Anda di halaman 1dari 2

BAB 1.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Teknologi benih yaitu produksi benih dalam rangka pengadaan benih yang
terwujud dengan praktek-praktek dalam jangkauan penyelamatan benih sejak dipungut,
dikelola, dipelihara sampai benih-benih tersebut ditanam kembali sesuai dengan cara-
cara yang semestinya dengan mengingat unsur-unsur musim yang mendorong
pertumbuhannya. Pengujian untuk sertifikasi benih diperlukan alat-alat yang
mempunyai kegunaan dan cara menggunakan yang berbeda-beda, sehingga perlu
pengenalan tentang bentuk, fungsi dan cara penggunaannya. Dengan mengetahui fungsi
dan cara penggunaannya, maka akan menekan kerugian akibat pengujian benih
misalnya kesalahan dalam menggunakan alat sehingga akan diperoleh hasil yang tidak
sesuai. Pengujian benih adalah suatu usaha untuk mengevaluasi kualitas benih tanaman
budidaya dengan tujuan tertentu dalam pertanian dan juga digunakan untuk menentukan
kualitas biji rumput, bunga maupun tanaman kayu. Faktor-faktor yang menentukan
kualitas benih ialah persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran,
daya tumbuh, benih berkulit keras, adanya biji herba yang noxious, bebas dari hama dan
penyakit, kadar air dan hasil pengujian berat seribu bij.
Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara
normal pada kondisi optimal. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih
untuk tumbuh menjadikecambah. Berdasarkan kondisi lingkungan pengujian viabilitas
benih dapat mendaftar kedalam viabilitas benih dalam kondisi lingkungan sesuai
(favorable) dan viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai (tidak
menguntungkan). Pengujian viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai
termasuk ke dalam pengukuran kekuatan benih. Perlakuan dengan kondisi lingkungan
sesuai sebelum benih dikecambahkan tergolong untuk menduga parameter vigor daya
simpan benih, sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan selama
pengecambahan benih maka tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter
viabilitas tumbuh benih (Zidny et all, 2022).
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan
atau penelitian. Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing
bagian dari alat tersebut cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan
digunakan dalam percobaan penelitian yang dilakukan. Penggunaan alat-alat

1
2

laboratorium merupakan cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
dalam menggunakan alat-alat Laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak
diinginkan. Dengan pengenalan alat-alat Laboratorium, kita dapat mengetahui berbagai
macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga meminimalisir resiko
kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat laboratorium
mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-
hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat Laboratorium tidak terjadi kerusakan alat
ataupun hal-hal yang berbahaya (Ambarwati dkk, 2018).
Pengujian benih di laboratorium akan berhasil baik jika penguji mempunyai
pengatahuan yang cukup mengenai benih dan terampil menggunakan alat-alat yang
diperlukan. Kesalahan pada saat menggunakan alat akan memberikan hasil yang tidak
tepat sehingga tidak akan mencerminkan kualitas contoh benih yang diuji. Setiap
melaksanakan praktikum, kita akan menjumpai alat-alat yang kita gunakan dalam
praktikum. Namun, terkadang kita tidak mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat
tersebut. Untuk kegiatan penelitian dan pengujian benih di laboratorium ada beberapa
alat yang bisa di gunakan. Dilaboratorium teknologi benih, untuk penilaian mutu
viabilitas biasanya di gunakan substrat kertas, antara lain : kertas merang, kertas
kimpak, towell den kertas saring. Disamping itu juga digunakan media tanah, pasir dan
bata merah (Anita, 2017).
Selain alat-alat, di laboratorium teknologi benih juga mempunyai beberapa
ruangan. Ada ruang basah, ruang kering, ruang pengeringan dam ruang penyimpanan
benih. Kegunaan ruang basah yaitu untuk pekerjaan yang berhubungan dengan air,
ruang kering digunakan untuk pekerjaan tanpa air, ruang dimana terdapat alat pengring
benih, sedangkan ruang penyimpan benih biasanya dilengkapi dengan alat pendingin
(AC) dan lubang-lubang vertilasi. Dalam ruang ini semua benih dapat disimpan
berbulan-bulan atau bahkan sampai bertahun-tahun. Jika benih dalam jumlah seedikit
biasanya disimpan dalam lemarin es.

2. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui alat-alat yang terdapat di Laboratorium Benih
.

Anda mungkin juga menyukai