Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aqilla Khaizuran Putra Sudrajat

NIM : 22/505941/SV/22004

Kelas :B

a. Tema

Peneliaian efektivitas suatu kawasan

b. Judul

Penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi Taman pesisir mangrove baros


kabupaten bantul

c. Tujuan

Menilai efektivitas pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Pesisir Mangrove Kabupaten


Bantul sebagai acuan dalam menentukan prioritas dan strategi pengelolaan kawasan.

d. Alasan Memilih

Alasan saya memilih penelitian dengan topik penilaian efektifitas pengelolaan kawasan
konservasi taman pesisir mangrove kabupaten bantul karena beberapa aspek yaitu:

1. Lingkungan yang dikenal dengan sebutan mangrove sangat penting bagi kesejahteraan
sosial, ekonomi, dan ekologi penduduk Kabupaten Bantul. Selain memberikan tempat
hidup bagi berbagai jenis flora dan satwa liar, hutan bakau juga mengurangi dampak
tsunami, mengurangi erosi laut, dan memberikan akses masyarakat terhadap makanan dan
sumber daya keuangan lainnya.
2. Pengelolaan mangrove dengan efektif dapat membawa manfaat langsung dan tidak
langsung bagi masyarakat, seperti meningkatkan kesehatan, mengurangi kemiskinan, dan
memperluas pilihan pekerjaan.
3. Pengelolaan mangrove dengan efektif dapat membawa potensi ekonomi yang besar, seperti
dari hasil ekstraksi, perikanan, eko-tourisme, dan industri lainnya.
Dengan penelitian ini, kita dapat memahami lebih dalam cara mengoptimalkan pengelolaan
kawasan konservasi Taman pesisir mangrove baros kabupaten Bantul, yang akan membawa
manfaat langsung dan tidak langsung bagi masyarakat, ekosistem, dan lingkungan

e. Teknik pengambilan data

Untuk penelitian ini diperlukan data primer dan sekunder. Data primer merupakan
informasi yang diperoleh dari observasi langsung di lapangan serta temuan wawancara informan.
Selanjutnya, data sekunder dikumpulkan dengan mengumpulkan catatan penelitian yang dilakukan
di wilayah tersebut serta dokumentasi yang berkaitan dengan operasional pengelolaan kawasan.
Dalam pengumpulan data primer melalui wawancara, metode purposive sampling digunakan
untuk mengidentifikasi sumber data, dan wawancara terstruktur digunakan sebagai gaya
wawancara. Pihak pengelola kawasan Taman Pesisir Mangrove Baros yang meliputi kepala bidang
wisata KP2B, kepala Desa Tirtohargo, dan ketua KP2B sebagai organisasi pengelola kawasan
menjadi informan utama dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan sesuai dengan aturan
wawancara yang telah disiapkan atau serangkaian pertanyaan; bentuk wawancara ini dikenal
sebagai wawancara terstruktur. Matriks penelitian untuk penelitian ini mencakup panduan
wawancara.

f. Teknik pengolahan data

Metode pengolahan dalam penelitian ini yaitu ada dalam masing-masing data yaitu

1. Bahaya Pengelolaan
Teknik evaluasi METT mengkaji dan mengkategorikan bahaya yang ditemui
selama pengelolaan kawasan konservasi sebagai bagian dari kriteria penilaian elemen
konteks. Data primer dan sekunder yang ditemukan kemudian diidentifikasi. Identifikasi
bahaya kawasan konservasi dilakukan dengan memilih skala bahaya (tinggi, sedang,
rendah, dan N/A (tidak ada atau tidak berlaku) dan memberikan informasi mengenai
kondisi bahaya (Dirjen KSDAE, 2015).
2. Efektivitas Pengelolaan
Data utama dan data sekunder yang terkumpul kemudian diolah dan dijadikan
masukan untuk evaluasi, dengan penyesuaian terhadap matriks yang dihasilkan. Matriks
penilaian sesuai dengan pendekatan METT, yang kemudian disesuaikan dan disesuaikan
dengan batasan penelitian. Penilaian didasarkan pada skala dasar 0 (buruk) hingga 3
(sangat baik) (Dirjen KSDAE, 2015) dan diberikan dalam format tabel.

g. Analisis data

1. Bahaya yang dihadapi


Bahaya yang ditemukan kemudian didokumentasikan secara deskriptif
menggunakan klasifikasi bahaya standar METT saat ini.
2. Efektivitas pengelolaan
Temuan yang telah diolah dalam bentuk skor kemudian diolah kembali untuk
mendapatkan nilai efektivitas. Efektivitas pengelolaan dinilai dengan menggunakan
rumus :

Anda mungkin juga menyukai