MATERI 7:
HERBARIUM
OLEH:
Nama : Fauziah Husniati Fahmi
NIM : 2010212048
Kelas : Agro B dan Agro C
Asisten:
1. Alifma Rahimmi Nanda (1810212036)
2. Dian Sukma (1810212059)
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui kegunaan dari herbarium
2. Mahasiswa mampu membuat herbarium kering dari berbagai tanaman
BAB II
METODE PELAKSANAAN
3.1 Hasil
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Nerium
Spesies : Nerium oleander L.
3.2 Pembahasan
Oleander (Nerium oleander) atau bunga mentega adalah tanaman
perdu berkayu yang tingginya bisa mencapai 3 meter. Sebagai tanaman hias,
oleander cukup popular. Sosok tanamannya rimbun dengan daun pita
berwarna hijau tua. Bunganya bergerombol, terlihat cantik dan kontras
dengan hijaunya daun. Daya tarik oleander adalah bunganya yang tahan lama
dan bermekaran sepanjang tahun. Tanaman asal Asia Timur dan Eropa Barat
ini juga mudah dalam perbanyakan dan perawatan.
Dari hasil pembuatan herbarium yang dilakukan, diperoleh bahwa
tanaman bunga mentega atau bunga jepun yang dikeringkan memiliki warna
hijau tua dengan warna kuning keemas an seperti daun kering. Batang dari
tanaman ini tebal dan susah untuk diratakan. Sementara bunga dari tanaman
ini berubah menjadi kecoklatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan herbarium bunga ini adalah batang yang tebal dan kuat sehingga
harus ditimpa dengan beban yang lebih dan bunganya harus dijaga sekali
ketika dihimpit. Hal ini dapat menyebkan batangnya susah di laminating dan
bunganya hancur. Sehingga sangat diperlukan ketelitian khusus menyusun
posisi herbarium di kertas hvs agar posisinya bunganya tidak hancur.
1. Daun
Warna daunnya hijau panjang, dengan panjang 5-21 cm dan lebar 1-
3,5 cm dengan suatu keseluruhan garis tepi. Daunnya hanya terdiri dari
helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), tidak memiliki pelepah
daun (vagina) sehingga disebut daun bertangkai. Ukuran tangkai daunnya
tidak terlalu panjang berkisar 0,5 - 1cm.
Bangun daun (Circumscriptio) dari tanaman ini yakni bangun lanset
(lanceolatus) karena bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian
daun dengan perbandingan panjang: lebar = 3-5: 1.
Ujung daun ( Apex Folii) dari Nerium oleander yakni runcing (acutus)
karena kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk sudut
lancip. Pangkal daun (Basis Folii) juga termasuk runcing (acutus). Pada
permukaan bawah ibu tulang (costa) menonjol keluar. Susunan tulang
daunnya termasuk daun yang bertulang menyirip (penninervis) karena
daunnya memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal hingga
ujung dan merupakan terusan dari tangkai daun, dan dari ibu tulang ini ke
samping keluar tulang-tulang cabang. Tepi daun (Margo Folii) termasuk
bertepi rata (integer). Daging daun (intervenium) yakni tebal tipisnya
helaian daun termasuk seperti kertas (papyraceus atau chartaceus) karena
daunnya tipis tetapi cukup tegar. Daun pokok ini tersusun dalam
lingkaran (vertisilaster) yang setiap lingkarannya berjumlah 3 daun.
2. Bunga
Warna bunga mulai dari putih, merah, hingga pink. Bungannya
bergerombol antara 5-10 kuntum di ujung- ujung dahannya. Termasuk
tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Bunganya terletak di
ujung batang (flos terminalis). Bagian-bagiannya terdiri dari ibu tangkai
bunga (pedunculus), dasar bunga (receptaculum), dan Tangkai bunga
(pedicellus). Terdapat bracteola yaitu daun kecil yang terdapat pada
tangkai bunga.
Termasuk bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa) karena
ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, sehingga ibu
tangkai memiliki pertumbuhan yang terbatas. Jika dilihat dari jumlah
cabang pada ibu tangkai Nerium oleander termasuk bunga majemuk
berbatas yang bersifat pleiochasial karena dari ibu tangkai keluar lebih
dari dua cabang pada tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi.
Nerium oleander termasuk bunga banci atau berkelamin dua
(hermaphroditus) karena pada bunganya terdapat benang sari (stamen)
dan putik (pistilum). Perhiasan bunganya (perianthium) terdiri dari
kelopak (kalyx), dan mahkota bunga (corolla). Dilihat dari karakteristik
bunga memiliki bunga majemuk rasemosa korimbus dengan simetri
mahkota bilateral.
Mahkota berbentuk corong, tabung pada pangkal sempit, di sebelah
atasnya melebar. Tidak memiliki stipula. Bunga keluar dalam perbungaan
rasemosa. Bunga berkembang dalam seikat ujung cabang masing-masing
memgelilingi satu mahkota pusat. sepal bersatu membentuk tabung, sepal
sewaktu kuncup terputar, dan letak petal imbrikatus. Jumlah stamen sama
dengan jumlah petal, dan letaknya berselangan dengan petal. Sisik
kelopak terbagi dalam 4-10 taju berbentuk benang. Kepala sari melekat
dengan kepala putik, agak terlepas. Kepala putik dengan selaput
menggantung pada pangkalnya.
3. Batang
Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini memiliki percabangan
simpodial, permukaannya halus dan arah tumbuh tegak lurus. Batangnya
tegak dan merenggang keluar sebagai pertumbuhan dewasa-nya serta
batang yang berwarna keabu-abuan, berkayu, penampang bulat,
permukaan licin, bercabang, bergetah, putih kehijauan.
Mengandung Racun
Diperkirakan tanaman ini mengandung senyawa beracun. Racun
ini terdapat di dalam getah yang ada di seluruh bagian tanaman, mulai
dari akar, bunga hingga daun. Zat racun di dalam bunga oleander
bernama oleandrin. Jika zat ini masuk ke dalam luka bisa menyebabkan
kelumpuhan. Jika tertelan, oleandrin bisa menyebabkan detak jantung
meningkat, sesak nafas, iritasi hingga berakhir dengan kematian.
Karenanya dihimbau kepada masarakat agar menanam tanaman ini di
lokasi yang jauh dari jangkauan anak-anak.
BAB IV
KESIMPULAN