Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

PEMBUATAN
HERBARIUM KERING

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI BESAR LITBANG TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

PENDAHULUAN
Nilai penting herbarium antara lain, sebagai:
1. Bukti atau referensi keberadaan jenis tumbuhan
2. Bahan penelitian taksonomi
3. Salah satu alat bantu identifikasi tumbuhan
4. Bukti penelitian biodiversity prospecting termasuk
skrining aktivitas biologi
Pembuatan herbarium kering dilakukan di universitas
setempat dan di B2P2TO-OT Tawangmangu.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

A. ALAT & BAHAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Papan multiplek (sasak/alat pres) dan sabuk sasak


Kertas karton tebal
Kertas buram
Oven
Pinset
Kuas
Kertas herbarium bebas asam
Selotip bebas asam
Lem bebas asam
Etiket tempel herbarium bebas asam
Amplop bebas asam
Species folder
Genus folder

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

B. CARA KERJA
Hal terpenting dalam pembuatan herbarium kering
adalah PENGERINGAN SECEPAT MUNGKIN untuk
mencegah
infeksi
jamur
dan
untuk
mempertahankan warna asli.
Pengepresan dilakukan untuk mengepres spesimen
dalam ukuran dan struktur yang memperlihatkan
karakter utama dan sesuai untuk penyimpanan di
lemari herbarium.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Tahap pembuatan herbarium kering


1. Spesimen
tumbuhan
&
etiket
gantung
dikeluarkan dari kantong plastik ukuran 40x60
cm dan diletakkan di dalam kertas buram.
2. Posisi spesimen diatur agar representatif untuk
kondisi aslinya (keadaan saat tumbuhan tersebut
hidup) dan menunjukkan morfologi semua
bagian. Contoh: organ daun harus diperlihatkan
bagian bawah dan atas daun.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Penataan Terna (Herba)


a. Terna kecil ditata dan dipres seluruh bagian
tumbuhan pada satu kertas buram cukup untuk
satu tumbuhan tersebut.
b. Terna berperawakan tinggi ditekuk membentuk
huruf V terbalik, N atau.
c. Jika ukuran masih terlalu besar maka sampel
dipotong menjadi dua bagian atau lebih dan
diletakkan pada kertas koran yang berbeda
tetapi diberi kode sama.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Penataan Rimpang dan Umbi


Rimpang atau umbi yang berukuran besar:
diiris melintang di bagian tengah
diiris membujur di bagian tepi
ketebalan irisan 3-5 mm
saat ditempelkan pada kertas herbarium, salah
satu sisi potongan membelakangi dan sisi lain
menghadap depan.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Penataan Bunga & Buah


a. Bunga dan bagian bunga disusun hati-hati,
bedah bagian bunga yang besar untuk
menunjukkan organ internal.
b. Buah dibelah untuk menunjukkan lapisan
dinding/ kulit bagian dalam atau plasentasi serta
untuk mempermudah pengeringan.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

3. Perhatikan jenis spesimen saat pengepresan.


Tumbuhan dengan organ tebal, kaku atau jenis
tumbuhan sukulen sebaiknya disusun di bagian
luar/tepi dekat dengan sasak/alat pres pada posisi
tegak agar terkena panas lebih banyak dan
mempercepat proses pengeringan

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

4. Satu spesimen dimasukkan ke dalam satu kertas


merang. Tiga spesimen dari jenis yang sama,
diapit oleh dua kertas karton. Sejumlah maksimal
10 tumpukan karton tersebut (30-50 spesimen)
dijepit dua multiplek, diikat menggunakan sabuk
sasak.
Pengencangan sabuk jika perlu dilakukan dengan
menekan tumpukan spesimen yang terapit
multiplek menggunakan kaki.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Susunan spesimen dalam


pengepresan

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

5. Keringkan spesimen tumbuhan yang telah dipres


menggunakan oven.
Suhu oven 60-90 C selama 2-3 hari tergantung
pada jumlah spesimen, jenis tumbuhan,
kelembaban dan temperatur lingkungan.
Lakukan pengecekan setiap hari agar spesimen
kering sempurna.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

a. Penataan spesimen
pada kertas buram

b. Semak/terna berukuran
panjang ditekuk N/V

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

c. Kertas buram dilipat


menutupi spesimen

d. Susunan spesimen:
multiplek-karton-kertas
buram-3 s.d. spesimen
karton - sasak

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

e. Sasak diikat dan


dikencangkan

f. Spesimen dikeringkan
menggunakan oven.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

6. Spesimen yang telah kering dipindahkan secara


hati-hati ke kertas herbarium.
Penyusunan spesimen yang ideal menampilkan
unsur kebenaran, informasi botani memadai,
proporsional, kerapian, dan keindahan.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Proses Penempelan Spesimen


(Mounting)

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan


spesimen herbarium:
a. Menyisakan 1 cm di tiap tepi kertas herbarium
b. Spesimen tunggal ditata posisinya tepat di tengah,
posisi vertikal atau diagonal.
c. Arah
atau
orientasi
spesimen
harus
merepresentasikan kondisi alaminya.
d. Susunan harus memperlihatkan semua bagian.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

7. Spesimen ditempel dengan memperhatikan:


a. Selotip diletakkan ke posisi tengah pada setiap
organ yang ditempel, misalnya ranting atau
tangkai daun serta panjang setiap sisi selotip
sebaiknya sama.
b. Selotip diletakkan tegak lurus cabang, batang
maupun pertulangan daun.
c. Hindari menempel selotip pada bagian penting
yang mencirikan spesimen tumbuhan tersebut
misalnya daun penumpu, bunga dan ligula.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Proses Penempelan Spesimen

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

d. Pemakaian selotip yang banyak jumlahnya


diperlukan untuk menempel bagian yang keras
dan berat, misalnya buah atau pada bagian yang
dekat dengan tepi kertas.
e. Hindari penggunaan selotip yang terlalu banyak.
f. Spesimen berukuran besar dan tebal ditempel
dengan cara dijahit menggunakan benang good
year dan jarum goni.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Proses Penempelan Spesimen

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

8. Bagian tumbuhan yang mudah lepas/rontok dari


bagian lainnya misalnya bunga dan biji maka
bagian tersebut disimpan di dalam amplop
kertas bebas asam kemudian ditempelkan di
kanan atas pada kertas herbarium. Penempelan
amplop menggunakan sesedikit mungkin lem
bebas asam pada bagian tengah amplop.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

9.

Rekatkan etiket tempel herbarium di bagian


kanan bawah kertas herbarium menggunakan lem
bebas asam hanya di bagian tepi kanan etiket
tempel herbarium. Hal tersebut dilakukan agar
etiket tempel herbarium mudah dilepas apabila
ada penggantian informasi tanpa memindah
maupun merusak spesimen.
Tulis data dari etiket gantung dan
lapangan ke etiket tempel herbarium.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

catatan

Proses Penempelan Spesimen

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Etiket tempel herbarium berisi:


a.
b.
c.
d.

Nama (instansi) herbarium


Nama suku (family)
Nama jenis lengkap dengan author (species)
Tempat pengambilan sampel meliputi nama
provinsi, suku (locality)
e. Data posisi garis lintang (latitude) dan garis
bujur (longitude)
f. Ketinggian tempat (altitude)

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

g. Data tempat tumbuh (habitat)


h. Nama kolektor (orang yang mengambil sampel,
sesuai di etiket gantung)
i. Nomor koleksi dan tanggal pengambilan sampel
j. Nama lokal (local name)
k. Perawakan (habit)
l. Catatan lain terkait dengan ciri dan sifat
morfologi (notes)
m. Penggunaan (uses)
n. Nama lengkap pendeterminasi (determinated by)
dan tanggal determinasi

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

HERBARIUM TAWANGMANGU (TWHM)


B2P2TO-OT, BADAN LITBANGKES, KEMKES
TAWANGMANGU, INDONESIA
Family
Species
Locality

:
:
:

Latitude
Longitude
Altitude

:
:
:

Habitat
Collector(s)
No.
Local name
Habit
Notes

:
:
:
:
:
:

Uses

Date:

Determinated by :
Date:
Duplicates sent to BO
Please notify Herbarium Tawangmangu of new
identification
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

10. Masukkan spesimen herbarium ke species folder.


Tulis nama ilmiah spesies, kolektor dan lokasi
pengambilan koleksi di species folder.
11. Masukkan species folder ke dalam genus folder
yang berisi beberapa sampel dari satu spesies
maupun beberapa jenis dalam satu genus
tersebut. Tulis nama familia, nama ilmiah species
dan kawasan/pulau tempat koleksi.
12. Simpan herbarium, urutkan sesuai abjad familia,
genus, species, kawasan. Herbarium yang
mempunyai urutan abjad lebih awal diletakkan di
atas.
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Proses Penempelan
Spesimen

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Herbarium Ristoja 2012

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

TERIMA KASIH

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes, Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai