KECAMATAN TATAPAAN
ABSTRAK
Desa Pungkol merupakan salah satu desa yang menjadi salah satu lokasi penting
sebaran hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan vegetasi
mangrove yg ada di desa pungkol dengan metode sensus yaitu dengan mengamati setiap
individu yang di temukan diseluruh kawasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam kawasan hutan mangrove Desa Pungkol dengan luas 25 ha terdapat 17 jenis
tumbuhan mangrove kelompok mayor yaitu: Avicennia marina, Avicennia officinalis,
Avicennia rumphiana, Aegiceras floridum, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera
parviflora, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Ceriops decandra, Rhizophora
apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Sonneratia
ovata, Thespesia populnea, Xylocarpus granatum dan Xylocarpus moluccensis. Jenis-
jenis mangrove yang dijumpai tergolong dalam 6 famili, yaitu Avicenniaceae,
Rhizophoraceae, Myrsinaceae, Sonneratiaceae, Meliaceae dan Malvaceae. Famili
Rhizophoraceae memiliki jenis yang paling banyak yakni sebanyak 8 jenis dan diikuti
oleh Avecenniaceae sebanyak 3 jenis.
ABSTRACT
Pungkol Village is an important area of mangrove forest located on the northern coastal
part of North Sulawesi. The aims of this research was to describe mangrove plant
species found at Pungkol Village area by Cencus Method. Research finding on 25 ha
mangrove area showed that there were 17 major species group, which are Avicennia
marina, Avicennia officinalis, Avicennia rumphiana, Aegiceras floridum, Bruguiera
gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Ceriops
decandra, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa,
Sonneratia alba, Sonneratia ovata, Thespesia populnea, Xylocarpus granatum dan
Xylocarpus moluccensis. The plants are grouped in 16 families, they are Avicenniaceae,
Rhizophoraceae, Myrsinaceae, Sonneratiaceae, Meliaceae and Malvaceae.
Rhizophoraceae has the highest number of species found (8 species), followed by
Avecenniaceae (3 species).
1
I. PENDAHULUAN bakau (Rhizapora sp.), api-api (Avicennia
sp), pedada (Sonneratia sp) dan tanjang
1.1. Latar Belakang Penelitian (Bruguiera sp). Sebagai sebuah hutan,
Indonesia merupakan negara hutan mangrove secara ekologi dapat
kepulauan terbesar yang terdiri dari sekitar berfungsi sebagai penahan lumpur dan
13.677 pulau yang memiliki garis pantai sediment trap termasuk limbah-limbah
sepanjang lebih kurang 81.000 km, beracun yang dibawa oleh aliran air
sebagian besar di tumbuhi hutan mangrove permukaan, bagi bermacam-macam biota
(Arief, 2003). Luas hutan mangrove perairan sebagai daerah asuhan dan tempat
Indonesia sekitar 3,2 juta hektar. mencari makan, daerah pemijahan dan
Komunitas mangrove Indonesia tercatat pembesaran. Dari segi ekonomis hutan
sebagai yang terluas di dunia. Selain itu, mangrove menyediakan bahan baku
ekosistem mangrove indonesia juga industri antara lain kayu arang dan kayu
memiliki keanekaraman jenis yang bangunan. Selain itu kayu mangrove juga
tertinggi di dunia (Tjandra dan Ronaldo, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kayu
2011) bakar (Pariyono, 2006).
Kawasan hutan mangrove
umumnya terdapat di seluruh pantai Keberadaan hutan mangrove
Indonesia dan hidup serta tumbuh Indonesia saat ini benar-benar telah dalam
berkembang pada lokasi-lokasi yang posisi yang menghawatirkan. Tercatat laju
mempunyai hubungan pengaruh pasang degradasinya mencapai 160 – 200 ribu ha
surut yang menggenangi pada aliran pertahun. Kerusakan hutan mangrove telah
sungai yang terdapat di sepanjang pesisir mencapai 50%. Kerusakan tersebut terjadi
pantai (Tarigan, 2008). Ekosistem hutan karena perencanaan yang kurang dalam
mangrove juga tumbuh pada daerah yang merumuskan pengelolaan ekosistem
terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan- mangrove dan juga disebabkan oleh
bahan organik dan biasanya hal ini terjadi berbagai tekanan yang menyebabkan
pada daerah yang teluknya terlindungi dari kerusakan hutan mangrove (Saparinto,
gempuran arus dan ombak laut atau sekitar 2007).
muara sungai (Tjandra dan Ronaldo, Hutan mangrove di Sulawesi
2011). Tumbuhan mangrove memiliki Utara ditemukan hampir sepanjang pantai
sistem perakaran yang khas yang Kabupaten Minahasa Selatan dengan
merupakan adaptasi terhadap kondisi yang ketebalan hutannya bervariasi. Di
kadang-kadang mengalami pasang surut Kabupaten Minahasa Selatan yang masih
air laut, dimana pada setiap jenis memiliki hutan mangrove yang cukup luas
menunjukan penampakan perakaran yang dan masih terbilang utuh terdapat di Desa
berbeda (Kustanti, 2011). Pungkol Kecamatan Tatapaan dengan luas
Hutan mangrove di Indonesia 25 ha, Desa Pungkol merupakan salah satu
memiliki keanekaragaman jenis yang desa yang menjadi salah satu lokasi
tinggi, dengan jumlah jenis tercatat penting sebaran hutan mangrove di
sebanyak 202 jenis yang terdiri dari 89 Kabubaten Minahasa Selatan Provinsi
jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, Sulawesi Utara. Tetapi meskipun memiliki
44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 hutan mangrove yang cukup luas, namun
jenis paku. Namun demikian hanya sejauh ini ketersediaan data yang terkait
terdapat kurang lebih 47 jenis tumbuhan dengan mangrove masih sangat minim,
yang spesifik hutan mangrove. Sementara termasuk yang terkait dengan pengenalan
jenis lain ditemukan di sekitar mangrove jenis-jenis mangrove di wilayah tersebut.
dan dikenal sebagai jenis mangrove ikutan Data-data tersebut sangat diperlukan dalam
(Noor et al., 2006). Beberapa jenis pohon rangka penyusunan rencana pengelolaan
mangrove yang umum dijumpai yaitu maupun pemanfaatan hutan mangrove,
2
sehingga fungsi dan manfaatnya dapat digital, kompas, meteran, kantong plastik,
dinikmati secara berkelanjutan. Hal inilah tali raffia, cuter, alat tulis menulis. Bahan
yang mendorong dilakukannya penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
tentang deskripsi vegetasi mangrove di meliputi alkohol 70%, kertas label, dan
Desa Pungkol. kertas koran dan 4 buku panduan
indentifikasi mangrove berikut.
• Panduan Pengenalan Mangrove di
1.2 Tujuan Penelitian. Indonesia (Noor, dkk., 2008)
Tujuan penelitan adalah untuk • Pengenalan dan Pengelolaan
mendesripsikan vegetasi mangrove yang Ekosistem Mangrove (Bengen,
ada di Desa Punkol kecamatan Tatapaan. 2003)
• Manual Silvikultur Mangrove di
1.3 Manfaat Penelitian Indonesia (Kusmana, dkk., 2008)
• Field Guide To Philippine
Penelitian ini akan memberikan Mangroves (Primavera, 2009)
manfaat berupa informasi tentang
keanekaragaman jenis mangrove di pesisir
desa Pungkol kecamatan Tatapaan.
3
adalah karakter morfologi jenis-jenis Pungkol yaitu sebelah Utara berbatasan
mangrove yang meliputi: akar, batang, dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan
daun, bunga dan buah. Data tersebut akan berbatasan dengan Desa Wowona, sebelah
dikumpulkan dengan cara penjelajahan di Timur berbatasan Dengan Desa Sondaken,
dalam area plot yang sudah dibuat. Semua sebelah barat berbatasan dengan Desa
jenis tumbuhan yang ditemukan akan Wowontulap. Desa Pungkol terletak pada
dideskripsi di lapangan. Setiap jenis dibuat 30°- 40° Lintang Utara, 121° - 127° Bujur
spesimen herbarium untuk dokumentasi Timur. Penduduk Desa Pungkol berjumlah
dan kepastian identifikasi. Identifikasi 352 jiwa yang terdiri dari 176 orang pria
jenis mengunakan Bengen (2003), dan 176 wanita sebagian besar mata
Kusmana dkk (2008), Noor dkk (2006), pencaharian penduduk Desa Pungkol
Primavera (2009) dan sumber-sumber lain adalah bertani dan sebagian berprofesi
yang tersedia secara online. sebagai nelayan dimana dapat dilihat dari
terdapatnya dermaga untuk penduduk yang
2.3.2. Pembuatan Sampel Herbarium berprofesi sebagai nelayan untuk
memarkirkan perahu mereka. Dan juga
• Material herbarium yang dia ambil tersedianya tanah ladang dan pekarangan
harus memenuhi tujuan pembuatan yang luas, didukung juga oleh tanah yang
herbarium yakni untuk di subur.
indentifikasi dan dokumentasi.
• Spesimen bagian-bagian dari Hasil penelitian ini menunjukkan
mangrove dikumpulkan dengan bahwa dalam kawasan hutan mangrove
ukuran herbarium yaitu 30 - 40 cm. Desa Pungkol dengan luas 25 ha terdapat
• Material herbarium seperti batang, 17 jenis tumbuhan mangrove kelompok
daun, buah dan bunga diletakan mayor yaitu: Avecennia marina, Avecennia
diatas kertas koran yang telah officinalis, Bruguiera gymnorrhiza,
disediakan lalu diikat dengan tali Bruguiera parviflora, Bruguiera
rafia dan diberi lebel gantung. sexangula, Ceriops tagal, Ceriops
Kemudian dimasukan dalam decandra, Rhizophora apiculata,
kantong plastik lalu disiram dengan Rhizophora mucronata, Rhizophora
alkohol 70 % atau spirtus. stylosa, Sonneratia alba, Sonneratia ovata,
• Seteleh itu plastik direkatkan Thespesia populnea, Xylocarpus granatum
dengan selotip agar alkohol yang dan Xylocarpus moluccensis. Jenis yang
berada dalam plastik tidak tergolong dalam kelompok asosiasi
menguap. mangrove, yaitu Thespesia populnea.
Jenis-jenis mangrove yang dijumpai
2.4. Analisis Data tergolong dalam 6 famili, yaitu
Avicenniaceae, Rhizophoraceae,
Data yang akan diperoleh dari Myrsinaceae, Sonneratiaceae, Meliaceae
penelitian ini akan dianalisis secara dan Malvaceae. Famili Rhizophoraceae
deskriptif dan di sajikan dalam bentuk memiliki jenis yang paling banyak yakni
tabel dan gambar. sebanyak 8 jenis dan diikuti oleh
Avecenniaceae sebanyak 3 jenis. Daftar
lengkap jenis-jenis yang ditemukan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Jenis mangrove di Desa Pungkol
5
warna hijau pada permukaan dan warna
putih kekuningan pada bawah daun.
Bunga : Bunga bergerombol muncul pada
ujung tandan bersamaan dengan bakal
bunga, bunga berwarna kuning hingga
orange, bunga memiliki 4 benang sari
berwarana coklat dan 4 kelopak bunga.
Buah : Bentuk buah seperti hati, buah
Gambar 4. Avicennia marina muncul pada ujung tangkai, buah memiliki
warna hijau pucat.
Perawakan : Pohon tumbuh dengan
warna hijau-abu, terkelupas, memiliki akar Aigeceras floridum
napas yang aberbentuk seperti pensil. Kingdom : Plantea
Buah : Buah memiliki warna buah hijau Phylum : Tracheophyta
mudah, mempunyai ujung buah yang Class : Magnoliopsida
tumpul dan panjang buah 1 cm memiliki Order : Primulales
bulu-bulu halus di bagian luar buah. Family : Myrsinaceae
Daun : Daun memiliki bentuk elips
dengan ujung daun runcing dengan
permukaan daun berwarna hijau mengkilat
sedikit kekuningan dan sisi bawa daun
berwarna keabuabuan, panjang daun
sekitar 5- 13 cm, lebar daun 3 – 4 cm,
memiliki tepi daun rata daun tipis sedikit
berdaging, daun tumbuh berhadapan.
Bunga : Bunga muncul pada ujung tandan,
bunga berwarna kuning dengan kelopak
bunga yang pendek dan sedikit pucat,
benang sari pada bunga 4. Gambar 6. Aigeceras floridum
6
Bruguiera gymnorizha Perawakan : Pohon memiliki kulit batang
sedikit kasar dangan warna batang
Kingdom : Plantea kecoklatan, mempunyai akar lutut.
Phylum : Tracheophyta Daun : Daun berkumpul pada ujung
Class : Magnoliopsida tangkai, daun tunggal dengan ujung daun
Order : Rhizophorales meruncing, warna daun hijau tua
Family : Rhizophoraceae permukaan daun licin, panjang daun 6-12
cm.
Bunga : Bunga muncul pada ketiak daun,
memiliki daun mahkota 10 berwarna putih,
memiliki bulu halus pada tepinya. Kelopak
bunga berjumlah 10, warna kelopak hijau
kekuningan.
Buah : Hipokotil berwarana hijau,
hipokotil pendek muncul pada kelopak,
Gambar 7. Bruguiera gymnorizha panjang hipokotil 6 cm.
7
memiliki rambut pada tepinya. Kelopak Ceriops tagal
bunga berjumlah 8 bewarna kekuningan Kingdom : Plantea
dan bagian bawah kelopak berbentuk Phylum : Tracheophyta
tabung. Class : Magnoliopsida
Buah : Buah berwarna hijau kekuningan Order : Rhizophorales
dengan memiliki hipokotil berwarna hijau Family : Rhizophoraceae
kekuningan dengan panjang 12 cm,
hipokotil lurus dan memiliki permukaan
halus.
Ceriops decandra
Kingdom : Plantea
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Rhizophorales
Family : Rhizophoraceae
Gambar 11. Ceriops tagal
8
Gambar 12. Rhizophora stylosa Gambar 13. Rhizophora mucronata
9
Gambar 15. Sonneratia alba
Gambar 14. Rhizophora apiculata
10
Perawakan : Warna batang coklat
kehitaman sedikit kasar pada permukaan
batang.
Daun : Daun tebal, memiliki permukaan
yang halus unit dan letak sederhana dan
bersilangan, daun memiliki bentuk seperti
hati dengan ujung daun yang meruncing.
Bunga : Bunga seperti lonceng memiliki
warna orange dan kuning dengan berwarna
Gambar 16. Sonneratia ovata jingga hingga gelap pada bagian tengah
dasar tangkai putik bewarna kuning, bunga
Perawakan : Pohon bertumbuh tegak berisi cairan berwarna kuning, terdapat
lurus, mempunyai permukaan batang pinak daun dibagian kelopak luar
sedikit halus berwarna coklat kehitaman, Buah : Buah seperti bola dan bersegmen
dengan memiliki akar nafas dengan diameter 4,5 cm, buah berwarna
Daun : Daun tunggal, bentuk daun bulat hijau kekuningan.
dengan memiliki ujung daun yang
membulat, warna daun hijau. Xylocarpus granatum
Bunga : Letak bunga di ujung tangkai, Kingdom : Plantea
bunga memiliki banyak benang sari Phylum : Tracheophyta
berwarna putih, mempunyai kelopak Class : Magnoliopsida
antara 6-8, kelopak bunga memiliki sisi Order : Sapindales
dalam berwarna merah dan berwarna hijau Family : meliaceae
pada bagian luar bunga, bunga tidak
memiliki daun mahkota (Noor dkk, 2006;
Setyawan dkk, 2002; Tjitroseopomo,
2009).
Buah : Buah berwarna hijau dengan
permukaan buah yang licin, ujung buah
memiliki tangkai yang lebih penjang dari
jenis Sonneratia lainnya, buah terbungkus
Gambar 18. Xylocarpus granatum
kelopak yang menutup buah menjauhi
tangkainya. Perawakan : Pohon memiliki warna kulit
batang berwarna merah kecoklat-coklatan
Thespesia populnea mempunyai akar papan.
Kingdom : Plantea Daun : Daun majemuk, dengan bentuk
Class : Angiosperms daun jorong, ujung daun membulat, warna
Order : Malvales daun hijau tua, panjang daun 6 cm, tepi
Family : melvaceae daun rata, tangkai daun pendek.
Buah : Buah memiliki bentuk yang besar
seperti bola dengan warna buah coklat
kekuningan.
Bunga : Bunga infloresensi umumnya
aksiler, bunga muncul dari dasar tangkai
daun. Formasi bunga bergerombol tidak
beraturan terdiri dari 8-20 bunga
pergerombol, daun mahkota bunga
berjumlah 4 dengan bentuk lonjong,
Gambar 17. Thespesia populnea
tepinya bundar, memiliki kelopak cuping
4, benang sari berwarna putih krem dan
11
menyatu di dalam tabung (Noor dkk, 2006; Aegiceras floridum, Bruguiera
Setyawan dkk, 2002, Tjitroseopomo, gymnorrhiza, Bruguiera parviflora,
2009). Bruguiera sexangula, Ceriops tagal,
Ceriops decandra, Rhizophora apiculata,
Xylocarpus moluccensis Rhizophora mucronata, Rhizophora
Kingdom : Plantea stylosa, Sonneratia alba, Sonneratia ovata,
Phylum : Tracheophyta Thespesia populnea, Xylocarpus granatum
Class : Magnoliopsida dan Xylocarpus moluccensis.
Order : Sapindales Enam famili dari jenis mangrove
Family : meliaceae yang ditemukan yaitu Avicenniaceae,
Rhizophoraceae, Myrsinaceae,
Sonneratiaceae, Meliaceae dan
Malvaceae. Famili Rhizophoraceae
memiliki jenis yang paling banyak yakni
sebanyak 8 jenis dan diikuti oleh
Avecenniaceae sebanyak 3 jenis.
DAFTAR PUSTAKA
Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III,
Gambar 19. Xylocarpus moluccensis
E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
Perawakan : Pohon memiliki permukaan Sukardjo, T. Miyagi, J. Ellison, N.E.
kulit batang pecah-pecah bewarna coklat Koedam, Y. Wang, J. Primavera, O.
abu-abu, pohon memiliki akar nafas dan Jin Eong, J. Wan-Hong Yong, dan
juga akar papan. V. Ngoc Nam. 2010. Avicennia
Daun : Daun tipis berwarana hijau, daun marina. The IUCN Red List of
berpasangan dan, bentuk daun elips Threatened Species 2010:
dengan ujung daun meruncing. e.T178828A7619457.
Bunga : Infloresensi umumnya aksiler, Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III,
bunga muncul dari ketiak tangkai daun E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
bunga memiliki panjang tangkai 2-10 mm, Sukardjo, & T. Miyagi. 2010.
formasi bunga bergerombol tidak Avicennia officinalis. The IUCN Red
beraturan (10-35 bunga pergerombol), List of Threatened Species 2010:
daun mahkota berjumlah 4 berwarna putih e.T178820A7616950.
kekuningan. Kelopak bunga berjumlah 4 Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III,
dengan warna hijau kekuningan, panjang E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
kelopak 1,5 mm. Benang sari berwarna Sukardjo, & T. Miyagi. 2010.
putih krem. Avicennia rumphiana. The IUCN
Buah : Buah bulat berwarna hijau buah Red List of Threatened Species
muncul bergelantung anmemiliki 2010: e.T178809A7613129
permukaan bunga sedikit berkulit. Ellison, J., N.E. Koedam, Y. Wang, J.
Primavera, O. Jin Eong, J. Wan-
Hong Yong, & V. Ngoc Nam. 2010.
KESIMPULAN Aegiceras floridum. The IUCN Red
List of Threatened Species 2010:
Di kawasan hutan mangrove Desa e.T178856A7628795.
Pungkol, Kecamatan Tatapaan ditemukan Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III,
sebanyak 17 jenis mangrove dari 6 famili E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
yaitu Avecennia marina, Avecennia Sukardjo, & T. Miyagi. 2010.
officinalis, Avecennia rumphiana, Brugeria gymnorizha. The IUCN
12
Red List of Threatened Species Ellison, J., N.E. Koedam, Y. Wang, J.
2010: e.T178803A7610926. Primavera, O. Jin Eong, J. Wan-
Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III, Hong Yong. & V. Ngoc Nam. 2010.
E.S. Fernando, J.R. Peras, S. Xylocarpus granatum. The IUCN
Sukardjo, & T. Miyagi. 2010. Red List of Threatened Species
Brugeria sexangula. The IUCN Red 2010: e.T178856A7628795.
List of Threatened Species 2010: Kathiresan, K., S.G. Salmo III, E.S.
e.T178843A7624351. Fernando, J.R. Peras, S. Sukardjo, T.
Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III, Miyagi, J. Ellison, N.E. Koedam, Y.
E.S. Fernando, J.R. Peras, S. Wang, J. Primavera, O. Jin Eong, J.
Sukardjo, & T. Miyagi. 2010. Wan-Hong Yong, & V. Ngoc Nam.
Brugeria parviflora. The IUCN Red 2010. Sonneratia alba. The IUCN Red
List of Threatened Species 2010: List of Threatened Species 2010:
e.T178821A7617234. e.T178804A7611432.
Duke, N., K. Kathiresan, S. G. Salmo III, Salmo III, S.G., E.S. Fernando, J.R. Peras,
E.S. Fernando, J.R. Peras, S. S. Sukardjo, T. Miyagi, J. Ellison,
Sukardjo, & T. Miyagi. 2010. N.E. Koedam, Y. Wang, J. Primavera,
Ceriops decandra. The IUCN Red O. Jin Eong, J. Wan-Hong Yong, & V.
List of Threatened Species 2010: Ngoc Nam. 2010. Sonneratia ovata.
e.T178853A7627935. The IUCN Red List of Threatened
Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III, Species 2010: e.T178814A7615033.
E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
Sukardjo, & T. Miyagi. 2010.
Ceriops tagal. The IUCN Red List of
Threatened Species 2010:
e.T178822A7617531.
Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III,
E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
Sukardjo, & T. Miyagi.
2010.Rhizophora apiculata. The
IUCN Red List of Threatened
Species 2010: e.T31382A9623321.
Elison. J., N. Duke, K. Kathiresan, S.G.
Salmo III, E.S. Fernando, J.R. Peras,
S. Sukardjo, & T. Miyagi.
2010.Rhizophora stylosa. The IUCN
Red List of Threatened Species
2010: e.T178850A7626520.
Duke, N., K. Kathiresan, S.G. Salmo III,
E.S. Fernando, J.R. Peras, S.
Sukardjo, & T. Miyagi.
2010.Rhizophora mucronata. The
IUCN Red List of Threatened
Species 2010: e.T178825A7618520.
Ellison, J., N. E. Koedam, Y. Wang, J.
Primavera, O. Jin Eong, J. Wan-
Hong Yong, & V. Ngoc Nam. 2010.
Xylocarpus moluccensis. The IUCN
Red List of Threatened Species
2010: e.T178805A7611857.
13