Anda di halaman 1dari 18

Kegiatan Praktikum I

KOLEKSI SPESIMEN TUMBUHAN dan PEMBUATAN HERBARIUM KERING

Tujuan praktikum: 1. Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa mampu

mengoleksi berbagai jenis tanaman dengan benar, 2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat herbarium dari specimen tanaman yang telah dikumpulkan.

1.1 PEDOMAN KOLEKSI SPESIMEN TUMBUHAN A. Alat & Bahan Etiket gantung & kertas merang, Kantong plastik 40 x 60 cm &, 80 x 120 cm, Plastik ziplock 2 kg & 10 x 20 cm, Sarung tangan, Lakban cokelat, Gunting tumbuhan & cutter, Paspor tumbuhan, Pensil 2B & serutan, Spidol permanen & spidol whiteboard, GPS, Spiritus, Cutting ranch, golok, cetok dan alat penggali, Meteran, Karung pupuk B. CARA KERJA 1. Ambil spesimen yang representatif a.Ukuran: 30 x 40cm, spesimen besar dibuat berseri dgn no koleksi sama. b.Bagian: tumbuhan lengkap (mewakili semua bagian dari tumbuhan) c.Jumlah: 1 spesimen LENGKAP per jenis tumbuhan (untuk dibuat herbarium), bahan untuk simplisia secukupnya. 2. Spesimen Tumbuhan Berukuran Besar a. Batang/cabang/ranting dipotong 20-30 cm, utamakan yang terdapat bunga

dan atau buah. b. Tumbuhan bervariasi daun (ukuran, tipe & warna diambil cabang/ranting yang memiliki variasi tsb. c. Kelupas kulit batang 5x10 cm d. Catat tempat munculnya ranting, warna & tekstur kulit batang muda & tua. e. Getah: ada/tdk, warna, tekstur, bau & rasa f. Tumbuhan tingkat tinggi apabila mungkin semua bagian dikoleksi paling tidak ranting berdaun dan berbunga.

g. Tumbuhan berupa pohon atau perdu, bagian yang dikoleksi adalah ranting berdaun, paling tidak 3 helai daun h. Tumbuhan Liana: Perlu dikoleksi tumbuhan muda dan tumbhan tua karena sering mempunyai bentuk daun yang berbeda pada tumbuhan muda dan tua. i. Tumbuhan parasit:

Sebaiknya tumbuhan inangnya juga dikoleksi (Tumbuhan inang dikoleksi seperti butir g) untuk menentukan letak atau duduk daun pada batang. j. Tumbuhan palem: dibagi beberapa lembar (daun, batang, perbungaan, tudung bunga, bunga, buah dan biji) dan diberi nomor koleksi yang sama k. Bambu : pelepah buluh merupakan bagian terpenting, ranting berdaun muda dan tua, cabang. Data yang dicatat antara lain diameter batang dan panjang ruas, warna bulu atau lapisan lilin pada batang, kedudukan daun pelepah buluh (tegak, miring, rebah). 3. Spesimen Terna atau Semak a. Spesimen dipotong beberapa bagian pada cabang yang berbunga dan daun bagian atas. Potongan dengan daun bagian tengah; bawah; bagian dalam tanah (akar, umbi, rimpang). b. Tiap bagian dilabel dan tinggi tumbuhan dicatat. c . Spesimen kecil diambil seluruh bagian d. Akar dan bagian lain dibersihkan dari tanah. Jika terlalu besar, organ tersebut diiris. e. Zingiberaceae : Perlu dikoleksi rimpang dan bunganya. Bagian vegetatif tumbuhan yang berperawakan kecil dapat dikoleksi seluruhnya. Sedangkan yang

berperawakan tinggi dianjurkan untuk memisahkan bagian yang berimpang, bagian tengah dan bagian ujung

4.Koleksi paku-pakuan dan rumput a. Dikoleksi seluruh bagian termasuk bagian dlm tanah. b. Tumbuhan kecil dikoleksi 5-10 individu dari populasi yang sama. c. Koleksi tersebut diberi no koleksi sama atau ditempel pada kertas herbarium yang berbeda tetapi dengan no koleksi sama. d. Tumbuhan paku Diusahakan tumbuhan yang fertil. Paku herba diambil semua bagian. Data yang dicatat, warna dan bentuk sisik, warna dan bentuk spora, warna helaian daun. Paku pohon dilakukan pengukuran jumlah helaian daun, panjang helaian daun dan jumlah anak daun. 5. Jangan mencampur spesimen: - beda jeis; - beda tempat tumbuh; - beda hari pengumpulan 6. Setiap spesimen harus disertai etiket gantung.

7. Spesimen + etiket gantung dibungkus kertas merang, dimasukkan ke plastic 40x60 cm basahi dengan spiritus ujung plastik dilakban. 8. Sebanyak 5-8 spesimen dlm plastik 40x60cm

URUTAN KERJA KOLEKSI SAMPEL 1. Penomoran koleksi dan cara mengikat etiket gantung. Panjang benang tersimpul + 10 cm.

2. Spesimen dibungkus kertas merang dan dimasukkan ke plastik ukuran 40x60cm.

3.Spesimen dibasahi dengan spiritus dan pastikan semua spesimen basah,

selanjutnya

4. Plastik diberi nomor spesimen.

PENOMORAN KOLEKSI 1. Nomor sama untuk bagian-bagian dari tumbuhan yang sama & hari yang sama. 2.Teknis penomoran:

Kode Provinsi

Kode etnis

Kode tim Puldat

No Urut Informan

No.tumbuhan

Nama lokal tumbuhan

3.Tiga huruf inisial kolektor dan tanggal koleksi ditulis dibalik label. 4.Ditulis menggunakan pensil

D. CATATAN LAPANGAN (PASPOR TUMBUHAN)

1. Ditulis dalam buku catatan lapangan dengan pensil 2B. 2.Nama dan alamat lengkap pengumpul data (enumerator) dicatat pada halaman depan atau sampul. 3.Label herbarium dan catatan foto dicatat kembali. 4.Catatan lapangan berisi: PASPOR TUMBUHAN Nama dan inisial Kolektor Nomor Koleksi Tanggal koleksi Nama lokal

Nama Suku Tumbuhan Sinonim dan atau varitas

Nama Marga

Nama Jenis

Perawakan : 1. Pohon 2. Semak 3. Herba 4. Liana

Status konservasi : 1. Punah 2. Sangat genting 3. Jarang 4. Tidak pasti

Karakter Morfologi Akar : & Organoleptik (warna, Batang : Daun : Bunga : Buah : Biji : Getah : rasa dan bau)

Lingkungan/habitat : Ketinggian: Bujur: Lintang: Topografi (fisiografi) : 1. Berbukit 2. Pegunungan 3. Landai 4. . Vegetasi (ekosistem) : 1. Hutan hujan tropis 2. Hutan sekunder 3. Hutan gambut 4. Hutan rawa 5. Herangas 6. Sabana/stepa

Jenis tumbuhan di sekitarnya

Lokasi (habitat): 1. Hutan 2. Pekarangan 3. Sawah 4. Pantai 5. Rawa 6. Ladang/Kebun 7. Tepi sungai 8. .

Tekstur tanah 1. Berlumpur hitam/merah 2. Berpasir 3. Tanah liat

Status asal spesimen : 1. Liar 2. Gulma 3. Varitas lokal 4.

1.2 PEMBUATAN HERBARIUM KERING

Pendahuluan Metode pangawetan sampel tumbuhan secara umum dibagi menjadi dua yaitu pengawetan kering dan pengawetan basah. Pengawetan kering ditujukan untuk pembuatan herbarium kering yaitu untuk jenis pengawetan dengan cara mengepres sampel tumbuhan kemudian dikeringkan.

Pengawetan basah ditujukan untuk pembuatan herbarium basah yaitu jenis pengawetan dengan menggunakan bahan kimia tertentu untuk mengawetkan sampel tumbuhan. Proses pengawetan kering suatu sampel tumbuhan lebih sulit dari pada pengawetan basah karena memerlukan ketrampilan dan waktu waktu yang lebih lama. Hal utama yang harus diperhatikan saat pengawetan kering agar hasilnya sempurna adalah proses pengepresan dan pengeringan yang dilakukan secepat mungkin serta penanganan saat sampel kering.

Pembuatan herbarium kering dilakukan di universitas setempat. A. Alat dan Bahan:

1. Sasak/alat pres digunakan untuk mengepres sampel tumbuhan dan sabuk sasak /alat pres digunakan mengikat tumpukan sampel di dalam sasak/alat pres. 2. Kertas karton tebal digunakan untuk melindungi sampel sedemikian rupa sehingga letak sampel tidak berubah dan tetap rata. 3. Kertas merang digunakan untuk pembatas antar sampel dengan sampel lainnya. 4. Oven digunakan untuk pengeringan sampel. 5. Pinset digunakan untuk mengatur letak sampel pada kertas herbarium. 6. Kertas herbarium bebas asam (acid free) digunakan untuk menempel sampel tumbuhan. 7. Selotip bebas asam digunakan untuk membantu merekatkan bagian ranting, cabang atau batang sampel pada kertas herbarium. 8. Lem bebas asam digunakan untuk merekatkan label herbarium pada kertas herbarium 9. Label herbarium bebas asam digunakan untuk menuliskan identitas sampel sesuai dengan catatan lapangan. 10. Amplop bebas asam digunakan untuk menyimpan bagian sampel yang mudah gugur dan sulit untuk ditempel, contoh: bunga dan biji.

11. Species folder digunakan untuk menyimpan herbarium kering. 12. Genus folder digunakan untuk menyimpan herbarium kering yang telah disimpan di species folder dengan genus yang sama. B. Cara Kerja Hal terpenting dalam pembuatan herbarium kering adalah mengeringkan sampel koleksi secepat mungkin selain mencegah infeksi jamur juga untuk mempertahankan warna asli. Tujuan pengepresan yaitu untuk mengepres sampel dalam ukuran dan struktur yang memperlihatkan karakter utama dan sesuai untuk penyimpanan di lemari herbarium. Tahap-tahap pembuatan herbarium kering adalah sebagai berikut: 1. Sampel tumbuhan termasuk etiket gantung yang menyertai dikeluarkan dari kantong plastik ukuran 40x60 cm dan diletakkan di dalam kertas merang. 2. Posisi sampel diatur sedemikian rupa yang merepresentasikan

keseluruhan bagian tumbuhan pada kondisi aslinya (keadaan saat tumbuhan tersebut hidup) dan menunjukkan morfologi semua bagian sampel untuk memaksimalkan informasi tumbuhan tersebut. Contoh: organ daun harus diperlihatkan bagian bawah dan atas daun. a. Terna (Herba):

1) Terna berukuran kecil ditata dan dipres seluruh bagian tumbuhan pada kertas merang yang sama dan cukup untuk satu tumbuhan tersebut. 2) Terna berperawakan tinggi sebaiknya ditekuk membentuk huruf V terbalik, N atau M agar nantinya seluruh bagian muat dalam satu kertas herbarium. Jika ukuran masih terlalu besar maka sampel dipotong menjadi dua bagian atau lebih dan diletakkan pada kertas merang yang berbeda tapi diberi kode sama. b. Rimpang atau umbi yang berukuran besar diiris melintang di bagian tengah dan diiris membujur di bagian tepi, ketebalan irisan 3-5 mm. Saat ditempelkan pada kertas herbarium, salah satu sisi potongan diletakkan

membelakangi dan sisi lain menghadap depan untuk menunjukkan struktur bagian dalam. c. Bunga dan bagian bunga disusun hati-hati, bedah bagian bunga yang besar untuk menunjukkan organ internal. d. Buah sebaiknya dibelah untuk menunjukkan lapisan dinding/kulit bagian dalam atau plasentasi serta untuk mempermudah pengeringan. 3. Penyusunan sampel saat dipres juga harus memperhatikan jenis sampel yang dikoleksi. Tumbuhan dengan organ tebal, kaku, atau jenis tumbuhan sekulen sebaiknya disusun di bagian luar/tepi dekat dengan sasak/alat pres pada posisi tegak agar terkena panas lebih banyak dan mempercepat proses pengeringan. 4. Setiap 3-5 tumpukan merang dibatasi oleh kertas karton, kemudian sejumlah maksimal 10 tumpukan karton tersebut (30-50 sampel) diatur sedemikian rupa dijepit sasak/alat pres kemudian diikat dan dikencangkan dengan sabuk sasak/alat pres (jika perlu tumpukan sampel ditekan dengan telapak kaki saat mengencangkan sabuk). 5. Sampel tumbuhan yang telah dipres kemudian dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 50 C. Proses pengeringan berkisar 2-3 hari tergantung pada jenis tumbuhan,

kelembaban, dan temperatur tempat yang digunakan. Sebaiknya dilakukan pengecekan setiap hari agar spesimen kering. 6. Spesimen yang telah dikeringkan kemudian dipindahkan secara hati-hati ke kertas herbarium. Susun secara hati-hati pada kertas herbarium. Penyusunan spesimen yang ideal menampilkan unsur kebenaran, informasi botani memadai, proporsional, kerapian, dan keindahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan spesimen antara lain yaitu: a. Sisakan 1 cm di tiap tepi kertas herbarium untuk memudahkan pengambilan atau pemindahan herbarium.

b. Spesimen tunggal ditata posisinya tepat di tengah kertas herbarium dan biasanya diletakkan vertikal atau diagonal di sepanjang kertas. c. Arah atau orientasi tumbuhan harus merepresentasikan kondisi alaminya, sebagai contoh bunga di atas dan akar di bawah. d. Susun organ spesimen sedemikian rupa sehingga memperlihatkan semua bagian, contoh: organ daun harus diperlihatkan bagian atas dan bawah, bagian dalam bunga dan buah. 7. Tempel spesimen menggunakan selotip bebas asam dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Selotip diletakkan ke posisi tengah pada setiap organ yang ditempel, misalnya ranting atau tangkai daun serta panjang setiap sisi selotip sebaiknya sama. b. Selotip diletakkan tegak lurus cabang, batang, maupun pertulangan daun. c. Hindari menempel selotip pada bagian penting yang mencirikan spesimen tumbuhan tersebut misalnya daun penumpu, bunga dan ligula.

Gambar 1. (a-b) Penataan sampel di kertas merang, daun diperlihatkan permukaan bawah dan atas, etiket gantung tetap disertakan, (c) herba/semak berukuran tinggi ditekuk membentuk huruf V, (d) kertas merang dilipat menutupi sampel, (e-h) susunan sampel: sasak/alat pres-karton-sampel-

sampel-sampel-karton-sampel-sampel-sampel-karton-sasak/alat

pres,

(i)

sasak/alat pres yang berisi tumpukan sampel diikat dan dikencangkan dengan sabuk sasak/alat pres, (j) pengeringan sampel menggunakan alat oven

d.

Pemakaian selotip yang banyak jumlahnya diperlukan untuk menempel bagian yang keras dan berat, misalnya buah atau pada bagian yang dekat dengan tepi kertas.

e.

Hindari pemakaian selotip yang terlalu banyak untuk satu cabang atau dua batang.

f.

Apabila spesimen berukuran besar dan tebal, maka cara penempelan pada kertas herbarium dengan cata dijahit dengan benang good year dan jarum goni.

8. Bagian tumbuhan yang mudah lepas/rontok dari bagian lainnya misalnya bunga dan biji maka bagian tersebut disimpan di dalam amplop kertas bebas asam kemudian ditempelkan di kanan atas pada kertas herbarium. Penempelan amplop menggunakan sesedikit mungkin lem bebas asam pada bagian tengah amplop. 9. Tempel label herbarium di bagian kanan bawah kertas herbarium menggunakan lem bebas asam hanya di bagian tepi kanan label herbarium. Hal tersebut dilakukan agar label herbarium mudah dilepas agar apabila ada penggantian informasi tanpa memindah maupun merusak spesimen. Tulis data dari etiket gantung dan catatan lapangan ke label herbarium. Label herbarium berisi antara lain: a. b. c. d. Nama (instansi) herbarium Nama suku (family) Nama jenis lengkap dengan author (species) Tempat pengambilan sampel meliputi nama provinsi, suku (locality)

e. f. g. h.

Data posisi garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) Ketinggian tempat (altitude) Data tempet tumbuh (habitat) Nama kolektor (orang yang mengambil sampel, sesuai di etiket

gantung) i. j. k. l. m. n. Nomor koleksi dan tanggal pengambilan sampel Nama lokal (local name) Perawakan (habit) Catatan lain terkait dengan ciri dan sifat morfologi (notes) Penggunaan (uses) Nama lengkap pendeterminasi (determined by ) dan tanggal

determinasi

10. Masukkan spesimen herbarium ke species folder. Tulis nama ilmiah spesies, kolektor, dan lokasi pengambilan koleksi ke species folder. 11. Masukkan species folder ke dalam genus folder yang berisi beberapa sampel dari satu spesies maupun beberapa jenis dalam satu genus tersebut. Tulis nama familia, nama ilmiah species dan kawasan/pulau tempat koleksi di label kawasan. 12. Simpan herbarium diurutkan sesuai abjad familia, genus, species, kawasan. Herbarium yang mempunyai urutan abjad lebih awal diletakkan di atas.

Berikut adalah salah satu contoh label herbarium:

Anda mungkin juga menyukai