Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

WAWASAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN (6)

Kelompok 7
Anggota
1. Jolan Riky Rizal (06161031)
2. Lukman Hakim (06161038)
3. Mahesa Fernanda Aldho Pangestu (06161040)
4. Neis Gerry Irvania (06161054)
5. Mastaufiq Hidayat (08151020)
6. Muhammad Helmi Rahman (08151026)

Tema Diskusi : Penipisan Sumber Daya Alam


Hasil Diskusi :
Degradasi sumber daya alam (SDA) merupakan masalah SDA yang erat kaitannya
dengan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, perkembangan
ekonomi, dan politik. Salah satu contohnya adalah persepsi masyarakat tentang SDA Indonesia.
Masyarakat berpandangan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang besar dan berlimpah,
sehingga mengakibatkan masyarakat secara sadar maupun tidak, menstimulus mereka dalam
pemanfaatan SDA yang cenderung ekspolitatif untuk keuntungan jangka pendek dengan
mengabaikan prinsip keberlanjutan lingkungan. Berbagai bencana ekologis pun bermunculan
yang akhirnya juga akan memberi dampak pada masyarakat itu sendiri. Apabila tidak ada
perubahan cara pandang, kemauan politik, dan perilaku masyarakat, degradasi SDA akan terus
berlanjut. Menurut BAPPENAS (2004) dalam kurun dua dasawarsa ke depan akan terjadi krisis
pangan, air, dan energi jika tidak ada usaha serius dari berbagai stakeholders.
Salah satu contoh SDA yang ada di Indonesia adalah minyak bumi. Minyak bumi sebagai
energi utama untuk industri, transportasi, dan rumah tangga dan menjadi sumber devisa utama
bagi negara. Setiap tahunnya kebutuhan akan energi ini semakin meningkat, sejalan dengan
meningkatnya populasi penduduk di Indonesia, sehingga terjadi penurunan cadangan minyak
bumi. Pesatnya perkembangan ekonomi dan penduduk, pencarian terhadap suatu sistem energi
yang ramah lingkungan dan efisien menjadi suatu keharusan untuk melihat sumber energi lain
selain minyak bumi. Tahun 2000, cadangan minyak bumi Indonesia sebesar 5123 metrik barel
(MB) dan tahun 2007 menjadi 4083 metrik barel (MB). Adapun data terkait kondisi perminyakan
di Indonesia disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1 Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun 2000 - 2007
Kondisi
Perminyakan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Indonesia
Produksi Minyak 1272.5 1214.2 1125.4 1139.6 1094.4 1027.1 996.5 906.5
Konsumsi
996.4 1026 1075.4 1112.9 1143.7 1176.2 1032.3 1128
Minyak
Kondisi
Perminyakan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Indonesia
Impor Minyak
219.1 326 327.7 306.7 330.1 342.0 372.8 396.9
Mentah
Ekspor Minyak
622.5 599.2 639.9 433 412.7 523.6 505.2 511
Mentah
Kapasitas
1057 1057 1057 1057 1055.5 1055.5 1052.1 1052.1
Pengilangan
Output
968.2 1006.1 1002.4 944.4 1011.6 903.1 1001.3 107.2
Pengilangan
Cadangan
5123 5095 4722 4320 4301 4210 4104 4083
Minyak (MB)
Sumber: OPEC, 2007 dalam Purwatiningsih, 2012
Pada tabel diatas terlihat penurunan cadangan minyak bumi Indonesia dalam kurun waktu
8 tahun dengan penurunan sebesar 1040 MB. Penurunan ini dari sisi konsumsi diakibatkan
produk minyak bumi terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga terjadi tuntutan untuk terus mengeksplorasi serta
mengeksploitasi minyak bumi di setiap wilayah Indonesia dan berujung pada krisis energi di
masa mendatang.
Adapun dampak menipisnya minyak bumi, dilihat dari sisi positif yaitu kecenderungan
penggunaan alat-alat yang menggunakan energi minyak bumi akan berkurang dan mulai
digantikan oleh sumber energi terbarukan (renewable energy) contohnya solar cell, biofuel,
panas bumi dan sebagainya sehingga pencemaran udara akibat oleh gas buangan penggunaan
minyak bumi yang berasal dari kegiatan industri dan manusia seperti CO2, CO, dan H2S dapat
diminimalisasi. Dari sisi negatif menipisnya minyak bumi yaitu terjadinya kelangkaan bahan
bakar minyak (BBM) sehingga terkendalanya kegiatan-kegiatan perkotaan seperti perdagangan,
industrial, dan aktivitas masyarakat. Lalu negara akan terus menguatkan kontrol atas minyak
bumi dan konflik antara masyarakat akan dihadapi akibat kelangkaan SDA tersebut.
Dampak negatif lainnya kelangkaan minyak bumi yaitu terjadinya kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi minyak bumi di suatu daerah di Indonesia. Contohnya adalah kegiatan yang
dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. (LBI). LBI bergerak di bidang usaha eksplorasi dan
produksi migas di Indonesia yang beroperasi melalui skema kontraktor. Salah satu kegiatan
eksplorasi yang di lakukan LBI, yaitu di Kecamatan Porong, Sidoarjo. Lalu karena suatu hal
muncul lumpur panas yang sangat banyak yang menggenangi wilayah tersebut. Terkait fakta
munculnya semburan lumpur panas yang meluas dan menimbulkan banyak korban tersebut
disimpulkan adanya pengeboran, tidak sesuai prosedur pengeboran. Dalam hal ini berlaku
kemungkinan bahwa tim ahli pengeboran dari kontraktor LBI lalai dalam mengikuti prosedur
sehingga terjadinya kecelakaan tersebut.
Kemudian akibat kejadian tersebut, terjadilah fenomena lainnya, yaitu munculnya
semburan gas dengan aroma yang menyengat di tengah- tengah permukiman penduduk. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gas tersebut adalah gas hidrokarbon yang sering disebut gas
alam. Gas alam adalah campuran gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon
seperti N2, CO2, dan H2S, serta gas-gas lainnya. Komponen utamanya adalah metana (CH4),
etana (C2H6), propana (C3H8), serta gas hidrokarbon yang lebih berat lainnya. Karena gas ini
keluar tidak melalui proses eksplorasi dan eksploitasi dengan benar dari sumbernya, maka akan
menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan. Gas metana merupakan gas yang apabila
terlepas ke atmosfer akan bersifat polutan, karena gas metana merupakan gas rumah kaca yang
dapat menciptakan pemanasan global.

Daftar Pustaka
Arul D. 2016. Konflik dan Perubahan-Perubahan Kehidupan Masyarakat Lapindo. Skripsi.
Jurusan Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
(http://digilib.uin-suka.ac.id/22676/).
Humaida H., Akhmad Z., N. Euis S., dan Y. Sulistiyo. 2010. Semburan Gas dan Dampaknya
terhadap Lingkungan di Sekitar Lumpur Sidoarjo. Jurnal Lingkungan dan Bencana
Geologi, 1(1): 43 – 58. (http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg/article/view/5/8).
Pasandaran E., Mahyuddin S., dan Irsal L. 2011. Degradasi Sumber Daya Alam: Ancaman Bagi
Kemandirian Pangan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
(http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/konversi-fragmentasi-lahan/BAB-II-2.pdf).
Purwatiningsih A., dan Masykur. 2012. Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi di Laut Natuna Bagian Utara Laut Yurdiksi Nasional untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Kepulauan Natuna. Jurnal Reformasi, 2(2): 59 – 67.
(https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/view/20).

Anda mungkin juga menyukai