. Sedangkan seleksi berulang, yaitu pemilihan pohon-
pohon hasil keturunan dari pohon induk hasil seleksi massa atau seleksi famili,
oleh karena itu seleksi ini disebut juga dengan seleksi dua tahap.
Tujuan:
1. Untuk mengetahui proses penyerbukan terkendali
2. Untuk mengetahui hasil dari penyerbukan terkendali
Dasar Teori:
Penyerbukan terkendali adalah pemindahan serbuk sari dari satu bunga pada
bunga lainnya secara buatan dlm keadaan kedua induk jantan dan betina diketahui
Teknik ini penting untuk seleksi famili full-sib dan hibridisasi antarras dan
spesies.
Langkah-langkah dalam Penyerbukan Terkendali
Seleksi pohon induk
Pemanjatan untuk mencapai bunga atau menggunakan tangga
Pemasangan kantong penyerbukan
Penyerbukan
Pelepasan kantong penyerbukan
Pemasangan kantong pelindung buah
Pemanenan biji
Pembersihan biji
Cara Kerja:
1. Carilah sumber materi tentang penyerbukan terkendali, praktek penyerbukan
terkendali, dan produk dari penyerbukan terkendali.
2. Diskusikan dengan teman satu kelompok.
3. Buatlah laporan hasil penelusuran pustaka
4. Presentasikan di dalam kelas yang dilanjutkan dengan diskusi kelas.
Bahan Diskusi:
1. Apa tujuan dilakukan penyerbukan terkendali?
2. Bagaimana proses penyerbukan terkendali?
3. Apa fungsi adanya isolasi?
4. Hasil dari penyerbukan terkendali untuk apa?
5. Apa kendala penyerbukan terkendali?
Materi Praktikum Pemuliaan Pohon
7/11/2014