Anda di halaman 1dari 8

goommpuc

G' r

Kredensial Mikro Mohasiswa Indonesia (KMMI)


Teknik Pembibitan Tanaman Hutan Berkualitas

Arara Abadi

QT Toba Pulp Lestari


MATERI 5
SORTASI BENIH DAN UJI VIABILITAS BENIH
Dr. Arum Sekar Wulandari, Siti Jaenab, S.Hut, Maria Tania Mane, S.Hut

PENDAHULUAN
Pengembangan tanaman hutan guna meningkatkan produktivitas tegakan
memerlukan perbaikan mutu benih, baik secara genetik maupun fisik dan fisiologis.
Mutu fisik dan fisiologis merupakan cerminan dari rangkaian proses penanganan
benih mulai dari proses perkembangan benih, pengunduhan buah, sampai
pengecambahan benih. Mutu genetik diperoleh dari rangkaian kegiatan pemuliaan
pohon.
Kegiatan pengadaan benih mencakup pemanenan/pengunduhan,
pengumpulan, ekstraksi benih, pembersihan, seleksi, dan penyimpanan.Ekstraksi
benih yaitu proses pengeluaran benih dari buah, polong, atau bahan pembungkus
benih lainnya. Metode ekstraksi benih dari buah ditentukan oleh karakteristik dari
buah. Proses ekstraksi benih dapat berupa kegiatan-kegiatan pelunakan dan
pelepasan daging buah, pengeringan, pemisahan, penggoncangan, perontokan,
pembuangan sayap, dan pembersihan. Tujuan dari ekstraksi benih adalah
menghasilkan benih yang mempunyai viabilitas maksimum. Metode ekstraksi
benih akan sangat mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan. Ada 2 macam
ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering dan ekstraksi basah.
Sortasi benih dapat dilakukan berdasarkan pada sifat-sifat morfologi atau
fisiologi benih, misalnya dimensi (kecil, sedang, dan besar) atau berat benih (Suita
2008; Yuniarti et al. 2013). Sortasi benih meliputi kegiatan pemilahan fraksi
berdasarkan karakteristik fisik, karakteristik kimia, dan karakteristik biologis.
Kemurnian benih Eucalyptus pellita dapat ditingkatkan dengan sortasi benih.
Penggunaan ukuran ayakan yang sesuai dengan ukuran benih masing-masing jenis,
dalam kegiatan sortasi, dapat meningkatkan kemurniaan benih (Yuniarti et al.
2015).
Pengujian benih merupakan salah satu tahap yang penting untuk menunjang
program pengadaan benih bermutu, dan untuk mengurangi resiko kegagalan
penanaman di lapangan (Yuniarti et al. 2015). Aturan yang dipakai dalam pengujian
benih tanaman hutan adalah berdasarkan (1) aturan internasional yaitu: Association
of Official Seed Analyst (AOSA) dan International Seed Testing Association
(ISTA), dan (2) aturan nasional: Keputusan Direktur Perbenihan Tanaman Hutan
Nomor: SK. 36/PTH-3/2015 tentang Standar Mutu Fisik-Fisiologis Benih dan Mutu
Bibit Tanaman Hutan.
Berdasarkan aturan nasional, standar mutu fisik-fisiologis benih tanaman
hutan, data yang perlu dihasilkan dari pengujian suatu lot benih adalah daya
kecambah (%), berat 1.000 butir benih (g), kemurniaan (%), dan kadar air benih
(%). Data-data tersebut harus sudah ada sebelum benih dikemas dan disebarkan.
Informasi mengenai mutu fisik-fisiologis benih tanaman hutan dicantumkan pada
label benih yang dikemas. Pengemasan dimaksudkan untuk memudahkan dalam
penyimpanan dan pengangkutan.
Uji viabilitas benih dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
kemampuan berkecambah dari suatu kelompok benih pada suatu kondisi tertentu.
Uji dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: uji daya kecambah benih, uji
belah, uji eksisi embrio, uji tetrazolium, dan uji hidrogen peroksida.

TUJUAN
Praktikum bertujuan untuk
1. Mempraktikkan kegiatan ekstraksi, sortasi dan seleksi benih.
2. Mempraktikan teknik uji cepat viabilitas benih (metode uji belah).
3. Menguji daya kecambah benih.

METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yakni wadah berupa gelas, wadah bening tertutup,
timbangan digital, pisau/silet, penggaris, kaca pembesar, dan tissue. Bahan yang
dibutuhkan yakni buah kehutanan seperti petai (Parkia speciosa) atau sirsak
(Annona muricata), benih rekalsitran dari praktikum 4, benih sengon
(Paraseriantes falcataria), air panas.

Prosedur Kerja

EKSTRAKSI DAN SORTASI BENIH


1. Siapkan buah berukuran besar seperti buah sirsak (1 buah) atau petai (2 papan)!
2. Bagi buah menjadi 3 bagian (ujung, tengah, dan pangkal)!
3. Lakukan ekstraksi buah pada setiap bagian dengan membersihkan daging buah,
lalu cuci, dan keringkannya dengan tissue!
4. Lakukan sortasi dengan mengelompokkan benih ke dalam 3 ukuran (sedang,
besar, atau kecil) atau 2 ukuran (besar dan kecil). Ukur dimensi masing-masing
kelas ukuran benih (terkecil dan terbesar)!
5. Seleksi benih pada masing-masing kelas ukuran benih:
Bentuk: normal/tidak normal/terserang hama
Warna: normal/tidak normal (lebih muda/lebih tua).

UJI VIABILITAS BENIH : UJI BELAH


1. Siapkan benih rekalsitran hasil penyimpanan pada praktikum 4 (3 benih dalam
media simpan dan 3 benih di wadah terbuka) dan benih rekalsitran yang tidak
disimpan sebanyak 1 benih (jenis yang sama)
2. Kupas kulit benih dan belah benih menjadi 2 bagian secara membujur.
3. Amati bagian embrionya, apakah benih viabel atau tidak?
4. Benih viabel dicirikan dengan embrio berwarna putih, dan tampak segar,
sedangkan benih non viabel dicirikan dengan: embrio yang berwarna
kusam/benih kosong/embrio rusak/terserang serangga/tidak berkembang atau
menunjukkan kerusakan lainnya.

UJI VIABILITAS BENIH : UJI DAYA KECAMBAH


1. Siapkan benih sengon (Paraserianthes falacataria) sebanyak 50 buah dan
wadah benih tertutup yang diberi 3 lembar kertas tissue!
2. Patahkan dormansi benih sengon dengan cara merendam benih di dalam air
panas selama 5 menit (suhu 70-80 0C) dan air dingin selama 24 jam!
3. Basahi tissue dan susun benih di atas tissue secara teratur (5x10)!
4. Amati perkecambahan benih dengan menghitung jumlah benih dan pesentase
kecambahnya selama 1 minggu.
KRESEDENSIAL MIKRO MAHASISWA INDONESIA
MK. TEKNIK PEMBIBITAN TANAMAN HUTAN BERKUALITAS

SORTASI BENIH DAN UJI VIABILITAS BENIH

Nama dan NIM


Pirda Maharani Nafisah (E2401201019)

Institut Pertanian Bogor


2021
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Sortasi benih ...


No Kondisi benih Jumlah
Pangkal Tengah Ujung
1 Berdasarkan ukuran
1. Kecil (...dimensi ...)
2. Sedang (......)
3. Besar (......)
2 Berdasarkan bentuk
1. Normal
2. Tidak normal (bentuk
abnormal/busuk/
terserang hama)
3 Berdasarkan warna
1. Normal
2. Tidak normal (terlalu
muda/terlalu tua)

Tabel 2 Uji viabilitas benih ... dengan metode uji belah


No Kondisi benih Jumlah
Tanpa Media Wadah Terbuka
Penyimpanan simpan
1 Viabel (embrio
berwarna putih, cerah)
2 Tidak viabel
1. Benih kosong
2. Benih rusak karena
serangga
3. Benih tidak
berkembang
4. Kerusakan benih
lainnya
Total

Tabel 3 Uji viabilitas benih ... dengan metode uji daya kecambah
Hari ke- Jumlah benih yang berkecambah % kecambah
1
2
3
4
5
6
7

(Pembahasan membahas 3 tabel diatas)

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

(Daftar pustaka minimal 3 buah, salah satunya berbentuk jurnal)

DOKUMENTASI
(Gambar + keterangan)
gompus
G' r

Arara Abadi

QT Toba Pulp Lestari

Anda mungkin juga menyukai