Anda di halaman 1dari 14

PENUNTUN PRAKTIKUM

BOSISTEMATIKA CRYPTOGAMAE

DI SUSUN OLEH

DOSEN
&
ASISTEN PRAKTIKUM

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas rahmat Allah SWT dengan kuasa-Nya penuntun praktikum
mata kuliah Biosistematika Cryptogamae dapat diselesaikan sesuai rencana.
Tujuan pembuatan penuntun praktikum ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu
mengenali,mengidentifikasi serta mengklasifikasikan beberapa tumbuhan dari
golongan tumbuhan Cryptogamae yaitu Thallophyta, Bryophyta, dan
Pteridophyta
Penulis Menyadari bahwa penuntun praktikum ini masih jauh dari kategori
kesempurnaan yang dapat memuaskan semua kalangan dalam berbagai aspek.
Oleh karena itu diharapkan adanya masukan dan saran untuk lebih
menyempurnakan penuntun ini di masa depan. Akhirnya kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penerbitan penuntun ini, diucapkan terima kasih.
Semoga bermanfaat dan mendapat berkah dari Allah SWT. Amin.

Palu, Oktober 2022

Penyusun
MODUL 1. PRAKTIKUM LAPANGAN

a. Dasar teori
Studi taksonomi tumbuhan sangat bergantung pada kegiatan lapangan dan
pengamatan laboratorium. Kerja lapangan umumnya bertujuan untuk
mengumpulkan semua jenis tanaman berdasarkan wilayah, kelompok (suku
atau genus) yang dipilih. Hasil sampling memberikan gambaran sebaran dan
variasi morfologi, serta memberikan informasi tentang populasi spesies di
setiap lokasi. Aktivitas kegiatan lapangan memerlukan beberapa
pertimbangan, antara lain penentuan lokasi dan waktu, pengurusan
perizinan, bahan dan peralatan, serta memahami metode pengambilan
sampel.
b. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan koleksi tumbuhan dengan baik di lapangan
dan mempelajari karakter tumbuhan secara morfologi.

c. Alat dan Bahan

1 Alat Tulis 15 Parang kecil


2 Alkohol 70% 16 Pinset ujung runcing
3 Amplop kecil 17 Pipet tetes
Plastik cetik ukuran min. 40 x
4 Benang 18 60 cm
Plastik nener ukuran min. 40 x
5 Box countainer 19 60 cm
6 Buku lapangan 20 Plankton net
7 Botol kaca gelap 21 Sasak
8 Formalin 4% 22 Sekop kecil ukuran 4”
9 Gunting stek 23 Spidol permanen
10 Kain hitam dan putih 24 Spritus
11 Kamera 25 Tali raffia
12 Koran bekas 26 Tisu gulung
13 Label gantung ukuran 3x3 cm
14 Lakban besar
15 Mistar plastik
d. Metode kerja
Pengoleksian sampel tumbuhan paku (Pteridophyta) (Gambar 1)
1. Melakukan penelusuran yang menjadi habitat tumbuhan pteridophyta.
2. Mengambil bagian tumbuhan yang memiliki daun batang dan akar,
terutama memiliki spora.
3. Jika menemukan paku berukuran besar (paku pohon), maka mengambil
bagian tangkai daun, daun bagian tengah dan ujung daun sebagai
perwakilan dari satu helai daun.
4. Tumbuhan yang diambil diberi label gantung dan diambil gambar
habitatnya
5. Tuliskan nomor koleksi, nama kolektor, nomor foto pada kamera, nama
lokal dan tanggal pengambilan sampel pada buku lapangan.
6. Mencatat karakter penting yang mudah hilang atau berubah
bentuk/warna, antara lain:
• bentuk batang atau rimpang
• tinggi tumbuhan dan diameter batang
• warna dan bentu sisik (scale), rambut, tankai daun dan rakis (rachis)
• warna dan bentuk spora
• warna helaian daun
7. Mengukur karakter tumbuhan antara lain:

Gambar 1. Morfologi paku


Pengoleksian sampel Lumut (Bryophyta) dan Lumut kerak (Lichen)
(Gambar 1)
1. Menentukan tempat pengambilan sampel lumut berdasarkan kondisi
lingkungan
2. Mencatat informasi koleksi (nomor koleksi, nama kolektor, tanggal
pengkoleksian, warna, substrat (diatas tanah, batu, pohon, dll) dan
habitat didokumentasikan.
3. Mengambil sampel lumut yang kondisinya baik (tidak cacat/rusak),
selanjutnya sampel lumut dan substrat lumut diambil kurang lebih satu
genggam atau satu skop kecil, kemudian dimasukkan ke dalam plastik
klip.
4. Setiap pengambilan sampel lumut diberi label berisikan nomor koleksi.
5. Setelah selesai pengumpulan sampel di lapangan, sampel lumut
dikeluarkan dari kantong plastik.
6. Selanjutnya sampel dibersihkan lalu dikering anginkan.
7. foto sampel lumut menggunakan latar hitam atau putih dengan
menggunakan skala/mistar dan Color chart.
8. Sampel dimasukkan ke dalam map dan diberi label informasi pada
pemukaan amplop.
9. Kumpulan sampel lumut dimasukkan ke dalam wadah plastic.

Pengkoleksian Mikroalga
Langkah - langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut. Alat yang
digunakan yakni plankton net, botol sampel botol flakon, botol gelap, ember
dan bolpoin. Bahan yang digunakan yakni formalin 4%.
1. Mengambil sampel air secara vertical atau horizontal dengan
ember/wadah plastik.
2. Sampel air (sebanyak 30 liter) disaring dengan jaring plankton (plankton
net) air hasil saringan ditampung pada wadah.
3. Air hasil saringan dimasukkan ke botol sampel yang bersih.
4. Botol sampel diberi label dan diberi beberapa tetes larutan pengawet
formalin 4%.
Gambar 2. gemma cups (a, o); gemmae (b); thallus (c, j, m); antheridiophore
(d); archegoniophore (e); foot (g); pseudopodium (k); capsule (l, q);
seta (p); calptra (r); teeth (s); sporophyte (h); thallus (i); rhizoids (n).
(sumber: botany illustrated introduction to plants major groups
flowering plant families).
MODUL 2. DEVISI PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)
a. Dasar Teori
Tumbuhan paku dipisahkan dari devisi sebelumnya karena kelompok
tumbuhan ini sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun atau sudah
tergolong tumbuhan kormus. Selain itu kelompok tumbuhan ini telah
memiliki jaringan pembuluh. Namun belum bisa dikelompokkan kedalam
kelompok tumbuhan tinggi seperti kelompok Spermatophyta karena
tumbuhan paku belum menghasilkan biji. Alat perkembang biakan
tumbuhan paku masih menggunakan spora.
Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat, dari hutan primer dan
sekunder, daerah terbuka, dataran tinggi dan dataran rendah, terutama
lingkungan lembab dan teduh hingga pinggir jalan. tumbuhan paku dapat
dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu tumbuhan paku herba dan
tumbuhan paku pohon (Gambar 1).
Habitus tumbuhan paku pun bermacam-macam seperti terrestrial, memanjat,
epifit, epilitik, dan aquatic. Secara morfologi, untuk menandai suatu
tumbuhan apakah termasuk tumbuhan paku dapat dilihat dengan adanya
pertumbuhan pucuk yang melingkar/menggulung dan adanya Spora. Spora
tersebut dapat tersusun dalam barisan yang teratur di bagian bawah daun,
atau mungkin bergerombol atau tersebar.
b. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui komunitas tumbuhan paku dengan melihat ciri-
ciri secara morfologi.
2. Mendeskripsikan bagian morfologi tumbuhan paku dan identifikasi.
c. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1 Alat tulis 1 Koleksi tumbuhan paku
2 Buku pencatatan karakter 2 Kertas piagam A4
3 Gunting stek 3 Map dokumen
4 Kamera 4 Label gantung
5 Mistar ukur 5 Lem Fox
6 Jarum jahit karung
7 Benang woll
d. Metode kerja

1. Koleksi sampel tumbuhan paku dari lapangan, dikeluarkan dari plastic


sampel.
2. Letakkan sampel di atas meja kerja, dan lakukan pengamatan morfologi
pada seluruh bagian tumbuhan.
3. Gunakan mikroskop stereo jika karakter berukuran kecil.
4. Catat karakter morfologi setiap bagian, seperti tipe akar, batang, daun,
dan spora.
5. Dokumentasikan seluruh karakter yang diamati

Tipe daun tumbuhan paku


MODUL 3 DIVISI BRYOPHYTA (Tumbuhan Lumut)
a. Dasar Teori
Meskipun tumbuhan lumut masih berupa tumbuhan thallus tetapi sudah
dipisahkan dari divisi thallophyta. Tumbuhan lumut dapat ditemukan pada
berbagai tempat seperti: tanah, batu, gambut, kulit pohon dll. Jika
gametangium dan sporangium pada divisi thallophyta selalu memiliki
dinding dan terdiri atas sel-sel mandul maka pada divisi bryophyta tidak
demikian. Kelompok tumbuhan ini memiliki warna yang benar-benar hijau
tidak sama dengan devisi thallophyta dan untuk semua tumbuhan dalam
kelompok ini memiliki susunan gametangium yang sama.
Berdasarkan bentuk susunan tubuh, perkembangan gametangium dan
sporangiumnya maka tumbuhan lumut dibedakan dalam dua kelas yaitu,
Hepaticae (lumut hati), Anthocerotae (lumut tanduk) dan Musci (lumut
daun).
b. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan
lumut.
2. Mahasiswa mengetahui ciri yang membedakan antara kelas musci,
Anthocerotae dan kelas hepaticae.
3. Mahasiswa mengetahui contoh tumbuhan lumut yang mewakili kelas
musci, Anthocerotae dan kelas hepaticae.
c. Alat dan Bahan

Alat dan bahan


1 Alat tulis 1 Koleksi lumut
2 Buku pencatatan karakter 2 Label
3 Kamera 3 Mikroskop/kaca pembesar
4 Mistar ukur 4 Box kecil
5 Amplop kecil

d. Metode kerja

1. Koleksi sampel lumut dari lapangan.


2. Letakkan sampel di atas meja kerja, dan lakukan pengamatan morfologi
pada seluruh bagian tumbuhan.
3. Gunakan mikroskop stereo jika karakter berukuran kecil.
4. Catat karakter morfologi setiap bagian
5. Dokumentasikan seluruh karakter yang diamati
6. Setelah melakukan pengamatan, semua specimen dikeringanginkan
dalam ruangan.
7. Setelah kering, sampel dimasukkan kembali ke dalam amplop, dan
tempelkan laber informasi sampel di bagian permukaan atas amplop
8. Simpan amplop yang berisi sampel ke dalam box.
MODUL 4. DIVISI THALLOPHYTA (Tumbuhan Thallus)

a. Dasar Teori

Kelompok tumbuhan dari divisi ini memiliki tubuh berbentuk thallus.


Thallus artinya belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Ciri
yang membedakan divisi ini dari divisi schizophyta adalah bahwa sel-sel
yang menyusun tubuhnya sudah memiliki membran inti (eukariotik) dan
plastida yang beranekaragam. Jika pada schizophyta spora merupakan suatu
bentuk pertahanan pada kondisi lingkungan yang kurang baik. Maka pada
divisi ini spora merupakan alat perkembangbiakannya. Berdasarkan cara
hidupnya, divisi thallophyta dibedakan atas:
1. Ganggang (Algae) bersifat autotroph.
2. Lumut kerak (Lichenes) merupakan mahluk hidup yang bersifat
simbiotik.

Gambar Lichenes: (a) Parmealia acetabulum (b) Usnea sp.

Gambar Algae: (a) Coulerpa sp., (b) Halimeda sp.


b. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong thallophyta.


2. Mahasiswa mengetahui perbedaan antara sub divisi algae dan lichens
3. Mahasiswa mengetahui contoh tumbuhan yang tergolong thallophyta
yang meliputi kelompok algae, dan lichens.

c. Alat dan bahan

Pengamatan algae/ganggang
Alat dan bahan
1 Alat tulis 6 Pipet tetes
2 Buku pencatatan karakter 7 Kaca preparat
3 Papan bedah
4 Botol sampel
5 Jarum pentul

Pengamatan algae/ganggang
Alat dan bahan
1 Alat tulis
2 Buku pencatatan karakter
3 Papan bedah
4 Kamera digital

d. Cara kerja

Pengamatan Algae: Ganggang multiseluler


1. Untuk ganggang yang multiseluler diamati dengan lup
2. Deskripsikan bagian-bagian morfologi yang diamati
3. Diambil gambarnya dengan kamera digital.
Pengamatan Algae: Ganggang uniseluler
1. Setiap sampel bahan yang disiapkan diamati dengan mikrosokop
2. Deskripsikan bagian-bagian yang diamati.
3. Diambil gambarnya dengan kamera digital
Pengamatan Lichenes
1. Letakkan bahan diatas papan seksi/papan bedah
2. Deskripsikan bagian-bagian morfologi yang diamati.
3. Diambil gambarnya dengan kamera digital
KARTU KONTROL
PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA CRYPTOGAMAE

Nama :
No Stambuk :
Kelompok :

No Hari/tanggal Modul praktikum Nama asisten Paraf

Kordinator praktikum

………………………

Anda mungkin juga menyukai