Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“Pengambilan Contoh Benih”

Oleh:

I MADE ADI SAPUTRA


NIM. D1B1 16 213

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan.


Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di
kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan
kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya
pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang
diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini
adalah petani mengalami kerugian.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh
benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara
acak.
Contoh primer (primary sample) contoh primer dapat diambil dengan tangan
atau dengan “seed trier” yaitu suatu alat untuk mengambil contoh benih. Apabila
menggunakan tangan maka pengambilan contoh benih harus dilakukan pada
kedalaman lebih dari 40 cm dari wadah atau bulk. Dalam beberapa hal dan untuk
species tertentu, terutama yang benihnya sukar dialirkan, cara pengambilan contoh
benih dengan tangan lebih memuaskan. Tetapi cara yang lebih umum dengan
menggunakan seed trier. Alat ini terbuat dari pipa logam yang mempunyai celah
celah atau lubang-lubang di satu sisi melalui mana contoh benih dapat masuk.
B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengrtahui cara pengambilan

contoh benih agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuai untuk pengujian

dan mencerminkan sifat dan keadaan dari kkelompok benih.

Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan terampil dalam gambilan

contoh benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan benda hidup yang di dalam Undang-undang RI No. 12


Tahun 1992 disebut sebagai tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman (Hasanah, 2012).
Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan budidaya tanaman pangan. Penggunaan bahan tanam bermutu
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pertanaman. Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari
segibiaya maupun waktu yang diakibatkan oleh penggunaan benih yang tidak
bermutu atau tidak jelas asal-usulnya. Kesalahan dalam penggunaan bahan tanam
akan mengakibatkan kerugian jangka panjang. Penggunaan bibit bermutu
merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan pertanaman yang mampu
memberikan hasil yang memuaskan (Samuel, 2013).
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang
peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam
mendapatkan produk hasil tanamannya, Kepastian mutu suatu kelompok benih
yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk
menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu
benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Standar
metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan
Internasional Seed Testing Association (ISTA) sehingga diperoleh sertifikasi
benih yang bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul,
serta menyediakan benih secara kontinyu kepada petani (Ricki 2011).
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah
menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi
persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah
untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Benih pertanian dan
holtikultura : untuk benih yang berukuran seperti Triticum spp atau lebih besar,
berat maksimum untuk setiap kelompok benih adalah 20.000 kg. untuk benih
yang lebih kecil dari Triticum spp, berat maksimumnya adalah 10.000 kg. benih
pohon-pohonan : untuk benih yang berukuran seperti benih Fagus spp atau lebih
besar, berat maksimumnya adalah 5.000 kg. untuk benih yang lebih kecil dari
benih Fagus spp berat maksimumnya adalah 1.000 kg (Ferdian 2010).
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh
benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara
acak (Kuswanto 2013)
Contoh primer (primary sample) contoh primer dapat diambil dengan
tangan atau dengan “seed trier” yaitu suatu alat untuk mengambil contoh benih.
Apabila menggunakan tangan maka pengambilan contoh benih harus dilakukan
pada kedalaman lebih dari 40 cm dari wadah atau bulk. Dalam beberapa hal dan
untuk species tertentu, terutama yang benihnya sukar dialirkan, cara pengambilan
contoh benih dengan tangan lebih memuaskan. Tetapi cara yang lebih umum
dengan menggunakan seed trier. Alat ini terbuat dari pipa logam yang mempunyai
celah-celah atau lubang-lubang di satu sisi melalui mana contoh benih dapat
mesuk. (Bahar 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Bahar. 2010. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan
Kering. Malang.

Ferdinan. 2010. Teknologi Benih. Jakarta : CV. Gramada.


Hasana. 2012. Peran Mutu Fisiologik Benih dan Pengembangan Industri Benih
Tanaman Industri. Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Kuswanto, H. 2013. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta Ricki. 2011. Aspek


Agronomi Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta

Samuel, Purnamaningsih, S., L., dan Kendarini, N. 2010. Pengaruh Kadar Air
Terhadap Penurunan Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max (L)
Merill) Varietas Gepak Kuning Selama Dalam Penyimpanan. Agronomi,
1 (1) : 1-13.
.

Anda mungkin juga menyukai