Anda di halaman 1dari 13

Nama : Mikrajni Harahap

Nim : 1406119106

Mata Kuliah : Ekologi Restorasi

1.Bagaimana ekosistem terdegradasi direstorasi untuk mencapai tujuan konservasi


keragaman hayati, fungsi ekosistem, ketahanan ekosistem, dan keberlanjutan
penghidupan desa?

ekosistem terdegradasi direstorasi untuk mencapai tujuan konservasi keragaman hayati,


fungsi ekosistem, ketahanan ekosistem, dan keberlanjutan penghidupan desa akan di jelaskan
dengan 9 butir Tindak tentang keanekaragaman hayati berikut :

1.Menurunkan laju kemerosotan/kerusakan keanekaragaman hayati secara nyata melalui


peningkatak kelestarian fungsi dan keseimbangan ekosistem sehingga tercapai pemulihan
kelestarian keanekaragaman hayati pada tahun 2010

2. Meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pemanfaatan serta mengurangi degradasi


sumberdaya keanekaragaman hayati

3. Mengefektifkan upaya konservasi (Perlindungan ekosistem penyangga kehidupan,


pengawetan plasma nutfah, pemanfaatan berazas pelestarian), pengawasan peredaran
keanekaragaman hayati secara terus menerus serta pemberian sanksi yang tegas pada setiap
pelanggaran

4. Mengefektifkan keterlibatan masyarakat dan komunitas local dalam pengelolaan


keanekaragaman hayati

5. Memetakan potensi dan ketersediaan keanekaragaman hayati dalam rangka penatagunaan


dan pemanfaatan yang berkelanjutan mulai tahun 2004

6. Mengintegrasikan pendekatan ekosistem dalam pembuatan kebijakan pengelolaan


keanekaragaman hayati sejak tahun 2003
7. Menyediakan pembiayaan bagi investasi dan pengelolaan bank genetic, melalui
mekanisme dana amanah mulai tahun 2004

8. Mengembangkan balai kliring, riset, teknologi rekayasa dengan menerapkan prinsip


kehati-hatian dini, dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (intelektual property right)
bagi individu dan kelompok masyarakat mulai tahun 2004

9. Menyusun legislasi nasional untuk menjamin akses dan pembagian keuntungan yang
berkeadilan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati

2.Bagaimana kita dapat membangun model restorasi hutan yang memenuhi kelayakan
ekonomi?

Salah satu cara yang di lakukan adalah membuat PROYEK RESTORASI DAN
KONSERVASI LAHAN GAMBUT

Kegiatan Restorasi Hutan Lahan Gambut Katingan Proyek ini akan memberikan kontribusi
dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dunia, kawasan gambut akan dikelola secara
lestari dengan cara melindungi dan memulihkan kawasan tersebut dengan prinsip pengelolaan
hutan berbasis masyarakat yang diharapkan memberikan dampak positif terhadap masyarakat
sekitar sebagai bagian dari ekosistem itu sendiri. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan
dan menerapkan sebuah model pengelolaan sumber daya alam dengan menurunkan laju
deforestasi, pelestarian keanekaragaman hayati, retorasi ekosistem dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal.

A) Tujuan iklim

Menurunkan emisi gas rumah kaca dengan pencegahan deforestasi dan degradasi hutan,
pencegahan kebakaran hutan dan lahan dan pecegahan pengeringan gambut.

Meningkatkan fungsi dan nilai ekologis dengan skala bentang alam melalui restorasi
ekosistem

Melakukan penelitian dan pengembangan untuk menerapkan pratek termuktahir dan terbaik
yang ada saat ini.
B) Tujuan masyarakat

Meningkatkan kualitas hidup dan mengentaskan kemiskinan di Zona Proyek dengan


menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang usaha yang berkelanjutan

Memperkuat ketangguhan masyarakat dengan peningkatan kapasitas untuk menghadapi


resiko sosio-ekologis

Memelihara dan meningkatkan fungsi jasa lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat di


Zona Proyek

Melakukan penelitian dan pengembangan untuk menerapkan pratek termuktahir dan terbaik
yang ada saat ini.

C) Tujuan keanekaragaman hayati

Menghilangkan pemicu deforestasi dan degradasi hutan dan memelihara populasi flora dan
fauna yang sehat melalui program koservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati

Memelihara habitat alam dan integritas ekologis dengan melakukan restorasi ekosistem

3.Apa implikasi bagi keragaman hayati dan lingkungan menggunakan aforestasi sebagai
cara mitigasi karbon?

Berbagai hasil penelitian di bidang perubahan iklim yang selama ini dilakukan,
mengindikasikan bahwa perubahan iklim dan dampaknya sedang terjadi di Indonesia.
Peristiwa-peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia, menunjukkan bahwaperubahan iklim
bukan lagi sebuah isu. Perubahan iklim adalah sebuah fakta yang harus dihadapi oleh
masyarakat di bumi. Terjadinya perubahan iklim berkaitan erat dengan perilaku manusia
sekaligus iklim itu sendiri.
Kerentanan-kerentanan yang terjadi telah mulai mengancam kelangsungan kehidupan
masyarakat yang jika tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan akan mengganggu
keberlangsungan kehidupan sekaligus pencapaian tujuan pembangunan di Indonesia. Hal ini
mendorong kita untuk beradaptasi secara bijaksana terhadap perubahan iklim, sehingga kita
dapat menyesuaikan diri dan memperkuat ketahanan dalam kehidupan.
Ada dua konsep utama yang diperkenalkan oleh regim moderniatas untuk menghadapi
dampak perubahan iklim, yaitu mitigasi dan adaptasi. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
adalah sebuah upaya yang dilakukan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Secara
singkat, mitigasi berarti sebuah usaha yang dilakukan untuk mencegah, menahan dan atau
memperlambat efek gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global di
bumi. Berkebalikan dengan mitigasi, adaptasi lebih kepada upaya yang dilakukan untuk
menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim yang telah terjadi dan dirasakan oleh
manusia di bumi.
Mitigasi perubahan iklim didefinisikan sebagai sebuah intervensi antropogenik untuk
menurunkan tekanan antropogenik terhadap sistem iklim, termasuk didalamnya strategi untuk
mengurangi sumber-sumber penghasil gas-gas rumah kaca dan meningkatkan penyerapan
karbon. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan, seperti dari sisi sosial,
ekonomi, politik, dan teknologi; yang semuanya dapat mendukung penurunan emisi yang
berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Terdapat empat strategi utama penerapan mitigasi. Salah satunya
adalah: Eliminasi, yaitu menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi gas rumah kaca.
Tindakan ini memberikan penghematan biaya yang terbesar dan dapat langsung dirasakan.
Contoh: Mematikan lampu saat tidak digunakan; mematikan A/C saat tidak ada orang
didalam ruangan.
Startegi lainnya yang dpat dilakukan dalam mengatasi damapak perubahan Iklim
adalah: Pengurangan. Yaitu sebuah tindakan dapat dilakukan dengan mengganti peralatan
lama dan/atau mengoptimalkan struktur yang sudah ada. Tindakan mitigasi seperti ini sangat
efektif dan dapat integrasikan ke dalam bisnis sehari-hari dengan usaha minimum. Contoh:
Memasukkan efisiensi energi ke dalam pengambilan keputusan investasi
Hal lainnya yang dapat dilakukan dalam mengatasi perubahan iklim adalah Subtitusi.
Sekalipun langkah ini memiliki konsekswensi atau implikasi biaya investasi yang tinggi.
namun, akan melahirkan dampak positif terhadap penurunan potensi emisi melalui subtitusi
sangatlah tinggi. Contoh: Penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik
dan/atau pemanas.
Mitigasi perubahan iklim dapat juga dilakukan dengan merubahn habbit dalam hidup
kita sehari hari. Efisiensi energi dapat dilakukan melalui substitusi ataupun melalui
penghematan. Penghematan energi seringkali turut menurunkan emisi penyebab perubahan
iklim. Penggunaan energi secara efisien juga dapat menghemat biaya.
Dalam menghadapi perubahan iklim, tidak ada satu solusi untuk semua dalam usaha
efisiensi energi. Justru sebaliknya, solusi bisa berbeda-beda tergantung dari kasus per kasus.
Bagaimanapun juga, banyak tindakan efisiensi energi yang dapat diterapkan dengan biaya
investasi rendah dan usaha minimum (tindakan tanpa/rendah biaya). Efisiensi energi yang
membutuhkan biaya lebih tinggi harus diimbangi dengan penghematan biaya energi yang
dikeluarkan.
Hutan juga perlu bantuan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim Perubahan iklim
akan membahayakan hutan, sehingga kita juga membutuhkan langkah-langkah untuk
melindungi hutan dan berbagai fungsi ekosistemnya.Agar hutan terus menyediakan jasa-jasa
ekosistemnya yang berharga, pengelolaan hutan berkelanjutan dan/ atau konservasinya
sangatlah penting. Proyek-proyek mitigasi terkait hutan, seperti halnya proyek-proyek
REDD+, berpotensi untuk mendukung hutan beradaptasi dengan perubahan iklim melalui
pengurangan tekanan terhadap hutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Caranya adalah
dengan menghubungkan wilayah-wilayah berhutan dan dengan melestarikan pusat-pusat
penting keanekaragaman hayati. Upaya-upaya untuk membantu hutan beradaptasi (adaptasi
untuk hutan) harus berlangsung sejalan dengan upaya-upaya untuk memanfaatkan hutan
untuk adaptasi.

4.Bagaimana kita memilih spesies terbaik yang secara simultan memberi manfaat ekologis
dan ekonomis?

Prinsip-prinsip dalam pemilihan Spesis/vegetasi, meliputi :


- Disarankan untuk memilih tanaman yang cepat tumbuh, mahkota yang
memiliki kepadatan daun yang baik.
- Sangat penting untuk memakai tanaman lokal dan bila memungkinkan pertahankan
tanaman eksisting. Hal ini akan memudahkan perawatan dan lebih hemat.
- Untuk estetika, pilih tanaman yang berbunga sepanjang tahun, atau tetap mempunyai
kualitas daun yang indah bila sedang tidak berbunga (misalnya; jangan pilih jenis
mawar).
- Untuk fungsi ekologis, pilih tanaman bertajuk lebat, tanaman jenis ini efektif mereduksi
polusi, memproduksi oksigen dan meningkatkan kadar kelembaban udara disekitarnya.
Prinsip-prinsip pemilihan vegetasi diruang publik, meliputi :
- Jangan menggunakan tanaman yang beracun atau yang sangat bergetah.
- Hindari pohon berbuah bulat keras, orang dapat tergelincir atau pohon berbuah
besar/tajam.
- Jangan pilih tanaman yang berduri/beranting tajam.
- Jangan pilih tanaman yang sering diserang ulat/serangga yang mengganggu, atau yang
menyebabkan gatal-gatal.
- Pilih pohon yang akarnya tidak merusak konstruksi pagar, selokan dan jalan.
- Jangan gunakan tanaman berbau tajam yang mengganggu.
- Jangan menggunakan tanaman yang beracun atau yang sangat bergetah.

Prinsip penempatan vegetasi, meliputi :


- Pada tanaman bertajuk, perhatikan jarak tanaman agar mahkota tumbuh sempurna.
- Ketinggian tajuk perlu dikontrol agar diperoleh ruang untuk aktifitas dibawahnya.
- Kurangi penggunaan pohon yang sampah daunnya banyak.
- Tanaman ditempatkan agar dapat mengontrol radiasi matahari.
- Pilihlah sosok/bentuk, ukuran dan kepadatan tanaman yang tepat sesuai keperluan.

1. Kenali dengan baik karakter vegetasi


- Dalam mendesain vegetasi harus disadari mereka sebagai mahluk hidup yang tumbuh,
berganti bentuk, dan tidak memiliki bentuk yang tetap sepanjang tahun.
- Penting juga mengetahui daur hidup vegetasi. Harus tahu juga tentang varietas tanaman.
- Disarankan untuk memilih tanaman yang cepat tumbuh, mahkota yang memiliki kepadatan
daun yang baik
- Sangat penting untuk memakai tanaman lokal dan bila memungkinkan pertahankan tanaman
eksisting
- Pada iklim panas lembab, adalah perlu untuk menyeleksi vegetasi yang bisa memberi
pembayangan dan pendinginan maksimal.

2. Memahami manfaat masing-masing jenis vegetasi


- Pepohonan yang berkanopi, pohon besar dan kecil bisa jadi tabir angin, dan bisa
mengurangi velositas angin, tapi pohon juga bisa digunakan sebagai lorong angin untuk
meningkatkan ventilasi di area tertentu.
- Semak terdiri dari semak rendah ( <1,2 m), medium (1,2 2,4 m) dan semak
tinggi. Semak dapat mengatur kecepatan angin dan pengarah aliran angin.
1. Kenali dengan baik karakter vegetasi
- Dalam mendesain vegetasi harus disadari mereka sebagai mahluk hidup yang tumbuh,
berganti bentuk, dan tidak memiliki bentuk yang tetap sepanjang tahun.
- Penting juga mengetahui daur hidup vegetasi. Harus tahu juga tentang varietas tanaman.
- Disarankan untuk memilih tanaman yang cepat tumbuh, mahkota yang memiliki
kepadatan daun yang baik
- Sangat penting untuk memakai tanaman lokal dan bila memungkinkan pertahankan
tanaman eksisting
- Pada iklim panas lembab, adalah perlu untuk menyeleksi vegetasi yang bisa memberi
pembayangan dan pendinginan maksimal.

2. Memahami manfaat masing-masing jenis vegetasi


- Pepohonan yang berkanopi, pohon besar dan kecil bisa jadi tabir angin, dan bisa
mengurangi velositas angin, tapi pohon juga bisa digunakan sebagai lorong angin untuk
meningkatkan ventilasi di area tertentu.
- Semak terdiri dari semak rendah ( <1,2 m), medium (1,2 2,4 m) dan semak
tinggi. Semak dapat mengatur kecepatan angin dan pengarah aliran angin.

5.Apa cara terbaik menjamin proyek restorasi hutan/bentang alam menambah nilai
bentang alam dalam hal keterkaitan antara populasi dan habitat, memfalisitasi aliran gen,
migrasi spesies, selain melengkapi pemanfaatan lahan dan penghidupan masyarakat
lokal?

Jangka Panjang

Pendekatan bentang alam mencoba memberi cara dan konsep terbaik mengelola lahan agar
tercipta keseimbangan antara tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan. Pendekatan ini juga
dipandang sebagai jalan mencapai target Aichi yang bertujuan mengembangkan strategi
nasional konservasi dan pemanfaatan lestari keragaman biologi di 193 negara. Target ini
disepakati dalam Konvensi Keragaman Hayati PBB.

Pendekatan bentang alam seharusnya merupakan implementasi komitmen jangka panjang


(proses, bukan proyek) lintas skala, dan ini bertentangan dengan model kebijakan, penelitian,
dan pendanaan yang ada saat ini, kata James Reed, peneliti bentang alam dan sistem pangan
CIFOR.

Berkonsentrasi lebih dari sekedar isu emisi GRK

Reed menyatakan bahwa kesejalanan filosofi pendekatan bentang alam, target Aichi, dan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), secara teoritis, cukup untuk meyakinkan para
donor, pengambil kebijakan, dan para peneliti untuk berkomitmen menjalankan inisiatif
bentang alam agar dapat terdanai dengan baik, terencana jangka panjang, dan berskala besar.

Menjaga Konsistensi

Satu cara bentuk spesifik pendekatan bentang alam adalah upaya mengintegrasikan ilmu
pengetahuan warga. Dengan melibatkan masyarakat dalam penelitian ilmiah, kita dapat
secara efektif memantau seberapa baik pendekatan bentang alam bekerja, dan
mengidentifikasi tantangan-tantangan besarnya. Dalam membangun komitmen jangka
panjang melampaui durasi pendanaan proyek, inisiatif ini perlu ditanamkan secara lokal,
meningkatkan kapasitas lokal, dan mendorong pemberdayaan kelompok marjinal. Jika
dilakukan secara efektif, pemantauan partisipatoris memberi jalan pelibatan pemangku
kepentingan lokal dan membuat mereka bisa mengevaluasi langkah menuju tujuan, yang
mereka sendiri bantu rumuskan,

Gambaran Besar

Setiap orang yang terlibat dalam pendekatan bentang alam harus secara total terlibat. Reed
menyatakan bahwa salah satu tantangan besar adalah kemauan politik harus lebih besar dan
memerlukan keterlibatan penuh dari seluruh pemangku kepentingan. Ia menyatakan bahwa
setiap orang yang terlibat perlu mendapat panduan yang jelas dan tahu apa yang diharapkan.
Ia juga menekankan perlunya seluruh pemangku kepentingan mengambil pendekatan yang
fleksibel dan aplikatif di lapangan. Tidak perlu mencoba memaksakan pendekatan kaku.
Memahami situasi spesifik bentang alam, seringkali malah memberi jalan terbaik
menentukan strategi mana yang lebih efektif,Dalam sebuah bentang alam, seringkali, target
sektor tertentu bertentangan dan berdampak negatif pada tujuan sektor lain. Pendekatan lebih
holistik akan mampu mengindentifikasi sinergi dan timbal-balik yang terjadi dalam bentang
alam, dan merespon secara tepat.

Lakukan Saja

Memang bukan tugas mudah, menemukan jalan meningkatkan kesejahteraan manusia,


sekaligus menjaga dan memperbaiki sumber daya alam tempat bergantungnya masyarakat di
masa depan. Tetapi ini bukan alasan untuk mengambil langkah pertama.

Kita tidak perlu daftar keberhasilan. Sekadar berupaya melangkah mencapai tujuan ini sudah
cukup sebagai awal. Kita perlu mengakui kompleksitas dan memahami bahwa tidak ada cetak
biru pendekatan bentang alam, kata Reed.

Seringkali harus kita harus merangkak, menggunakan pendekatan coba-coba, belajar dari
kesalahan, sambil berproses memperbaiki tata kelola, dan dengan itu, kita dapat melangkah
maju,

6.Bagaimana kita yakin bahwa kebutuhan masyarakat asli yang bergantung pada
tegaknya sistem hutan terpenuhi seraya menyediakan produk kayu untuk pertumbuhan
ekonomi?

Sekitar 60 juta penduduk Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada hutan bahkan
lebih dari separuh penduduknya bergantung pada energi biomasa tradisional, termasuk kayu
bakar, sebagai sumber energi utama, khususnya di daerah pedesaan. Sebagai ekosistem
kompleks kaya akan biomasa, banyak energi tersimpan pada hutan Indonesia. Hutan tidak
hanya dilihat sebagai sumber energi, namun juga sebagai sarana mitigasi perubahan iklim
melalui penyerapan energi.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan di Jakarta, Rabu (22/3)
bahwa secara global, hutan menyediakan energi sekitar 10 kali lebih besar dari konsumsi
tahunan energi utama dunia. Di Indonesia, dengan lebih dari setengah area di daratan yang
tertutupi oleh pohon, tersimpan biomasa yang berlimpah, yang dapat digunakan penduduknya
untuk memenuhi kebutuhan energi. Tantangan terbesar adalah bagaimana menggunakan
hutan sebagai sumber daya yang berharga secara berkesinambungan dan bertanggung jawab.
Sekitar 80 persen konsumsi kayu bakar dalam negeri adalah untuk kebutuhan rumah tangga
dan 20 persen untuk tujuan industri dan komersial. Di sisi lain, selama satu dekade terakhir
kebutuhan kayu bakar di Indonesia telah menurun sebesar 35 persen, dan kecenderungan ini
diharapkan berlanjut di masa depan.

"Dari generasi ke generasi, hutan luas Indonesia dan pohon di luar hutan telah memenuhi
kebutuhan kayu begitu banyak orang di daerah pedesaan. Belakangan ini, kita telah mulai
mewujudkan potensi besar hutan melalui penciptaan energi yang lebih efisien dan
berkelanjutan, misalnya dalam bentuk pelet kayu dan bahan bakar hayati," kata Menteri LHK
Siti Nurbaya pada pembukaan rangkaian peringatan Hari Hutan Internasional di auditorium
Dr. Soedjarwo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.

Tempat energi Menurut Menteri LHK Siti Nurbaya, hutan juga merupakan tempat dari
berbagai bentuk energi lainnya seperti panas bumi, tenaga air, bahkan tenaga angin. Hutan
merupakan sumber energi sangat besar bagi pembangunan ekonomi dan manusia di
Indonesia. Melihat dari pertumbuhan cepat daerah perkotaan di Indonesia, lebih dari separuh
penduduknya kini tinggal di daerah perkotaan. Pepohonan memainkan peran penting dalam
perkembangan perkotaan untuk tujuan estetika dan lainnya. Lebih dari itu, hutan bisa menjadi
sumber pendapatan bagi komunitas yang tinggal di hutan. Di Provinsi Gorontalo,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan sebuah program bioenergi, di
mana kayu bakar sangat penting bagi ekonomi masyarakat desa. Sebuah contoh dalam
mendukung inisiatif penduduk setempat dalam penggunaan energi baru dan terbarukan, dan
kolaborasi yang efektif antara program pemerintah dengan penduduk setempat.

7.Pengaturan institusional apa yang memungkinkan petani kecil dalam bentang alam
bersama memasarkan jasa ekosistem dari reforestasi sebagian lahan mereka?

Masyarakat secara tradisional mempunyai lahan yang dapat digunakan sebagai


penghasil/penjual jasa air, sementara masyarakat bertindak sebagai konsumen/pembeli jasa
dengan memanfaatkan jasa lingkungan untuk kebutuhan hidup seharihari atau kegiatan
pertanian. Keterlibatan mediator dalam jasa lingkungan diharapkan dapat mensinkronkan dan
memelihara kebutuhan kelompok pembeli dan penjual jasa dalam bentuk rancangan
mekanisme transfer. Secara moral dan rasional, pembeli akan termotivasi oleh mediator
untuk membayar harga air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kegiatan
pertanian, sementara penjual jasa bertanggung jawab untuk menjamin dan meningkatkan
jumlah ketersediaan sumber air. Pemerintah kabupaten diharapkan untuk memberikan
dukungan kepada mediator dan memberikan kompensasi kepada penjual atas jasa lingkungan
yang disediakan. Dalam penataan kelembagaan, mediator harus memiliki kemampuan dalam
memfasilitasi kebutuhan kelompok penjual dan kelompok pembeli jasa. Selain itu,
keterampilan dalam manajemen bisnis dari mediator sangat diperlukan, karena lembaga ini
dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi kelompok usaha bersama. Beberapa
manfaat potensial jasa lingkungan dari pembeli jasa misalnya adalah pembayaran langsung
untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan insentif pajak untuk keperluan pertanian.
Insentif pajak juga dapat diberikan oleh pemerintah Kabupaten kepada masyarakat miskin di
hulu atas upaya-upaya yang mereka lakukan untuk meningkatkan nilai tanah
DAFTAR PUSTAKA

rsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu Tanah. IPB> Bogor.

Adimihardja, A. 2002. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian


Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat. Departemen Pertanian. Bogor.

Djaenudin. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman


Kehutanan. Laporan Teknis. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2003. Pedoman Umum Pelaksanaan


Pendayagunaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi. Ditjen Pemberdayaan Sumberdaya
Kawasan Transmigrasi. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Umum


Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta.

Kodoatie, R.J. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu. Andi Offset. Yogyakarta.

Mubyarto, 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan


Pengembangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Mubyarto, 2004. Ekonomi Rakyat Dan Reformasi


Kebijakan. http://www.ekonomirakyat.org.

Morison Guciano, 2009. Ihwal Komitmen Pelestarian Hutan. Harian Kompas.

Odum, E. P. ? . Fundamentals Of Ecology. Toppan Company. LTD. Tokyo. Japan.

Ridker, Ronald. 1982. Sumberdaya Lingkungan dan Pendudk. Pusat Penelitian dan
Studi Kependudukan. UGM. Yogyakarta.

Sandy, 1980. Masalah Tata Guna Lahan, Tata lingkungan di Indonesia. Jurusan
Geografi. Univ. Indonesia. Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.
Jakarta.

Sosrodarsono, S. 1983 . Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya. Paramita. Jakarta.

Sinukaban , N. 1994 . Membangan Pertanian Menjadi Industri Yang Lestari Dengan


Pertanian Konservasi. IPB . Bogor.

Sitorus, S. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai