Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM AGRONOMI

UMUM (TMP 105)


PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN METODE STEK
BATANG

Zahra Nurul Izmi


J0307201033

Kelas Pararel : P2
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Eny Widajati, M.S.
2. Dr. Ir. Asdar Iswati, M.S.
3. Punjung Medaraji Suwarno, S.P., M.Si.
Asisten : Hamiddah Intan Kusumastuti, S.P.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman merupakan bahan pokok untuk melakukan kegiatan dalam
bidang pertanian. Bidang pertanian sendiri cukup luas yaitu mencakup
perikanan, kehutanan, perkebunan dan peternakan sehingga negara Indonesia
disebut sebagai negara maritim karena memang mayoritas masyarakat
Indonesia bekerja dibidang pertanian. Sedangkan pertanian dalam arti sempit
yaitu kegiatan bercocok tanam, membudidayakan dan merawat tanaman
dengan tujuan memperoleh keuntungan komersial dari produk tanaman
tersebut.
Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan
untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun
program penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
vegetatif. Dengan penerapan teknik pembiakan vegetatif akan memperoleh
bibit yang memiliki struktur genetik yang sama dengan induknya (Nugroho
1992).
Salah satu perbanyakan vegetatif yaitu dengan metode stek. Perbanyakan
melalui stek dapat menggunakan sebagian batang, akar atau daun untuk
ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Metode ini bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang sempurna akar, batang dan daun dalam waktu
yang relatif singkat serta memiliki sifat yang sama dengan induknya. Metode
perbanyakan stek ini memberikan beberapa keuntungan yaitu lebih ekonomis,
mudah dalam pelaksanaan dan tidak memerlukan keterampilan khusus.
Keberhasilan stek dipengaruhi salah satunya oleh jenis tanaman. Tanaman
yang mudah berakar keberhasilannya akan lebih besar dibandingkan tanaman
yang sulit berakar.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui dan mempelajari cara-cara perbanyakan vegetatif dengan cara
stek batang.
2. Mengetahui jenis tanaman yang mudah tumbuh dalam perbanyakan stek.
3. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan stek.

BAB II
METODOLOGI
A. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan tugas praktikum dilaksanakan di belakang rumah yang
terletak di Dusun Cinangsi I, Rt 25 / Rw 04, Desa Rajadatu, Kecamatan
Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.

B. Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan tugas praktikum dimulai pada tanggal 23
September 2020 sampai 9 November 2020.

C. Metode Pelaksanaan
1. Alat dan Bahan
a. Alat : Polybag, cutter, alat dokumentasi.
b. Bahan : Batang lada, batang kamboja, batang bunga kertas, batang
bunga mawar, tanah, pupuk kompos, sekam dan perangsang akar.
2. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Campurkan media tanam tanah, pupuk kompos dan sekam dengan
perbandingan 1:1:1.
c. Masukkan ke media polybag.
d. Memilih batang stek dengan perlakuan pemotongan bagian batang
yang agak muda dengan panjang ±10 cm.
e. Masukkan batang stek ke dalam larutan perangsang akar bisa
menggunakan auksin atau bawang merah.
f. Setelah itu ditanam di media yang telah disiapkan.
g. Setelah ditanam siram dengan air untuk menjaga kelembapan.
h. Kemudian simpan di tempat yang teduh dan aman.
i. Siram tanaman secukupnya sekitar 2-3 hari sekali ketika media tanam
kering.

3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali dengan memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan stek batang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No Jenis Tanaman Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 Lada - - x x
2 Kamboja - -  x
3 Bunga Kertas - - - -
4 Bunga Mawar -   
Keterangan :
- : tidak ada perkembangan
 : tumbuh
x : mati

B. Pembahasan
Tabel hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua tanaman dengan
perlakuan stek batang tumbuh hingga pada minggu keempat pengamatan. Hal
tersebut dikarenakan pada tanaman tersebut memiliki sifat yang berbeda
sehingga berdampak pula pada hasil stek batang yang dilakukan. Stek batang
pada bunga mawar merupakan stek batang terbaik diantara yang lainnya
karena sudah mulai tumbuh pada minggu ke-2 dan minggu berikutnya. Pada
tanaman lada dan bunga kertas tidak ada tanda-tanda perkembangan dan
akhirnya tanaman lada mati. Sedangkan stek kamboja pada minggu ke-3
sudah muncul tunas baru, namun pada minggu ke-4 stek kamboja mati.
Kegagalan stek pada tanaman lada disebabkan oleh pemilihan sulur yang
tidak tepat. Sulur pada tanaman lada dibedakan menjadi empat macam, yaitu
sulur panjat, sulur buah, sulur gantung dan sulur tanah cabang. Sulur yang
digunakan pada saat stek batang yang diamati menggunakan sulur tanah
cabang. Sedangkan sulur yang baik untuk distek adalah sulur panjat dan sulur
buah. Hal inilah yang membuat stek tanaman lada yang diamati tidak berhasil
tumbuh. Stek kamboja yang mati disebabkan oleh pemindahan stek ke tempat
yang terbuka. Kemudian, stek kamboja tersebut terkena hujan dan media
tanam menjadi tergenang air sehingga batang kamboja menjadi membusuk
karena kelebihan air. Sedangkan stek bunga kertas yang diamati tidak ada
tanda-tanda perkembangan karena batang yang digunakan untuk stek berasal
dari tanaman yang sudah tua dan kering.
Tanaman yang dikatakan berhasil pada proses stek batang ditandai dengan
munculnya tunas daun yang baru. Tunas ini biasanya muncul dari bagian atas
batang ataupun dari ketiak daun. Pada stek bunga mawar tunas daun telah
tumbuh dan mempunyai daun baru sebanyak 15 helai.
Selain itu, keberhasilan dalam stek batang dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman. Faktor
lingkungan meliputi media perakaran, suhu, kelembapan dan cahaya. Media
perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar,
memberi kelembapan pada stek dan memudahkan penetrasi udara pada
pangkal stek. Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara
21°C - 27°C pada pagi dan siang hari serta 15°C pada malam hari. Suhu
terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui
perkembangan perakaran perakaran dan meningkatkan laju tranpirasi
(Hartman, 1983).
Faktor lainnya yaitu berasal dari tanaman yang meliputi umur bahan stek,
jenis tanaman, adanya tunas dan daun pada stek, persediaan bahan makanan
dan zat pengatur tumbuh. Menurut Hartman (1983), stek yang berasal dari
tanaman muda akan lebih mudah berakar daripada yang berasal dari tanaman
tua. Hal ini disebabkan apabila umur semakin tua maka terjadi peningkatan
produksi zat-zat penghambat perakaran dan penurunan senyawa fenolik.
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek batang. Keberhasilan
dengan cara stek tergantung pada kesanggupan jenis tanaman tersebut untuk
berakar. Kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang
kontinyu merupakan penghambat anatomi pada jenis-jenis tanaman yang sulit
berakar dengan cara menghalangi tempat munculnya adventif (Kramer,
1960). Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran.
Bila seluruh tunas daun dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi
sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Menurut Heber (1957), persediaan
makanan sering dinyatakan dengan perbandingan antara persediaan
karbohidrat dan nitrogen (C/N ratio). Ratio C/N yang tinggi sangat diperlukan
untuk pembentukan akar stek yang diambil dari tanaman dengan C/N ratio
yang tinggi akan berakar lebih cepat dan banyak daripada tanaman dengan
C/N ratio yang rendah. Selain itu, zat pengatur tumbuh juga sangat penting
dalam keberhasilan stek batang. Zat pengatur tumbuh sangat aktif
mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar sehingga penyerapan air
dan unsur hara tanaman akan banyak dan dapat mengimbangi penguan air
pada bagian tanaman.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Teknik perbanyakan stek batang yang paling baik adalah stek batang
tanaman bunga mawar.
2. Keberhasilan stek batang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor
dari dalam tanaman.
3. Faktor lingkungan meliputi media perakaran, suhu, kelembapan dan
cahaya.
4. Faktor dari dalam tanaman meliputi umur bahan stek, jenis tanaman,
adanya tunas dan daun pada stek, persediaan bahan makanan dan zat
pengatur tumbuh.
5. Kegagalan stek batang terjadi pada tanaman lada, kamboja dan bunga
kertas.
B. Saran
Perbanyakan tanaman secara vegetatif terutama dalam stek batang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karana itu, sebaiknya praktikum
dibekali dengan materi yang benar-benar matang mengenai teknik stek batang
yang baik dan benar. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir
kegagalan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Ardian. 2013.Perbanyakan Tanaman Melalui Stek Batang Mini Tanaman


Singkong (Manihot esculenta Crantz.) untuk Pemulia Tanaman dan
Produsen Benih. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 13(1): 24-32.
Berutu, Prekdi S. 2018. Perbanyakan Vegetatif Tanaman dengan Stek. Laporan.
Maulana, M Thoriq et al. 2015. Perbanyakan Tanaman Buah Secara Vegetatif.
Laporan.
Darwo, Irma Yeni. 2017. Penggunaan Media, Bahan Stek dan Zat Pengatur
Tumbuh terhadap Keberhasilan Stek Masoyi. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman. 15(1): 1-66.
Lampiran

Stek lada minggu ke-1 Stek lada minggu ke-2 Stek lada minggu ke-3

Kamboja minggu ke-1 Kamboja minggu ke-2 Kamboja minggu ke-3

Kamboja minggu ke-4 Bunga kertas minggu ke-1 Bunga kertas minggu ke-2
Bunga kertas minggu ke-3 Bunga kertas minggu ke-4

Stek mawar minggu ke-1 Stek mawar minggu ke-2

Stek mawar minggu ke-3 Stek mawar minggu ke-4

Anda mungkin juga menyukai