Anda di halaman 1dari 9

Study Etnobotani Tumbuhan Sagu (Metroxylon Sp) Sebagai Kerajinan di Desa

Bogorejo Merakurak Tuban Jawa Timur

Ratna Puspita Sari, Ria Akmaliya

Program Study Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang.

Email : ratnapsari5@gmail.com : riaakmaliya97@gmail.com

Abstrak

Tumbuhan sagu banyak ditemukan di Indonesia, tumbuhan ini banyak hidup di sekitar sungai
dan rawa-rawa. Tumbuhan sagu banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan, salah satunya adalah
warga desa Bogorejo kecamatan Merakurak kabupaten Tuban Jawa Timur sebagai salah satu bentuk
etnobotani kerajinan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2018 di desa Bogorejo
kecamatan Merakurak kabupaten Tuban Jawa Timur .Metode yang digunakan adalah metode survei
dengan pendekatan PEA (Participatory Ethnobotanical Appraisal) melalui teknik wawancara semi
structural. Hasil penelitian kerajinan sagu menghasilkan anyaman tikar, atap rumah, tutup botol,
sapu lidi, dan dinding rumah atau kandang hewan ternak.

Keys Word : etnobotani, Tumbuhan Sagu, Masyarakat Tuban

PENDAHULUAN Tumbuhan Sagu memegang peranan


sangat penting dalam kehidupan masyarakat di
Allah menciptakan makhluk hidup di muka Indonesia. Sagu dikenal memiliki sifat-sifat yang
bumi ini dengan sempurna, baik wujudnya, baik untuk dimanfaatkan berupa daun, pelepah
ukurannya, maupun apa yang diperlukan dalam daun, batang yang kuat, serta tulang dari daun.
melanjutkan kehidupannya. Setiap makhluk Sagu banyak ditemukan di sekitar pemukiman
daerah pedesaan, sehingga Sagu menjadi
dibekali dengan organ tubuh yang saling
tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan.
berhubungan satu sama lain yang peranannya Sagu paling banyak dimanfaatkan oleh
sangat penting bagi keberlangsungan masyarakat Desa Bogorejo Merakurak Tuban
hidupnya.Selain itu Allah menciptakan segala Jawa Timur sebagai bahan kerajinan maupun
makhluk saling berinteraksi dan saling bangunan yang memiliki daya etnobotani tertentu
membutuhkan satu sama lain. Sepertihalnya (Maherawati, 2011).
tanaman sagu yang banyak dimanfaatkanoleh Hariyanto (2011)menjelaskan tanaman sagu
manusia. (Metroxylon sp) banyak dijumpai di daerah rawa
dan pinggir sungai di Indonesia dan terpusat di
Papua, Maluku, Sulawesi dan Riau, tanaman sagu
menyimpan pati sebagai cadangan pangan di manfaat bagi makhluk lain, seperti halnya
bagian batang. Manfaat pati sagu selama ini tumbuhan sagu yang banyak tumbuh di bumi ini,
digunakan sebagai makanan pokok dan bagi termasuk di Indonesia. Masyarakat banyak
masyarakat Papua maupun Maluku dengan nama memanfaatkannya sebagai bahan pangan
pepeda. Menurut Dewi (2016)Sagu (Metroxylon penganti beras, tetapi pada beberapa masyarakat
spp.) merupakan tanaman penghasil karbohidrat seperti warga desa Bogorejo Kecamatan
yang bersumber dari batang. Sagu telah lama Merakurak Kabupaten Tuban yang
dikonsumsi sebagai makanan pokok masyarakat memanfaatkannya sebagi beberapa produk
Indonesia bagian Timur. kerajinan tangan. Oleh karena itu penelitian ini
perlu dilakukan agar lebih mengetahui dan
Tumbuhan sagu selain bermanfaat dalam
memndalami etnobotani kerajinan warga desa
bidang pangan juga sebagian besar bagian
Bogorejo Kecamatan Merakurak Kabupaten
tumbuhan sagu dapat digunakan sebagai produk
Tuban dalam mengolah kerajinan tangan dari
lain seperti kerajinan. Kuni (2015) menyatakan
tumbuhan sagu, serta dapat menumbuhkan rasa
bahwa suku dayak dalam kehidupannya banyak
syukur terhadap anugrah yang telah Allah
memanfaatkan tumbuhan sagu sebagai tali temali
berikan.
dan kerajinan tangan. Menurut Syahdima(2013)
sebagian besar masyarakat di desa Radda BAHAN DAN METODE PENELITIAN
kecamatan Baebunta Sulawesi Selatan Waktu dan Tempat
memanfaatkan daun sagu sebagai atap rumahnya.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
Segala yang ada di alam dan seisinya, pada 30 sampai dengan 31 Maret 2018 yang bertempat
hakekatnya telah ditentukan dan dikjelaskan di desa Bogorejo RT 04 Rw 02 kecamatan
Allah dalam Al-Quran baik secara tersirat Merakurak kabupaten Tuban, Jawa Timur
maupun tersurat, seperti halnya tumbuhan sagu
Alat dan bahan
yang memberikan banyak manfaat dalam
kehidupan manusia, seperti yang tercantum Alat dan bahan yang digunakan dalam
dalam QS. Ali-Imran ayat 191-192, berikut : penelitian ini antara lain alat tulis menulis,
kamera, responden (narasumber)
َ َٰ‫ا ل َ ذِ ي نَٰ ي َ ذ ْ ك ُ ُر و ن‬
ٰ‫ّللاَٰ ق ِ ي َ ا ًم ا َو ق ُ ع ُ و د ًا َو ع َ ل َ ى‬
ٰ‫ت‬
ِ ‫او ا‬ َ ‫قٰ ال س َ َم‬ ِ ْ‫خ ل‬ َ ‫َو ي َ ت َ ف َ ك َ ُر و نَٰ ف ِي‬ ٰ‫ج ن ُ و ب ِ ِه ْم‬
ُ Teknik Pengambilan Data
َ ْ ‫ط ًلٰ س ُ ب‬
َٰ‫ح ا ن َ ك‬ ْ
ِ ‫خ ل َ ق تَٰ ه َ ذ َ ا ب َ ا‬ َ ‫ضٰ َر ب َ ن َا َم ا‬ ِ ‫َو اْل ْر‬َ ْ
Penelitian ini dilakukan dengan metode
ٰ‫ار‬ َ
ِ ‫بٰ ال ن‬ َ َ
َ ‫ف ق ِ ن َا ع َ ذ ا‬
survei dengan pendekatan PEA (Participatory
Artinya : Ethnobotanical Appraisal) melalui teknik
wawancara semi struktural. Pengumpulan data
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
pemanfaatan tumbuhan sagu dilakukan dengan
sambil berdiri atau duduk atau dalam
peneliti terjun langsung ke lapangan bersama
keadan berbaring dan mereka memikirkan
responden (narasumber). Adapun jumlah
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
narasumber yang terlibat dalam penelitian ini ada
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
2 orang, yaitu Mbah Paijan dan Mbah Darsilah,
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
yang mana merupakan warga desa Bogorejo
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
pembuat kerajinan tumbuhan saguyang memiliki
neraka.”
pengetahuan cukup baik mengenai pemanfaatan
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala tumbuhan sagu. Pengumpulan data dengan
sesuatu yang Allah ciptakan pasti memiliki melakukan wawancara dengan bahasa daerah dan
tiap data atau proses pembuatan kerajinan di lainnya memiliki kebutuhan akan jenis tumbuhan
kumpulkan dengan menggunakan kamera dan yang berlainan dikaitkan dengan budaya
data dianalisis. setempat. 3) Bahan sandang yaitu bahan-bahan
dasar sandang, yang berasal dari tumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dikaitkan dengan budaya suatu suku bangsa. 4)
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan Bahan obat-obatan dan kosmetika banyak sekali
kerajinan merupakan kegiatan turun-temurun yang dapat digali dari budaya setiap suku bangsa
yang telah dipraktekkan oleh masyarakat Kota mengenai jenis tumbuhan obat dan bahan
Tuban tepatnya di Desa Bogorejo Merakurak kosmetik tentang cara pembuatannya. 5) Pewarna
Kabupaten Tuban memanfaatkan tumbuhan makanan, ataupun untuk pewarnaan kebutuhan
maupun limbah dari tumbuhan untuk dijadikan lain yang menggunakan tumbuhan yang tumbuh
sesuatu yang lebih berguna serta bermanfaat. di sekitarnya. 6) Ritual dari setiap suku bangsa itu
Bahan-bahan yang dipilih sebagai bahan dasar berbeda-beda antara satu dengan lainnya,
dalam pemanfaatan tumbuhan maupun limbah sehingga kebutuhan jenis tumbuhan yang
untuk kerajinan seperti pelepah daun, daun pohon digunakan juga berbeda.7) Perlengkapan upacara
sagu, tulang daun, batang, dan bagian lainnya tradisional dan kegiatan sosial. Indonesia
yang mungkin tidak disadari memiliki nilai memiliki banyak suku bangsa dengan upacara
ekonomis yang lebih jika benar-benar adatnya masing-masing, sehingga
dimanfaatkan dengan baik. Pengelolaan ataupun beranekaragam pula jenis tumbuhan yang
pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut. 8)
oleh masyarakat memang selayaknya diakui nilai Keindahan seni selain sebagai tanaman hias,
positif maupun negatifnya. Nilai positif yang berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai
dapat diambil dari sumberdaya alam untuk bahan baku untuk membuat beraneka macam
masyarakat lokal adalah terpenuhinya beberapa kerajinan tangan yang bernilai seni.
kebutuhan minimal seperti kebutuhan papan dan Batang tanaman sagu memiliki kulit luar
kebutuhan sandang (Zulharman, 2016). yang keras (lapisan epidermal) dan empulur
Studi etnobotani dikembangkan baik dengan tempat menyimpan pati. Bentuk daun menyirip
ilmu sosial maupun biologi. Metode kualitatif sederhana, dengan tangkai daun sangat tegar,
dilakukan dengan observasi secara langsung melebar pada pangkalnya menuju pelepah yang
melibatkan eksplorasi mendalam mengenai melekat pada batang, pelepah dan tangkai daun
pengetahuan tradisional botani dari para ahli berduri tajam. Perbungaan malai di pucuk,
dalam masyarakat lokal melalui survai yang bercabang-cabang sehingga menyerupai payung,
terstruktur Etnobotani sangat pentingdipelajari bunga muncul dari percabangan berwarna coklat
oleh masyarakat Indonesia karena pemanfaatan pada waktu masih muda, gelap dan lebih merah
tumbuhan secara tradisional oleh suku-suku pada waktu dewasa; bunga berpasangan tersusun
bangsa di Indonesia masih banyak yang belum secara spiral, masing-masing pasangan berisi 1
diketahui (Jain, 1989). bunga jantan dan 1 bunga hermafrodit, biasanya
Beberapa bidang kajian etnobotani menurut sebagian besar bunga jantan gugur sebelum
Purnama (1995) antara lain:1) Bahan pangan mencapai antesis. Buah pelok membulat-merapat
adalah bahan makanan pokok dan makanan turun sampai mengerucut sungsang, tertutup
tambahan, minuman dan rempah-rempah.2) dengan sisik, mengetupat, kuning kehijauan,
Papan dan perlengkapan yaitu Jenis tumbuhan berubah menjadi bewarna kuning jerami atau
yang digunakan untuk pembangunan papan atau sesudah buah jatuh; bagian dalamnya dengan
perumahan bagi suatu suku bangsa dengan yang suatu lapisan bunga karang berwarna putih. Biji
setengah membulat, selaput biji merah tua Dari hasil penelitian yang dilakukan
(Konuma, 2012). diperoleh data pemanfaatan tumbuhan Sagu oleh
Tanaman Sagu dikenal dengan nama masyarakat di Desa Bogorejo Merakurak Tuban.
Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu, Tanaman sagu (Metroxylon sp) merupakan salah
rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia satu komoditi bahan pangan yang banyak
atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo; mengandung karbohidrat, sehingga sagu
Pogalu atau tabaro di Toraja; rambiam atau rabi merupakan bahan makanan pokok untuk
di kepulauan Aru. Tanaman sagu masuk dalam beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku,
Ordo Spadicflorae, Famili Palmae. Di kawasan Irian Jaya dan sebagian Sulawesi (Tirta,
Indo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae 3013). Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai
yang zat tepungnya telah dimanfaatkan, yaitu bahan baku industri pangan yang antara lain
Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan dapat diolah menjadi bahan makanan seperti
Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit,
Metroxylon dan Arenga, karena kandungan kerupuk dan laksa (Hariyanto, 2011).
acinya cukup tinggi
Bagian yang dimanfaatkan dalam pohon
Klasifikasi tanaman sagu berdasarkan
sagu ini adalah bagian dari pelepah daun yang
database tanaman dari pelayanan konservasi
dijadikan sebagai kerajinan tikar di Masyarakat
sumber daya alam (USDA, 2005) menyebutkan
Desa Merak Urak Kota Tuban. Selain itu juga
bahwa sagu termasuk dalam Famili (Arecaceae-
beberapa bagian pohon dari tanaman sagu ini
Palm), Genus (Metroxylon) dan Spesies
seperti daun, batang, dan juga pada tulang
(Metroxylon sagu Rottb). Beccari (1918)
daunnya dapat dijadikan sapu lidi. Daun pada
menyatakan genus Metroxylon kelompok
pohon sagu biasanya dimanfaatkan sebagai atap
Eumetroxylon mempunyai 3 spesies (M.sagu
rumah. Bagian batang dari pohon sagu sudah
Rottb., M rumphii Mart, dan M. Squarossum
pasti dimanfaatkan sagunya yang dapat diolah
Becc.) Klasifikasi Beccari didasarkan pada
sebagai bahan pangan, menurut Ehara, (2012)
ukuran dan bentuk buah, oleh sebab itu dianggap
yang menyatakan bahwa pohon sagu mempunyai
sebagai klasifikasi yang belum akurat.
banyak manfaat salah satunya yaitu memiliki
potensi yang kaya akan karbohidrat dimana
No Bagian Hasil Kerajinan menjadi sumber pangan bagi masyarakat tertentu.
Tumbuhan Sagu merupakan tanaman khas Indonesia yang
Sagu yang kaya akan potensi karbohidrat sehingga dapat
dimanfaatkan meningkatkan kualitas industry (Wahab, 2017).
1 Pelepah Daun Anyaman Tikar
Hasil kerajinan dengan memanfaatkan
2 Tulang Daun Sapu Lidi
pohon Sagu dapat keuntungan dari segi ekonomis
3 Daun Sagu Atap Rumah
karena selain dijual oleh masyarakat sendiri
4 Batang Daun Tutup botol maupun di pasar, juga terdapat pemanfaatan
5 Dinding berupa batang/kayu tumbuhan Sagu yang
Batang Sagu Rumah/Kandang digunakan untuk membuat dinding rumah dan
Hewan Ternak dinding kendang hewan ternak mereka.
Kebanyakan masyarakat memanfaatkan kayu-
Bagian yang Dimanfaatkan kayu dari hasil tumbuhan Sagu untuk tempat
Kandang hewan-hewan Ternak Sapi. Hal ini
sesuai dengan jurnal Ellen, (2006) yang
menyatakan bahwa Sagu dapat dimanfaatkan tanaman Sagu yang tumbuh disekitar air payau,
untuk nilai ekonomi maupun budaya selain itu begitu juga yang jauh dari air atau habitat kering.
dengan adanya kelimpahan tumbuhan Sagu pada
Menurut Muhidin, (2012) yang
daerah tertentu seperti Maluku, Sulawesi, Papua
menyatakan bahwan penanaman sagu dapat
dan lain lain mendorong untuk memanfaatkan
menahan emisi gas metan dan menyerap
tumbuhan ini untuk berbagai hal missal pangan,
karbondioksida sehingga menekan efek
dan pembuatan kerajinan dimana masih kental
terjadinya rumah kaca pada kondisi yang sangat
dengan budaya-budaya etnis tertentu.
panas. Banyaknya tumbuhan sagu yang terdapat
Limbah dari batang/kayu kecil kecil pada Desa Bogorejo Merakurak Tuban karena
Sagu merupakan hasil potongan-potongan ini, selain kondisi tanah yang mendukung juga karena
dimanfaatkan untuk diolah menjadi tutup botol beberapa faktor diantaranya adalah Tuban
bensin. Selain menambah nilai etnis juga tampak merupakan kota yang bertanah kapur sehingga
seperti alami yang ramah lingkungan tidak dari adanya tanah kapur itu sendiri menjadikan
menggunakan tutup plastic atau dari bahan-bahan sulit terdapat adanya air bersih atau banyak
lain yang tidak terbuat dari alam. Menurut terdapat air kapur oleh sebab itu banyak tumbuh
Maherawati, (2011) yang menyatakan bahwa tumbuhan Sagu dimana pohon Sagu yang dapat
batang tumbuhan sagu banyak memiliki manfaat menetralisir kandungan air kapur tersebut
diantara untuk bangunan atau dimanfaatkan menjadi air yang layak dikonsumsi. Salinitas air,
untuk pangan yang diambil dari pati sagunya. suhu, kelembapan udara merupakan salah satu
Selain itu bagian dari pohon sagu lainnya juga faktor pendukung tumbuhnya pohon sagu hal ini
memiliki manfaat yang memiliki nilai daya Tarik dikarenakan kebutuhan tumbuhan sagu untuk
yang tinggi untuk dipasarkan atau dijual oleh berkembang dengan kondisi yang dikehendaki
masyarakat setempat. Untuk Sagu yang diambil untuk tumbuh (Botanri, 2011).
patinya untuk diolah menjadi bahan pangan harus
Jenis Kerajinan
dalam kondisi batang yang sudah tua atau bisa
dikatakan sudah memiliki umur puluhan tahun. Tabel kerajinan sagu
Bahan Diperoleh Gambar Nama benda
Berdasarkan hasil penelitian, banyaknya Kloso (tikar)
sumber daya alam tumbuhan Sagu (Metroxylon
sp) menjadikan peluang bisnis maupun
memanfaatkan hasil dari sumber daya alam
tersebut untuk dimanfaatkan menjadi barang
yang berguna seperti Ayaman Tikar, Sapu Lidi,
Atap rumah, dan Tutup botol. Adapun Sagu ini
didapatkan dari kebun sendiri yang tergolong Welet (atap
masih alami tumbuh relative sangat luas pada rumah)
tanah yang basah dekat dengan sungai sampai
dengan kondisi tanah yang kering. Menurut
Botanri, (2011) yang menyatakan bahwa Sagu
merupakan tumbuhan yang tumbuh pada habitat
yang tergenang oleh air maupun habitat yang
kering hal ini dapat dilihat dari terjadinya pasang
surut genangan air yang terjadi pada daerah Sapu
Tumbuhan sagu dapat dikatakan juga memiliki
seribu manfaat karena semua bagian dari pohon
tersebut dapat digunakan (Abbas, 2012).

Welet (atap rumah) atau pondok-pondok


yang berada ditengah sawah berasal dari daun
Sagu yang dibuat anyaman dengan jahitan
Tutup botol tertentu sehingga mempunyai daya Tarik yang
bersifat asri dengan menggunakan atap rumah
daun sagu sehingga terlihat sejuk. Namun disisi
lain atap rumah yang terbuat dari daun sagu
bersifat mudah kering sehingga mudah terbakar
sehingga untuk mengantisipasi adanaya hal-hal
yang tidak diinginkan dilakukan penggatian atap
apabila sudah tidak layak atau kering.
Gedhek (tembok
gabus) Batang/ kayu pohon Sagu dapat
dijadikan sebagai dinding rumah atau dinding
kendang hewan ternak, selain itu juga bagian
kayu-kayu kecil atau limbah dari batang tersebut
dapat dijadikan tutup botol bensin.

Distribusi Kerajinan
Adapun jenis kerajinan yang dibuat dari Dari hasil berbagai jenis kerajinan yang
beberapa pohon sagu ini adalah bagian dari dibuat oleh masyarakat Tuban diantaranya
pelepah sagu dijadikan anyaman tikar, kemudian Anyaman Tikar biasanya dijual dipasar atau
daunnya sabagai atap perumahan atau pondok- bahkan dibuat hanya berdasarkan pesanan yang
pondok kecil di sawah sehingga tampak lebih asri didapat dari masyarakat sekitar. Demikian juga
dan sejuk, selain itu juga bagian dari tulang daun atap rumah merupakan pemanfaatan daun dari
berupa lidi dijadikan sapu, batang pohon sagu pohon sagu yang biasanya dibuat berdasarkan
diambil sagunya yang diolah untuk bahan pangan pemesanan oleh masyarakat setempat. Atap
ataupun olahan makanan lainnya. Selain itu juga rumah yang dijual dengan harga Rp. 400,00
pada bagian tangkai-tangkai daun dijadikan kayu perbiji dengan ukuran 30 cm, selain itu dalam
bakar maupun tutup botol pada bensin. satu kali pemesanan atap rumah yang terbuat dari
Kloso (anyaman tikar) dari pelepah daun sagu ini sampai 200 biji. Selain itu juga
pohon Sagu dapat menambah nilai etnobotani dan daun sagu yang sudah kering dijadikan bahan
juga dijual untuk menghasilkan nilai ekonomi bakar atau tulang daun yang berupa lidi
dengan dijual oleh masyarakat setempat maupun dimanfaatkan untuk sapu lidi, dipakai untuk
pesanan dari pasar. sendiri bahkan juga dijual di pasar dan juga
tetangga yang membeli secara langsung.
Daun kering dari tumbuhan Sagu diambil Kemudian sisa-sisa dari batang daun berupa kayu
kemudian dijadikan bagian tulang daunnya untuk kecil kecil dijadikan tutup botol Bensin dimana
dibuat sapu lidi. Bagian dari daun kering sagu didistribusi di pasar dan juga dapat dijadikan
dapat dijadikan sebagai bahan bakar untuk kayu bakar dalam kebutuhan rumah tangga.
memasak dalam kebutuhan sehari-hari.
Usaha Konservasi lain sebagainya. Berbeda dengan tumbuhan Sagu
yang berada pada sulawesi dan Papua banyak
Bentuk usaha konservasi yang dilakukan
dimanfaatkan bagian batangnya untuk dijadikan
dengan menjaga kebun milik sendiri tersebut
pangan berupa makanan khas dan juga tepung
dengan kata lain menjaga warisan leluhur mereka
sagu. Untuk dimanfaatkan berupa batang sagu
dengan usaha tidak menjual kepada pihak
diperlukan bertahun-tahun untuk Sagu tumbuh
mananpun tanah kebun mereka tersebut hingga
tinggi dan berbunga syarat diambil bagian
diteruskan kepada ahli waris atau turunan dari
batangnya dengan berbagai olahan (Dewi, 2016)
mereka. Sehingga dengan kata lain kebun yang
ditumbuhi pohon Sagu tersebut tetap lestari dan
juga tidak adanya eksploitasi dengan
pembanguan perumahan atau perluasan lahan
pertanian dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil pengamatan, karena KESIMPULAN


sumber daya pohon sagu di Desa Merak Urak
Kota Tuban di dapat di kebun-kebun yang Masyarakat desa Bogorejo kecmatan
lingkungan masih dalam kondisi berair ataupun Merakurak kabupaten Tuban memanfaatkan
berawa-rawa sehingga mendukung untuk tumbuhan sagu sebagai bahan kerajinan tangan,
tumbuhnya pohon Sagu yang sangat alami dan hampir semua bagian tumbuhan sagu dapat
sangat relative luas. Banyaknya tumbuhan sagu dimanfaatkan mulai dari daun, kulit
yang tumbuh tidak dilakukan penghabisan atau pelepah,gabus pelepah, dan tulang daun sagu.
eksploitasi besar besaran pada Sagu tersebut Produk yang dihasilkan antara lain anyaman tikar
melainkan diambil berdasarkan kebutuhan dan , atap rumah, tutup botol, dinding rumah, dan
pemesanan yang didapatkan oleh para pemilik sapu lidi. Konservasi masyarakat terhadap
kebun sehingga seimbang antara pohon tersebut keberadaan tumbuhan sagu yaitu dengan tetap
dapat tumbuh kembali, dan diambil yang sudah membiarkan tumbuhan sagu hidup dilahan
tua atau bahkan layak dijadikan kerajinan atau mereka, dan hingga turun temurun.

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2007. Kajian etnobotani


Abbas, Barahima. 2012. Assessment genetic tumbuhan jalukap (Centella asiatica
variation and relationship of sago L.) di Suku Dayak Bukit Desa
palm (Metroxylon sagu Rottb.) in Haratai 1 Laksado. Banjarmasin:
Indonesia based on specific Prodi pendidikan FKIP UNLAM.
expression gene (Wx genes) markers.
African Journal Of Plant Science Vol.
6(12), Pp. 314-320. Dewi. Ratih Kemala. 2016. Karakter
Morfologi Dan Potensi Produksi
Botanri, Samin. 2011. Karakteristik Habitat Beberapa Aksesi Sagu (Metroxylon
Tumbuhan Sagu (Metroxylon Spp.) Spp.) Di Kabupaten Sorong Selatan,
Di Pulau Seram, Maluku. Forum Papua Barat. J. Agron. Indonesia 44 (1)
Pascasarjana Vol. 34 No. 33-44. : 91 – 97.
Ehara, Hiroshi. 2012. Potency of Sago Palm Kuni, Bitenia Elen. 2015. Etnobotani
as a Carbohydrate Resource for Masyarakat Suku Dayak Kerabat Di
Strengthening the Food Security Desa Tapang Perodah Kecamatan
Program. Japanese Studies Journal Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau.
Special Issue : Regional Cooperation Jurnal Hutan Lestari. 3 (3)
for Sustainable Future in Asia
International Conference on Regional
Cooperation for Sustainable Future in Maherawati. 2011. Karakteristik Pati Dari
Asia. Vol.1. No. 12. Batang Sagu Kalimantan Barat Pada
Tahap Pertumbuhan Yang
Ellen, Roy. 2006. Local Knowledge And Berbeda. Agritech, Vol. 31. No. 1.
Management Of Sago Palm (Metroxylon
Sagu Rottboell) Diversity In South Muhidin. 2012. Pengaruh Perbedaan
Central Seram, Maluku, Eastern Karakteristik Iklim Terhadap
Indonesia. Journal Of Ethnobiology Produksi Sagu. Jurnal Agroteknos.
26(2): 258–298. Vol. 2 No. 3 Hal 190-194

Hariyanto, Bambang. 2011. Manfaat Syahdima. 2013. Kajian Etnobotani


Tanaman Sagu (Metroxylon Sp) Tumbuhan Sagu (Metroxylon spp.
Dalam Penyediaan Pangan Dan Arecaceae) Pada Masyarakat Desa
Dalam Pengendalian Kualitas Radda Kecamatan Baebunta
Lingkungan. Pemanfaatan Kabupaten Luwu Utara Provinsi
Tanaman Sagu,... J.Tek. Ling. 12 Sulawesi Selatan. Biocelebes. 7(1)
(2): 143 – 152.
Tirta, Parama. 2013. Potensi Tanaman Sagu
Kanro, M. Zain. 2003. Tanaman Sagu Dan {Metroxylon Sp.) Dalam Mendukung
Pemanfaatannya Di Propinsi Papua. Jurnal Ketahanan Pangan Di Indonesia.
Litbang Pertanian, 22.(3). Pangan, Vol. 22 No. 1 Maret: 61 – 76.

Konuma, Hiroyuki. 2012. Color


Characteristics Of Sago Starch As Zulharman Dan Aryanti, Nirmala Ayu. 2016.
They Relate To The Growth Etnobotani Tumbuhan Penghasil
Environment Of The Sago Palm Bahan Bangunan, Kerajinan Dan
(Metroxylon Sagu Robb). Journal Rumah Adat Masyarakat Suku
Of Agricultural Technology 2012 Sambori Kabupaten Bima Ntb.
Vol. 8(1): 273-287. Seminar Nasional Dan Gelar
Hijau. No. 1. Vol. 1.

Anda mungkin juga menyukai