Anda di halaman 1dari 34

CONTOH PEMBUATAN INSTRUMEN PENELITIAN YANG DIDAHULUI DENGAN

DEFENISI KONSEPTUAL (Defenisi Teoritis) DAN DEFENISI OPERASIONAL (Defenisi


Kontekstual/sesuai konteks), LALU BUAT KISI-KISI INSTRUMEN DAN ISNTRUMEN

CONTOH JUDUL/TOPIK PENELITIAN:

PENGARUH KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL


LEADERSHIP) DAN PENGETAHUAN KONSERVASI TERHADAP
KEMAMPUAN MENGELOLA LINGKUNGAN (Studi Ex Post Facto pada Kepala
Desa di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2016)

Dari Judul di atas, maka diketahui bahwa terdapat 3 Alat/Instrumen Pengumpulan


DaTa, yaitu:

1. Instrumen Kemampuan Mengelola Lingkungan

(Sebagai Variabel Dependent/Tergantung atau variabel Y)

2. Instrumen Kepemimpinan Lingkungan

(Sebagai Variabel Independent/Bebas atau variabel X1 atau A)

3. Instrumen Pengetahuan Konservasi

(Sebagai Variabel Independent/Bebas atau variabel X2 atau B)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada para kepala desa di kabupaten/kota yang ada di

wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2016.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode expost facto dengan desain

factorial 2 x 2. Penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu: kemampuan mengelola

lingkungan sebagai variabel terikat (Y), sedangkan variabel bebas (X) yaitu: 1)

kepemimpinan lingkungan (A), yang terdiri dari gaya kepemimpinan lingkungan

transformasional (A 1 ) dan gaya kepemimpinan lingkungan transaksional (A 2 ); 2)

pengetahuan konservasi (B), yang terdiri dari pengetahuan konservasi tinggi (B 1 ) dan

pengetahuan konservasi rendah (B 2 ).

Tabel 3.1. Desain Penelitian Factorial 2 x 2

Gaya Kepemimpinan (A)

Transformasional Transaksional
Pengetahuan Konservasi
(B) (A 1 ) (A 2 )

Pengetahuan Konservasi Tinggi (B 1 ) 1 B 1 2 B 1


A A

Pengetahuan Konservasi Rendah (B 2 )


2
1 B 2 2 B 2
A A

Keterangan:

A 1 B 1 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh


bawahannya bergaya kepemimpinan transformasional dengan memiliki
pengetahuan konservasi tinggi.
A 1 B 2 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh
bawahannya bergaya kepemimpinan transformasional dan memiliki pengetahuan
konservasi rendah.
A 2 B 1 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh
bawahannya bergaya kepemimpinan transaksional dan memiliki pengetahuan
konservasi tinggi.
A 2 B 2 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh
bawahannya bergaya kepemimpinan transaksional dan memiliki pengetahuan
konservasi rendah.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini yaitu seluruh kepala desa di seluruh

kabupaten/kota di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan populasi terjangkau yaitu

seluruh kepala desa yang ada pada 7 kabupaten/kota di Propinsi Nusa Tenggara Timur,

yaitu kabupaten Ngada, kabupaten Nagekeo, kabupaten Ende, kota Kupang, kabupaten

Kupang, kabupaten Timor Tengah Selatan, dan kabupaten Sumba Barat.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 250 orang kepala desa dengan

teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Selanjutnya

penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara proporsional berdasarkan banyak

sedikitnya jumlah desa pada suatu kabupaten/kota, yaitu: kabupaten Ngada 40 orang

kepala desa, kabupaten Nagekeo 30 orang kepala desa, kabupaten Ende 40 orang kepala

desa, kota Kupang 25 orang kepala desa, kabupaten Kupang 45 orang kepala desa,

kabupaten Timor Tengah Selatan 45 orang kepala desa, dan kabupaten Sumba Barat

3
sebanyak 25 orang kepala desa. Sehingga total menjadi 250 orang kepala desa sebagai

responden dalam penelitian ini. Pada tiap-tiap kabupaten ditentukan 3 kecamatan untuk

memperoleh sampel yaitu kepala desa, yang juga dilakukan secara proporsional

berdasarkan jumlah desa pada masing-masing kecamatan, sehingga total menjadi 21

kecamatan.

Selanjutnya kepada 250 orang kepala desa tersebut masing-masing diberi 2

instrumen untuk diisi, yaitu instrumen tentang kemampuan mengelola lingkungan, dan

instrumen tentang pengetahuan konservasi. Sedangkan instrumen kepemimpinan

lingkungan diberikan kepada sekretaris desa untuk menilai gaya kepemimpinan kepala

desanya masing-masing. Hasil pengisian instrumen berupa skor, yang kemudian disusun

secara berurutan mulai dari rangking tertinggi sampai rangking terendah.

Untuk kepentingan analisis data, maka pada tahap selanjutnya, berdasarkan urutan

skor kepemimpinan lingkungan ditentukan 27% kelompok rangking atas yang dinilai

bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional dan 27% kelompok

rangking bawah yang dinilai bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan

transaksional. Demikian pula berdasarkan skor pengetahuan konservasi ditentukan 27%

kelompok rangking atas dengan pengetahuan konservasi tinggi dan 27% kelompok

rangking bawah dengan pengetahuan konservasi rendah. Berdasarkan penentuan

tersebut diperoleh 4 kelompok sampel, sehingga masing-masing kelompok dengan n = 19

pada tiap-tiap cell dalam desain factorial 2 x 2.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan 3 (tiga) buah

instrumen Penelitian yaitu Instrume Kemampuan Mengelola Lingkungan, Instrument

4
Kepemimpinan Lingkungan, dan Instrumen Pengetahuan Konservasi. Setiap instrumen

penelitian selalu berpedoman pada konsepsional yang meliputi defenisi konseptual, defenisi

operasional, dan kisi-kisi instrumen, serta dilakukan pengujian validitas dan perhitungan

reliabilitas.

1. Instrumen Kemampuan Mengelola Lingkungan

a. Defenisi Konseptual

Kemampuan mengelolaan lingkungan adalah kapasitas dan kesanggupan

seseorang dalam proses mengalokasikan sumberdaya alam dan sumberdaya

buatan agar memaksimalkan penggunaan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

dasar manusia secara minimum, sebagai dasar dari keberlanjutan, untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

b. Defenisi Operasional

Kemampuan mengelolaan lingkungan adalah kapasitas dan kesanggupan

para kepala desa dalam proses mengalokasikan sumberdaya alam dan

sumberdaya buatan agar memaksimalkan penggunaan lingkungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar manusia secara minimum, sebagai dasar dari

keberlanjutan, untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi dimensi: Komitmen

dan Kebijakan (Commitment and Policy), Perencanaan (Planning), Implementasi

(Iimplementation), dan Tinjauan Ulang (Reiview). Instrumen kemampuan mengelola

lingkungan ini terdapat empat pilihan jawaban dengan skor 4 (empat) untuk

jawaban yang paling baik, 3 (tiga) untuk jawaban baik, 2 (dua) untuk jawaban cukup

baik dan 1 (satu) untuk jawaban cukup. Instrumen kemampuan mengelola


5
lingkungan terdiri dari 30 butir soal. Instrumen penelitian dapat dlihat pada lampiran

3.

c. Kisi-kisi Instrumen.

Tabel 3.2 berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen kemampuan mengelola

Lingkungan.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Lingkungan

Nomor dan Jumlah Butir Instrumen Sebelum dan


Dimensi Indikator Sesudah Uji Coba
Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah
Mampu berkomitmen untuk
melindungi dan mengelola
Komitmen dan 1, 11, 21, 3 1, 21 2
lingkungan dan menstabilkan
Kebijakan
kebijakan lingkungan
(Commitment and
Mampu membangun kesadaran
Policy)
kolektif bagi semua orang untuk 2, 12, 22, 3 12, 22 2
melindungi lingkungan
Mampu menginventarisasi potensi
ketersediaan sumberdaya alam,
3, 13, 23, 3 3, 13 2
masalah lingkungan, dan potensi
konflik
Perencanaan
Mampu menentukan kriteria
(Planning)
prioritas masalah lingkungan yang 4, 14, 24, 3 4, 24 2
akan diatasi
Mampu menetapkan sasaran atau
5, 15, 25, 3 15, 25 2
hasil yang akan dicapai
Mampu melaksanakan tindakan
dengan menggunakan semua 6, 16, 26, 3 6, 16 2
Implementasi
sumberdaya yang tersedia
(Implementation)
Mampu menentukan alur
7, 17, 27, 3 7, 17 2
komunikasi internal dan eksternal
Mampu melaksanakan evaluasi
8,18, 28, 3 18, 28 2
terhadap pelaksanaan program
Tinjauan Ulang Mampu melakukan revisi terhadap
9, 19, 29, 3 9, 19 2
(Review) kebijakan program
Mampu membuat program kerja
10, 20, 30, 3 10, 20, 30, 3
baru dalam mengelola lingkungan
Jumlah butir pertanyaan 30 - 21

d. Pengujian Validitas

6
Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dilakukan pengujian

validitas. Penghitungan validitas instrumen penelitian sangat penting, karena merupakan

proses yang menggambarkan tentang kesahihan butir-butir instrumen. Proses tersebut

dilakukan dengan cara mengkolerasikan skor masing-masing butir dengan total skor dari

semua butir dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan rumus

sebagai berikut:

∑ xy− {∑ x }{∑ y }
N
=
rxy 2 2 2 2

{√ ∑ x (∑ x) }{∑ y (∑ y) }

N

N

Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy
N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total

Dimana suatu butir instrumen bisa dinyatakan valid (sahih) atau tidak bila nilai r

Hitung > r Tabel maka butir instrumen dinyakatakan valid (sahih), namun bila r Hitung < r

Tabel maka butir instrumen dinyakatakan tidak valid atau gugur pada α = 0.05.

Pelaksanaan uji coba instrumen dilakukan pada 30 orang responden.

Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment terhadap 30 butir pertanyaan dilakukan dengan menentukan koefisien korelasi

antara skror butir dengan skor total pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga diperoleh

7
0.361, dimana r Hitung >r Tabel maka ada 21 butir instrumen yang dinyatakan valid untuk

dapat digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan ada 9 butir yang tidak valid, yaitu

butir nomor 2, 5, 8, 11, 14, 23, 26, 27 dan 29. Instrumne uji coba dapat dilihat pada

lampiran 1. Sedangkan hasil perhitungan pengujian validitas pedapat dilihat pada lampiran

2.

e. Penghitungan Reliabilitas

Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dilakukan penghitungan

reliabilitas, untuk meyakinkan bahwa butir-butir instrumen dinyatakan valid (sahih), maka

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Penghitungan

reliabilitas dalam penelitian ini, setiap butir pertanyaan dari setiap instrumen yang telah

valid (sahih), maka dilanjutkan dengan menghitung koefisien reliabilitas dengan

menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

k ∑ S2 j
α=
k−1 (
1− 2
S x )
Keterangan :
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
Sj = varians responden untuk item I
Sx = jumlah varians skor total

Hasil penghitungan reliabitas untuk instrument kemampuan mengelola lingkungan,

menunjukkan bahwa dari 21 butir pertanyaan yang valid (sahih) mempunyai koefisien

reliabilitas sebesar 0.932, dan dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Instrumen Kepemimpinan Lingkungan


8
a. Defenisi Konseptual

Kepemimpinan lingkungan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk

mempengaruhi orang-orang dan memobilisasi organisasi yang dipimpinnya untuk

mencapai visi keberlanjutan lingkungan jangka panjang demi menjaga keseimbangan

lingkungan dalam berbagai aspek pembangunan.

b. Defenisi Operasional

Kepemimpinan lingkungan adalah kemampuan kepala desa untuk mempengaruhi

bawahan dan memobilisasi organisasi pemerintahan desa untuk mencapai visi

keberlanjutan lingkungan jangka panjang demi menjaga keseimbangan lingkungan

dalam berbagai aspek pembangunan,

melalui dimensi 1). Idealized Influence, dengan indikator bertindak sebagai role model

bagi bawahan, memperhatikan kebutuhan bawahan, memberikan visi, misi dan program

kerja, dan menumbuhkan rasa bangga dan kepercayaan; 2). Inspirational Motivation,

dengan indikator memotivasi dan menginspirasi bawahan dan ekspektasi tinggi,

mengekspresikan tujuan penting dengan cara sederhana, dan mengkomunikasikan

tujuan dan target; 3). Intellectual Stimulation, dengan indikator menciptakan iklim yang

kondusif, membantu untuk mengenali dan menyelesaikan masalah, pendekatan dengan

cara baru, mendorong untuk mengekspresikan inovasi, dan melakukan pendekatan

untuk pencapaian kinerja; 4). Individualized consideration, dengan indikator

memperhatikan bawahan untuk berprestasi dan berkembang, melatih (choacing) dan

menasihati (mentoring), dan melakukan pendekatan personal atau kelompok. Instrumen

kepempimpinan lingkungan terdapat lima pilihan jawaban dengan skor penilaian

masing-masing pilihan yaitu selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang = 2,

tidak pernah = 1. Instrumen penelitian dapat dlihat pada lampiran 3.


9
c. Kisi-Kisi Instrumen

Berdasarkan defenisi konseptual dan defenisi operasional tentang

kepemimpinan lingkungan, maka Tabel 3.3 berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen

kepemimpinan lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Kepemimpinan Lingkungan


Nomor dan jumlah Butir Instrumen Sebelum dan Sesudah
Dimensi Indikator Uji Coba
Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah
Bertindak sebagai role model bagi bawahan 1, 29, 33, 3 1 1
Memperhatikan kebutuhan bawahan 5, 17, 25, 3 5, 25 2
Idealized
Memberikan visi, misi dan program kerja, 9, 37, 2 - -
Influence
Menumbuhkan rasa bangga dan
13, 21, 41, 45 4 41, 45 2
kepercayaan
Memotivasi dan menginspirasi bawahan
2, 14, 22, 26, 4 2, 14, 22, 26 4
dan ekspektasi tinggi
Inspirational
Mengekspresikan tujuan penting dengan
Motivation 6, 38, 42, 3 6, 42 2
cara sederhana
Mengkomunikasikan tujuan dan target 10, 18, 30, 34 4 10, 18 2
Menciptakan iklim yang kondusif 3, 31, 2 31 1
Membantu untuk mengenali dan
7, 27, 35, 3 7, 35 2
menyelesaikan masalah
Intellectual
Pendekatan dengan cara baru 11, 39, 2 39 1
Stimulation
Mendorong untuk mengekspresikan inovasi 15, 23, 2 15 1
Melakukan pendekatan untuk pencapaian
19, 43, 2 - -
kinerja
Memperhatikan bawahan untuk
16, 20, 2 16 1
berprestasi dan berkembang,
Individualized Melatih (choacing) dan menasihati
28; 32, 40, 3 32 1
consideration (mentoring)
Melakukan pendekatan personal atau 4, 8, 12, 24,
6 8, 12, 44 3
kelompok 36, 44
45 - 23
Jumlah Butir

d. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment

terhadap 45 butir pertanyaan dilakukan dengan menentukan koefisien korelasi antara

skror butir dengan skor total pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga diperoleh 0.361,

10
dimana r Hitung > r Tabel maka ada 23 butir instrumen yang dinyatakan valid untuk

dapat digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan ada 22 yang tidak valid, yaitu

butir nomor 3, 4, 9, 11, 13, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 33, 34, 36, 37, 38, 40,

dan 43. Instrumne uji coba dapat dilihat pada lampiran 1. Sedangkan hasil perhitungan

pengujian validitas pedapat dilihat pada lampiran 2.

e. Penghitungan Reliabilitas

Hasil penghitungan reliabitas untuk instrumen kemampuan mengelola lingkungan,

dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus seperti di atas, menunjukkan

bahwa dari 23 butir pertanyaan yang valid (sahih) mempunyai koefisien reliabilitas

sebesar 0.931, dan dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan

dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Instrumen Pengetahuan Konservasi

a. Definisi Konseptual

Pengetahuan konservasi adalah berbagai aspek yang diketahui seseorang,

sebagai hasil belajar atau hasil interaksi dengan berbagai sumber referensi tentang

konservasi, dimana konservasi merupakan upaya sadar dalam memenfaatkan

berbagai jenis sumberdaya alam secara bijaksana berdasarkan asa perlindungan,

asas lestari, dan asas manfaat, untuk membentuk pemahaman yang diarahkan pada

usaha-usaha perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosisitemnya, dan dapat

dapat mengekspresikan pemahamannya tentang usaha perlindungan sumberdaya alam

hayati dan ekosisitemnya yang berasaskan kelestarian serta mengimplementasikan

dalam pembangunan berkelanjutan.

b. Defenisi Operasional

11
Pengetahuan konservasi adalah berbagai aspek yang diketahui kepala desa,

sebagai hasil belajar atau hasil interaksi dengan berbagai sumber referensi tentang

konservasi, dimana konservasi merupakan upaya sadar dalam memenfaatkan berbagai

jenis sumberdaya alam secara bijaksana berdasarkan asa perlindungan, asas lestari,

dan asas manfaat, untuk membentuk pemahaman yang diarahkan pada usaha-usaha

perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosisitemnya, dan dapat dapat

mengekspresikan pemahamannya tentang usaha perlindungan sumberdaya alam

hayati dan ekosisitemnya yang berasaskan kelestarian serta mengimplementasikan

dalam pembangunan berkelanjutan. Dimensi pengetahuan kepala desa yang diukur

meliputi aspek terminologi dan teori konservasi, kondisi nyata konservasi, prisnip-prinsip

konservasi, dan aspek dampak konservasi, dalam hubungan dengan indikator obyek

konservasi yang meliputi: Keanekaragaman Hayati, Lahan Pertanian, Hutan dan Air,

Ekosistem Kawasan, dan energi. Instrumen pengetahuan konservasi ini, pengukuran

dengan menggunakan 2 pilihan jawaban, yaitu Benar (B) yang diberi skor 1 dan

Salah (S) yang diberi 0. Instrumne penelitian dapat dlihat pada lampiran 3.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Berdasarkan defenisi konseptual dan defenisi operasional tentang

kepemimpinan lingkungan, maka Tabel 3.4. berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen

pengetahuan konservasi yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Pengetahuan Konservasi

Nomor Butir dan Obyek Konservasi Jumlah Butir


Dimensi Lahan Sebelum Sesudah Uji
Keanekaragaman Hutan Ekosistem Ekosistem
Pengetahuan dan Uji Coba Coba
Hayati dan Air Kawasan Perairan
Tanah

12
Terminologi
dan teori 1, 26 2, 27, 3, 28 4, 29 5, 30 10 6
konservasi
Kondisi
Konservasi 6, 31 7, 32 8, 33 9, 34 10, 35 10 6
terkini
Prisnip-prinsip
11, 36 12, 37 13, 38 14, 39 15, 40 10 6
konservasi
Dampak
16 17 18 19 20 5 3
konservasi
Regulasi 21 22 23 24 25 5 3
Jumlah Butir Pertanyaan 40
24

d. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment

terhadap 40 butir pertanyaan dilakukan dengan menentukan koefisien korelasi antara

skror butir dengan skor total pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga diperoleh 0.361,

dimana r Hitung > r Tabel maka ada 24 butir instrumen yang dinyatakan valid untuk

dapat digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan ada 16 yang tidak valid, yaitu

butir nomor 3, 4, 8, 10, 12, 19, 20, 21, 23, 26, 30, 31, 34, 36, 39, dan 40. Instrumne uji

coba dapat dilihat pada lampiran 1. Sedangkan hasil perhitungan pengujian validitas

pedapat dilihat pada lampiran 2.

e. Penghitungan Reliabilitas

Hasil penghitungan reliabitas untuk instrument kemampuan mengelola lingkungan,

dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus seperti di atas, menunjukkan

bahwa dari 24 butir pertanyaan yang valid (sahih) mempunyai koefisien reliabilitas sebesar

0.886, dan dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 2.

13
E. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Statistik deskriptif; berupa skor rata-rata, median, modus, simpangan baku, dan

distribusi frekuensi kumulatif. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan

histogram.

2. Pengujian persyaratan analisis; berupa uji normalitas dengan menggunakan uji

Liliefors dan uji homogenitas varians dengan mengggunakan uji Barlett.

3. Uji Hipotesis; dilakukan setelah uji prasyarat terpenuhi atau bila data dinyatakan

normal dan homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan two-way Anova dan uji

Tukey.

Lampiran Instrumen:

INSTRUMEN KEMAMPUAN MENGELOLA LINGKUNGAN

I. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Kelurahan :
Kecamatan :
No. HP (kalau boleh) :

14
II. Petunjuk Pengisian:
Bapak/ibu yth.
Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan untuk dijawab oleh bapak/ibu. Untuk itu,
mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan
sejujurnya sesuai dengan kenyataan, pemahaman, pengalaman, kejadian serta
persepsi bapak/ibu. Jawaban dapat dipilih dengan cara memilih (lingkari) pada huruf A,
B, C, atau D, yang menurut bapak/ibu jawaban tersebut adalah benar.

III. Pertanyaan.

1. Bila di wilayah tempat dimana bapak/ibu sebagai pemimpin wilayah, terdapat


daerah-daerah yang berfungsi sebagai cagar alam; Sebagai pimpinan wilayah hal-
hal apa saja yang menjadi penting dalam tugas bapak/ibu terkait dengan cagar
alam dan masalah lingkungan hidup yang ada di wilayah desa bapak/ ibu?.
A. Cagar alam adalah merupakan bagian dari kehidupan manusia yang bernilai
estetika, meskipun dalam jangka pendek tidak bermanfaat ekonomi bagi
masyarakat, namun kenyamanan dan keberlanjutan lingkungan hidup
masyarakat sangat ditentukan oleh cagar alam tersebut.
B. Cagar alam merupakan bagian dari kehidupan manusia yang bernilai ekonomi
bagi masyarakat sehingga menjadi bagian dari pembangunan Desa, yang harus
di lindungi oleh masyarakat
C. Cagar alam merupakan bagian dari kehidupan manusia yang bernilai ekonomi
bagi masyarakat sehingga menjadi bagian dari pembangunan Desa, yang harus
di lindungi oleh undang-undang
D. Cagar alam menjadi bagian kegiatan pembangunan Desa untuk kelestariannya
disediakan anggaran.
2. Luas wilayah hutan di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan setiap tahun,
yang meningkat justru luas lahan kritis. Bagaimana upaya bapak/ibu untuk
membentuk kesadaran kolektif masyarakat Desa untuk menjaga kelestarian hutan?
A. Melakukan sosialisasi kepada msayarakat tentang dampak deforestasi dan
degradasi hutan.
B. Mencari solusi bagi kehidupan ekonomi masyarakat yang selalu menggunakan
hutan sebagai sumber ekonomi.
C. Melakukan pemetaan wilayah lahan kritis
D. Peningkatan anggaran setiap tahun untuk pembiayaan program reforestasi,
pengawasan dan pengendalian laju deforestasi dan degradasi hutan.
3. Ketersediaan sumberdaya alam yang tidak bisa diperbahuri terus menurun,
ketergantungan terhadap sumberdaya ini masih tinggi, perlu dihemat
penggunaannya. Apa yang harus dilakukan:
A. Inventarisasi ketersediaan sumberdaya alam yang ada di wilayah Desa
bapak/ibu.

15
B. Memperoleh data dan informasi mengenai sumberdaya alam yang yang dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti
C. Memperkirakan potensi konflik yang akan timbul dalam eksploitasi sumberdaya
yang mulai terbatas.
D. Mengetahui saja jenis-jenis sumberdaya alam yang ada dalam wilayah Desa
untuk dijual kepada investor agar dieksploitasi dengan perjanjian bagi hasil.
4. Masalah lingkungan hidup (misalnya pencemaran lingkungan) menjadi bagian
perhatian pimpinan wilayah. Bagaimana bapak/ibu mengantisipasi hal tersebut
dalam manajemen pemerintahan bapak/ ibu.
A. Menginventasasi masalah lingkungan yang ada, menetapkan kriteria masalah
lingkungan yang menjadi prioritas untuk ditindak lanjuti dalam program
lingkungan.
B. Masalah lingkungan yang bila terjadi akan sangat berdampak mengganggu
kehidupan masyarakat banyak dalam waktu yang relatif lama, tidak masuk
dalam anggaran.
C. Masalah lingkungan yang bila terjadi akan mendatangkan keuntungan bagi
kehidupan masyarakat banyak dalam waktu yang relatif singkat, menjadi
prioritas dalam kebijakan.
D. Masalah lingkungan yang bila terjadi akan sangat berdampak mengganggu
kehidupan masyarakat banyak dalam waktu yang relatif dekat, masuk dalam
anggaran dan perencanaan.
5. Penentuan sasaran capaian suatu rencana pengelolaan lingkungan sering kali
membingungkan dan menimbulkan perdebatan. Bagaimana bapak/ibu mengatasi
hal ini?
A. Mengidentifikasi masalah lingkungan dan potensi sumberdaya alam yang akan
dimasukkan dalam kegiatan pengeolaan.
B. Menetapkan masalah dan sumberdaya alam dalam skala prioritas berdasarkan
kepentingan masa kini untuk dimasukkan kedalam program pengelolaan
lingkungan
C. Menyusun dan menentukan program-program pengelolaan lingkungan yang
dilaksanakan secara keberlanjutan.
D. Mengidentifikasi masalah lingkungan dan potensi sumberdaya alam untuk
ditetapkan anggarannya dalam skala prioritas berdasarkan ekonomi dan
kepuasan bersama.
6. Implementasi program pengelolaan lingkungan cenderung berjalan kurang efektif
dan kurang tepat sasaran, apa upaya yang dapat bapak/ibu lakukan:
A. Program pengelolaan lingkungan, harus didahului dengan mempersiapkan
sumberdaya manusia pelaksana; berupa pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan bawahan (pegawai) sesuai dalam pelaksanaan program.
B. Program pengelolaan lingkungan, harus didahului dengan studi kelayakan dan
peningkatan anggaran guna memperlus capaian pelaksanaan program.

16
C. Mengurangi personil pelaksana program pengelolaan lingungan sehingga
dengan demikian efektifitas anggaran bisa dicapai.
D. Menempatkan para ahli dibagian-bagian program sehingga sasaran program
bisa dicapai dengan tepat dan efisien.

7. Miskomunikasi internal sering menjadi penyebab kegagalan dalam implementasi


program pengelolaan lingkungan; Bagaimana bapak/ibu menangi ,masalah
tersebut.
A. Memperkuat semangat kerja tim, mengurangi kejenuhan bekerja, dan saling
memberi masukan atas berbagai persoalan yang dihadapai dalam bekerja.
B. Memperkuat hubungan dengan pihak yang turut menentukan kesuksesan
implementasi program pengelolaan lingkungan.
C. Melakukan penyamaan persepsi terhadap setiap konsep dan terminologi dalam
program yang akan dilaksanakan.
D. Melakukan penyamaan pemahaman terhadap setiap konsep dan terminologi
dalam program yang akan dilaksanakan.
8. Sering laporan akhir suatu program terkait pengelolaan lingkungan tidak bisa
dimaknai keberhasilannya, oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan
program pengelolaan lingkungan; Menurut bapak/ibu apa yang diperoleh dari suatu
kegiatan evaluasi:
A. Untuk mengetahui ketuntasan program, kendala yang dihadapi, dan efektifitas
pelaksanaan program
B. Untuk mengetahui berbagai kesalahan dalam implementasi program.
C. Untuk mendapatkan informasi terkait program yang dilaksanakan.
D. Untuk mengetahui hal-hal terkait program yang dilaksanakan terkait kontek,
masukan, proses dan produk program tersebut.
9. Kegagalan atau ketidak berhasilan suatu program pengolaan lingkungan hidup,
mengharuskan bapak/ ibu merevisi kebijakan program tersebut. Apa yang dijadikan
dasar dalam membuat revisi atas kebijakan program pengelolaan lingkungan?
A. Berdasarkan temuan dan evaluasi terhadap implementasi program pengelolaan
lingkungan yang telah direncanakan
B. Berdasarkan rapat dan hasil pertimbangan pemerintah di atasnya.
C. Berdasarkan kritikan yang dilakukan oleh lembaga seperti LSM dan mendengar
masukkan dari masyarakat.
D. Berdasarkan temuan dan evaluasi yang dilakukan oleh bawahan (pegawai)
yang telah ditunjukkan untuk itu.
10. Kegagalan suatu program pengelolaan lingkungan, menuntut penyusunan program
yang baru. Menurut bapak/ibu bagaimana menyusun program baru tersebut?
A. Dilaksanakan berdasarkan kebijakan baru yang terkait program tersebut.
B. Dilaksanakan berdasarkan penyempurnaan terhadap kekurangan-kekurang
program kerja pertama yang dipandang belum maksimal dalam pengelolaan
lingkungan.

17
C. Dilaksanakan dengan memperbaiki kinerja bawahan (pegawai), anggaran dan
masyarakat yang terlibat sehingga bisa lebih giat dalam pengelolaan
lingkungan.
D. Dilaksanakan dengan menganti konsultan yang lama dengan konsultan yang
baru
11. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan sering berbenturan dengan kegiatan
sektor pembangunan ekonomi. Bagaimana bapak/ibu mengatasi masalah ini.
A. Terus mengkominikasikan kepada bawahan (pegawai) dan masyarakat untuk
membangun komitmen bersama dan membentuk wawasan lingkungan dan
menjadikan lingkungan sebagai bagian penting dalam pembangunan Desa,
B. Mengkomunikasikan ke semua pihak bahwa lingkungan perlu mendapat
perhatian untuk diawasi dan dirawat secara berkelanjutan.
C. Terus mengkomunikasikan kepada bawahan (pegawai) dan masyarakat untuk
membangun komitmen bersama untuk menjadikan lingkungan sebagai bagian
penting dalam pembangunan Desa,
D. Lingkungan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai sumber ekonomi
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat namun melalui konsep pembangunan
berkelanjutan.
12. Masyarakat Nusa Tenggara Timur masih terus melakukan budaya tebas bakar
dalam mengolah lahan pertanian. Hal yang sama juga tentu dilakukan oleh
masyarakat di Desa bapak/ibu, bagaimana upaya bapak/ibu untuk membangun
kesadaran masyarakat untuk menghentikan budaya tabas bakar?
A. Melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat tentang efek negatif
pengelolaan lahan dengan cara tebas bakar serta.
B. Menciptakan program ekonomi alternatif bagi masyarakat agar tidak melakukan
kegiatan ekonomi dengan cara tebas bakar.
C. Membuat peraturan (Perdes/Perlur) yang melarang masyarakat untuk
melakukan tebas bakar
D. Melakukan penegakan hukum dan melibatkan aparat kemanan untuk menindak
masyarakat yang masih melaukan tebas bakar.
13. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan potensi sumberdaya alam yang dapat
dikelola baik untuk kepentingan ekonomi maupun kepentingan ekologi. Namun
dalam pengelolaan DAS sering terjadi konflik. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk
mengatasi masalah ini?
A. Pengelolaan DAS dilakukan secara kolaboratif yang berbasis masyarakat,
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah
DAS.
B. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola-pola bertani yang
aman di DAS.
C. Pengelolaan DAS diserahkan kepada pihak swasta untuk melakukan
pengelolaan bersama masyarakat demi peeningkatan ekonomi masyarakat.
D. Menyusun jadwal pemanfaatan dan penggunaan lahan DAS bagi masyarakat
sehingga semua pengguna yang bermukim di sekitar wilayah DAS dapat giliran.

18
14. Bila di wilayah bapak/ibu terdapat banyak jenis sumberdaya alam yang berpotensi
untuk dikembangkan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Bagaimana
sebaiknya dilakukan dalam pengelolaan dan pemenfaatan sumberdaya alam
tersebut sehingga tidak terjadi konflik?
A. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk memanfaatkan secara selektif
terhadap jenis sumberdaya alam yang habis pakai dan tidak habis pakai namun
harus memperhatikan keberlanjutan dari ketersediaan jenis sumberdaya alam
tersebut.
B. Membuat kebijakan yang bertujuan mengatur dan mengawasi pemanfaatan
setiap jenis sumberdaya alam yang tersedia untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat.
C. Memberi hak kepada swasta yang mampu memanfaatkan sumberdaya alam
tersebut sesuai undang-undang yang berlaku.
D. Merundingkan cara-cara pemanfaatkan sumberdaya alam tersebut dengan
semua pihak, untuk meminimalkan konflik.
15. Sasaran pemanfaatan sumberdaya alam dilaksanakan sering tidak berdasarkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Apa yang bapak/ibu lakukan
untuk mengatasi masalah tersebut?:
A. Pemanfaatan sumberdaya alam harus memperhatikan aspek-aspek berikut:
keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup, keberlanjutan produktivitas
lingkungan hidup; dan Keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan
masyarakat.
B. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana memanfaatkan
sumberdaya alam yang aman dan baik.
C. Menjelaskan kepada masyarakat makna konsep-konsep: Keberlanjutan proses
dan fungsi lingkungan hidup, keberlanjutan produktivitas, dan keberlanjutan
ekonomi.
D. Menjelaskan kepada masyarakat tentang konsep daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
16. Implementasi program pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu;
Namun sering terjadi benturan antar pihak karena perbedaan kepentingan. Apa
yang bapak/ibu lakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup.
A. Membuat kebijakkan yang terkait dengan: kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup.
B. Malaksanakan kebijakkan terkait kebijaksanaan pengelolaan, pemanfaatan,
perniagaan, pemulihan, pengawasan, dan penataan lingkungan hidup.
C. Memikirkan jalan keluar yang memuaskan semua pihak, dengan konsep win-
win solution
D. Menjalin komunikasi yang intesif sehingga konflik kepentingan bisa dihindari.
17. Bilamana komunikasi internal terganggu karena perbedaan persepsi terhadap
kebijakkan yang menjadi dasar program, pada saat pelaksanaan program
pengelolaan lingkungan. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan:
A. Langsung berinteraksi secara personal yang menghambat pelaksanaan
program dengan pendekatan persuasif.
B. Menjelaskan secara tertulis kepada kelompok-kelompok kerja langkah-langkah
yang harus diambil, agar program dapat berjalan dengan baik sesuai rencana.
19
C. Melakukan rapat atau pertemuan untuk menjelaskan kembali tentang program
sehingga tercapai persepsi yang sama.
D. Mengganti personal yang menggangu jalannya pelaksanaan program.
18. Evaluasi pelaksanaan program pengelolaan lingkungan sering mendapat kendala,
karena ada upaya menutupi kecurangan atau kesalahan. Apa tindakan yang
bapak/ibu lakukan untuk mengatasi masalah ini:
A. Evaluasi dilakukan pada tiap-tiap tahap pelaksanaan program yang sedang
berjalan, sehingga kecurangan atau kesalahan dapat diantisipasi sejak awal
kegiatan.
B. Evaluasi dilakukan bila semua pekerjaan sudah selesai dikerjakan, dengan
menghadirkan semua pihak.
C. Kegiatan menghalang-halangi evaluasi adalah melanggar hukum, oleh sebab
itu oknum yang menutup-nutupi kecurangan bias dikenai sangsi hukum
D. Tim evaluasi sebaiknya direkrut dari lembaga independen
19. Kegagalan dalam hal pendanaan maka suatu program lingkungan hidup perlu
direvisi; apa yang bapak/ ibu lakukan bila mana suatu program pengelolaan
lingkungan perlu direvisi?
A. Mengundang kembali semua stakeholder yang terkait dengan program
tersebut.
B. Bila kegagalan terjadi pada implemnetasi program pengelolaan lingkungan
karena tidak membuahkan hasil yang maksimal dan mengalami hambatan
pelaksanaan, maka semua bawahan/ pegawai yang terkait diundang untuk
membicarakan kendala apa yang terjadi
C. Bila kegagalan terjadi karena ada pihak tertentu yang melakukan invervensi
terhadap implementasi program pengelolaan lingkungan, maka pihak tertentu
tersebut akan dihadapi secara hukum.
D. Program yang sudah tersusun dan diratifikasi harus dilaksanakan apapun
alasannya.
20. Kelebihan anggaran memungkinkan disusunnya satu program lingkungan hidup
yang baru; sehingga terkesan tumpang tindih. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk
mengatasi masalah ini:
A. Kelebihan anggaran digunakan untuk program kerja yang baru yaitu mengelola
masalah lingkungan yang sama namun dalam skala yang lebih besar.
B. Program kerja yang baru digunakan utnuk mengatasi masalah lingkungan lain?
C. Program kerja yang baru bisa untuk mengatasi masalah lingkungan lain yang
telah disepakati sebelumnya dan masih berada dalam wilayah Desa.
D. Tidak bisa untuk mengatasi masalah lingkungan yang lain karena menyalahi
aturan yang lebih tinggi
21. Masalah lingkungan bisa saja terjadi setelah penyusunan anggaran. Bagaimana
sebaiknya bapak/ibu memasukkan masalah lingkungan tersebut dalam Anggaran
Pendapatan dan Pembangunan Desa (APBDes) atau Kelurahan (APBLur)?
A. Anggaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan sangat penting untuk
dimasukkan pada setiap tahun, karena lingkungan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam pembangunan Desa, oleh sebab itu tetap tersedia
anggaran untuk masalah tersebut.

20
B. Anggaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hanya dimasukkan bila
dipandang perlu, oleh sebab itu masalah yang baru muncul itu baru bisa
ditangani pada anggaran tahun depan.
C. Masalah lingkungan bukan merupakan aspek penting dalam pembangunan
Desa, oleh sebab iru kurang mendapat perhatian.
D. Masalah lingkungan yang mendesak dibiayai dengan anggaran taktis.
22. Masarakat susah diajak terlibat dalam kegiatan lingkungan hidup, pada hal Pasal 2
undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menyebutkan bahwa “partisipasi” merupakan salah satu asas
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Bagaimana upaya
bapak/ibu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk secara aktif dan
mandiri berpartisipasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?
A. Terus melakukan sosialisasi, pendekatan persuasif, dan menghimbau
masyarakat melalui spanduk permanen yang bertuliskan menfaat lingkungan
hidup bagi manusia,
B. Mengundang masyarkat secara berkala untuk sosialisasi produk hukum
lingkungan yang sesuai, dan pesan-pesan persuasif untuk menjaga kelestarian
llingkungan demi meningkatkan kesadaran lingkungan pada masyarakat.
C. Melakukan sosialisasi, pendekatan persuasif, dan menghimbau masyarakat
melalui spanduk secara temporer yang bertuliskan menfaat semua sumberdaya
alam bagi peningkatan ekonomi
D. Menmanfaat mas media secara maksimal tentang kampanye lingkungan hidup
yang serta manfaatnya peningkatan kualitas hidup dan ekonomi.
23. Selama ini sering terjadi konflik antara investor tambang dengan masyarakat lokal.
Sebagai Kepala Desa, apa sebaiknya yang bapak/ibu lakukan untuk meredam
konflik yang terjadi, karena kewenangan pertambangan ada pada pemerintah
Propinsi.
A. Melakukan pendekatan kepada pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota, agar
sebelum melakukan eksplorasi, perlu didahului dengan studi kelayakan dengan
melibatkan masyarakat seitar
B. Melakukan analisis manfaat sosial-ekonomi bagi daerah dan masyarakat atas
kehadiran investor tambang,
C. Melakukan pendekatan kepada pemerintah Propinsi dan Kabupaten/ Kota, agar
diadakan bagi hasil dengan Desa
D. Karena potensi tambang tersebut berada pada wilayah Desa, maka manfaatnya
100% untuk masyarakat sehingga tidak terjadi konflik.
24. Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di wilayah bapak/ibu
menjadi tanggung jawab bapak/ibu; oleh sebab itu apa yang menjadi perhatian
untuk dilakukan?
A. Aspek yang perlu diperhatikan dalam pengendalian pencemaran adalah
masalah hukum yang dilanggar
B. Penanggulangan kerusakan lingkungan hidup, harus meliputi pencegahan
sebelum terjadi, penanggulangan waktu terjadi dan pemulihan lingkungan
sesudah terjadi.
C. Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yaitu meliputi
perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi, program-programnya telah disusun
sebelumnya.
21
D. Selalu ada rapat rutin membahas masalah lingkungan hidup.
25. Masalah pengedalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
sebenarnya bagian yang terkait izin pengembangan suatu usaha; bila terjadi
pencemaran lingkungan akibat suatu kegiatan usaha, bagaimana hal ini ditangani
menurut bapak/ ibu:
A. Perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya; bila tidak izin usaha dicabut
B. Mengawasi seluruh kegiatan perusahaan sebelum terjadi masalah pencemaran.
C. Dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup pemerintah memeriksa
laporan AMDAL
D. Sebelum perusahaan berdiri sudah dilakukan pemberkasan terkait AMDAL
26. Sasaran pengelolaan sumberdaya alam harus memperhatikan Kapasitas Lestari
sumberdaya alam tersebut, namun pemahaman terhadap konsep lestari belum
seperti yang diharapkan: apa yang bapak/ibu lakukan:
A. Melakukan pengukuran terhadap pemahaman seluruh bawahan (pegawai)
terhadap konsep lestari
B. Melakukan pengukuran pemahaman seluruh bawahan (pegawai) terhadap
konsep keberlanjutan,
C. Melakukan pelatihan pengelolaan lingkungan dengan materi konsep
pembangunan berkelanjutan;
D. Melakukan pelatihan tentang ketersediaan dan keterbatasan sumberdaya.
27. Kendala yang sering ditemukan dalam pelaksanaan program pengelolaan
lingkungan adalah komunikasi eksternal; apa yang bapak/ibu lakukan:
A. Membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait yang turut menentukan
kesuksesan implementasi program pengelolaan lingkungan agar dapat
memberi pertimbangan.
B. Memperluas informasi dan mempublikasikan aktifitas pelaksanaan program
kerja pengelolaan lingkungan.
C. Menyelesaikan konflik yang ada antara para pihak.
D. Membangun komunikasi kemitraan antara pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan program.
28. Sering kali out put atau out come dari suatu program belum seperti yang
diharapkan; apa yang bapak/ ibu lakukan:
A. Menyusun perangkat evaluasi yang baku, yang dibutuhkan dalam
mengevaluasi pelaksanaan program pengelolaan lingkungan
B. Menyusun format yang memuat item-item yang dievaluasi
C. Membentuk tim khusus evaluasi
D. Setiap kelompok kerja membuat format evaluasi masing-masing sesuai dengan
bidang tugas.
29. Revisi terhadap program pengelolaan lingkungan sering kali dibutuhkan; apa yang
bapak/ibu lakukan: Pihak mana yang mempunyai kewenangan untuk membuat
revsisi terhadap program pengelolaan lingkungan?
A. Memanggil Tim pengkaji yang telah dibetuk sesuai Surat Keputusan Kepala
Desa.
B. Menugaskan Tim evaluasi yang telah dibentuk sesuai Surat Keputusan Kepala
Desa, untuk melakukan revisi program.
C. Melakukan rapat koordinasi yang dihadiri seluruh stake holders
D. Membentuk tim baru untuk melakukan revisi
22
30. Keberlanjutan program pengelolaan lingkungan hidup sangat ditentukan oleh out
put atau out come program yang sebelumnya. Apa yang bapak/ibu lakukan bila out
put atau out come tidak seperti yang diharapkan:
A. Program pengelolaan lingkungan yang baru harus bisa melengkapi program yang
sebelumnya.
B. Program pengelolaan lingkungan yang baru menggantikan program yang
sebelumnya.
C. Menyusun program baru berdasarkan program yang lama, untuk mengatasi
kesalahan yang ada.
D. Evaluasi penyebab kesalahan-kesalahan program yang lama.

23
INSTRUMEN KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN

I. Identitas Responden

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Kelurahan :
Kecamatan :
No. HP (kalau boleh) :

II. Petunjuk Pengisian:

Bapak/ibu yth.

Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan bagi bapak/ibu sebagai bawahan dari

bapak lurah sebagai pemimpin. Untuk itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur sesuai dengan kenyataan, pemahaman,

pengalaman, kejadian serta persepsi bapak/ibu. Jawaban dapat dipilih dengan cara

melingkar pada satu opsi saja dari semua opsi yang tersedia, dengan ketentuan sebagai

berikut:

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang atau E. Tidak Pernah

III. Pertanyaan.

1. Sebagai pemimpin, bapak lurah menghasilkan ide-ide baru yang mempengaruhi


pandangan bawahan....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

2. Mengarahkan dan memberi petunjuk kepada bawahan untuk mencari solusi dengan
cara-cara baru....

24
A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang
D. Jarang E. Tidak Pernah

3. Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk membangkitkan semangat kerja


bawahan....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

4. Melakukan sosialisasi kepada msayarakat tentang kebijakan atau program kerja yang
telah disepakati ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

5. Melakukan pendekatan persuasif dan mendengarkan keluhan kelompok masyarakat


tentang suatu persoalan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

6. Bagi pengusaha atau masyarakat yang melakukan perusakan terhadap lingkungan di


wilayah kelurahan, dipanggil untuk didengarkan alasan mereka, lalu memberi
pengarahan agar bisa memperbaiki pandangan mereka ….

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

7. Ketika bawahan keliru menafsirkan kebijakan, sebagai atasan memberikan suatu


contoh untuk ditiru ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

8. Membangun pemahaman yang sama bagi bawahan dan masyarakat untuk sama-
sama beriktiar memajukan wilayah kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

9. Mendorong agar program pembangunan kelurahan menjiwai bawahan setiap hari ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

10. Memberi inspirasi kepada bawahan untuk berpacu dalam pencapaian program kerja
pada bidang tugas masing-masing ....
25
A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang
D. Jarang E. Tidak Pernah

11. Mensosialisasikan setiap program pembangunan kelurahan kepada bawahan dan


masyarakat.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

12. Mendorong masyarakat pada tiap-tiap RT/RW untuk berkreasi menciptakan program
kegiatan yang dapat dibiayai oleh pihak kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

13. Memberi arahan bagi bawahan dan masyarakat untuk mengatasi masalah yang
sedang terjadi ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

14. Mendorong bawahan untuk menunjukkan kinerja yang baik sebagai suatu pendekatan
dan menjadi contoh bagi masyarakat ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah
15. Menciptakan iklim kerja yang harmonis baik antara atasan dan bawahan/pegawai
maupun antara sesama bawahan/pegawai ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

16. Dalam menghadapi setiap sikap dan tindakan bawahan yang bertentangan dengan
kebijakan pimpinan, sebagai pemimpin, bapal lurah memberi kesempatan kepada
bawahan untuk menjelaskan alasan untuk dibahas bersama agar menemukan
solusi ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

17. Memberi pelatihan kepada RT/RW dan masyarakat dalam mendesain program kerja di
lingkungan masing-masing ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

26
18. Membantu dan mengarahkan bawahan/pegawai yang berulang kali melakukan
kesalahan terhadap suatu perkerjaan yang sama ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

19. Membantu bawahan/pegawai dan masyarakat untuk mampu menemukan arti dari
suatu kerja sama untuk membangun kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

20. Sabar dalam melakukan pendekatan dengan terus memotivasi terhadap sekelompok
masyarakat yang tidak bersemangat menjalankan kebijakan yang sudah ditetapkan....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

21. Mendorong bawahan dan masyarakat untuk bekerja keras, agar tercapai suatu target
pekerjaan, sehingga terbentuk rasa bangga....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

22. Bila ada kebijakan kelurahan ditolak oleh masyarakat, sebagai pemimpin melakukan
pendekatan persuasif dan mengajak untuk mendiskusikan bersama guna
menemukan kesepakatan bersama….

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

23. Memberi pujian kepada bawahan dan masyarakat yang berinovasi dalam membangun
Kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

24. Memberi pertimbangan target waktu kepada bawahan/pegawai dan masyarakat untuk
menyelesaikan masalah pada suatu program kerja ….

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

25. Melakukan pendekatan personal terhadap bawahan yang tidak tuntas dalam
menyelesaikan tugas....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


27
D. Jarang E. Tidak Pernah

26. Memberikan pendekatan persuasif terhadap bawahan untuk meningkatkan komitmen


dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah kelurahan
untuk mewujudkan Good Green Local Government.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

27. Memberikan perhatian secara persuasif terhadap bawahan/pegawai yang mempunyai


masalah dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai bidang tugas ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

28. Memberi nasihat kepada bawahan/pegawai atau masyarakat agar berpacu dalam
berprestasi ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

29. Mendahului bawahan/pegawai dan masyarakat dalam memberi ucapan selamat atas
prestasi yang telah mereka capai ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

30. Memotivasi bawahan dan melakukan pendekatan serta memberikan pemahaman


terhadap pihak terkait agar kebijakan pemerintah dapat diterima dan dilaksanakan....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

31. Mendorong bawahan untuk menguasai semua produk hukum (regulasi) yang
berhubungan dengan pembangunan kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

32. Memberi petunjuk teknis kepada bawahan, agar setiap tahun minimal menghasilkan
satu program kerja inovasi yang sesuai dengan permasalahan yang menonjol di
wilayah kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

28
33. Melibatkan semua pemangku kepentingan (stake holders) dalam penyusunan program
kerja penataan lingkungan padawilayah kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

34. Mendorong inovasi untuk mendesain pesan publik atau sosialisasi kepada masyarakat
berupa spanduk permanen tentang semua program kerja tahunan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

35. Dalam upaya menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat, tidak harus
diselesaikan secara hukum, namun dapat diselesaikan berdasarkan pendekatan sosial
budaya ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

36. Memberikan motivasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pengelolaan sampah yang
ada pada wilayah kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

37. Melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan, guna mendapat


dukungan masyarakat ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

38. Mendengarkan pertimbangan bawahan pada saat penyusunan program kerja


kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

39. Memberi petunjuk kepada bawahan baik dalam penyusunan program kerja atau
meneyelesaikan tugas-tugas rutin ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

40. Memberi arahan dan contoh kapada bawahan dalam proses penyusunan anggaran
dan proram kerja ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


29
D. Jarang E. Tidak Pernah

41. Mengungkapkan rasa bangga kepada keompok masyarakat yang berhasil


menyelesaikan program kerja yang diturunkan dari kelurahan ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

42. Mendorong bawahan untuk merumuskan program kerja yang sesuai dengan karakter
spesifik kelurahan dalam bidang lingkungan hidup ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

43. Melakukan pendekatan dengan memberikan indikator capaian kinerja kepada


bawahan pada setiap bidang tugas ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

44. Program kerja dan rencana anggaran setiap tahun disosialisasikan kepada
masyarakat ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

45. Mendorong rasa bangga pada bawahan bila menghasilkan ide-ide baru dalam bekerja
dan pada saat menyelesaikan masalah ....

A. Selalu B. Sering C. Kadang-Kadang


D. Jarang E. Tidak Pernah

NSTRUMEN PENGETAHUAN KONSERVASI

I. Identitas Responden

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :

30
Kelurahan :
Kecamatan :
No. HP (kalau boleh) :

II. Petunjuk Pengisian:

Bapak/ibu yth.

Berikut ini adalah sejumlah pernyataan untuk dijawab oleh bapak/ibu.Untuk itu,

mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab pernyataan-pernyataan berikut ini dengan

sejujurnya sesuai dengan kenyataan, pemahaman, pengalaman, kejadian serta persepsi

bapak/ibu. Jawaban dapat dipilih dengan cara memilih (lingkari) satu pilihan yang paling

tepat dengan cara melingkari pilihan B (Benar) atau S (Salah).

III. Pertanyaan

1. B__S Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan kedalam tiga katagori, yaitu


Keanekargaman gen (genetic diversity), Keanekaragaman spesies (spesies diversity),
dan Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity).

2. B__S Upaya yang dilakukan seorang petani dengan cara mengumpulkan daun dan
ranting tumbuhan lapuk lalu ditaburkan di atas permukaan lahan merupakan usaha
koservasi lahan.

3. B__S Menanam jenis tumbuhan beringin di sekitar sumber mata air merupakan usaha
konsevasi air.

4. B__STaman Nasional Komodo merupakan contoh konservasi ekosistem dan


keanekaragaman Hayati

5. B__S Salah satu menfaat dari konservasi Terrumbu Karang yaitu sebagai tempat
pemijah berbagai jenis ikan laut.

6. B__S Populasi Gajah di Sumatra terancam punah merupakan akibat dari kerusakan
habitat pada ekosistem hutan oleh manusia yang menebang hutan secara tidak
teratur.

31
7. B__S Lahan tidak produktif yang menyebar luas di wilayah NTT perlu, diubah menjadi
lahan yang subur dan produktif dengan konsep alamiah, yang hasilnya tidak hanya
berdampak ekonomi, namun juga memiliki andil untuk menekan pemanasan global
(global warming).

8. B__S Perlu ada kawasan percontohan reforestasidalam pengendalian deforestasipada


setiap wilayah merupakan upaya konservasi hutan.

9. B__S Hutan Taman Wisata Alam Camplong di Timor merupakan contoh konservasi
ekosistem kawasan.

10. B__S Larangan menangkap ikan dengan menggunakan bom dimaksudkan agar tidak
merusak berbagai jenis ikan dan ekosistem dasar laut.
11. B__S Prinsip dasar konservasi Keanekaragaman Hayati yaitu untuk mencegah
kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.

12. B__S Tanaman jenis tumbuhan Leguminoceae dapat bermenfaat dalam


meningkatkan kesuburan tanah.

13. B__S Penggundulan hutan secara besar-besaran dapat berakibat pada kehilangan
sumber plasma nutfah di hutan.

14. B__S Kelestarian ekosistem suatu kawasan selain untuk melindungi berbagai jenis
hewan dan tumbuhan, juga bernefaat untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan
sumber-sumber air.

15. B__S Penggunaan pupuk dan pestisida organik yang berlebihan oleh petani dapat
memnganggu ekosistem perairan.

16. B__S Konservasi berbagai jenis flora dan fauna bermenfaat bagi kelestarian jenis flora
demi menjaga keseimabnagn ekosistem.

17. B__S Upaya konservasi tanah dapat meningkatkan kesuburan lahan pertanian.

18. B__S Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat penting untuk menjaga
ketersediaan air bagi kehidupan di daerah hilir.

19. B__S Kawasan Konservasi Ekosistem Gunung Gede Pangrango bermenfaat ekonomi
antara lain sebagai sumber air bagi industri air mineral dan ketersediaan air pagi
daerah persawahan.

32
20. B__S Semua jenis ikan mempunyai nilai dalam menjaga keseimbangan ekosistem
laut.

21. B__SKonservasi ex-situ" ialah konservasi komponen-komponen


keanekaragaman hayati di luar habitat alaminya

22. B__SPerencanaan Konservasi Tanah dan Air harus memperhatikan rencana tata
ruang wilayah sebagai mana diatur dalam pasal 10 undang-undang Nomor 37 Tahun
2014 Tentang Konservasi Tanah dan Air.

23. B__SHutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.

24. B__SCagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

25. B__S Asas pemenfaatan sumberdaya kelautan, yaitu pemenfaatan secara


berkelanjutan untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan bagi generasi sekarang
tanpa mengorbangkan generasi mendatang.

26. B__S Konservasi biologi dikatakan sukses bila suatu spesies dan komunitas biologi
telah terlindungi dan dapat pulih kembali.

27. B__S Menjaga keseimbangan unsur hara dalam tanah meruapakn konservasi tanah.

28. B__S Menjaga kelestarian hutan berarti sudah menyelamatkan air bagi kehidupan.

29. B__STaman nasional adalah kawasan konservasi alam yang memiliki fungsi ganda,
yaitu perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan jenis
tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya..

30. B__S Jenis-jenis hewan yang hidup di perairan payau atau muara perlu dilestarikan
karena merupakan jenis-jenis hewan peralihan antara ekosistem laut dengan
ekosistem air tawar.

31. B__S Negara Indonesia merupakan negara megabiodiversitas karena negara yang
mempunyai Keanekaragaman Hayati tertinggi setelah Brasil.

32. B__S Kerusakan lahan juga merupakan akibat dari penggundulan hutan.

33
33. B__S Luas hutan tropis yang ada di Indonesia perlu dijaga karena sangat bermenfaat
dalam pengendalian peningkatan suhu global.

34. B__S Perlindungan kawasan hutan tropis di Kalimantan juga bermenfaat untuk
melindungi berbagai jenis kera dan Simpanse.

35. B__S Budaya tahunan dalam perburuan Ikan Paus pada Suku Lamaholot di Pulau
Adonara Kabupaten Flores Timur sangat berbahaya bagi penurunan populasi Ikan
Paus.

36. B__S Mengenali dan mengklasifikasi spesies adalah langkah dasar dan tujuan utama
dalam biologi konservasi.

37. B__S Salah satu prinsip koservasi tanah yaitu harus meningkatkan penutupan
permukaan tanah.

38. B__SKonservasi air merupakan penggunaan air seefisien mungkin. Misalnya,


penggunaan air untuk pertanian yaitu dengan mengatur waktu aliran air sehingga
ketersediaan air dapat terjaga pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim
penghujan dapat diatur sehingga lahan pertanian tidak rusak karena terendam oleh
air.

39. B__S Integritas ekosistem atau ekologi adalah kemampuan suatu ekosistem untuk
menaungi dan mempertahankan sebuah komunitas dalam jangka waktu yang
panjang, serta kemampuan mempertahankan komposisi jenis dan fungsi ekosistem
yang ada di dalamnya.

40. B__S Ekosistem laut dan pesisir adalah kesatuan organisme atau mahluk hidup
(biotik) yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisik (abiotik). Sehingga
Komponen ekosistem laut dan pesisir yang perlu dikonservasi terdiri dari terumbu
karang, mangrove dan lamun.

34

Anda mungkin juga menyukai