Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PROGRAM ENGINE OFF SEKOLAH ADIWIYATA

DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN


A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungannya dengan lingkungan hidup.
Hal ini dikarenakan segala kebutuhan hidup manusia pada dasarnya bergantung pada
kondisi lingkungan hidup. Lingkungan hidup merupakan ruang yang didalamnya terdapat
hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan sumber daya alam.
Manusia selalu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam
memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi lingkungan hidupnya.

Perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat menimbulkan


pengaruh yang positif maupun negatif. Apabila manusia tidak bijak dalam memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia, maka akan menimbulkan permasalahan lingkungan.
Permasalahan lingkungan hidup baik berupa pencemaran hingga kerusakan lingkungan
sudah sering membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Hal ini selaras
dengan yang diutarakan Syukri Hamzah (2013:1) bahwa sikap dan perilaku manusia akan
menentukan baik dan buruknya kondisi suatu lingkungan.

Berdasarkan interaksi manusia dengan lingkungan tersebut dan adanya bencana


dan kerusakan alam yang menyebabkan perubahan-perubahan keadaan alam dan
lingkungan di Indonesia, maka dibutuhkan suatu pengelolaan dan pemeliharaan
lingkungan. Program “Sekolah Adiwiyata” merupakan salah satu jalan keluar melalui
pendidikan. Pengetahuan terkait kondisi alam dan lingkungan juga semua tindakan
pencegahannya menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui para siswa di lingkungan
sekolah. Pengetahuan tentang lingkungan akan membuat para siswa mengerti tentang
permasalahan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baik lingkungan biotik
maupun non biotik.

Menurut Undang-Undang No 32 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Seperti
yang sudah dijelaskan dalam undang-undang bahwa lingkungan hidup membutuhan
pelestarian agar terhindar dari segala permasalahan lingkungan hidup. Menurut Syukri
Hamzah (2012:14), pengelolaan lingkungan yang dilakukan dapat dikatakan efektif
tergantung dari upaya mengadopsi etika yang baik dalam berperilaku. Perilaku yang
dimaksud adalah perilaku yang ramah dan peduli dengan keadaan lingkungan.

Melihat persoalan pengelolaan lingkungan tersebut pemerintah berkomitmen


dalam menjaga lingkungan dari kerusakan melalui pendidikan. Untuk mendukung
Perlindungan dan Pengelelolaan Lingkungan Hidup di sekolah, maka Kementerian
Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mengembangkan program pengelolaan lingkungan yang di sebut program Adiwiyata.
Tujuan dari Program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola
sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Keuntungan dalam
mengimplemtasikan program Adiwiyata bagi sekolah adalah sekolah dapat menciptakan
tempat pembelanjaran tentang nilai-nilai pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dengan upaya meningkatakan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan melalui kegiatan pengendalian pengendalian pencemaran, pengendalian
kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga tercipta kondisi belajar-
mengajar yang lebih kondusif untuk siswa. Sementara manfaat peogram Adiwiyata bagi
siswa adalah untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan memahami
betapa pentingnya memelihara lingkungan yang baik.

Salah satu SMA di Kabupaten Bantul yang menerapkan program Adiwiyata


adalah SMA N 1 Banguntapan. Terdapat juga program unggulan Adiwiyata di SMA N 1
Bangutapan yaitu Engine Off . Engine Off adalah suatu kegiatan yang bertujuan
mengurangi polusi udara,dengan cara mewajibkan seluruh Siswa, Guru, dan Karyawan
untuk mematikan semua  kendaraan bermotor di dalam area sekolah, dengan kegiatan
demikian nantiya diharapkan akan tumbuh kesadaran di dalam diri siswa supaya peduli
akan lingkungan. Dan nantinya dapat menularkan ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Adiwiyata yang dicanangkan di SMA
NEGERI 1 BANGUNTAPAN untuk menekan angka polusi di bumi.
Namun dalam implementasi program Engine Off Adiwiyata di SMA Negeri 1
Banguntapan masih dapat ditemui beberapa hambatan, diantara peran guru yang
dianggap penting, akan tetapi masih ada guru atau pun siswa yang sengaja tidak ikut
menjalankan program ini.

Dari implementasi yang dijalankan belum ada evaluasi secara keseluruhan yang
dilakukan. Evaluasi hanya dilakukan sebagai kegiatan rutinitas dari berjalannya program.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti ingin meneliti keberlangsungan program dilihat
dari evaluasi progra secara menyeluruh.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah terkait pelaksanaan program Engine Off sekolah lingkungan
hidup (Adiwiyata) sebagai berikut:

1. Dukungan guru dan siswa sekolah sangatlah tinggi dalam menanggapi program
Engine Off sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan

2. Penyusunan jadwal pelaksanaan program yang kurang pada program Engine Off
sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan

3. Pembagian jobdes program yang tidak tersusun pada program Engine Off sekolah
adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan

4. Terbatasnya sarana prasarana untuk program Engine Off sekolah adiwiyata di SMA
Negeri 1 Banguntapan

5. Belum adanya evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program Engine Off
sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ada, permasalahan berfokus pada evaluasi
komponen-komponen pelaksanaan program Engine Off sekolah adiwiyata di SMA
Negeri 1 Banguntapan. Model evaluasi menggunakan evaluasi CIPP, sehingga kegiatan
evaluasi mencakup komponen konteks, komponen masukan, komponen proses, dan
komponen hasil program Engine Off.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi dilihat dari komponen konteks terkait dengan program Engine
Off sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan?
2. Bagaimana evaluasi dilihat dari komponen masukan terkait dengan program Engine
Off sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan?
3. Bagaimana evaluasi dilihat dari komponen proses terkait dengan program Engine Off
sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan?
4. Bagaimana evaluasi dilihat dari komponen hasil terkait dengan program Engine Off
sekolah adiwiyata di SMA Negeri 1 Banguntapan?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan proses evaluasi dilihat dari komponen konteks terkait dengan
program Engine Off Sekolah Adiwiyata di SMA N 1 Banguntapan.
2. Untuk mendeskripsikan proses evaluasi dilihat dari komponen input terkait dengan
program Engine Off Sekolah Adiwiyata di SMA N 1 Banguntapan.
3. Untuk mendeskripsikan proses evaluasi dilihat dari komponen proses terkait dengan
program Engine Off Sekolah Adiwiyata di SMA N 1 Banguntapan.
4. Untuk mendeskripsikan proses evaluasi dilihat dari komponen hasil terkait dengan
program Adiwiyata Engine Off Sekolah di SMA N 1 Banguntapan.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan tentang teori
evaluasi program bagi peneliti serta sebagai referensi bagi pembaca untuk
memperdalam kajian teori dan pengetahuan tentang evaluasi program.
b. Sebagai referensi ilmu pengetahuan untuk mengkaji pendidikan berbasis
lingkungan.
c. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan tentang perilaku peduli lingkungan
hidup.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan tentang pelaksanaan program Adiwiyata di sekolah.
2) Sebagai acuan dalam mewujudkan perilaku peduli lingkungan hidup di
kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Sekolah
Sebagai proses evaluasi dan masukan untuk sekolah dalam melaksanakan
program Adiwiyata dan juga ketika merencanakan program baru dapat digunakan
sebagai pertimbangan yang sebaik-baiknya.
c. Bagi Guru
Sebagai pengetahuan tentang pentingnya metode pembelajaran yang berbasis
Lingkungan Hidup dalam proses belajar mengajar.
d. Bagi Siswa
1) Menambah motivasi siswa untuk belajar di sekolah.
2) Meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik siswa.
e. Bagi Dinas Pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk pembuatan program yang lebih mendukung
kelestarian lingkungan hidup
f. Bagi Dinas lingkungan Hidup
Sebagai bahan referansi dan evaluasi untuk pembuatan kebijakan lingkungan
hidup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Evaluasi Pogram

B. Proses Belajar Mengajar

C. Pemanasan Global

D. Engine Off

E. Penelitian yang Relevan

F. Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian Deskriktif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual
dan sifat populasi tertentu. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu. Dalam anti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam
cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan,
mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun
penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode
deskriptif.
Sedangkan pendekatan penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Kuantitatif menurut
Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713) adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian
empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numeric
dari pada naratif. Sedangkan menurut Cooper dan Schindler (2006:229), riset kuantitatif
mencoba melakukan pengukuran yang akurat terhadap sesuatu.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menggambarkan secara jelas, tepat, dan rinci
tentang kondisi, perilaku, maupun segala kegiatan yang terjadi di SMA Negeri 1
Banguntapan terkait Engine Off yang diterapkan di sekolah tersebut. Oleh karena itu peneliti
menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

B. Setting penelitian
Penelitian tentang evaluasi Program Engine Off ini dilaksanakan di :
Lokasi penelitian : SMA Negeri 1 Banguntapan
Alamat : Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul, DIY
Peneliti memilih sekolah tersebut karena SMA Negeri 1 Banguntapan merupakan
salah satu dari sekolah adiwiyata yang menyelenggarakan program Engine Off di wilayah
Yogyakarta. Penelitian ini akan meneliti tentang evaluasi Program Engine Off di SMA N 1
Banguntapan secara menyeluruh mulai dari komponen konteks, komponen masukan,
komponen proses, dan komponen hasil. Penelitian diperkirakan mulai dilakukan dari .....
hingga peneliti telah memperoleh data yang diperlukan.

C. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang diperlukan sebagai pemberi keterangan
atau penjelasan data penelitian yang merupakan orang-orang yang terlibat dalam
pelaksanaan Engine Off adalah:
1. Kepala sekolah
2. Guru dan karyawan
3. Peserta didik

D. Objek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian evaluasi menggunakan model
CIPP terdiri dari komponen konteks, masukan, proses, dan hasil dalam pelaksanaan Engine
Off. Peneliti menggunakan model CIPP untuk mengetahui secara rinci berjalannya program
dilihat dari komponen-komponen pendung terlaksananya Engine Off.
Komponen konteks terdiri dari tujuan pelaksanaan dan indikator ketercapaian
program. Komponen masukan meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana, dan
kurikulum. Kemudian komponen proses ditinjau dari pelaksanaan program. Terakhir
komponen hasil meliputi sikap peserta didik setelah berjalannya program.

E. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :
1. Observasi
Kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713) adalah
pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa,
dan menampilkan data dalam bentuk numeric dari pada naratif. Sedangkan menurut
Cooper dan Schindler (2006:229), riset kuantitatif mencoba melakukan pengukuran
yang akurat terhadap sesuatu.
Pada teknik ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif mengamati secara
langsung dan menyeluruh kegiatan di SMA Negeri 1 Bangutapan yang berkaitan
dengan Engine Off. Pengamatan baik dari aktivitas siswa, guru, dan karyawan.
2. Wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2009: 72) memaparkan bahwa “a meeting of two
persons to exchange information and idea through question and responses, resulting
in communication and joint construction of meaning about a particular topic”.
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara secara mendalam dengan melakukan
wawancara secara berkali-kali dan membutuhkan waktu sehingga memperoleh
informasi secara lengkap dan rinci mengenai komponen konteks, masukan, proses,
dan hasil dalam pelaksanaan program Engine Off untuk mengevaluasi program
Engine Off.
3. Studi dokumen

Menurut Danial (2009: 79), studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah


dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah
penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data
penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Dalam penelitian ini, studi dokumen dilakukan dalam bentuk hardcopy dan
softcopy. Dokumen hardcopy seperti dokumen resmi dan dokumen pribadi.
Dokumen resmi berupa surat penting, laporan rapat, pengumuman, atau aturan suatu
lembaga. Sedangkan dokumen pribadi bisa berupa surat pribadi dan otobiografi.
Untuk dokumen softcopy berupa foto, blog, dan halaman web.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat pengumpul data, dala penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian. Instumen penelitian yang utama yaitu peneliti itu
sendiri. Menurut Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur (2012:95) menyatakan bahwa
human instrument dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai alat yang dapat
mengungkap fakta-fakta yang terjadi di lokasi penelitian.Tidak ada instrumen lain yang
lebih fleksibel dan tepat untuk mengungkap data kualitatif selain peneliti itu sendiri. Peneliti
yang lebih mengerti dalam mulai dari penetepan fokus penelitian, pemilihan informan,
analisis data sampai pembuatan kesimpulan dalam penelitian. Peneliti juga yang melakukan
interaksi langsung dengan apa yang terjadi di lapangan dan tidak terbatas dalam
menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data. Disamping itu peneliti juga
membutuhkan beberapa panduan untuk membantu dalam dalam pengmpulan data
diantaranya:
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berupa draf mengenai aspek yang akan ditanyakan yang
nantinya juga bisa digunakan sebagai pengecek apakah ada aspek yang terlewat.
Dengan pedoman wawancara memudahkan proses wawancara dan juga wawacara tidak
keluar dari pokok permasalahan.
2. Pedoman observasi
Pedoman observasi dibuat untuk mempermudah pengumpulan data. Pembuatan
pedoman observasi harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Menurut Haris
Herdiansyah (2013:155) fungsi dari pedoman observasi adalah mempermudah peneliti
karena dapat memberi patokan dan batasan dari proses observasi yang akan dilakukan.
3. Pedoman dokumentasi
Pedoman ini dapat berupa check list dokumen yang diperlukan dalam penelitian.
Sehingga tidak ada dokumen yang terlewatkan dalam memperoleh data.

G. Keabsahan data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini, kriteria utama terhadap data hasil penelitian
adalah, valid, reliabel, dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan. Dengan demikian data
yang valid adalah data “ yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesunguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam hal reabilitas, Susan
Stainback (1998) menyatakan bahwa “ reability is often defined as the consistency and
stability of data or findings. From a positivistic perspective, reability tipically is considered
to be synonymous with the consistency of data by observations made by different
researchers (e.g interrater reability), by the same researcher at different times (e.g test
retest), or by splitting a data set in two parts (split half)” reabilitas berkenaan dengan
derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik
(kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang
sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan
data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang
tidak berbeda

H. Teknik analisis data penelitian


Analisis data merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari pengumpulan data,
seorang peneliti yang melakukan pengumpulan data, maka pada saat itu juga dilakukan
analisi data. Sehingga dalam prosesnya analisis data dan pengumpulan data merupakan
langkah bolak-balik sampai dapat diperoleh kesimpulan yang akan didapat ketika data
mencapai titik jenuh. (Uhar Suharsaputra. 2014:214).
Berdasarkan komponen tersebut makan analisis data dalam penelitian ini
diantaranya:
1. Pengumpulan data
Komponen pengumpulan data merupakan bagian berintegral dari kegiatan analisis data,
hal itu karena saat pengumpulan data peneliti akan otomatis melakukan reduksi dan
penyajian data serta melakukan perbandinganperbandingan untuk memperkaya data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai teknik dan dari beberapa
sumber.teknik tersebut antara lain wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
2. Reduksi data
Setelah semua data diperoleh maka dilakukan reduksi data yang merupakan pengolahan
data yang diperoleh. Pengolahan tersebut berupa pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerhanaan dan transformasi data yang diperoleh dari lapangan menjadi sebuah
rangkuman sesuai dengan fokus penelitian.
3. Penyajian data
Penyajian data dilakukan untuk menyistematiskan data yang telah direduksi sehingga
terlihat gambaran secara keseluruhan. Semua dirancang untuk menggabungkan
informasi yang didapat sehingga dapat disusun menjadi suatu bentuk yang padu dan
dapat dipahami. Jika dirasa perlu maka bisa dilakukan penggalian data kembali.
Penyajian data dapat berbentuk uraian singkat, bagan, atau flowchart.
4. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan awal dalam penelitian masih masih bisa berubah atau bersifat sementara.
Namun jika kesimpulan yang diperoleh dalam tahap awal telah didukung dengan bukti
yang valid pada saat pengumpulan data dilapangan maka kesimpulan tersebut
merupakan kesimpulan yang kredibel dan terpercaya. Kesimpulan harus diverifikasi
selama penelitian berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai