Program Study Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang.
Abstrak
Tumbuhan sagu banyak ditemukan di Indonesia, tumbuhan ini banyak hidup di sekitar sungai
dan rawa-rawa. Tumbuhan sagu banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan, salah satunya adalah
warga desa Bogorejo kecamatan Merakurak kabupaten Tuban Jawa Timur sebagai salah satu bentuk
etnobotani kerajinan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2018 di desa Bogorejo
kecamatan Merakurak kabupaten Tuban Jawa Timur .Metode yang digunakan adalah metode survei
dengan pendekatan PEA (Participatory Ethnobotanical Appraisal) melalui teknik wawancara semi
structural. Hasil penelitian kerajinan sagu menghasilkan anyaman tikar, atap rumah, tutup botol,
sapu lidi, dan dinding rumah atau kandang hewan ternak.
Distribusi Kerajinan
Adapun jenis kerajinan yang dibuat dari Dari hasil berbagai jenis kerajinan yang
beberapa pohon sagu ini adalah bagian dari dibuat oleh masyarakat Tuban diantaranya
pelepah sagu dijadikan anyaman tikar, kemudian Anyaman Tikar biasanya dijual dipasar atau
daunnya sabagai atap perumahan atau pondok- bahkan dibuat hanya berdasarkan pesanan yang
pondok kecil di sawah sehingga tampak lebih asri didapat dari masyarakat sekitar. Demikian juga
dan sejuk, selain itu juga bagian dari tulang daun atap rumah merupakan pemanfaatan daun dari
berupa lidi dijadikan sapu, batang pohon sagu pohon sagu yang biasanya dibuat berdasarkan
diambil sagunya yang diolah untuk bahan pangan pemesanan oleh masyarakat setempat. Atap
ataupun olahan makanan lainnya. Selain itu juga rumah yang dijual dengan harga Rp. 400,00
pada bagian tangkai-tangkai daun dijadikan kayu perbiji dengan ukuran 30 cm, selain itu dalam
bakar maupun tutup botol pada bensin. satu kali pemesanan atap rumah yang terbuat dari
Kloso (anyaman tikar) dari pelepah daun sagu ini sampai 200 biji. Selain itu juga
pohon Sagu dapat menambah nilai etnobotani dan daun sagu yang sudah kering dijadikan bahan
juga dijual untuk menghasilkan nilai ekonomi bakar atau tulang daun yang berupa lidi
dengan dijual oleh masyarakat setempat maupun dimanfaatkan untuk sapu lidi, dipakai untuk
pesanan dari pasar. sendiri bahkan juga dijual di pasar dan juga
tetangga yang membeli secara langsung.
Daun kering dari tumbuhan Sagu diambil Kemudian sisa-sisa dari batang daun berupa kayu
kemudian dijadikan bagian tulang daunnya untuk kecil kecil dijadikan tutup botol Bensin dimana
dibuat sapu lidi. Bagian dari daun kering sagu didistribusi di pasar dan juga dapat dijadikan
dapat dijadikan sebagai bahan bakar untuk kayu bakar dalam kebutuhan rumah tangga.
memasak dalam kebutuhan sehari-hari.
Usaha Konservasi lain sebagainya. Berbeda dengan tumbuhan Sagu
yang berada pada sulawesi dan Papua banyak
Bentuk usaha konservasi yang dilakukan
dimanfaatkan bagian batangnya untuk dijadikan
dengan menjaga kebun milik sendiri tersebut
pangan berupa makanan khas dan juga tepung
dengan kata lain menjaga warisan leluhur mereka
sagu. Untuk dimanfaatkan berupa batang sagu
dengan usaha tidak menjual kepada pihak
diperlukan bertahun-tahun untuk Sagu tumbuh
mananpun tanah kebun mereka tersebut hingga
tinggi dan berbunga syarat diambil bagian
diteruskan kepada ahli waris atau turunan dari
batangnya dengan berbagai olahan (Dewi, 2016)
mereka. Sehingga dengan kata lain kebun yang
ditumbuhi pohon Sagu tersebut tetap lestari dan
juga tidak adanya eksploitasi dengan
pembanguan perumahan atau perluasan lahan
pertanian dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA