Anda di halaman 1dari 11

Topik 1.

Variasi antar-Pohon (Clinal dan Ecotype)

Tujuan:
1) Untuk mengetahui adanya variasi antar pohon
2) Untuk membedakan pertumbuhan semai antar pohon induk
Dasar Teori:
Mengapa Terjadi Variasi?
Akibat perbedaan keadaan lingkungan (environmental variation)
dapat diubah dengan tindakan silvikultur
Akibat perbedaan susunan genetis (genetic variation) dapat diubah
dengan seleksi & pemuliaan
Tidak ada batas yang jelas/tegas antara variasi oleh genetis & lingkungan
pertumbuhan tinggi & bentuk batang lebih dipengaruhi faktor genetis
pertumbuhan diameter lebih dipengaruhi faktor lingkungan

Variasi genetis yang disebabkan oleh lingkungan dapat terjadi melalui seleksi
alam ada 2 :
1. Variasi clinal : perubahan/perbedaannya adalah phenotypic dan genotypic
& sifat yang berbeda itu akan dipertahankan walaupun ditanam di
lingkungan yang berlainan.
2. Variasi ecotypic : Pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada suatu tempat
sering berbeda bila dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di tempat
lain, ini akibat adanya perbedaan variasi lingkungan
Oleh karena itu, penetapan suatu jenis yang akan ditanam harus dilakukan
pengujian terlebih dahulu

Alat dan Bahan:


1) Alat: cangkul, cetok, polybag, bak perkecambahan, alat tulis
2) Bahan: biji pohon terpilih, air, media perkecambahan (pasir halus), media
tumbuh semai (tanah : pasir : pupuk kandang = 2 : 1 : 1)
Cara kerja:
1) Pilih satu jenis pohon per kelompok
2) Ambil bijinya (sebaiknya dipetik dari pohon), per pohon minimal 50 biji,
sebanyak 4 pohon
3) Amati keanekaragaman biji, ukur dan catat bijinya
4) Semaikan biji di bak perkecambahan
5) Amati perkecambahannya, hitung biji yang berkecambah dan yang tidak
berkecambah, hitung pula persen kecambah
6) Setelah muncul daun yang baru, pindahkan semai ke polybag
7) Ukur tinggi dan diameter awal penyapihan, selanjutnya ukur setiap bulan,
selama 3 bulan.
8) Amati dan catat fenologi pertumbuhan semai setiap minggunya.
9) Buatlah tabel pengamatan keanekaragaman biji dan pertumbuhan semai
10) Bandingkan pertumbuhan semai dari keempat sumber benih tersebut
11) Diskusikan masalah yang muncul, hasil pengamatan, dan fenologi
pertumbuhan semai tersebut.
Bahan Diskusi:
1) Apa yang anda dapatkan dari keanekaragaman biji tersebut? Apa sebab
terjadinya keanekaragaman biji?
2) Samakah pertumbuhan semai dari beberapa pohon induk?
3) Kapan biji mulai berkecambah, kapan muncul daun pertama, kedua, dst.,
4) Apakah ada hama yang menyerang semai? Kalau ada sebutkan!
5) Kapan sebenarnya penyapihan semai dilakukan? (Cantumkan sumber
pustaka!)
Topik 2. Pembuatan Bibit Klon dari Pohon Induk

Tujuan:
1) Untuk mengetahui adanya variasi antar pohon
2) Untuk membedakan pertumbuhan semai antar pohon induk
Dasar Teori:
Sejak awal suatu tegakan ini dibangun dan dirancang untuk produksi benih oleh
karena itu harus dipersiapkan:
berbagai aspek menejemen dan silvikultur yang akan diterapkan) untuk itu
harus dipesiapkan
Individu penyusun tegakan bahan tanamannya sudah di ambil dari pohon
berfenotip bagus apa belum (baik berasal dari semai/klon)
Bebas dari kemungkinan adanya bencana alam seperti banjir, longsor,
keamanan dll.
Sudah diuji sifat-sifat genetiknya
Kualitas benihnya sudah bisa dijamin.

Kebun Benih
Kebun benih terdiri dari kebun benih semai dan kebun benih klon. Kebun benih
klon berasal dari bibit yang diperoleh dari perkembangbiakan vegetative. Antara
lain dari stek.
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan
menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan
menjadi tanaman baru
Menurus (setek) dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang kemudian
ditanam di salah suatu media tumbuh dengan tujuan supaya dapat membentuk
akar dan tumbuh lebih lanjut sampai menjadi tanaman yang berdiri sendiri.
Setek dapat berupa setek daun (ex: cocor bebek, begonia), setek akar (cemara,
sonokeling), setek batang (lamtoro, gamal), setek pucuk (meranti, tangkil)
Syarat setek:
a. Tebal setek minimum diameter 3 cm
b. Panjang setek 10 cm sampai 17,5 cm
c. Harus dijaga jangan sampai diletakkan terbalik
d. Sebelum ditanam, setek disimpan dulu di tempat dingin

Alat dan Bahan:


1) Alat: cangkul, cetok, polybag, bak perkecambahan, alat tulis
2) Bahan: stek pohon terpilih, air, media perkecambahan (pasir halus), media
tumbuh semai (tanah : pasir : pupuk kandang = 2 : 1 : 1)
Cara kerja:
1) Pilih satu jenis pohon per kelompok
2) Ambil klon berupa stek pucuk, per pohon minimal 10 stek, sebanyak 4
pohon
3) Tanam di media tumbuh semai dalam polypag
4) Untuk mengurangi penguapan, maka, kurangi daunnya
5) Amati perkembangannya
6) Stek yang hidup daunnya tetap berwarna hijau segar
7) Pembuatan stek dianggap berhasil jika sudah muncul tunas yang baru.
8) Amati dan catat fenologi pertumbuhan setek setiap minggunya.
9) Buatlah tabel pengamatan pertumbuhan semai
10) Bandingkan pertumbuhan setek dari keempat induk tersebut
11) Diskusikan masalah yang muncul, hasil pengamatan, dan fenologi
pertumbuhan setek tersebut.
Bahan Diskusi:
1) Samakah pertumbuhan stek dari beberapa pohon induk?
2) Kapan setek mulai muncul tunas?,
3) Apakah ada hama yang menyerang setek? Kalau ada sebutkan!
4) Kapan sebenarnya pembuatan setek sebaiknya dilakukan? (Tuliskan
sumber pustaka!)
Topik 3. Seleksi Pohon Induk/ Plus

Tujuan:
Untuk mendapatkan pohon induk

Dasar Teori:

Pohon induk adalah pohon hasil seleksi dalam tegakan hutan yang
dipelihara untuk tujuan sebagai penghasil buah atau bibit (Kepmenhut, 2002).
Sedangkan menurut SK Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng No.
497/Kpts/I/2003, bahwa pohon induk adalah pohon yang memiliki penampilan
superior dibandingkan dengan pohon-pohon di sekitarnya.
Adapun kriteria pohon yang akan dipilih sebagai pohon induk menurut
Darjadi dan Hardjono (1976); Fandeli (1976) dalam Indriyanto (2005) adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk batang, tajuk, pertumbuhannya bagus,
2. Tajuk pohon mendapat cahaya dari arah samping dan atas,
3. Pohon tersebut telah diketahui masa berbunga dan berbuahnya,
4. Pohon tersebut tidak tertekan atau ternaungi oleh pohon-pohon di sekitarnya
5. Pohon tersebut dalam kondisi sehat (tidak terserang oleh hama dan penyakit)
Seleksi pohon adalah proses pemurnian hutan yang dilakukan dengan
memilih individu-individu pohon yang memiliki sifat tertentu dan baik, serta
disukai untuk dikembangbiakkan. Sifat-sifat pohon yang biasanya diseleksi antara
lain tinggi pohon yang unggul, diameter batang yang besar, daya lepas cabang
yang baik, batang lurus, percabangan yang mendatar, tajuk yang sempit, tajuk
yang padat dan simetris terhadap sumbu batang, tahan terhadap hama dan
penyakit, tahan terhadap kekeringan, serta mempunyai kualitas kaytu yang baik
(Soerianegara dan Djamhuri, 1979).
Cara seleksi pohon antara lain seleksi massa, seleksi famili, dan seleksi
berulang. Adapun yang dimaksud seleksi massa yaitu pemilihan pohon-pohon
yang didasrkan atas penilaian sifat fenotip individu pohon dalam populasi. Seleksi
ini sering digunakan pada tahap permulaan dari program pemuliaan pohon, sperti
pada penetapan pohon-pohon induk untuk membangun TB, ApnB, KBS, dan
KBK.
Seleksi famili, yaitu pemilihan pohon yang didasarkan atas penilaian sifat
fenotip induk betinanya. Sedangkan seleksi berulang, yaitu pemilihan pohon-
pohon hasil keturunan dari pohon induk hasil seleksi massa atau seleksi famili,
oleh karena itu seleksi ini disebut juga dengan seleksi dua tahap.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi kamera digital, GPS,
pita meter, Sunto Clinometer, alat tulis, kuesioner, kalkulator, computer, cat, kuas,
pisau, busur kayu, spidol, buku taksonomi tumbuhan dan Dendrologi. Bahan
dalam penelitian ini adalah pohon di Arboretum Unila. Pohon yang menjadi objek
kegiatan ini adalah yang berdiameter di atas 20 cm, tinggi minimal 5 meter.
Prosedur Kerja Seleksi Pohon Induk
Seleksi pohon induk dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Orientasi lapangan untuk memperoleh gambaran umum tentang kondisi
tegakan, kemudian dicari pohon kandidat
b. Tentukan jenis pohon kandidat dari pohon induk yang akan pilih!
c. Pemilihan pohon kandidat, pohon kandidat adalah yang memiliki fenotip
(tinggi pohon, diameter batang, tinggi batang bebas cabang, bentuk batang,
percabangan, dan kesehatan pohon) yang lebih baik daripada pohon-pohon di
sekitarnya.
d. Pohon kandidat diberi tanda cat kuning selebar 8 cm mengelilingi batang pada
ketinggian batang 150 cm dan diberi nomor urut dua digit.
e. Penentuan pohon pembanding yang mengelilingi pohon kandidat, dipilih yang
letaknya paling dekat dengan pohon kandidat. Jarak maksimal antara pohon
kandidat dengan pohon pembanding adalah 25 m. Pohon pembanding
diberikan tanda cat merah 4 cm mengelilingi batang pada ketinggian 150 cm,
kemudian diberi nomor urut dua digit yang menghadap pada pohon kandidat.
(Catatan: Apabila tidak memungkinkan ditunjuk pohon pembanding, maka
kegiatan ini tidak perlu dilakukan)
f. Terhadap calon pohon kandidat dilakukan pengukuran tinggi pohon, diameter
batang, tinggi batang bebas cabang
Tinggi pohon diukur dari permukaan tanah sampai titik tajuk paling tinggi
Diameter batang diukur pada ketinggian 1,3 m atau 30 cm di atas banir
Tinggi batang bebas cabang diukur dari permukaan tanah sampai dengan
cabang hidup yang membentuk tajuk utama (golongan pohon daun jarum)
atau sampai cabang hidup yang berdiameter > 1/3 diameter batang (pohon
daun lebar).
Ketahanan terhadap hama dan penyakit dinilai berdasarkan ada dan
tidaknya tanda-tanda serangan hama atau penyakit. Pohon dinilai sakit
kalau luas tanda-tanda serangan hama-penyakit >20%, dan dinilai sehat
jika luas tanda-tanda serangan hama-penyakit <20%
Kemampuan pemangkasan alami dinilai berdasarkan Live Crown Ratio
(LCR), yaitu perbandingan antar tinggi tajuk terhadap tinggi total.
Kriterianya adalah: rendah (LCR>50%), sedang (LCR >30%-50%, dan
tinggi (LCR<30%).
g. Terhadap kelima pohon pembanding dilakukan pengukuran tinggi pohon dan
diameter batang, kemudian dihitung rata-ratanya.
h. Kriteria penilaian pohon kandidat menurut Djamhuri, dkk. (2006) adalah
sebagai berikut:
Tinggi pohon minimal sama dengan rata-rata tinggi pohon pembanding
Diameter batang minimal 10% lebih besar daripada rata-rata diameter
pohon pembanding
Tinggi batang bebas cabang minimal 50%
Bentuk batang lurus dan silindris
Sudut cabang minimal 50
Pohon sehat
Kemampuan pemangkasan alami minimal sedang (LCR> 30%-50%)
Sudah memproduksi buah dan menghasilkan benih yang viabel
i. Apabila pohon kandidat memenuhi kriterian pada butir f, maka pohon kandidat
ditunjuk sebagai pohon induk. Kemudian pohon tersebut diberi tanda cat
kuning keliling batang di bawah tanda cat pohon kandidat dan nomor urut tiga
digit di antar dua tanda cat kuning.
j. Pengamatan dan pencatatan tentang: lokasi pohon induk, data geografis, data
ekologis (tempat tumbuh), dan data tentang keadaan hutan.
k. Pembuatan peta/ sketsa lokasi dan pemotretan pohon induk serta pohon
pembanding.
Bahan Diskusi:
1. Ada berapa jenis pohon kandidat yang Anda dapatkan pada pengamatan ini?
2. Adakah pohon induk dari jenis pohon kandidat yang Anda amati?
3. Kalau hanya ada satu pohon yang baik (sesuai criteria) dalam suatu areal,
apakah pohon itu dapat ditetapkan sebagai pohon induk? Berikan penjelasan!
4. Berapa jenis pohon induk yang Anda dapatkan?
Topik ke-4. Pengukuran Variasi Tegakan
Dasar Teori:
Setiap tegakan tentu ada variasi, baik variasi antarindividu, maupun variasi intra
individu. Variasi individu bisa disebabkan oleh adanya variasi genetic, lingkungan
tempat tumbuh atau perbedaan tempat asal. Adanya variasi ini ditunjukkan pada
variasi kondisi tegakan.
Untuk melihat variasi tersebut, dapat diukur diameter batang dan tinggi tanaman
(pohon), tinggi batang bebas cabang, persen hidup, dan lain-lain.Pengukuran ini
dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan pohon uji tersebut. Dari pengukuran
tersebut dapat diketahui adanya variasi antarindividu.
Tujuan:
1) Untuk mengetahui variasi tinggi pohon dan diameter batang pada tegakan
seumur.
2) Untuk mengetahui keeratan hubungan pertumbuhan meninggi dan membesar
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan: diameter tape/ pitameter, hagameter/ christenmeter, alat
tulis, kalkulator
Bahan yang digunakan: tegakan sengon
Cara Kerja:
1. Pilihlah tegakan sengon yang seumur dari salah satu hutan rakyat
2. Lakukan pengukuran tinggi pohon dan diameter batang setinggi dada.
3. Catat hasil pengukuran dalam tabel yang sudah disiapkan sebelumnya.
4. Catat data tentang tegakan, antara lain umur tegakan, sumber benih,
ketinggian tempat/ areal tegakan dari permukaan laut, jenis tanah, tekstur
tanah, kemiringan tanah, pemilik tegakan, dan kondisi umum lokasi, serta
sejarah tentang tegakan tersebut (contoh: apakah pernah mendapatkan
serangan hama atau penyakit, pernah terjadi kebakaran, atau penyebab
kerusakan tegakan, dll.).
5. Buatlah grafik tinggi dan diameter tegakan.
6. Diskusikan dalam kelompok Anda tentang kondisi tegakan.
Topik ke-5. Penyerbukan Terkendali

Tujuan:
1. Untuk mengetahui proses penyerbukan terkendali
2. Untuk mengetahui hasil dari penyerbukan terkendali

Dasar Teori:
Penyerbukan terkendali adalah pemindahan serbuk sari dari satu bunga pada
bunga lainnya secara buatan dlm keadaan kedua induk jantan dan betina diketahui
Teknik ini penting untuk seleksi famili full-sib dan hibridisasi antarras dan
spesies.
Langkah-langkah dalam Penyerbukan Terkendali
Seleksi pohon induk
Pemanjatan untuk mencapai bunga atau menggunakan tangga
Pemasangan kantong penyerbukan
Penyerbukan
Pelepasan kantong penyerbukan
Pemasangan kantong pelindung buah
Pemanenan biji
Pembersihan biji

Alat dan Bahan:


Alat tulis, buku teks, jurnal, computer yang disambungkan ke internet

Cara Kerja:
1. Carilah sumber materi tentang penyerbukan terkendali, praktek penyerbukan
terkendali, dan produk dari penyerbukan terkendali.
2. Diskusikan dengan teman satu kelompok.
3. Buatlah laporan hasil penelusuran pustaka
4. Presentasikan di dalam kelas yang dilanjutkan dengan diskusi kelas.

Bahan Diskusi:
1. Apa tujuan dilakukan penyerbukan terkendali?
2. Bagaimana proses penyerbukan terkendali?
3. Apa fungsi adanya isolasi?
4. Hasil dari penyerbukan terkendali untuk apa?
5. Apa kendala penyerbukan terkendali?
Materi Praktikum Pemuliaan Pohon

1. Variasi Antarpohon (Clinal dan Ecotype)


2. Pembuatan Bibit Klon dari Pohon Induk
3. Seleksi Pohon Induk/ Plus
4. Pembuatan Perencanaan Pembuatan Tegakan Benih Terseleksi
5. Penyerbukan Terkendali

7/11/2014

Layout Kebun Benih: klpk I, II, III, VI

Anda mungkin juga menyukai