yang menangani urusan perlindungan hutan dan konservasi sumber daya alam
dimaksud. Perlindungan hutan dan konservasi alam merupakan salah satu upaya
kaitan langsung dengan berbagai aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, sosial,
budaya, politik, maupun aspek lingkungan, mulai dari skala lokal, nasional,
alam dilakukan dalam upaya mencapai tujuan: (1) terwujudnya fungsi kawasan
hutan secara optimal, (2) terkendalinya populasi tumbuhan alam dan satwa liar,
hayati maupun jasa wisata alam, secara optimal dan berkelanjutan bagi
perlindungan alam dimulai dengan apa yang disebut Era Yellowstone dimana
hanya dilakukan oleh satu institusi saja (single institution) melainkan harus
belum dipahami secara baik oleh pengambil keputusan sehingga masih bersifat
sosial pada masyarakat berakibat pada berubahnya cara pandang dan harapan
perekonomian global dan di sisi lain perhatian dunia internasional terhadap isi-
isu sumberdaya alam dan lingkungan justru semakin mengemuka. IMPLIKASI
secara proporsional peran para pihak (pemda/ sektor, entitas bisnis, masyarakat,
konservasi tidak semata hanya berupa respon jangka pendek pengelolaan yang
multi stakeholder yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan
yang dapat memberikan manfaat riil secara optimal dan lestari. Secara mikro,
berupa akses (ruang pemanfaatan) yang lebih luas. Pembagian peran secara
pengelolaan bagi pemerintah (pusat). Harus dibuka ruang bagi peluang bisnis
konservasi sehingga kawasan konservasi tidak hanya melulu sebagai cost center
activity. Gaya sentralistik pengelolaaan harus segera ditinggalkan ke arah
dari sistem lain yang saling berkaitan. Pola pendekatan pengelolaan kawasan
tingkat. Konservasi harus dijadikan gerakan masif (aksi) dan menjadi pondasi
hidup keseharian (way of life). Hal ini dapat dicapai dengan mengadopsi dan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya antar lain berupa revisi terhadap
tidak lagi bernuansa elitis dan eksklusif. Potensi kader konservasi perlu
semacam efek bola salju. Dalam upaya memberikan manfaat langsungnya, wajib
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bernardtfpangaribuan/paradigma-
pengelolaan-kawasan-konservasi_555eae981fafbda4075daf16