Anda di halaman 1dari 4

ACARA I.

PERBANYAKAN MENGGUNAKAN SETEK

A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami prinsip dasar dari teknik setek
2. Mahasiswa memahami dan mampu menentukan tanaman induk yang sehat dan bagian
tanaman yang akan disetek
3. Mahasiswa dapat mempraktikkan teknik setek pada perbanyak vegetatif tanaman

B. LANDASAN TEORI
Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melalui
proses perkawinan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan
mengambil bagian dari tanaman misalnya, batang, daun, umbi, spora, pucuk dan lain-lain.
Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, merunduk, okulasi, dan
sistem kultur jaringan. Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasari
pertimbangan berikut ini : (1) sulitnya diperoleh benih secara kesinambungan akibat ketidak
teraturan musim, (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara maksimum, (3)
pembangunan kebun benih dari pohon induk tunggal, dan (4) konservasi genetik (Nababan,
2009).
Teknik perbanyakan secara vegetatif dengan stek merupakan salah satu metode yang
dapat memperbanyak tanaman secara masal dan tidak tergantung musim buah. Selain itu,
teknik ini dapat memperbanyak tanaman yang memiliki kesulitan dalam memperoleh buah
dan biji, benih cepat rusak, dan klon-klon yang memiliki sifat genetik unggul (Danu, 2015).
Cara stek banyak dipilih orang, alasannya karena bahan untuk membuat stek ini hanya
sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman yang
dihasilkan dari stek biasanya mempunyai persamaan dalam umur, ukuran tinggi, ketahanan
terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya (Wudianto, 2000). Stek adalah perbanyakan
tanaman yang dilakukan dengan menanam potongan pohon induk ke dalam media agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Bahan vegetatif yang digunakan adalah batang, pucuk, daun,
atau akar
Untuk mempercepat keberhasilan teknik pembibitan melalui pembiakan secara vegetatif,
perlu penggunaan zat pengatur tumbuh dalam membantu tumbuhnya perakaran (Sudomo,
2012). Permasalahan yang ada dalam pembiakan tanaman dengan stek adalah sulitnya
pembentukan akar, dan usaha untuk mempercepat terbentuknya akar dapat dilakukan dengan
menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh tanaman yang dihasilkan
oleh tanaman disebut fitohormon, sedangkan yang sintesis disebut zat pengatur tumbuh
tanaman sintetik (Payung, 2014). Untuk menstimulir pertumbuhan akar stek maka digunakan
ZPT (Rootone-F) dengan beberapa dosis. Penambahan zat pengatur tumbuh pada stek
diharapkan meningkatkan kemampuan berakar dan persentase hidup stek (Supriyanto. 2011).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang diperukan dalam praktikum ini adalah :
- Tanaman induk (krisan untuk stek batang dan violces untuk stek daun, serta jahe untuk
stek rhizome)
- Gunting pangkas tanaman yang tajam
- Zat pengatur tumbuh
- Polibag/bak plastic
- Bak plastic
- Plastik penutup
- Media tanam

D. CARA KERJA
Setek akar dan batang
- Isi pot/bak plastik dengan media tanam campuran tanah dan kompos (1:1)
- Siapkan tanaman induk yang sehat, bebas hama dan penyakit, dan cukup sehat untuk
diambil beberapa daun/batangnya
- Pilih daun atau cabang batang/pucuk tanaman yang sudah terlihat agak tua (batang
cabang berwarna hijau tua/pucuk yang mempunyai kurang lebih 4 helai daun dewasa).
Pada saat ini kandungan karbohidrat dan auxin (hormone pertumbuhan akar) pada batang
cukup memadai untuk menunjang terjadinya perakaran stek
- Potong ujung cabang batang (atau daun) dengan arah miring pada tanaman induk dengan
gunting tanaman 3-4 dari ujung batang di bawah nodus daun. Panjang masing-masing
stek sebaiknya 10-15 cm. Untuk mengurangi penguapan, buang beberapa daun dengan
menyisakan daun bagian atas (2-3 daun)
- Rendam/olesi pangkal stek (2 cm dari bagian pangkal) dengan zat pengatur tumbuh
perangsang perakaran (bisa berupa bubuk, larutan atau gel) selama 10-15 menit untuk
mempercepat pertumbuhan akar stek
- Batang stek (atau daun) yang telah direndam/diolesi zat pengatur tumbuh ditanam dalam
media tanam, dengan 5-10 cm batang bagian atas tetap di atas tanah. Jika digunakan bak
plastik, isi beberapa stek tetapi upayakan stek tidak saling menyentuh karena penyakit
dapat dengan mudah menyebar dari satu stek ke stek lainnya jika stek berhubungan satu
sama lain.
- Tekan media tanam hingga batang/daun bisa berdiri tegak, siram stek dengan
menggunakan sisa larutan hormon perangsang akar
- Sungkup stek dalam bak plastik dengan pastik transparan, sungkup plastik beberapa inci
dari atas tanaman dan plastik tidak menyentuh stek
- Tempatkan bak stek di tempat teduh (jangan meletakkna stek di bawah cahaya matahari
langsung, tanaman akan terbakar).
- Bak plastik dijaga kelembaban tinggi sampai stek membentuk akar.
- Cek pot setiap hari dan siram stek jika diperlukan.
- Dalam 2-3 minggu, ambil sungkup tetapi penyiraman dilakukan secara kontinyu. Stek
yang sudah berakar dapat diambil dari pot dan dipisahkan ke pot/tempat lain.
- Amati perrtumbuhan stek pucuk dan daun yang telah disemai tersebut meliputi persentase
stek hidup, waktu tumbuh tunas baru, jumlah tunas baru dan panjang tunas baru.

Stek rhizome
- Pilih rhizome tanaman jahe yang yang sehat dan bebas penyakit, dengan usia panen yang
tua, sekitar 18 bulan
- Potong rhizome sesuai dengan nodus-nya. Jika stok rhizome banyak, rhizome tidak perlu
dipotong
- Rhizome direndam terlebih dahulu dalam larutan Bio-P dan Bio-T selama kurang lebih
30 menit, atau sesuai dengan petunjuk pemakaian
- Isi pot/bak plastik dengan media tanam campuran tanah dan kompos (1:1)
- Masukkan rhizome ke dalam tanah dengan kedalaman 5 cm, jangan terlalu dalam
- Siram rhizome dengan frekuensi 3-4 hari sekali, jangan setiap hari, karena dapat
mengakibatkan rhizome menjadi busuk
- Amati pertumbuhan rhizome yang terjadi

Pengamatan
1. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali
2. Data yang diamati diesuaikan dengan table pengamatan yang sudah ada
Tabel Pengamatan
Pengamatan Ke-
Nama Keberhasilan Jumlah tunas Jumlah Diameter Diameter
No
Tanaman sambung baru (buah) daun batang entres (cm)
(x/√) (helai) bawah (cm)
1
2
3
4
dst

DAFTAR PUSTAKA
Danu., A., Subiakto, dan A. Z., Abidin. 2011. Pengaruh Umur Pohon Induk Terhadap Perakaran
Stek Nyamplung (Calophyllum inophyllum L). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 8(1): 41-
49
Nababan, D. 2009. Penggunaan Hormon IBA Terhadap pertumbuhan Stek Eukaliptus klon IDN
48. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.
Sudomo, A., A., Rohandi, dan N., Mindawati. 2012. Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh
Rootone-F pada Stek Pucuk manglid (Manglieti aglauca BI). Jurnal Penelitian Tanaman
Hutan. 10(2): 57-63.
Supriyanto dan K. E., Prakasa. 2011. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Rotoone- F terhadap
Pertumbuhan Stek Duabanga mollucana. Blume. Jurnal Silvikultur Tropika. 3(1): 59-65.

Anda mungkin juga menyukai