PENDAHULUAN
Latar Belakang
keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat
yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang
singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih
jaringan sangat penting bagi orang yang ingin mendalami kultur jaringan, Pada
autoklaf yang sederhana ini, tekanan dan suhu diatur dengan membesarkan atau
kontaminasi yang dapat terjadi pada setiap saat dalam masa kultur. Kontaminasi
dapat berasal dari: (1) Eksplan, baik eksternal maupun internal; (2)
Mikroorganisme yang masuk ke dalam media; (3) Botol tanam atau alat-alat
tanam yang kurang steril; (4) Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor; dan
konvensional biasanya terletak dalam situasi dan lokasi yang berbeda. Penerapan
(laboratorium) dan sifatnya aseptik (steril dari patogen). Bermuara dalam kondisi
yang aseptic, maka perlu dijelaskan bahwa segala aktifitas yang berkaitan dengan
Alat – alat logam dan gelas yang digunakan pada saat penanaman
digunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat dan bahan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
TINJAUAN PUSTAKA
dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta
kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya
totipotensi dari sel tumbuhan. Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya
setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri
peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptic.
Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya
yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat
alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang
pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari
untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong;
2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting,
mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan
kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent,
4
alat dan bahan di laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan,
alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat dan menyimpan alat
(Sabban, 2013).
alat dan bahan di laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan,
alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat dan menyimpan alat
(Muhtar, 2018).
Micro pipette P1000 digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari
200 ul sampai 1000 ul, 200 untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul, dan
5
P20 digunakan untuk volume dibawah 20 ul. Incubator Alat ini digunakan sebagai
tempat fermentasi dengan suhu dan kelembaban terkendali, serta digunakan untuk
Prinsip kerja alat ini dengan mengalirkan arus udara dari blower yang
laminair kedalam almari penabur melalui HEPA filter dengan ukuran mess 0,22 –
0,24 µ. Bakteri dan jamur akan tertahan oleh saringan ini sehingga udara yang
masuk kedalam LAF sudah steril dan membuat ruangan menjadi steril. LAF ini
juga dilengkapi dengan lampu uv yang selalu dinyalakan apabila tidak dipakai.
bila dipakai maka lampu uv harus dimatikan karena bila tidak dimatikan dapat
membahayakan kesehatan terutama merusak retina mata dan kulit (Bua, 2012).
Selain tombol “stirrer”, juga ada tombol “heating”, yaitu tombol yang berfungsi
air.Cara kerjanya, media dan bakteri dimasukan kedalam alat ini kemudian ditutup
dan diatur suhu dan waktunya.Cawan petri Cawan petri berfungsi untuk
bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.Jarum ose Jarum inokulum
aluminium foil, kertas paying, karet gelang, kertas merang, kertas pembungkus,
beracun akan terabsorbsi dalam glassware dan bisa menjadi problem untuk kultur
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah oven untuk
sterilisasi kering, gelas ukur untuk wadah pengkulturan, Laminar Air Flow untuk
pada suhu terkontrol, hot plate / magnetic stirrer untuk menghomogenkan larutan,
lemari asam untuk menyimpan bahan kimia cair dan padat yang berbahaya, enkas
untuk menyimpan bahan kering, rak kultur untuk menyimpan gelas kultur hasil
untuk menghomogenkan larutan, bak pencucian untuk mencuci alat – alat seperti
gelas, rak alat untuk menyimpan gelas – gelas kaca, pinset untuk mengambil dan
analitik untuk menimbag bahan / zat / senyawa yang digunakan, Bunsen untuk
sterilisasi alat logam, alat tulis untuk menulis hasil pengamatan alat.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquadest untuk
sterilisasi alat, dithane dan benlate untuk mensterilkan bahan, alcohol sebagai
bahan steril, NaOH sebagai penstabil pH dalam pembuatan media, jurnal sebagai
8
sebagi penutup botol kultur, dan HCl sebagai menurunkan pH pada media.
Prosedur Praktikum
3. Dilakukan kuis mengenai pengenalan alat dan bahan dalam kultur jaringan.
4. Dibahas kuis dan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang ada dalam kultur
jaringan.
6. Dipersilahkan pulang
9
Hasil
1. Ruang Persiapan
2. Keranjang
Untuk meniriskan air setelah alat dicuci
agar alat kering.
3. Rak alat
Untuk menyimpan alat – alat seperti
Erlenmeyer, tabung reaksi, botol kultur,
cawan petri, dan lain – lain.
4. Magnetic stirrer
Untuk mengaduk dan menghomogenkan
larutan.
5. Timbangan analitik
Untuk menimbang bahan / senyawa / zat
yang akan digunakan dalam pembuatan
media.
10
6. Autoklaf
Untuk mensterilkan alat dan bahan
dengan menggunakan uap pada suhu
1210C dan tekanan 17,5 Psi.
7. Oven
Untuk mensterilkan alat atau sterilisasi
kering seperti botol kultur, pinset, dan lain
– lain.
8. Inkubator
9. Enkas
Untuk menyimpan bahan- bahan yang
kering atau bahan kimia kering.
10. Lemari es
11. Aquadest
Untuk sterilisasi serta sebagai bahan
pelarut.
11
12. Alkohol
13. NaOH
Untuk menstabilkan pH pada media
buatan.
14. Benlate
15. Dithane
Untuk sterilisasi bahan yang akan
dikulturkan.
17. HCl
2. Lemari asam
Untuk meletakkan bahan kimia cair dan
padat yang berbahaya.
3. Timbangan analitik
Untuk menimbang bahan senyawa / zat
untuk membuat media.
4. Botol kultur
Untuk meletakkan / wadah eksplan yang
di kulturkan.
5. Bunsen
6. Pinset
Untuk mengambil dan memisahkan objek
13
7. Scalpel
8. Spatula
3. Ruang Kultur
2. Lampu flourenscent
Sebagai sumber cahaya bagi eksplan serta
penerang.
3. AC
Untuk menjaga kondisi suhu ruangan
agar tetap terkontrol.
4. Higrometer
Untuk mengukur kelembaban udara.
5. Timer
Untuk mengatur penyinaran pada
tanaman kultur.
14
Pembahasan
dengan cara menumbuhkan eksplan secara in vitro dengan media buatan dengan
aseptik yang mengandung nutrisi dan ZPT agar dapat bergenerasi menjadi
dengan jumlah besar dalam waktu relatif singkat dalam ruangan relatif terbatas.
Hal ini sesuai dengan literatur Andria (2012) yang menyatakan bahwa konsep
awal dari kultur jarngan adalah diketahuinya kemempuan totipotensi dari sel
tumbuhan. Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki
potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi
jumlah yang besar dalam waktu relatif yang singkat dalam ruang relatif terbatas
serta mempunyai sifat yang sama atau seragam dengan induknya. Hal ini sesuai
dengan literatur dari Yustika et al. (2014) yang menyatakan bahwa kultur
jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif.
persiapan, (2) ruang transfer, dan (3) ruang kultur. Ruang persiapan berfungsi
sebagai mepersiapkan alat dan bahan dalam pembuatan media yang terdiri dari :
bak pencucian, keranjang, rak gelas, magnetic stirrer, timbangan analitik, autoklaf,
oven, incubator, enkas, lemari es, aquadest, alcohol, NaOH, HCl, benlate, dithane,
aluminium foil. Hal ini sesuai dengan literatur dari Dwiyani et al. (2017) yang
keadaan steril atau aseptik. Yang terdiri dari : Laminar Air Flow, lemari asam,
timbangan analitik, botol kultur, Bunsen, pinset, scalpel, spatula. Hal ini sesuai
dengan literatur Bua (2012) yang menyatakan bahwa LAF ini juga dilengkapi
dengan lampu uv yang selalu dinyalakan apabila tidak dipakai. bila dipakai maka
menyimpan hasil kultur pada kondisi cahaya dan suhu yang sesuai. Yang terdiri
dari : AC, hygrometer, rak kultur, timer, dan lampu flourenscent. Hal ini sesuai
dengan literatur dari Muhtar (2018) yang menyatakan bahwa Alat dan bahan yang
menggunakan LAF ( Laminar Air Flow) merupakan alat yang yang berfungsi
sebagai wadah atau tempat dilakukan dalam penanaman secara steril. . Hal ini
sesuai dengan literatur Bua (2012) yang menyatakan bahwa prinsip kerja alat ini
dengan mengalirkan arus udara dari blower yang laminair kedalam almari penabur
Prinsip kerja autoklaf yaitu dengan menggunakan uap pada suhu 1210C
dengan tekanan 17,5 lbs Selama 15 Menit untuk bahan dan selama 30 menit untuk
alat maka mikroba dan bakteri akan mati serta alat dan bahan steril. Hal ini sesuai
16
dengan literatur Sabban (2013) yang menyatakan bahwa Alat dan bahan yang
KESIMPULAN
aseptik yang mengandung nutrisi dan ZPT agar dapat bergenerasi menjadi
individu baru.
2. Tujuan dari kultur jaringan yaitu mampu menghasilkan bibit dengan jumlah
yang besar dalam waktu relatif yang singkat dalam ruang relatif terbatas serta
pembuatan media.
menyimpan hasil kultur pada kondisi cahaya dan suhu yang sesuai.
7. LAF ( Laminar Air Flow) merupakan alat yang yang berfungsi sebagai wadah
8. Prinsip kerja autoklaf yaitu dengan menggunakan uap pada suhu 1210C
dengan tekanan 17,5 lbs Selama 15 Menit untuk bahan dan selama 30 menit
untuk alat maka mikroba dan bakteri akan mati serta alat dan bahan steril.
18
DAFTAR PUSTAKA
Azmin, N. 2015. Pembuatan Larutan Stok Media Kultur dan Sterilisasi Alat
Kultur Jaringan Tumbuhan . Jurnal Pendidikan Biologi.
Dwiyani, R., Yuswanti, H., N., dan Wijana, G. 2017. Perbanyakan Tanaman Dengan
Teknik Kultur Jaringan. Universitas Udayana.
Elfiani dan Jakoni. 2015. Sterilisasi Eksplan Dan Sub Kultur Anggrek, Sirih Merah
Dan Krisan Pada Perbanyakan Tanaman Secara In Vitro. Jurnal Dinamika
Pertanian Volume XXX ( 2):117 - 124.
Hanifa, H. 2012. Laporan Praktikum Kultur Jaringan Pengenalan Alat, Bahan, Dan
Sterilisasi. UIN Sunan Gunung Djati. Bandung.
Yustika, E., Lestiana, A., S., dan Nurul, F. 2014. Kultur Jaringan Tanaman
Perkecambahan Biji Anggrek, Biji Anthurium, Dan Induksi Kalus Eksplan
Daun Binahong. Universitas Muhammadiyah Surakarta.