Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Perlindungan dan Pengamanan Hutan

PENILAIAN KESEHATAN POHON KARENA FAKTOR


BIOTIK

NAMA : FRANS TANDILOLOK


NIM : M011211109
KELAS : PPH B
KELOMPOK :2
ASISTEN : 1. PRITHA ANGGUN CHAIRUNNISA
2. MUTIARA ANANDA PRAJA

LABORATORIUM PERLINDUNGAN DAN SERANGGA HUTAN


PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .
2.1 .................................................................................................................... 3
2.2 .................................................................................................................... 4
2.3 .................................................................................................................... 6
2.4 .................................................................................................................... 7
2.5 .................................................................................................................... 8
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 10
3.3 Prosedur Praktikum .................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 13
5.2 Saran......................................... ................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan sebagai kesatuan ekosistem kompleks memiliki pengaruh penting
terhadap berbagai sumber daya alam lainnya. Keberadaan ekosistem hutan guna
menjaga keseimbangan lingkungan juga sangat diperlukan. Fungsi hutan dapat
memberikan pengaruh positif bagi lingkungan disekitarnya (Rahayu, 2016).
Ekosistem hutan memiliki peran sebagai salah satu ekosistem penyangga yang
berfungsi sebagai salah satu regulator dan stabilisator penting pada ekosistem
global di bumi. Namun, permasalahan yang kerap ditemui saat ini adalah
menurunnya fungsi dan potensi hutan tersebut sehingga sangat diperlukan suatu
upaya yang dilakukan untuk menjamin kelestarian ekosistem hutan untuk dapat
menjamin fungsi dan manfaatnya. Salah satu kriteria bagi pencapaian hutan yang
lestari adalah keadaan dan kesehatan ekosistem hutannya (Rahayu, 2018).
Kesehatan hutan merupakan upaya untuk mengendalikan tingkat kerusakan
hutan sehingga dapat menjamin fungsi dan manfaat hutan. Kualitas kesehatan hutan
saat ini dirasa sangat penting khususnya di dunia kehutanan. Kualitas kesehatan
hutan akan mempengaruhi berjalannya fungsi hutan. Hutan yang sehat akan dapat
memenuhi fungsinya sebagaimana fungsi utama yang telah diharapkan sebelumnya
yaitu fungsi produksi, lindung dan konservasi (Safei, 2018).
Hutan yang sehat dapat dicirikan dengan kesehatan pohon-pohon penyusun
tegakannya. Menilai kesehatan pohon penyusun tegakan hutan dapat dilakukan
dengan melihat kerusakan yang terjadi terhadap pohon tersebut. Pohon dikatakan
sehat apabila pohon tersebut dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya, mempunyai
ketahanan ekologi yang tinggi terhadap gangguan hama serta faktor luar lainnya.
Sebaliknya, dikatakan tidak sehat apabila pohon yang secara struktural mengalami
kerusakan baik secara keseluruhan ataupun sebagian pohon. Kerusakan pohon pada
batas tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon dalam
hutan yang secara keseluruhan dapat mempengaruhi kesehatan hutannya.
Kerusakan pohon penyusun tegakan ini dapat dianalisis dengan menggunakan
metode Forest Healt Monitoring (FHM). Penggunaan metode ini akan membantu

1
mengidentifikasi kerusakan pohon berdasarkan lokasi kerusakan, tipe kerusakan
dan tingkat keparahan. Informasi yang akan didapatkan tersebut dapat dijadikan
dasar dalam menyusun strategi pengendalian faktor penyebab kerusakan dan
landasan pengambilan keputusan pengelolaan hutan yang lebih baik (Safei, 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum kali ini antara lain:
1. Dapat menjelaskan pengamatan kerusakan hutan karena faktorbiotik
2. Dapat menjelaskan gejala kerusakan dan mendokumentasikannya
3. Dapat mendiagnosis faktor kerusakannya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
BAB III
MOTODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Penilaian Kesehatan Pohon Karena Faktor Biotik dan Pengamatan
Faktor Sosial yang Merusak Hutan dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 29-30
Oktober 2022 pukul 07.30 WITA – selesai di Hutan Pendidikan, Fakultas
Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
1. Roll Meter, digunakan untuk mengukur garis transek.
2. Tali Rafia, digunakan untuk membuat dan menandai garis tansek.
3. Kompas, digunakan untuk menentukan arah transek.
4. GPS/Avenza, digunakan untuk mengetahui titik pengamatan.
5. Map, digunakan untuk melindungi tally sheet dari hujan.
6. Laptop, digunakan untuk pengolahan data.
7. Flysheet, digunakan untuk membuat tempat berteduh di lapangan.
8. Power Bank, digunakan untuk mengisi daya handphone.
9. Handphone, digunakan untuk dokumentasi kegiatan.
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
1. Tally sheet, untuk mencatat hasil pengamatan.

3.3. Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum lapangan yaitu:
1. Menyiapkan segala alat dan bahan sebelum melakukan tracking.
2. Mencari titik P0 dengan menggunakan aplikasi GPS/Avenza dengan
memasukkan titik koordinat yang akan dituju.
3. Setelah menemukan P0, maka buat garis transek dengan ukuran 200 x 100
meter.
4. Tarik roll meter untuk mengukur jarak panjang tansek dengan benar.

4
5. Setelah tansek terbentuk, tandai dengan patok.
6. Gulung roll meter dan gantikan dengan tali rafiah.
7. Ikat dengan kuat tali rafiah pada setiap patok.
8. Lakukan pengamatan, mana saja yang termasuk pohon dalam gais tansek
tersebut.
9. Tentukan titik koordinat pohon yang diamati dan beri label pada pohonnya.
10. Amati faktor biotik dan abiotik, gejala penyakit, tanda keberadaan hama, dan
tanda kerusakan pada pohon tersebut.
11. Catat segala informasi tersebut di tally sheet.
12. Setelah pencatatan informasi di tally sheet rampung, maka selanjutnya
membuat peta persebaran digital berdasarkan data yang ada.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan praktikum Pengenalan Jenis-Jenis Pestisida adalah
sebagai berikut:

4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum ini, yaitu:

5
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium
Adapun saran saya untuk laboratorium perlindungan dan serangga hutan yaitu
semoga kedepannya disediakan kursi dan meja dalam laboratorium sehingga saat
melaksanakan praktikum, praktikan tidak duduk dilantai lagi.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Adapun saran saya untuk asisten yaitu semoga tetap sabar membimbing kami
dalam melakukan praktikum meskipun kami sering terlambat dalam melakukan
asistensi laporan

DAFTAR PUSTAKA

Aidah, S. N., & Indonesia, T. P. K. (2021). Cara Simpel Membuat Pestisida


Organik (Vol. 58). Penerbit KBM Indonesia.
Arif, A. (2015). Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida
lingkungan. Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar, 3(4), 134-143.
Fitriadi, B. R., & Putri, A. C. (2016). Metode-metode pengurangan residu pestisida
pada hasil pertanian. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 11(2), 61-71.
Ginting, S. L. A. (2019). Karakteristik Petani Pengguna Psestisida Di Desa Bandar
Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2018.
Maranata, R., Chahaya, I., & Santi, D. N. (2014). Perilaku petani dalam penggunaan
pestisida dan alat pelindung diri (APD) serta keluhan kesehatan petani di
Desa Suka Julu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo tahun 2014. Naskah
Publikasi USU.
Mesran, M., Pristiwanto, P., & Sinaga, I. (2018). Implementasi Promethee II Dalam
Pemilihan Pestisida Terbaik Untuk Perawatan Daun Pada Tanaman
Cabe. CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science), 3(2),
Mutia, V., & Oktarlina, R. Z. (2019). Keracunan Pestisida Kronik pada
Petani. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 7(2), 130-
139.139-146.

6
Rahayu, S., Yumarlin, M. Z., & Bororing, J. E. (2022). Perancangan Dan Edukasi
Sistem Penentuan Pemilihan Pestisida Untuk Tanaman Cabai Di Dusun
Sanggrahan Kidul, Kulon Progo. Jurnal Terapan Abdimas, 7(2), 217-223.
Wulandari, E., Liza, A. K., & Ridwan, M. (2019). Pestisida Nabati Pembasmi Hama
Ramah Lingkungan Untuk Petani Tebuwung. Jurnal Abdikarya: Jurnal
Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN, 2655, 9706.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai