Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irma Tia Intenti

NPM : 1813024044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
JURNAL BELAJAR

A. Identitas Jurnal
Nomor : 04
Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Rendah
Bobot (SKS) : 3(2-1)
Dosen Pengampu : Ibu Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si.
Bapak Wisnu Juli, S.pd,M.pd
Ibu Nadya Meriza, S.Pd., M.Pd.
Disusun(hari, tgl,jam) : Sabtu 21 september 2019. Pukul 08.03

B. Pengantar
Proses saya belajar pada materi Metode Kerja Dalam Taksonomi yaitu: saya terlebih
dahulu mengidentifikasi materi-materi tersebut dari berbagai sumber. Saat dosen
menyampaikan teori saya memperhatikan dengan cermat, mendengarkan, dan mencatat
poin-poin penting di dalam buku catatan. Kemudian, saya juga melakukan praktikum yang
dibantu oleh dosen, asisten dosen, dan asisten praktikum.
C. Catatan Kuliah
Setelah saya mendengarkan penjelasan dari dosen, ada berbagai hal yang saya pahami,
yaitu:
Metode kerja dalam taksonomi meliputi: pengumpulan data, evaluasi data,
pencandraan atau deskripsi. Pengumpulan data terdiri dari: pengambilan sampel dan
pengukuran. Studi taksonomi tumbuhan harus didasarkan pada bahan yang riil/specimen
dengan bagian-bagian tubuh yang lengkap, baik berupa tumbuhan segar yang masih
hidup, atau bahan tumbuhan yang telah diawetkan (herbarium). Sesudah data
dikumpulkan, evaluasi diperlukan untuk untuk membantu memecahkan permasalahan
taksonomik dengan segera. Membuat deskripsi berarti membuat menggambarkan data
untuk memberi batasan, ruang lingkup, dan sifat-sifat takson.
1. Pengumpulan Data
Garis besar ketentuan ketentuan untuk mengumpulkan data adalah:
pengambilan sampel dan pengukuran. Pengambilan sample biasanya dilakukan
dilapangan. Sebelumnya peneliti harus mempunyai tujuan yang jelas mengenai apa
yang diinginkan hingga dapat menyelesaikan dengan baik. Pertanyaan yang harus
dijawab sebelum pengambilan sampel adalah: bagian mana dari tumbuhan yang akan
diambil sampelnya, berapa banyak pengambilan sampel tsb, dan teknik/cara/metode
apa yang digunakan untuk mengumpulkan tumbuhan yang diinginkan.
Studi taksonomi tumbuhan harus didasarkan pada bahan yang riil/specimen.
Suatu specimen dapat berupa tumbuh tumbuhan yang lengkap, yang terdiri dari
bagian vegetative (akar, batang+cabang, daun) dan bagian bagian generative (bunga
dan buah) untuk tumbuhan spermatophyte atau dapat pula bagian vegetative dan
generative tumbuhan spora (cryptogamae).
Spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi dapat berupa bahan
tumbuhan segar yang masih hidup atau bahan tumbuhan yang telah di awetkan
(herbarium). Teknik pembuatan herbarium dapat dijabarkan sbb:
a) Penyediaan bahan studi
Alat: gunting /pisau pangkas tromol botani, kaleng schweinfurth, kertas koran bekas,
alat pengepres, alkohol, selotipe, etiket atau label.
b) Teknik pembuatan herbarium
1) Bahan yang akan dikeringkan ditempatkan diatas lembaran kertas yang tebal
dan kaku, berukuran 28,5 cm x 41 cm.
2) Bahan tadi dipres diantara lapisan-lapisan kertas yang dapat menghisap air.
3) Pengeringan menggunakan sinar matahari, apabila tidak memungkinkan maka
menggunakan thermostat.
4) Herbarium ditempel pada kertas tebal dengan lem/selotipe.
5) Tumbuhan diawetkan, sedangkan lumut dimasukkkan dalam amplop, (jamur
dikeringkan tanpa pengepresan dan dimasukkan ke dalam kardus/herbarium
basah.)
Herbarium dipisah dan ditata menurut klasifikasi yg dibuat oleh para ahli.
Dalam herbarium tertentu spesimen yang disimpan dan dimasukkan dalam map
dengan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan wilayah geografi asal.
Bahan tumbuhan dari golongan lumut, biasanya setelah dikeringkan
dimasukkan kedalam amplop dengan ukuran tertentu, kemudian ditata dalam sebuah
laci seperti dalam penyimpanan arsip surat surat.
Bahan bahan dari golongan jamur yang dikoleksi adalah tubuh buahnya,
sehingga dikeringkan begitu saja tanpa pengepresan dan setelah kering disimpan
dalam wadah kardus atau karton atau disimpan sebagai herbarium basah.
Pemasangan etiket atau label yang berisi semua informasi yang diperoleh dari
tumbuhan yang telah dikeringkan adalah langkah selanjutnya etket membuat judul
dan nama lembaga yang memilikinya selain itu memuat data-data: nomor urut, nama
kolektor, data taksonomi, nama jenis, tempat pengambilan bahan, habitat dan ekologi
jika perlu, data lain yang dianggap perlu dicatat seperti kegunaan dalam tradisi
setempat.
Koleksi yang telah diawetkan disimpan dalam wadah atau kotak dari kaleng
yang ditempatkan di rak rak atau lemari cabinet tahan api. Bagian tumbuhan yang
ukurannya besar diletakkan begitu saja dalama keadaan utuh dirak atau meja yang
telah diberi etiket .
2. Evaluasi Data
Dalam proses pengumpulan data bahkan sesudah data dikumpulkan amatlah penting
untuk evaluasi potensial data tersebut untuk membantu memecahkan permasalahan
taksonomi dengan segera. Kadang evaluasi dapat dikerjakan dengan pengamatan yang
sederhana, namun kadang kala dilakukan metode yang lebih canggih seperti teknik
analisis matematis yang lebih canggih. Informasi mengenai teori pula digunakan
membantu menentukan klasifikasi yang kuat berkualitas.
3. Deskripsi
 Deskripsi agar dibuat selengkap mungkin hendaknya disusun secara teratur dengan
memakai urutan tertentu biasanya urutan yang dipakai adalah habistus dan daur hidup,
kemudian mengenai akar, batang daun bunga buah biji dan kecambah.
 Deskripsi yang lengkap hendaknya tetap jelas
 Istilah yang dipakai hendaknya istilah teknik yang makna setiap kata yang tegas dan
jelas
 Pada deskripsi yang dibuat itu dapat juga disertakan gambar-gambar atau foto
4. Cara-cara Publikasi Ilmiah dari Penemuan Takson
Apabila seorang menemukan takson harus membuat publikasi secara tertulis disertai
dengan herbarium dan pertelaan dalam bahasa latin atau inggris kemudian di publikasikan
ke instansi-instansi yang penelitiannya berkaitan dengan tumbuhan dan taksonominya
publikasi ini dari tinggkat daerah setempat kemudian di kirim ke provinsi yang ada di
Indonesia.
5. Fungsi Herbarium
Material herbarium sangat penting artinya sebagai koleksi untuk kepentingan
penelitian dan identifikasi,hal ini dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman
dengan cara di awetkan dapat bertahan lebih lama,fungsi herbarium yaitu :
 bahan peraga pelajaran botani
 bahan penelitian
 alat pembantu identifikasi tanaman
 bukti keanekaragaman
 specimen acuan untuk publikasi spesies baru
 sebagai pusat referensi
 sebagai lembaga dokumentasi
 sebagai pusat penyimpanan data
6. Manfaat Herbarium
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson
tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat
digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk
mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan
kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian
evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan pe-
ngelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar
D. Identifikasi Masalah
1. Mengapa herbarium harus ada?
2. Berapa lama herbarium dapat bertahan?
3. Bagaimana cara pembuatan herbarium basah?
E. Catatan Hasil Ulasan Dosen
1. Bapak Wisnu Juli menjelaskan bahwa herbarium sangat penting sebagai bahan
penelitian dan digunakan untuk mengidentifikasi tanaman yang ditemukan.
Herbarium sangat penting sebagai spesimen riil yang digunakan untuk studi
taksonomi. Oleh karena itu, herbarium harus ada.
2. Bapak Wisnu Juli menjelaskan bahwa herbarium dapat bertahan selama bertahun-
tahun apabila proses perawatannya dilakukan dengan baik. Semakin baik proses
perawatannya maka herbarium akan semakin lama bertahan.
3. Cara pembuatan herbarium basah yaitu:
1) Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang
dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda beda
(misalnya:alcohol dan formalin). Penggunaan alcohol akan selalu berakibat
hilangnya warna asli tumbuhan, sedangkan formalin bersifat mengeraskan
jaringan tumbuhan namun tidak terlalu besar daya larutnya terhadap warna
warna yang terdapat pada bahan tumbuhan.
2) Spesimen diletakan dalam bejana bejana transparan dan tahan pengaruh
kemikelia, diberi tutup rapat yang kedap udara dan air. Pada wadah itu juga
ditempeli lebel atau etiket yang memuat informasi seperti yang dibuat dan
dilakukan terhadap herbarium kering.
3) Bahan tumbuhan yang sering dijadikan bahan herbarium basah adalah: bahan
bahan yang ukurannya kecil sehingga bila dikeringkan mudah terlepas dan jika
dipress akan kehilangan ciri-cirinya: bahan tumbuhan dari jenis tumbuhan yang
hidup di air atau mempunyai kadar air yang tinggi, seperti gang gang dan jamur.
F. Refleksi Diri
Tuliskan penjelasan Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Apakah Anda benar-benar telah belajar tentang topik perkuliahan hari ini? disertai
fakta konkret.
Saya telah belajar materi perkuliahan mengenai Metode Kerja Dalam Taksonomi.
2) Apakah Anda dapat mengikuti kegiatan belajar? disertai fakta konkret.
Saya dapat mengikuti mengikuti kegiatan belajar dengan baik sehingga memahami
materi yang diajarkan oleh dosen.
3) Jika tidak, mengapa Anda tidak dapat belajar dengan baik? Apa penyebabnya?
Bagaimana alternatif solusinya.
-
4) Bagaimana usaha dosen dalam mendorong mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar?
Dosen memberikan himbauan dan dorongan agar mahasiswa dapat aktif belajar, upaya
yang dilakukan yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar mahasiswa
dapat lebih aktif kemudian memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya mengenai
hal yang belum dipahami lalu pertanyaan itu dijawab oleh dosen dengan baik.
5) Pembelajaran berharga apa yang dapat dipetik dari observasi pembelajaran ini?
Pembelajaran berharga yang dapat dipetik dari pembelajaran ini yaitu saya dapat
memahami metode kerja dalam taksonomi.

Anda mungkin juga menyukai