Anda di halaman 1dari 6

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Universitas Yapis Papua - Publikasi Jurnal

KAJIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN


EKOSISTEM MANGROVE DI TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA

Kartini V.A. Sitorus 1, Ralph A.N. Tuhumury 2 dan Annita Sari 3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Uniyap
2
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Uniyap
3
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Uniyap

ABSTRAK

Ekosistem mangrove di kawasan Teluk Youtefa khususnya di Kampung Enggros


dan Tobati memiliki beragam fungsi ekologi dan ekonomi, baik sebagai habitat,
tempat mencari makan, tempat asuhan dan pembesaran, tempat pemijahan, dan
juga sebagai sumber penghasil keperluan rumah tangga seperti kayu bakar dan
bahan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Meskipun ekosistem ini
memiliki fungsi yang sangat penting, namun keberadaannya mengalami tekanan
yang cukup serius. Tekanan ini timbul akibat kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan penekanan pada penelaahan deskriptif dengan
metode induktif-kualitatif-fenomenologi. Metode ini dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan dan uraian berdasarkan data dan informasi dari fenomena-
fenomena yang diperoleh dari hasil penelitian atau sesuatu obyek yang diteliti.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kampung Tobati dan Enggros
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Kampung Tobati dan Enggros
dalam pengelolaan ekosistem mangrove adalah baik dengan nilai 2,9. Secara
umum pemahaman masyarakat setempat terhadap fungsi ekosistem mangrove
sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan melalui sosialisasi oleh pemerintah
dan instansi terkait yang mengarah pada pentingnya pelestarian ekosistem
mangrove secara berkelanjutan.

Kata Kunci : Partisipasi masyarakat, Mangrove, Teluk Youtefa

PENDAHULUAN

Mangrove di Kota Jayapura kitar Kampung Enggros sampai ke


terdiri dari 13 jenis mangrove yang Holtekamp dan di sekitar Tanjung
tersebar merata di sepanjang pesisir Resyuk menuju mata air Muri dengan
pantai Hamadi, Kampung Tobati se- total luasan

sekitar 90,58 ha (Data GIS BPHK


Korespondensi:
1
K. Sitorus, Program Studi Budidaya Perairan Wilayah X Papua, 2006).
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Luas lahan mangrove yang
Yapis Papua. Alamat: Jl. Sam Ratulangi No. 11 telah berubah fungsi diperkirakan
Dok V Atas, Kota Jayapura Provinsi Papua. E-
mail: ollaquinn@yahoo.com sekitar 2 ha. Telah dilakukan
penanaman mangrove seluas 1,5 ha

7
The Journal of Fisheries Development, Juli 2014 Jilid 1, Nomor 1 : 7-11

selama 3 tahun terakhir. Jenis METODE PENELITIAN


mangrove yang ditemukan di Teluk
Youtefa adalah Rhizophora Waktu dan Tempat
mucronata, Rhizophora stylosa, Penelitian ini dilaksanakan
Rhizophora apiculata, Bruguiera selama 2 (dua) bulan yaitu mulai dari
cylindrica, Ceriops tagal, Avicennia bulan Desember 2012 sampai dengan
marina, Avicennia alba, Sonneratia Januari 2013, sedangkan untuk
alba, Aegiceras cumiculatum, tempat penelitian dilaksanakan di
Scyphyphora, Hydrophylacea, Kampung Tobati dan Enggros di
Xylocarpus granatum, dan Kawasan Teluk Youtefa Kota
Xylocarpus mollucensis (DKP Kota Jayapura.
Jayapura, 2009).
Pemanfaatan kawasan hutan
Alat dan Bahan
mangrove di Teluk Youtefa
khususnya oleh masyarakat Kampung Agar hasil penelitian ini dapat
Tobati dan Enggros sudah dilakukan memberikan gambaran ataupun data
sejak lama, baik sebagai tambak dan yang akurat dan terukur maka
permukiman. Penebangan juga penggunaan alat dan bahan sangat
dilakukan untuk mendapatkan kayu diperlukan sebagai pendukung dalam
bakar dan bahan bangunan. melakukan penelitian ini, adapun alat
Masyarakat Kampung Tobati dan dan bahan yang digunakan dalam
Enggros seharusnya menyadari penelitian ini adalah sebagai berikut :
pentingnya ekosistem mangrove Lembaran Quisioner, Kamera, Tape
dalam kehidupan sosial mereka Recorder dan Alat Tulis
maupun bagi kelestarian lingkungan.
Untuk itu perlu dikaji lewat penelitian Pengambilan Data
ini, bagaimana partisipasi masyarakat Penelitian ini dilakukan
dalam pengelolaan ekosistem dengan penekanan pada penelaahan
mangrove. deskriptif dengan metode induktif-
Tujuan penelitian ini adalah kualitatif-fenomenologi. Metode ini
untuk mengetahui tingkat partisipasi dimaksudkan untuk memberikan
masyarakat Kampung Tobati dan penjelasan dan uraian berdasarkan
Enggros dalam mengelola ekosistem data dan informasi dari fenomena-
mangrove di Kawasan Teluk Youtefa fenomena yang diperoleh dari hasil
Kota Jayapura. Adapun manfaat yang penelitian atau sesuatu obyek yang
diharapkan dari penelitian ini adalah: diteliti (Sudaryono, 2006).
(1) Sebagai bahan referensi bagi
masyarakat serta instansi terkait Analisis Data
dalam mengelola ekosistem
mangrove dengan bertanggung jawab Hasil Wawancara atau
agar tetap terjaga kelestariannya. (2) quisioner akan dilakukan pemberian
Untuk menambah pengetahuan di bobot dengan menggunakan skala
bidang budidaya perairan agar likert (Harahap, 2010). Adapun model
masyarakat dapat semakin tumbuh skala likert, yaitu :
dan berkembang sehingga dapat
meningkatkan taraf hidupnya.

8
K. Sitorus, R. A. N. Tuhumury dan A. Sari, Kajian Partisipasi Masyarakat .............

HASIL DAN PEMBAHASAN Partisipasi Masyarakat Dalam


Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Potensi Hutan Mangrove Tingkat partisipasi masyarakat
Hutan mangrove yang banyak terhadap ekosistem mangrove dapat
dijumpai disekitar kampung Tobati dilihat dari frekuensi pemanfaatan
dan Enggros adalah dua jenis kayu mangrove, pengetahuan tentang
mangrove dari suku Rhizophoraceae ekosistem mangrove dan keterlibatan
yaitu Rhizophora apiculata (Lolaro secara langsung maupun tidak
Merah) dan Rhizophora stylosa langsung terhadap pengelolaan
(Lolaro Putih) serta jenis Bruguirea ekosistem mangrove. Penghitungan
sp. Pada ekosistem mangrove ini juga rataan skor untuk masing-masing
banyak dijumpai hewan-hewan laut pernyataan dapat dilihat pada Tabel 1
seperti ikan-ikan, udang dan kepiting, Tabel 1 secara umum
karena hutan bakau merupakan menunjukkan bahwa tingkat
tempat untuk berlindung dan partisipasi masyarakat Kampung
berkembang biak. Tobati dan Enggros terhadap
Pada areal mangrove yang pengelolaan ekosistem mangrove
dekat dengan pantai banyak dijumpai adalah baik dengan nilai 2,9. Hal
burung-burung pantai seperti burung tersebut sudah sesuai dengan rentang
bangau. Hutan Mangrove di skala likert yang menyatakan 2,51-
Kampung Tobati dan Enggros yang 3,25 menunjukkan penilaian baik
kaya akan bahan organik berperan (Bengen, 2001).
dalam menyuplai detritus untuk Kampung Tobati dan Enggros,
mendukung kesuburan di perairan masyarakat setempat jarang
Teluk Youtefa. Oleh karena itu memanfaatkan kayu mangrove untuk
ekosistem mangrove di Kampung kayu bakar dan bahan bangunan,
Tobati dan Enggros sangat berpotensi bahkan mereka tidak pernah
untuk kegiatan budidaya karena pada menggunakan kayu mangrove sebagai
hutan mangrove juga tersedia bibit bahan pembuatan furniture.
ikan, nener udang, kepiting, kerang. Masyarakat mendapat berbagai
Ekosistem mangrove di kawasan informasi karena sering menonton
Kampung Tobati dan Enggros siaran televisi dan mendengar radio
berperan sebagai habitat (tempat tentang pengelolaan ekosistem
tinggal), tempat mencari makan mangrove. Tidak hanya pada media
(feeding ground), tempat asuhan dan elektronik, masyarakat juga mendapat
pembesaran (nursery ground), tempat tambahan pengetahuan tentang
pemijahan (spawning ground) bagi ekosistem mangrove melalui media
organisme yang hidup di sekitarnya. cetak seperti buku, majalah, koran,
dan brosur.

Tabel 1. Penilaian Responden Kampung Tobati dan Enggros tentang Partisipasi Masyarakat
Terhadap Ekosistem Mangrove

No. Pernyataan Rataan Pernyataan Jawaban


skor
1. Frekuensi memanfaatkan kayu mangrove sebagai kayu 2 Jarang
bakar
2. Frekuensi memanfaatkan kayu mangrove sebagai bahan 2 Jarang
bangunan

9
The Journal of Fisheries Development, Juli 2014 Jilid 1, Nomor 1 : 7-11

3. Frekuensi memanfaatkan kayu mangrove sebagai bahan 4 Tidak pernah


furniture
4. Pengetahuan tentang fungsi hutan mangrove 2 Sedikit mengetahui
5. Pengetahuan tentang peraturan dan undang-undang yang 2 Sedikit mengetahui
mengatur tentang pengelolaan ekosistem mangrove
6. Bahan bacaan tentang pengelolaan ekosistem mangrove 3 Memiliki dua buah
yang dimiliki
7. Frekuensi membaca buku, majalah, koran, brosur tentang 3 Dua kali membaca
pengelolaan ekosistem mangrove
8. Frekuensi menonton siaran televisi atau mendengar radio 4 Lebih dari 2 kali
tentang pengelolaan ekosistem mangrove menonton
9. Frekuensi mengikuti kursus yang berhubungan dengan 3 Dua kali mengikuti
pengelolaan ekosistem mangrove
10. Frekuensi menanam bibit mangrove untuk penghijauan 3 Dua kali menanam
kembali
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan kawasan 4 Atas kehendak sendiri
ekosistem mangrove berdasarkan
TOTAL 2,9 Baik
(Sumber : Hasil Penelitian, 2012)

Masyarakat Kampung Tobati kelestarian ekosistem mangrove


dan Enggros memiliki kesadaran tersebut.
untuk mengikuti kegiatan
pengelolaan kawasan hutan
mangrove. Hal ini terbukti dengan PENUTUP
mereka mengikuti kursus dan
sosialisasi yang diadakan oleh Kesimpulan
pemerintah dan instansi terkait. Ada Dari hasil penelitian yang telah
beberapa dari responden yang telah dilakukan di Kampung Tobati dan
dua kali mengikuti program Enggros maka dapat diambil
penanaman bibit mangrove untuk kesimpulan bahwa tingkat partisipasi
penghijauan kembali. Pengetahuan masyarakat Kampung Tobati dan
masyarakat tentang fungsi hutan Enggros dalam pengelolaan
mangrove masih minim. Masyarakat ekosistem mangrove adalah baik
Kampung Tobati dan Enggros masih dengan nilai 2,9. Secara umum
sedikit mengetahui tentang peraturan pemahaman masyarakat setempat
dan undang-undang yang mengatur terhadap fungsi ekosistem mangrove
tentang pengelolaan ekosistem sudah cukup baik, namun perlu
mangrove. Oleh karena itu peranan ditingkatkan melalui sosialisasi oleh
pemerintah sangat diperlukan dalam pemerintah dan instansi terkait yang
menunjang pengelolaan ekosistem mengarah pada pentingnya
mangrove di Kawasan Teluk Youtefa pelestarian ekosistem mangrove
khususnya di Kampung Tobati dan secara berkelanjutan.
Enggros. Dengan lebih sering
mengadakan sosialisasi, pemerintah
Saran
dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pengelolaan Terkait dengan kesimpulan
ekosistem mangrove sekaligus diatas, maka saran yang dapat kami
mengajak masyarakat setempat untuk berikan kepada pemerintah dan
bersama-sama memelihara masyarakat adalah sebagai berikut :

10
K. Sitorus, R. A. N. Tuhumury dan A. Sari, Kajian Partisipasi Masyarakat .............

1. Dalam pemanfaatan hutan


mangrove, maka diperlukan
pengelolaan mangrove yang
meliputi aspek perlindungan dan
konservasi yang lebih mendalam.
2. Dalam rangka pengelolaan,
sebaiknya dikembangkan suatu
pola pengawasan pengelolaan
ekosistem mangrove yang
melibatkan semua unsur
masyarakat agar seluruh lapisan
masyarakat turut berpartisipasi
didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis


Pengenalan dan
Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan
Lautan – Institut Pertanian
Bogor. Bogor, Indonesia.

Harahab, N. 2010. Penilaian


Ekonomi Ekosistem Hutan
Mangrove dan aplikasinya
dalam Perencanaan
Wilayah Pesisir. Malang,
Indonesia.

11
12

Anda mungkin juga menyukai