Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN KERAJINAN DENGAN BAHAN DASAR TULANG DAUN

1)
Liya Nur Fatimah (Pendidikan Biologi, Tarbiyah dan Keguruan, Sunan Gunung Djati Bandung) 2)Adam Nur
Sobaruddin 3)Regi Torta Prayoga (Pendidikan Biologi, Tarbiyah dan Keguruan, Sunan Gunung Djati Bandung,
4)
Yetti Maya Sari Harahap (Pendidikan Biologi, Tarbiyah dan Keguruan, Sunan Gunung Djati Bandung,
yettimaya.s.2000@gmail.com)

Abstrak

Herbarium adalah awetan kering dan basah dari tumbuhan yang dikemas dalam bentuk koleksi
media pembelajaran. Dimana tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga bisa diamati dan
dijadikan perbandingan proses ini menggunakan formalin 4% dan alkohol 70%. Pelaksanaan
kegiatan pembuatan kerajinan dengan bahan dasar tulang daun berlangsung pada hari Senin, 22
Maret hingga kamis 25 Maret 2021 yang dilakukan secara daring dari rumah masing-masing oleh
setiap anggota kelompok 4 dari mahasiswa Pendidikan Biologi semester VI. Proses pembuatan
kerajinan tulang daun ini dilakukan untuk melatih skill pada masing-masing anggota kelompok
agar siap dalam menghadapi kegiatan pengabdian masyarakat di waktu yang akan datang dengan
memanfaatkan daun-daun disekitar rumah merupakan salah satu bentuk pembelajaran dalam
bidang biologi. Pada proses pembuatan tulang daun kali ini kelompok 4 menggunakan 3 macam
jenis daun yang berbeda yaitu: daun Cinnamomum campora, daun sirsak (Annona muricata) dan
daun Jambu biji (Psidium guajava) dalam prosesnya terdapat perbedaan dari segi bahan pada
sampel 1 digunakan NaOH (tidak dengan proses pemansan) dan sampel 2 dan 3 dengan soda api
(dengan proses pemanasan) dari ke 3 sampel hanya sampel 1 dan 2 yang berhasil membentuk
kerajinan tulang daun sampel ke – 3 gagal karena terdapat sobekan pada tulang daunnya.
Kata Kunci: Herbarium, Tulang daun , Kerajinan tangan, Daun Sirsak

Abstract
Herbarium is dry and wet preserves from plants that are packaged in the form of a collection of
learning media. Where the morphological characteristics are still visible so that it can be observed
and used as a comparison of this process using 4% formalin and 70% alcohol. The activity of
making handicrafts with the basic material of leaf bones takes place on Monday, March 22 to
Thursday March 25, 2021 which is carried out online from their respective homes by each member
of group 4 of the 6th semester Biology Education students. The process of making leaf bone crafts
is carried out to train the skills of each group member so that they are ready to face future
community service activities by utilizing the leaves around the house is one form of learning in the
field of biology. In the process of making leaf bones this time group 4 used 3 different types of
leaves, namely: Cinnamomum campora leaves, soursop leaves (Annona muricata) and guava
leaves (Psidium guajava). In the process there were differences in terms of materials in sample 1
used NaOH (no by heating process) and samples 2 and 3 with caustic soda (with heating process)
from the 3 samples only samples 1 and 2 were successful in forming a leaf bone craft, the 3rd
sample failed because there was a tear in the leaf bone.
Keywords: Herbarium, Leaf bone, Crafts, Soursop Leaves

tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi.


PENDAHULUAN Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di
Herbarium adalah awetan kering tumbuhan Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama
yang dikemas dalam bentuk koleksi media yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan
pembelajaran. Herbarium merupakan istilah yang melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya
pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).

1
Menurut Hasanuddin pada tahun 2014 ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut.
menyebutkan bahwa herbarium masa kini memiliki Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan
berbagai fungsi, yaitu sebagai pusat regerensi, pusat penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi,
dokumentasi, pusat penyimpanan data, pusat untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey
pendidikan, dan sebagai laboratorium, serta ekologi, studi fitokimia, penghitungan kromosom,
menunjang kegiatan pengolahan dan pemanfaatan melakukan analisa perbandingan biologi dan
sumber daya hayati. Herbarium sangat penting untuk berperan dalam mengungkap kajian evolusi.
studi taksonomi tanaman, studi tentang distribusi Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini
geografis, dan stabilisasi nomenklatur, specimen menuntut perawatan dan pengelolaan spesimen harus
disimpan herbarium dapat digunakan untuk katalog dilakukan dengan baik dan benar (Setyawan dkk,
mengidentifikasi flora daerah. 2005).
Secara umum ada dua jenis herbarium,yaitu Persiapan koleksi yang baik di lapangan
herbarium basah dan herbarium kering. Sedangkan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan
yang diamaksud dengan herbarium kering adalah herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus
awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan
tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain,suatu
bisa di amati dan dijadikan perbandingan pada saat koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian
determinasi selanjutnya. Herbarium dibuat dari tumbuhan dan harus ada keterangan yang
spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, memberikan seluruh informasi yang tidak nampak
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan pada spesimen herbarium. Pembuatan awetan
berhabitus pohon dan semak disertakan ujung spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan
batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan
berbentuk herba disertakan seluruh habitus. segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen
Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang yang sulit ditemukan di alam. Awetan spesimen
mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dapat berupa awetan kering dan awetan basah.
dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan Awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk
untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan
buah (Setyawan dkk, 2005). dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di
Herbarium kering adalah awetan yang dibuat dalamnya. Awetan basah baik untuk hewan maupun
dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri- tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh
ciri morfologinya sehingga bisa diamati dan spesimen dalam larutan formalin 4%. Untuk koleksi
dijadikan perbandingan. Zat yang digunakan dalam objek perlu diperhatikan kelengkapan organ
proses ini formalin 4% dan alkohol 70%. (Harington, tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya.
2009: 146). Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian
Herbarium merupakan tempat penyimpanan objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan
contoh tumbuhan yang telah diawetkan, baik kering objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan.
maupun basah, dan disebut material herbarium. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek
Material herbarium yang baik selalu disertai identitas tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan
pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawet
nomor koleksi) serta dilengkapi keterangan lokasi nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk
asal material dan keterangan tumbuhan tersebut organ tumbuhan yang berdaging seperti buah,
dilapangan. Para pakar botani, kehutanan dan biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang
pertanian yang hampir setiap waktu berurusan untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan
dengan tumbuhan biasanya mengumpulkan awetan kering berupa herbarium (Setyawan dkk,
tumbuhan yang suatu saat dianggap akan bermanfaat 2005).
bagi ilmu pengetahuan. Tumbuhan yang
dikumpulkan berbeda menurut tujuan METODOLOGI PENGABDIAN
pengumpulnya. Pakar botani yang menekuni bidang
taksonomi, misalnya, megumpulkan tumbuhan Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan
secara lengkap (daun, bunga dan buah), sedangkan tujuan dapat memanfaatkan daun tanaman yang
yang menekuni bidang ekologi hanya dipilih. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
mengumpulkan contoh tumbuhan sebagai spesimen memberikan pengetahuan pada perserta didik serta
bukti (voucher specimen) (Djarwaingsih dkk, 2002). masyrakat dalam pemanfaatan daun tumbuhan
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai menjadi sebuah benda yang bernilai. Dengan adanya
bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, kegitan ini pengetahuuan yang diterima masyarakat

2
dapat menjadi ide dalam membuka peluang usaha diketahui jika daun jambu dan sirsak memiliki daging
kerajinan ataupun sebagai kegiatan untuk mengisi daun yang cukup tebal, sedangkan pada
waktu luang. Cinnamomum campora daging daunnya tidak terlalu
tebal. Kemudian untuk tulang daunnya sendiri daun
PELAKSANAAN KEGIATAN sirsak dan daun Cinnamomum campora memiliki
pertulangan daun yang cukup kuat.
Pelaksanaan kegiatan pembuatan kerajinan
dengan bahan dasar tulang daun berlangsung pada Tabel 1. Hasil Pengamatan
hari Senin, 22 Maret hingga kamis 25 Maret 2021 No Jenis DaunKonsentrasi Proses
yang dilakukan secara daring dari rumah masing- Larutan Pemanasan
masing oleh setiap anggota kelompok 4 dari peluruh atau tidak
mahasiswa Pendidikan Biologi semester VI. Pada daun
proses pembuatan tulang daun kali ini kelompok 4 1 Cinnamomum Larutan Tidak melalui
menggunakan 3 macam jenis daun yang berbeda campora NaOH proses
yaitu: daun Cinnamomum campora, daun sirsak pemanasan
(Annona muricata) dan daun Jambu biji (Psidium 2 Sirsak Soda Api Melalui proses
guajava). bubuk pemanasan
Pada setiap daun memiliki perlakuan yang 3 Jambu biji Soda Api Melalui proses
berbeda pada saat meluruhkan tulang daunnya, ada bubuk pemanasan
yang melalui proses pemanasan ada pula yang tidak
melalui proses pemanasan. Berdasarkan hasil uji Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
coba daun yang direndam menggunakan larutan diketahui bahwa pada setiap daun memiliki
NaOH dapat meluruhkan daging daunnya sekitar 75 perlakuan yang berbeda pada saat meluruhkan tulang
% tanpa melalui proses pemanasan, namun daunnya, ada yang melalui proses pemanasan ada
memerlukan waktu beberapa hari. Sedangkan daun pula yang tidak melalui proses pemanasan.
yang dipanaskan menggunakan soda api dapat Berdasarkan hasil uji coba daun yang direndam
meluruhkan daging daunnya sekitar 90 % dengan menggunakan larutan NaOH dapat meluruhkan
melalui proses pemanasan dalam waktu kurang lebih daging daunnya sekitar 75 % tanpa melalui proses
20-30 menit. Dari ketiga macam daun yang dibuat, pemanasan, namun memerlukan waktu beberapa
diketahui jika daun jambu dan sirsak memiliki daging hari. Sedangkan daun yang dipanaskan
daun yang cukup tebal, sedangkan pada menggunakan soda api dapat meluruhkan daging
Cinnamomum campora daging daunnya tidak terlalu daunnya sekitar 90 % dengan melalui proses
tebal. Kemudian untuk tulang daunnya sendiri daun pemanasan dalam waktu kurang lebih 20-30 menit.
sirsak dan daun Cinnamomum campora memiliki Dari ketiga macam daun yang dibuat,
pertulangan daun yang cukup kuat. diketahui jika daun jambu dan sirsak memiliki daging
daun yang cukup tebal, sedangkan pada
Cinnamomum campora daging daunnya tidak terlalu
HASIL DAN PEMBAHASAN tebal. Kemudian untuk tulang daunnya sendiri daun
sirsak dan daun Cinnamomum campora memiliki
Pada proses pembuatan tulang daun kali ini
pertulangan daun yang cukup kuat. Menurut (
memakai 3 macam jenis daun yang berbeda yaitu: Widiyono, 2020) salah satu factor yang menjadikan
daun Cinnamomum campora, daun sirsak (Annona urat daun daun tersebut kuat yaitu faktor kematangan
muricata) dan daun Jambu biji (Psidium guajava). dari daun tersebut, jika daun sirsak sudah cukup tua
Pada setiap daun memiliki perlakuan yang
maka akan memiliki tulang daun dan urat daun yang
berbeda pada saat meluruhkan tulang daunnya, ada kuat.
yang melalui proses pemanasan ada pula yang tidak
melalui proses pemanasan. Berdasarkan hasil uji
coba daun yang direndam menggunakan larutan
NaOH dapat meluruhkan daging daunnya sekitar 75
% tanpa melalui proses pemanasan, namun
memerlukan waktu beberapa hari. Sedangkan daun
yang dipanaskan menggunakan soda api dapat
meluruhkan daging daunnya sekitar 90 % dengan
melalui proses pemanasan dalam waktu kurang lebih
20-30 menit. Dari ketiga macam daun yang dibuat, A B C

3
Gambar 1. Hasil akhir tulang daun ( a. Daun bersih. Setelah direndam dengan air bersih, daun
Cinnamomum campora, b. Daun Sirsak, c. Daun sirsak direndam ke dalam campuran air dan pemutih.
Jambu biji) Perendaman ini dilakukan untuk membuat warna
daun menjadi putih pucat. Lalu dikeringkan di bawah
Dalam pembelajaran biologi, kegiatan terik sinar matahari ataupun jika terburu-buru bisa
membuat kerajinan dari bahan tulang daun adalah dikeringkan dengan tisu.
penting karena selain siswa-siswi dapat membuat
kerajinan, kegiatan ini juga memberikan pengalaman
kepada siswa dan guru untuk melihat secara langsung
struktur tulang daun dari berbagai tanaman. Kegiatan
pembelajaran di kelas umumnya memuat teori-teori
dasar tentang tanaman. Dengan adanya pelatihan ini
tentu akan membantu siswa dan guru mengenal lebih
jauh dari struktur dan fisiologi dari tanaman.
Pelajaran biologi sebagai salah mata pelajaran yang
mengandung unsur muatan lokal, tambahan materi
yang digali dari kearifan lokal yang relevan sangat
diperlukan untuk mengembangkan kreatifitas siswa. Gambar 2. Proses peluruhan daun melalui
Indonesa merupakan salah satu negara yang memiliki pemanasan
potensi sumber daya alam yang besar khusunya
biodiversitas tanaman. Banyaknya jumlah tanaman Kemudian pada cara kedua, proses
tersebut memberikan potensi untuk dioleh menjadi pembuatan tulang daun tidak melalui proses
sebuah karya kerajinan yang dapat meningkatkan pemanasan, yang diawali dengan menyiapkan air
daya saing industri bangsa. Kegiatan membuat sebanyak 1 L, kemudian mencampurkan larutan
kerajinan. (Devi Anugrah, 2020) NaOH kedalam air dengan takaran 5 sendok. Setelah
Berbahan dasar daun yang didekomposisi ini itu daun direndam pada larutan NaOH selama 3-5
merupakan kerajinan yang memanfaatkan sumber hari dan perhatikan tekstur daun setiap harinya,
daya local dari daun-daun yang telah gugur/rontok. sampai daging daun luruh dari tulang daun, lalu
Umumnya daun yang telah gugur tidak dimanfaatkan bersihkan daging daun dengan menggunakan sikat
oleh manusia melainkan dibiarkan jatuh dan gigi secara perlahan. Setelah daging daun luruh dan
terdekomposisi oleh mikroba (Negassa et al., 2015). meninggalkan tulang daunnya, angkat tulang daun
Pada proses pembuatan tulang daun ini , para anggota tersebut dan bersihkan dengan air bersih, kemudian
kelompok berusaha memberikan keterampilan direndam ke dalam campuran air dan pemutih.
dengan memanfaatkan daun-daun yang adadi sekitar
lingkungan rumah untuk di ubah menjadi aneka
kerajinan yang menarik. Daun yang dipilih memiliki
kriteria masih memiliki struktur tulang lengkap dan
daun belum rusak. Daun yang biasa digunakan untuk
pembuatan awetan tulan daun adalah daun kupu-
kupu, daun sirsak, daun nangka, daun mangga, daun
bodi, dan lain-lain.
Terdapat dua cara yang dilakukan dalam
pembuatan kerajinan tulang daun ini, cara pertama
yaitu dengan memalui proses pemanasan, yang Gambar 3. Proses peluruhan tulang daun tanpa
diawali dengan merebus daun sirsak dengan Soda pemanasan
Api, proses perebusan daun sirsak dan daun jambu
kurang lebih selama 20 menit. Dalam proses Kegiatan pengabdian membuat kerajinan
perebusan harus selalu diaduk. Pastikan dandang dari tulang daun ini merupakan salah satu kegiatan
yang digunakan besar karena saat mendidih air untuk mendukung tercapainya Kurikulum 2013.
rebusan menghasilkan banyak busa. Setelah direbus, Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, pembelajaran
daun sirsak ditiriskan hingga air dan busa hasil bidang prakarya bagi peserta didik harus mencakup
rebusan bersih. Setelah ditiriskan, daun sirsak aktivitas dan materi pembelajaran yang dapat
kemudian di sikat menggunakan sikat gigi bekas. meningkatkan kompetensi pengetahuan,
Setelah disikat, rendam daun sirsak dengan air agar keterampilan, dan sikap untuk menciptakan sebuah
sisa-sisa proses penyikatan dapat larut dalam air dan karya yang bernilai ekonomi dari produk karya

4
tersebut. Kegiatan membuat kerajinan tangan Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan
berbahan tulang daun yang didekomposisi ini adalah Ekosistem. 5(10):21-25.
salah satu contoh konkret yang sesuai untuk peserta
didik (Setyowati et al., 2014). Selain membantu Devi,Anugrah., dkk. 2020. Pelatihan Pembuatan
memahami pelajaran biologi, kegiatan ini akan Kerajinan dengan Bahan Dasar Tulamg Daun
menumbuhkan jiwa kewirausahaan mereka. melalui Proses Dekomposisi. PengabdianMu:
Dengan merangsang daya imajinasi siswa Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat.
untuk berkreatifitas, kini aneka limbah daun dapat Volume 5. No (4) : 310–315
diubah menjadi hiasan indah dan tampak memiliki
nilai (Desniasih et al., 2015). Adapun pemanfaatan Djarwaningsih, Tutie dkk. 2002. Panduan
hasil kerajinan tulang daun ini adalah sebagai hiasan Pengolahan dan Pengelolaan Material
dinding (figura dsb), gantungan kunci, pembatas Herbarium Serta Pengendalian Hama Terpadu
buku, aksesoris, gorden, dll. di Herbarium Bogoriense. Bogor: CV. Media
Aksara.
Ucapan Terima Kasih
Harington, M. D. 2009. Climate Change and Tropic.
Ucapan terimakasih yang pertama dan paling Journal Trendy Ecology and Evolution, Vol.
utama pada Tuhan yang Maha Esa Allah SWT karena 14(1): 146-150.
dengan karunianya kami selaku penyusun dapat
Hasanuddin. 2014. Botani Tumbuhan Tinggi. Banda
menyelsaikan jurnal ini. kemudian pada pihak-pihak
Aceh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang sudah membantu dalam pembuatan jurnal yaitu
Dosen Pendidikan Biologi Ibu Epa Paujujiah,M.Si Universitas Syiah Kuala.
dan Bapak Hadiansah,M.Pd sertta pihak-pihak yang
Mc Laren, J.R., Turkington, R. 2011. Plant Identity
tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.
Influences Decomposition through More Than
One Mechanism. PLoS ONE. 6(8) : e23702.
PENUTUP
https://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.002370
2
Kesimpulan

Kegiatan dengan memanfaatkan kulit daun Negassa, W.C., Guber, A.K., Kravchenko, A.N.,
dari 3 jenis tumbuhan yang berbeda yaitu daun Marsh, T.L., Hildebrandt, B., Rivers, M.L.
Cinnamomum campora, daun buah sirsak, dan daun 2015. Properties of Soil Pore Space Regulate
buah jambu biji dengan menggunakan soda api dan Pathways of Plant Residue Decomposition and
larutann NaOH. Pada daun yang diberikan larutan Community Structure of Associated Bacteria.
NaOH melalui tidak melalui proses pemanasan PLoS ONE. 10(4): e0123999.
namun pada daun yang diberikan soda api bubuk https://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.012399
melalui kegiatan pemanasan. Kegiatan ini bertujuan 9
dapat memnfaatkan daun tumbuhan menjadi sebuah
Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan
benda bernlai jual. Selain itu dapat meningkatkan
Peranannya dalam Menunjang penelitian
kreatifitas dalam memnfaatkan produk dari
Taksonomi Tumbuhan di Sulawesi. UNS. Solo.
pemandaatan daun ini menjadi sebuah kerajinan dan
menjadi sebuah peluang usaha.
Setyawan, A.D, Indrowuryatno, Wiryanto,
Winanrno,
Saran
K dan Susilowati, A.2005. Tumbuhan
Saran, dapat lebih meningkatkan hasil Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan
produk hasil percobaan. Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati, I., Naswati, W., Heatiningsih,
Desniasih, N.W.P., Vipriyanti, N.U., Pastini, N.L. Miftakhodin, Cahyadi, Ayu, D. 2014. Prakarya
2015. Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dan Kewirausahaan. Jakarta: Pusat Kurikulum
Kerajinan Pandan Dan Kontribusinya Terhadap dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pendapatan Petani Di Desa Tulikup Kecamatan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan
Gianyar Kabupaten Gianyar – Bali. Agrimeta: Kebudayaan Republik Indonesia.

5
Widiyono, dkk. 2020. Pengaruh Rebusan Daun
Salam Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Pada Lansia. Jurnal Perawat Indonesia. Vo4.
No(2) : 413-423

Anda mungkin juga menyukai