Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Adisarwanto (2005) adapun klasifikasi tanaman kedelai sebagai

berikut : Kingdom : Plantae ; Divisio : Spermatophyta; Subdivisio :

Angiospermae ; Kelas : Dicotyledoneae ; Ordo : Rosales ; Famili : Leguminosae ;

Genus : Glycine ; Species : Glycine max (L.) Merril

Sistem perakaran kedelai terdiri dari 2 macam, yaitu akar tunggang dan

akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu, kedelai juga

seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil.

Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnyakadar

air tanah yang terlalu tinggi (Adisarwanto, 2005).

Perkembangan batangnya sendiri dibedakan menjadi dua tipe, yaitu

tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini

didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang

determinate di tunjukkan dengan yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman

mulai berbunga. Pertumbuhan batang indeterminate dicirikan bila pucuk

batang tanaman masih bisa tumbuh daun walaupun tanaman sudah mulai

berbunga (Cahyadi, 2010).

Daun kedelai hampir seluruhnya trifoliate (menjari tiga) dan jarang

sekalimempunyai empat atau lima jari daun. Bentuk daun tanaman kedelai

bervariasi, yakni antara oval dan lanceolate, tetapi untuk praktisnya,

diistilahkan dengan berdaun lebar dan berdaun sempit (Ardi, 2013).

Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna (hermaphrodite), yakni pada

tiap kuntum bunga terdapat alat kelamin betina (Putik) dan kelamin jantan
(benang sari). Bunga pada tanaman kedelai muncul/tumbuh pada ketiak daun,

yakni setelah buku kedua, tetapi terkadang bunga dapat pula terbentuk pada

cabang tanaman yang mempunyai daun. Hal ini karena sifat morfologi cabang

tanaman kedelai serupa atau sama dengan morfologi batang utama (Sorga, 2013).

Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada

setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1—10 buah dalam setiap

kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,

bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan

semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk

polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini

kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning

kecoklatan pada saat masak (Riskanita, 2011).

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio

terletak diantara keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning,

hitam, hijau dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, ada

yang bundar atau bulat agak pipih. Besar biji bervariasi tergantung varietas.

Di Indonesia besar biji bervariasi dari 6 gram – 30 gram (Suprapto, 2001).

Syarat Tumbuh

Iklim

Pertumbuhan kedelai optimum tercapai pada suhu 20-25º C. Suhu

12 - 20º C adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan

tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan

kecambah,serta pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih


tinggi dari 30º C, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil fotosíntesis

(Rubatzky dan Yamaguchi, 2000).

Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai,

karena kedelai menghendaki hawa yang cukup panas. Pada

umumnya pertumbuhan kedelai sangat ditentukan oleh ketinggian tempat dan

biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 meter diatas

permukaan laut. Namun demikian, diatas batas itu kedelai masih bisa

ditanam dengan hasil yang memadai (Suprapto, 2001).

Kedelai dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas, di tempat

- tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm 3 \per bulan. Oleh

karena itu, kedelai kebanyakan ditanam didaerah yang terletak kurang dari 400 m

di atas permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam

di daerah beriklim kering (Andrianto dan Indarto, 2004).

Tanah

Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu

basah, tetapiair tetap tersedia. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang

khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang

kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal

tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai

dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi

tanah cukup baik (Saleh dan Hardaningsih, 2007).

Kedelai dapat tumbuh di tanah yang agak masam akan tetapi pada pH

yang terlalu rendah bisa menimbulkan keracunan Al. Nilai pH tanah yang
cocok berkisar antara 5,8 – 7,0. Pada pH dibawah 5,0 pertumbuhan bakteri bintil

dan proses nitrifikasi berjalan kurang baik (Suprapto, 2001).

Toleransi pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5,8–7, namun

pada tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Tanah – tanah

yang cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah –

tanah podzolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa,

pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik

atau kompos dalam jumlah yang cukup (Andrianto dan Indarto, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T., 2005. Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Andrianto, T.T dan N. Indarto, 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani :
Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Cetakan Pertama. Absolut,
Yogyakarta.

Ardi, 2013. Kajian Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kedelai di Tanah


Gambut. Universitas Muhammadiyah: Yogyakarta.

Cahyadi, W. A. 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Susu Kedelai Cair


Bantal Merek ABC. IPB. BOGOR.

Riskanita, W, H. 2011. Pengaruh Waktu Dan Suhu Penggorengan Terhadap


Komposisi Proksimat Pada Tempe Kedelai. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Rubatzky, K.E dan M. Yamaguchi. 2000. Sayuran Dunia Prinsip, Produksi


dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung.

Saleh, N. dan S. Hardaningsih. 2007. Pengendalian penyakit terpadu pada


tanaman kedelai, hal. 319-344. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono,
Hermanto, dan H. Kasim (Eds.) Kedelai: Teknik Produksi dan
Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Bogor.

Sorga, S. 2013. Analisis Komparasi Nilai Tambah Dalam Berbagai Produk


Olahan Kedelai Pada Industri Rumah Tangga Di Kota Medan. USU,
Medan

Suprapto, H.S., 2001. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.


Naungan

Anda mungkin juga menyukai