Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIAKAN VEGETATIF
PERBANYAKAN ALAMI MENGGUNAKAN BIJI
APOMIKSIS/POLIEMBRIONI

DOSEN PENGAMPU
YULISTIATI NENGSIH, SP., MP

DISUSUN OLEH
HARIS MUNANDAR (2000854211028)
BONI PANCIUS HUTASOIT (2000854211033)
AMELIA SANDORA (2000854211022)
ARIYANTO EZRA S (2000854211040)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BATANGHARI
JAMBI
2023
PRAKTIKUM 2
PERBANYAKAN ALAMI MENGGUNAKAN BIJI
APOMIKSIS/POLIEMBRIONI

A. Dasar Teori
Biji merupakan alat perbanyakan generatif yang proses terbentuknya
melalui 2 cara yaitu dari peleburan sperma dengan ovum (amfimiksis) dan
tidak melalui peleburan sperma dengan ovum (apomiksis). Amfimiksis dan
apomiksis dapat terjadi secara bersama-sama sehingga terbentuk satu atau
lebih embrio dalam satu ovum. Proses ini disebut poliembrioni seperti yang
terjadi pada biji nangka, jeruk dan mangga (Hakim & Fauzi, 2008). Andrini et
al., (2013) menyebutkan bahwa penyebab terjadinya poliembrioni karena
pemecahan zigot, perkembangan satu atau lebih sinergid, adanya lebih dari
satu kantung embrio per nukleus, dan variasi bentuk opogami dan adventif
embrio. Poliembrioni memiliki keistimewaan pada beberapa tanaman seperti
mangga, jeruk, manggis, dan duku (Subantoro & Prabowo, 2012).
Poliembrio pada biji jeruk berasal dari jaringan integument dan nusellus.
Jaringan nusellus pada biji jeruk dapat digambarkan seperti kumpulan jaringan
juvenile yang memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jeruk (Citrus sp)
merupakan salah satu genus dari famili Rutaceae yang mempunyai nilai
ekonomi paling tinggi.
Keragaman genetik jeruk sangat tinggi, yang ditunjukkan oleh tingginya
unit taksonomi (spesies dan hibrida) (Yasin et al., 2017). Embrio nuselar dapat
berkembang sampai dengan tingkat awal kotiledon, namun embrio nuselar
membutuhkan endosperm untuk berkembang lebih lanjut sehingga polinasi
dan fertilisasi tetap dibutuhkan. Jumlah benih per buah dan benih utuh
berkorelasi secara signifikan dengan jumlah embrio per benih. Buah dengan
banyak benih mempunyai embrio lebih kecil daripada buah dengan sedikit
benih yang menghasilkan beberapa embrio yang besar. Ukuran embrio
dipengaruhi oleh asal usul embrio, dari benih monoembrioni atau benih
poliembrioni. Embrio yang berkembang pada benih monoembrionik lebih
besar daripada yang berkembang pada benih poliembrioni. (Andrade-
Rodriguez et al. 2004).
Pada praktikum ini akan dilakukan pengamtan mengenai poliembrioni
benih. Benih yang diamati adalah benih jeruk dikarenakan jeruk merupakan
salah satu benih bersifat poliembrioni. Selain tanaman jeruk tanamn yang
bersifat poliembrioni adalah nangka, manga, duku
Pengujian terhadap biji jeruk yaitu untuk mengkaji berapa banyak biji
poliembrioni dalam suatu buah jeruk dan bagaimana pertumbuhannya.

B. Tujuan Praktikum
 Mahasiswa dapat mengetahui berapa banyak biji poliembrioni dalam
sebuah jeruk
 Mahasiswa mengetahui perbandingan bentuk dan ukuran beberapa biji
jeruk yang diamati
 Mahasiswa mengetahui jumlah embrio pada biji yang diamati dan
pertumbuhan bibit dari benih poliembrioni

C. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan: buah jeruk berbagai kultivar, pasir, kapas/kertas.
Label. Alat yang digunakan: try/bak, jangka sorong, penggaris, timbangan,

D. Cara Kerja
1. Identifikasi buah jeruk
 Pilih buah jeruk yang segar dan sudah masak, lalu ditimbang
 Amati buah jeruk meliputi warna daging buah, bentuk buah dan bobot
buah
 Pisahkan biji dari buahnya dan dicuci bersih
 Amati buah jeruk meliputi jumlah biji perbuah, bentuk biji, lebar biji,
jumlah embrio perbiji
 Siapkan bak yang dialasi dengan kapas dan dibasahi air sampai lembab.
 Susun biji jeruk di atas kapas dan dibiarkan sampai mengalami imbibisi
selama beberapa hari.
 Benih yang memiliki jumlah embrio 2,4,6 dan 8 dipisahkan untuk
perlakuan embrio utuh dan poliembrioni
 Pada tempat lain persiapkan bak perkecambahan biji berisi media tanam
pasir yang dilembabkan dengan air. Benih yang segar dan sehat dipilih dan
disusun pada bak perkecambahan.
 Media di kontrol dalam keadaan lembab agar bibit tumbuh dengan baik
 Amati pertumbuhan bibit 3-4 minggu

E. Hasil pengamatan dan pembahasan


Hasil
Tabel 1. Identifikasi buah Jeruk
No Kultivar Parameter pengamatan
Warna Diamater Bobot Panjang Jumlah Jumlah
(cm) (g) (cm) biji embrio
perbuah perbiji
1

Tabel 2 Pertumbuhan biji jeruk umur 3 minggu


No Kultivar Pengamatan Minggu ke-
Tinggi bibit Jumlah Diameter Jumlah
(cm) daun batang akar
(cm)
1

5
F. Pembahasan dan dokumentasi praktikum
Pembahasan
Dokumentasi
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai