Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN DAN ANALISIS KOMPONEN AGROFORESTRI

OLEH:

1. ABDURROHMAN (1906113665)

2. CINDY NASWILLA (1906125107)

3. LEONARDO SINAGA (1906113857)

4. MUHAMMAD FARIS ZHIFRAN (1906112037)

5. WINDA SARI 1906124865

ASISTEN PRAKTIKUM :

1. MUH ARISANDI

2. JHONSON PUTRA SEMBIRING

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

DPRNDAHULUAN....................................................................................... iii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Tujuan................................................................................................ 2

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Agroforestri.................................................................... 3

2.2 Klasifikasi Agroforestri................................................................... 6

2.2.1 Klasifikasi agroforestri ditinjau dari masa perkembangannya 6

2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Komponen Penyusunnya................ 6

2.3 Optimalisasi Lahan Melalui Sistem Agroforestri............................ 6

III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu........................................................................... 9

3.2 Bahan dan Alat................................................................................. 9

3.3 Metodologi Penelitian...................................................................... 9

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil................................................................................................. 10

4.2 Pembahasan...................................................................................... 10

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...................................................................................... 15

5.2 Saran................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 16

LAMPIRAN................................................................................................... 17
KATA PENGANTAR

Piji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas

rahmat-nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum

tentang “Pengamatan Dan Analisis Komponen Agroforestri”. Penulisan

laporan adalah salah satu tugas mata kuliah Agroforestri di Universitas Riau.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang di miliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhinga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

laporan ini, khususnya kepada Bapak dosen dan Asisten Praktikum yang telah

memberikan materi, sehingga memberikan modal awal untuk penulisan laporan

ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi

pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinga tujuan yang di

harapkan dapat tercapai.

Pekanbaru , 24 April 2021

Penulis
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kondisi hutan di Indonesia saat ini sangatlah memperhatikan, karena terus

mengalami penyusutan setiap tahunnya. Setiap tahun terjadi penyusutan hutan,

apalagi di tambah dengan adanya penebangan liar atau illegal logging karena

aktivitasnya yang tidak sah. Bila keadaan seperti ini terus terjadi, maka kawasan

hutan akan rusak dan habitatnyaakan terganggu, tentunya kita semua tidak ingin

itu terjadi. Penyebab lain yaitu kerusakan illegal logging, kerusakan hutan juga di

sebabkan oleh lemahnya pemantapan hutan yang di tandai dengan buruknya

pengelolaan sumber daya hutan dan terjadinya alih fungsi lahan hutan

serta  pemerintah juga belum tegas menentukan areal hutan mana yang harus di

alih fungsikan.

Untuk mencegah hal tersebut maka dilakukan  pemanfaatan hutan karena

hutan merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam tatanan lingkungan

dibumi ini. Hutan memiliki banyak fungsi yang sangat penting dan berguna bagi

keberlanjutan kehidupan manusia. Pemanfaatan hutan yaitu dengan sistem

agroforestri.Agroforestri  dikembangkan  untuk memberi manfaat kepada manusia

atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat,  mengubah hutan dengan cara

agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan pertanian. Dengan demikian

kajian agroforestri tidak hanya terfokus pada masalah teknik dan biofisik saja

tetapi juga masalah sosial, ekonomi dan budaya yang selalu berubah dari waktu ke

waktu, sehingga  agroforestri merupakan cabang ilmu  yang dinamis dan sangat

baik diterapkan pada masyarakat.


Tetapi masalah yang dihadapi saat ini, dalam pengelolaan kawasan

hutan yaitu masih rendanya pengetahuan dan keterampilan masyarakat atau

petani dalam  mengelola  kawasan hutan,melihat rendahnya proses

pengelolaan hutan, maka kami sebagai Mahasiswa melakukan pengamatan

tentang bio-fisik dan cara klasifikasi agroforestri agar mengetahui

bagaimana tingkat proses pengelolaan masyarakat dalam menerapkan

system agroforestry pada kehidupan sehari-harinya.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah

1. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan agroforestri sederhana dan

agroforestri komplek

2. Mahasiwa mampu menjelaskan komponen agroforestri

3. Mahasiswa mampu menganalisis komponen agroforestri


II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Agroforestri

 Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestry dikenal dengan istilah wanatani

atau agroforestri yang arti sederhananya adalah menanam pepohonan di lahan

pertanian. Agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem

agroforestri sederhana dan sistem agroforestri kompleks. (De Foresta dan Michon,

1997).

Sistem agroforestri sederhana adalah suatu sistem pertanian di mana

pepohonan  ditanam  secara tumpang-sari  dengan  satu atau  lebih jenis tanaman

semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan

tanaman  pangan, secara  acak  dalam  petak lahan, atau dengan pola lain misalnya

berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar. Jenis-jenis pohon yang

ditanam juga sangat beragam, bisa yang bernilai ekonomi tinggi misalnya  kelapa,

karet, cengkeh, kopi, kakao (coklat), nangka, belinjo, petai, jati dan mahoni atau

yang bernilai ekonomi rendah seperti dadap, lamtoro dan kaliandra. Jenis tanaman

semusim biasanya berkisar pada tanaman pangan yaitu padi (gogo), jagung,

kedelai, kacang- kacangan, ubi kayu, sayur-mayur dan rerumputan  atau  jenis-

jenis  tanaman lainnya.

Sistem agroforestri kompleks. Suatu sistem pertanian menetap yang berisi

banyak jenis tanaman (berbasis pohon) yang ditanam dan diirawat oleh penduduk

setempat, dengan pola tanam dan ekosistem menyerupai dengan yang dijumpai di

hutan. Sistem ini mencakup sejumlah besar kompnen pepohonan, perdu, tanaman
semusim dan atau rumput. Penampakan fisik dan dinamika didalamnya mirip

dengan ekosistem hutan alam baik primer maupun sekunder.

Pada dasarnya agroforestri terdiri dari 3 komponen pokok yaitu kehutanan,

pertanian, dan peternakan. Ketiga komponen tersebut bisa berupa pepohonan,

tanaman keras, semak-semak, tanaman rambat berkayu, tanaman pertanian dan

hewan-hewan. Keberadaan masing-masing komponen tersebut akan menghasilkan

beberapa sistem agroforestri, seperti agrosilvikultural, yaitu kombinasi antara

komponen atau kegiatan kehutanan dan peternakan, dalam hal ini tidak saja

hewan ternak untuk pertanian, bisa saja ikan atau lebih. Sedangkan

agrosilvopastura adalah kombinasi komponen atau kegiatan pertanian dengan

kehutanan dan peternakan atau hewan. (Perum Perhutani, 1990)

II.2 Klasifikasi Agroforestri

Klasifikasi agroforestri terbagi atas beberapa klasifikasi diantaranya

Klasifikasi  berdasarkan  masa  perkembangannya  dan  klasifikasi berdasarkan

penyusunnya. Berikut klasifikasi agroforestri :

2.2.1 Klasifikasi agroforestri  ditinjau dari masa perkembangannya

Klasifikasi  tersebut  dapat terbagi menjadi  dua kelompok  besar  yaitu:

A. Agroforestri  tradisional/klasik (traditional/classical agroforestry)  

Dalam lingkungan masyarakat lokal dijumpai berbagai bentuk praktek

pengkombinasian tanaman berkayu (pohon, perdu, palem-paleman, bambu-

bambuan, dll.) dengan tanaman pertanian dan atau peternakan. Praktek tersebut

dijumpai dalam satu unit manajemen lahan hingga pada suatu bentang alam

(landscape) dari agroekosistempedesaan. Thaman (1988) mendefinisikan


agroforestri tradisional atau agroforestri klasik sebagai ‘setiap sistem pertanian, di

mana pohon-pohonan baik yang berasal dari penanaman atau pemeliharaan

tegakan/tanaman yang telah ada menjadi bagian terpadu, sosial-ekonomi dan

ekologis dari keseluruhan sistem (agroecosystem)’. Ada juga yang menyebut

agroforestri tradisional/klasik sebagai agroforestri

ortodoks (orthodox agroforestry), karena perbedaan karakter dengan yang

diperkenalkan secara modern.

B. Agroforestri modern (modern atau introduced agroforestry)

Berbagai bentuk dan teknologi agroforestri yang dikembangkan setelah

diperkenalkan istilah agroforestri pada akhir tahun 70-an, dikategorikan sebagai

agroforestri modern. Walaupun demikian, sistem taungya (yang di Indonesia lebih

popular dengan nama sistem tumpangsari), yang pertama kali diperkenalkan oleh

Sir Dietrich Brandis (seorang rimbawan Jerman yang bekerja untuk kerajaan

Inggris) di Burma (atau Myanmar sekarang) pada pertengahan abad XIX,

dipertimbangkan sebagai cikal bakal agroforestri modern (dari aspek struktur

biofisiknya saja, filosofi taungya sebenarnya tidak sesuai dengan agroforestri,

karena pada awalnya lebih berprinsip pada pembangunan hutan tanaman dengan

tenaga murah dari rakyat miskin). Agroforestri modern umumnya hanya melihat

pengkombinasian antara tanaman keras atau pohon komersial dengan tanaman

sela terpilih. Berbeda dengan agroforestri tradisional/klasik, ratusan pohon

bermanfaat di luar komponen utama atau juga satwa liar yang menjadi bagian

terpadu dari sistem tradisional kemungkinan tidak terdapat lagi dalam

Agroforestri modern (Thaman, 1989; Sardjono,1990).


2.2.2. Klasifikasi Berdasarkan Komponen Penyusunnya

Komponen penyusun utama agroforestri adalah komponen kehutanan (atau

tanaman berkayu/woody plants), pertanian (atau tanaman non-kayu), dan

peternakan (atau binatang ternak/pasture).

A. Agrisilvikultur

Agrisilvikultur (Agrisilvicultural systems), sistem agroforestri yang

mengkombinasikan komponen kehutanan dengan komponen pertanian.

B. Silvopastura

Silvopastura (Silvopastural systems),sistem agroforestri yang meliputi

komponen kehutanan dengan komponen peternakan.

C. Agrosilvopastura

Agrosilvopastura (Agrosilvopastural systems), pengkombinasian komponen

kehutanan dengan pertanian sekaligus peternakan pada unit manajemen lahan

yang sama.

II.3 Optimalisasi Lahan Melalui Sistem Agroforestri

Pola agroforestry merupakan kegiatan yang mengkombinasikan produksi

tanaman semusim (tanaman pangan, obat-obatan, pakan, dll) dengan tanaman

kehutanan (dapat memproduksi kayu,  dan jasa lingkungan) dalam satu hamparan

yang sama. Dengan demikian dalam sekali pengusahaan dapat diperoleh tanaman

pangan, kayu energi, tegakan hutan yang baik dapat menjamin ketersediaan air.

FAO (2006) mendefinisikan agroforestry sebagai suatu dinamika sistem

pengelolaansumber daya alam yang berbasis ekologi dengan mengintegrasikan


penanaman pohon-pohon pada lahan pertanian dalam satu kesatuan

lansekap.  Agroforestry dapat menganekaragamkan dan melestarikan produksi

lahan sehingga dapat meningkatkan manfaat sosial, ekonomi dan ekologi lahan

pada semua tingkatan. Dengan demikian, agroforestry adalah seni dan

pengetahuan untuk memanfaatkan lahan pada hutan alam atau hutan tanaman,

semak, dengan tanaman pertanian dan atau ternak pada suatu unit lahan dengan

meningkatkan keanekaragaman tanaman pertanian dan produktivitas tanaman

kehutanan sekaligus melestarikan sumber daya alam.  Pola agroforestry

melibatkan berbagai macam tanaman dengan interaksi yang tinggi antara tanaman

kehutanan dengan tanaman lainnya. Agroforestry dapat dilakukan melalui

penanaman pohon pada lahan pertanian, atau dengan menanam tanaman pertanian

di lahan hutan
III. METODOLOGI

III.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di , pada hari pukul

III.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah

kawasan yang menggunakan system agroforestry. Sedangkan alat yang

dibutuhkan meliputi kamera dan alat tulis.

III.3 Metodologi Penelitian

1. Mengamati dan mengidentifikasi perbedaan sistem Agroforestri

Sederhana (1 jenis tanaman kehutanan dengan 1 jenis tananaman

semusim) dengan system Agroforestri Kompleks (campuran lebih dari 2

jenis tanaman atau contohnya pekarangan).

2. Menginventarisir komponen penyusun pola agroforestri

3. Mendokumentasikan praktek pola agroforestri dan menyebutkan lokasi

4. Mewawancara masyarakat sekitar tentang :

a. Jenis yang biasa dikelola masyarakat.

b. Alasan memilih jenis tersebut.

c. Manfaat yang dirasakan dengan praktek agroforestri tersebut.

d. Hal-hal lain yang dianggap perlu untuk mendukung analisis.

5. Menganalisis interaksi komponen agroforestri

6. Menganalisis manfaat praktek agrofestri


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Dari wawancara yang telah dilakukan bersama masyarakat yang

menanam dengan system agroforestry didapati bahwa

IV.2 Pembahasan

Dari hasil wawancara


V. PENUTUP

V.1 Saran

V.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

De Foresta ,H. A. Kusworo, G. Michon dan W.A. Djatmiko. 1997. Ketika

kebun berupa hutan: Agroforest  khas Indonesia, sebuah sumbangan

masyarakat. ICRAF:Bogor.

Perum Perutani. 1990. Pedoman Agroforestri dlam Program Perhutanan

Sosial.  Jakarta.

Sardjono MA. 1990. Die Lembo Kultur in Ost kalimantan. Ein Modell fuer

die Entwicklung agrofosrt-licher Landnutzung in den Feuchttroppen.

(Dissertation). Universitaet Hamburg. Hamburg.

Thaman RR. 1989. Rainforest  Management  within  Cintex  of  Existing

Agroforestri  Systems.

https://faperta-ung.blogspot.com/2016/06/laporan-praktikum-agroforestri.html
LAMPIRAN

1. Lampiran Wawancara

2. Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai