Nim : 203020303073
Kelas : C
Jurusan : Akuntansi
1. Untuk mengelola kedua jenis sumber daya alam, yaitu sumber daya yang dapat
diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui, diperlukan kebijakan yang
berbeda. Berikut adalah contoh kebijakan yang dapat dilakukan untuk kedua
jenis sumber daya alam di Indonesia:
a. Sumber Daya Alam Dapat Diperbaharui (Renewable Resources):
1) Pertanian berkelanjutan: Mendorong praktik pertanian
berkelanjutan dengan mempromosikan penggunaan pupuk
organik, irigasi yang efisien, dan penanaman kembali tanaman.
Hal ini akan membantu menjaga keberlanjutan produksi
pertanian dan mengurangi kerusakan lingkungan.
2) Konservasi hutan: Menerapkan kebijakan yang mendukung
perlindungan hutan dan ekosistem terkait, seperti hutan tropis
dan hutan mangrove. Pemerintah dapat mengimplementasikan
program penghijauan, melibatkan komunitas lokal dalam
pengelolaan hutan, dan memperkuat penegakan hukum
terhadap kegiatan pembalakan ilegal.
Nim : 203020303073
Sumber : https://chat.openai.com/c/db8598c1-da89-491d-9fc2-503e35aee5d5
Nama : Sri Agustina Lisa
Nim : 203020303073
Kelas : C
Jurusan : Akuntansi
Nim : 203020303073
Sumber : https://chat.openai.com/c/db8598c1-da89-491d-9fc2-503e35aee5d5
Nama : Sri Agustina Lisa
Nim : 203020303073
Kelas : C
Jurusan: Akuntansi
Abstrak:
Akuntansi lingkungan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mengukur dan melaporkan dampak ekonomi yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia terhadap lingkungan. Tulisan ini bertujuan untuk menyajikan
pendekatan ilmiah dalam praktik akuntansi lingkungan serta mengidentifikasi
manfaat dan tantangan yang terkait dengan penggunaannya. Tulisan ini
mengacu pada studi literatur yang relevan dan penelitian terkait yang telah
dilakukan dalam bidang akuntansi lingkungan. Penelitian ini memberikan dasar
yang kuat untuk memahami konsep dan prinsip akuntansi lingkungan.
Daftar Pustaka :
Nim : 203020303073
Nama : Sri Agustina Lisa
Nim : 203020303073
Kelas : C
Jurusan : Akuntansi
Jawaban
Abstrak:
Tulisan ini membahas tentang valuasi lingkungan menggunakan metode
Contingent Valuation (CV) untuk mengukur nilai ekonomi dari area konservasi
dan wisata alam. Metode CV adalah pendekatan yang digunakan untuk
mengevaluasi nilai yang ditempatkan pada sumber daya alam yang tidak
diperdagangkan di pasar. Tulisan ini menguraikan langkah-langkah yang
terlibat dalam metode CV dan menjelaskan pentingnya penggunaan metode ini
dalam menginformasikan kebijakan dan pengambilan keputusan terkait
konservasi dan pengelolaan wisata alam.
a. Pendahuluan
Area konservasi dan wisata alam memiliki nilai ekonomi dan ekologis yang
signifikan. Namun, penilaian secara akurat terhadap nilai lingkungan yang
terkandung di dalamnya seringkali sulit dilakukan karena sifatnya yang tidak
diperdagangkan di pasar. Metode Contingent Valuation (CV) adalah salah
satu pendekatan yang digunakan untuk mengukur nilai ekonomi dari
sumber daya alam yang tidak memiliki harga pasar. Tulisan ini membahas
penerapan metode CV dalam valuasi lingkungan untuk area konservasi dan
wisata alam.
Pengaruh perubahan iklim global terhadap sektor pertanian di Indonesia
sudah menjadi kenyataan. Perubahan iklim menimbulkan pola curah hujan
dan kejadian iklim ekstrem, peningkatan suhu udara dan peningkatan tinggi
muka air laut yang dapat mempengaruhi produksi pertanian, dan kondisi
sosial-ekonomi petani. Perubahan ini diindikasikan antara lain oleh adanya
bencana banjir, kekeringan (musim kemarau yang panjang) dan
bergesernya musim hujan. Dalam beberapa tahun terakhir ini pergeseran
musim hujan menyebabkan bergesernya musim tanam dan panen komoditi
pangan (padi, palawija dan sayuran). Sedangkan banjir dan kekeringan
menyebabkan gagal tanam, gagal panen, dan bahkan menyebabkan puso.
Konsep dasar valuasi merujuk pada kontribusi suatu komoditas untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ekologi, sebuah gen bernilai tinggi
apabila mampu berkontribusi terhadap tingkat survival dari individu yang
memiliki gen tersebut. Dalam pandangan ecological economics, nilai (value)
tidak hanya untuk maksimalisasi kesejahteraan individu tetapi juga terkait
dengan keberlanjutan ekologi dan keadilan distribusi (Constanza dan Folke,
1997; Bishop, 1997; Constanza. 2001). Valuasi ekonomi merupakan upaya
untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sumber daya alam dan lingkungan, baik atas dasar nilai pasar (market
value) maupun nilai non-pasar (non market value). Valuasi ekonomi sumber
daya merupakan suatu alat ekonomi (economic tool) yang menggunakan
teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa
yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan. Pemahaman
tentang konsep valuasi ekonomi memungkinkan para pengambil kebijakan
dapat menentukan penggunaan sumber daya alam dan lingkungan yang
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan aplikasi valuasi akonomi
menunjukkan hubungan antara konservasi SDA dengan pembangunan
ekonomi. Menurut panduan valuasi ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan (KNLH, 2007) adalah pengenaan nilai moneter terhadap
sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam sesuai dengan tujuan
pemanfaatannya. Valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
dimaksud adalah nilai ekonomi total (total net value), nilai pemulihan
kerusakan/pencemaran serta pencegahan pencemaran/kerusakan.
Informasi yang telah ada dan baru memainkan peranan penting dalam
proses valuasi. Begitu pula halnya dengan pengenalan (familiarity) individu
terhadap konteks atau komoditas lingkungan dan persepsi yang
ditimbulkannya, jika pendapat para pakar diperlukan. Persepsi, informasi
dan kepercayaan ke semuanya menjadi input untuk motivasi dalam konteks
kerusakan lingkungan yang ada. Motif dapat digambarkan sebagai
spektrum perasaan yang berkembang dari tingkat tanggung jawab individu
ke tingkat masyarakat yang lebih luas terhadap lingkungan, yang tidak
berkaitan dengan use value (nilai penggunaan). Randal, (1987), 1,20)
menyatakan bahwa semua nilai non use value (nilai bukan penggunaan)
memiliki motif altruisme – antar perorangan, antar generasi dan Q altruism
yang didasarkan pada pengetahuan bahwa beberapa aset Q
menguntungkan karena tidak diganggu. Jadi disini asumsi psikologis orang
berperilaku ekonomis secara rasional seperti pada analisis ekonomi
konvensional patut dipertanyakan atau tidaklah sepenuhnya benar. Motif
pribadi itu sendiri hanyalah satu daripada banyak motif manusia, yang tidak
merupakan motif yang dominan.
e. Kesimpulan
Daftar Pustaka:
Adams, C., et.al. 2008. The use of contingent valuation for evaluating protected areas
in the developing world: Economic valuation of Morro do Diabo State Park, Atlantic
Rainforest, Sao Paulo State (Brazil). Ecological Economics 66, pp. 359-370.
Nim : 203020303073