Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PERLINDUNGAN HUTAN


ACARA Vll

MEMBUAT HERBARIUM TANAMAN YANG SAKIT

Disusun oleh:
Rika Amelia Nurpadilah 2204016151

Dosen pengampu :
Dr. Djumali mardji

LABORATORIUM PERLINDUNGAN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MLAWARMAN
SAMRINDA
2023
A. HARI DAN TANGGAL PRAKTIKUM

Hari dan tanggal :Rabu,25 oktober 2023


Waktu dan tempat :Ruang pulai, 13.15.10 WITA

B. TUJUAN

Praktian dapat membuat contoh tanaman yang sakit dengan mengawetkan


tanaman tersebut agar dapat dipakai dalam pelajaran yang berkaitan dengan kerusakan
tanaman serta memahami cara dan prosedur membuat herbarium tanaman.

C. LANDASAN TEORI
Herbarium adalah tempat untuk menyimpan koleksi spesimen biologi yang
sudah mati, sudah dikeringkan, dipres (pressed) atau diawetkan berikut dengan
organisme penyebab penyakitnya, dan dilengkapi dengan informasi (data) yang
menyertainya. Oleh sebab itu, herbarium penyakit tumbuhan pada dasarnya terdiri dari
dua bentuk koleksi, yaitu koleksi spesimen tanaman inang dan koleksi spesimen dari
organisme penyebab penyakit (patogen), seperti: cendawan, bakteri, virus, viroid,
nematoda, fitoplasma dan organisme menyerupai ricketsia (ricketsia-like organisme).
Mengingat pentingnya informasi yang menyertai suatu herbarium penyakit tanaman
dan koleksi patogen, data sebaiknya dimasukan dan disimpan ke dalam database,
sehingga informasi secara elektronik dapat dengan mudah ditemukan oleh yang
memerlukannya. Dewasa ini sudah tersedia sistem teknologi informasi yang memberi
kemudahan, kenyamanan dan kecepatan. Pengadaan program dimana dibutuhkan
kegiatan-kegiatan seperti ini kemungkinan tidak terlalu mahal, akan tetapi biaya yang
lebih besar biasanya akan dibutuhkan pada saat proses penambahan data ke dalam
database. Data biasanya sulit diperoleh dan tersebar dimana-mana, sehingga sering
menjadi hambatan pada tahap awal pembuatan database.

Ada beberapa fungsi dari herbarium adalah sebagai berikut


1. Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label
herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut.
2. Sebagai bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasiatau
tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud.
3. Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan.
4. Sebagai pusat referensi merupakan sumber utama untuk identifikasitumbuhan
bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan
langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalamkonservasi alam.
5. Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyainilai
sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru,tumbuhan yang
mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
6. Sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran.
7. Sebagai bukti adanya keanekaragaman
Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas:

1. Herbarium basah
Herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah diawetkan
dandisimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zatdengan
komposisi yang berbeda-beda.
2. Herbarium Kering
Herbarium kering cara pengawetannya yaitu dengan cara
dikeringkan.Sebagian besar spesimen herbarium yang disimpan sebagai
awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan.
Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari

kelebihan herbarium kering dari herbarium basah adalah dapat bertahan


lama sampai ratusan tahun, namun herbarium kering juga memiliki kelemahan
yaitu specimen mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh perawatan
yang kurang memadai maupun pemakain untuk meneliti yang terlalu sering dan
pada akhirnya herbarium akan cepat mudah rusak.

D. ALAT DAN BAHAN

Bahan

a) Kertas HVS
b) Selotape
c) Daun yang terserang

Alat :

a) Gunting
b) Lem kertas
c) Laptop

E. METODE
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diambil 1 jenis tanaman yang daunnya sakit (terserang) oleh mikroorganisme atau
makroorganisme (serangga), diikutkan tangkai daun dan rantingnya, sehingga dalam
satu ranting ada beberapa lembar daun yang sakit. Jangan mengambil daun yang telah
berwarna kuning.
3. Diambil daun yang gejalanya banyak (lebih dari 5 bercak atau 5 lubang per daun,
kecuali bila penyakitnya berupa hawar daun atau lubang daunnya besar). Jangan
mengambil daun yang ukurannya terlalu kecil atau terlalu besar.
4. Disesuaikan dengan lebar kertas ukuran A4.
5. Dikeringkan daun dengan cara ditimpa dengan beban yang lebih berat atau dijemur
selama seminggu hingga daun tersebut kering, kemudian ditempel pada kertas HVS
yang telah disediakan dengan cara di lem
6. Dilakukan dengan hati- hatu menghindari daun melengkung, bengkok atau berlipat
7. Dicari nama ilmiah dan nama lokal daun kemudian dianalisis penyakit pada daun dan
didentifikasi penyebab dan cara pengendalian hama perusak daun tersebut
8. Didokumentasikan daun yang telah ditempel lalu di masukkan dalam lampiran pada
laporan.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


a) HASIL
Herbrium

Gambar 1 hasil herbarium

b) PEMBAHASAN
Dari hasil herbarium pohon karet (Hevea brasiliensis muel) yang telah di buat dapat
di lihat pada gambar yang telah di tandai dengan lingkaran merah yg beegejala
hawar daun, tanda lingkaran hijau terdapat bekas makan hewan dan lingkaran biru
bergejala bercak daun.

Gejala : Gejala awal terlihat adanya bercak mengkilat ( lesi ) di permukaan bawah daun;
Bercak pada permukaan atas daun tampak seperti beludru atau bekas hitam seperti
jelaga; Selanjutnya pada permukaan daun akan terbentuk bintik-bintik hitam/stroma
terpisah-pisah teratur disekitar bercak klorotik. terdapat beberapa hawar daun pada
pohon karet dan beberapa bercak daun yg di akibatkan oleh nematoda. Adapun
bekas gigitan pada pinggir daun yg di sebabkan oleh hama ulat kantong
Thyridoteryx. Sp

Pengendalian:
1. Mencegah masuknya bibit penyakit melalui tindakan karantina yang ketat, baik
pemasukan bahan tanaman karet dan semua genus Hevea dari Amerika Latin
maupun orang dan bahan bawaan yang dapat membawa spora ulei.
2.Melakukan pemantauan/monitoring di lapangan dan segera melaporkan kepada
instansi-instansi: Karantina Pertanian, Dinas yang membidangi Perkebunan Daerah
Kabupaten/Kota/Provinsi, Balai Penelitian, dan Direktorat Jenderal Perkebunan,
bila ditemukan adanya atau areal pertanaman pohon yang diduga terserang ulei .
3. Apabila penyakit SALB telah ada di suatu daerah, maka areal yang terserang 500 m
jalur di sekeliling tertutup untuk lalu lintas umum, kurang lebih selama 1 bulan dan
bagi mereka yang keluar dari areal tersebut perlu didesinfekta.
4.Pada areal yang baru terserang dilakukan pengguguran daun dengan bahan kimia
penggugur daun dengan cara pengabutan dengan fungisida berbahan aktif triklopir.
5.Tindakan selanjutnya adalah melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan
aktif klorotalonil, mancozeb.

Referensi: PENGENALAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN


AMERIKA SELATAN PADA TANAMAN KARET
http://opac.lib.unlam.ac.id/id/opac/detail.php?q1=632&q2=DIR&q3=P&q4=-

Anda mungkin juga menyukai