Anda di halaman 1dari 6

Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021 P-ISSN 2721-0456

E-ISSN 2746-6876

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DESA


SRIMINOSARI LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG TIMUR

Oleh:

Citra Puspitaningrum, Dian Oktavianti


Email: citraningrum.cpn@gmail.com

Universitas Nahdlatul Ulama Lampung


Jl. Raya Lintas Pantai Timur Sumatera Kab. Lampung Timur

ABSTRAK

Desa Sriminosari memiliki komponen biofisik yang mendukung untuk


pengembangan kegiatan ekowisata mangrove. Sebagai salah satu wilayah
pesisir di Kabupaten Lampung Timur yang dikelilingi oleh mangrove tentunya
rentan terhadap berbagai ancaman dan tekanan baik dari masyarakat dengan
segala aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam maupun ancaman dari alam itu
sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekowisata dan
mengkaji strategi pengembangan untuk ekowisata mangrove Desa Sriminosari.
Penelitian menggunakan observasi dan wawancara serta analisis yang
digunakan adalah analisis kerapatan mangrove, analisis daya dukung kawasan
dan AHP (Analytical Hierarchy Process).
Hasil penelitian menunjukkan kawasan ekosistem mangrove di Desa
Sriminosari memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata dengan
luas 286 ha. Daya Dukung Kawasan (DDK) ekowisata mangrove Desa
Sriminosari sebesar 279 orang per hari. Berdasarkan hasil analisis AHP
didapatkan alternatif prioritas utama terhadap strategi pengembangan ekowisata
konservasi sumberdaya alam (KSDA) dengan nilai bobot 35%, prioritas kedua
konsep daya dukung kawasan (DDK) nilai bobot 19 %, ketiga kualitas
sumberdaya manusia (KSDM) dengan nilai 17%, prioritas ke empat penguatan
institusi atau kelembagaan (PIK) dengan nilai bobot 15% dan prioritas ke lima
peraturan daerah, penataan ruang dan pembiayaan (PRP) dengan nilai 15%.

Kata kunci: Ekowisata Mangrove, Strategi Pengembangan, Desa Sriminosari

ABSTRACT

Sriminosari village has biophysical components that support for the


development of mangrove ecotourism activities. As one of the coastal areas in
East Lampung district surrounded by mangrove is certainly vulnerable to the
various threats and pressures of the public with all activities of utilization of
natural resources as well as threats from the nature itself. The purpose of this
research is to know the potential of ecotourism and to review the development
strategy for the mangrove ecotourism Sriminosari village. Research using the
observation and interviews and analysis used is the analysis of mangrove
density, analysis of carrying capacity for mangrove ecotourism and AHP
(Analytical Hierarchy Process).
The results showed the mangrove ecosystem area in Sriminosari village
has the potential to be developed as a tourist attraction with an area of 286 ha.
The carrying capacity for mangrove ecotourism 279 people per day. Based on
the results of the analysis AHP obtained an alternative priority to the development

64 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 2, No. 2, 2021


Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021 P-ISSN 2721-0456
E-ISSN 2746-6876

strategy of natural Resource Conservation Ecotourism (KSDA) with a weighted


value of 35%, of the second concept of area support (DDK) weight value 19%,
the third quality Human Resources (KSDM) with a value of 17%, priority to four
institutional or institutional developments (PIK) with a weight value of 15%, and
the superiority to five spatial and financing (PRP) with a value of 15%.

Keywords: Ecotourism Mangrove, development strategy, Sriminosari Village

PENDAHULUAN mangrove di Desa Sriminosari


memiliki daya tarik tersendiri karena
Ekowisata didefinisikan memiliki beranekaragam kekayaan
sebagai suatu bentuk perjalanan alam yang khas bahkan ada yang
wisata yang bertanggung jawab ke bersifat endemik baik itu flora dan
kawasan alami yang dilakukan fauna. Potensi ini dapat dijadikan
dengan tujuan mengonservasi suatu model ekowisata (ecotourism)
lingkungan dan melestarikan untuk dipasarkan kepada wisatawan,
kehidupan dan kesejahteraan baik di dalam maupun di luar negeri
penduduk setempat, (Murni et al, 2018).
memperlihatkan kesatuan konsep Terkait dengan pemanfaatan
yang terintegrasi secara konseptual mangrove Desa Sriminosari sebagai
tentang keseimbangan antara objek ekowisata maka perlu
menikmati keindahan alam dan dilakukan penelitian untuk
upaya mempertahankannya. menganalisis pengembangan
Ekowisata dapat dilihat ekowisata mangrove di Desa
sebagai suatu konsep Sriminosari. Pengembangan
pengembangan pariwisata ekowisata mangrove di Desa
berkelanjutan yang bertujuan untuk Sriminosari diharapkan tidak
mendukung upaya-upaya bertentangan dengan fungsi
pelestarian lingkungan (alam dan utamanya hutan mangrove sebagai
budaya) dan meningkatkan hutan konservasi. Tujuan penelitian
partisipasi masyarakat dalam ini adalah untuk mengetahui potensi
pengelolaannya (Satria, 2009). ekowisata mangrove dan
Ekowisata dianggap sebagai menganalisis strategi
salah satu pilihan yang layak dalam pengembangan ekowisata mangrove
mengembangkan kegiatan di Desa Sriminosari.
pemanfaatan ekosistem mangrove
secara berkelanjutan bagi METODE PENELITIAN
masyarakat pedesaan yang
menghadapi penurunan sumber Penelitian dilaksanakan di
daya alam dan tinggal di sekitar kawasan ekowisata mangrove yaitu
wilayah pesisir. Salah satu desa di Desa Sriminosari Kecamatan
yang di daerah pesisir yang memiliki Labuhan Maringgai Kabupaten
potensi ekosistem mangrove adalah Lampung Timur. Penelitian
Desa Sriminosari. Seiring dengan dilaksanakan pada bulan November
upaya meningkatkan potensi sumber 2019 sampai dengan Januari 2020.
daya alam yang dimiliki desa Perjalanan ke Desa Sriminosari
tersebut, khususnya sumberdaya ditempuh selama 2-3 jam dari pusat
ekosistem mangrove maka ibukota Kabupaten Lampung Timur
pemanfaatan objek wisata mangrove yaitu Sukadana. Berikut adalah peta
secara optimal dan lestari memberi lokasi penelitian di Desa Sriminosari
peranan yang besar. Potensi wisata Kecamatan Labuhan Maringgai

65 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 2, No. 2, 2021


Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021 P-ISSN 2721-0456
E-ISSN 2746-6876

Kabupaten Lampung Timur dapat cara pemberian skor yang memiliki


dilihat pada Gambar 1. bobot 1-9. Dalam penelitian ini
analisis datanya menggunakan
teknik analisis data Analitycal
Hierarchy Process (AHP) dengan
bantuan software Expert Choice.
Dengan AHP, proses keputusan
kompleks dapat diuraikan dengan
lebih mudah. Data sekunder
diperoleh dari studi kepustakaan,
laporan publikasi, peta pendukung.

2. Analisis Data
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan a. Analisis DDK (Daya Dukung
metode observasi dan wawancara. Kawasan)
Penelitian ini mengkaji kondisi,
Persamaan menghitung daya
potensi ekowisata Desa Sriminosari
dukung lingkungan (Yulianda, 2007):
sebagai dasar untuk menentukan
strategi pengembangan yang sesuai
DDK = K x Lp/Lt x Wt/Wp
dengan kondisi yang terjadi di
lapangan. Untuk mengetahui potensi
Keterangan:
kawasan mangrove yang dapat
DDK : Daya Dukung Kawasan
dijadikan ekowisata terlebih dahulu
(orang)
diketahui daya dukung dari kawasan
K : Potensi Ekologis pengunjung
ekowisata mangrove.
per satuan unit area (orang)
Kemudian data diperoleh
Lp : Luas area (m2) atau panjang
dari hasil wawancara kepada
area (m) yang dapat
responden sebagai sumber data
dimanfaatkan
primer dipilih secara purposive
Lt : Unit area untuk kategori
sampling yaitu menentukan dan
tertentu (m2 atau m)
memilih secara sengaja responden
Wt : Waktu yang disediakan untuk
yang berkompeten untuk
kegiatan dalam satu hari
mengetahui persepsi dalam
(jam)
penentuan strategi pengembangan
Wp : Waktu yang dihabiskan
ekowisata. Responden yang dipilih
pengunjung untuk setiap
sebanyak 14 orang yaitu berasal dari
kegiatan (jam)
pihak pemerintah Dinas Pariwisata
(3 orang), Dinas Lingkungan Hidup b. AHP (Analitycal Hierarchy
(1 orang), Swasta (PGN) (1 orang),
Process)
Pengelola ekowisata (2 orang),
Pengolahan data menggunakan
Pemerintah Desa (1 orang),
bantuan alat expert choice,
Kelompok Penanam mangrove (2
selanjutnya akan diperoleh hasil
orang), POKDARWIS (2 orang),
prioritas dengan tujuan menganalisis
Perguruan Tinggi (1 orang) dan ahli
pengembangan ekowisata di Desa
pariwisata (1 orang).
Sriminosari. Urutan prioritas yang
Teknik pengumpulan data
ditampilkan sesuai dengan bobot
dilakukan dengan bantuan kuisioner.
dari masing-masing alternatif dan
Kuisioner dalam penelitian ini
kriteria. Jika nilai inkonsistensi ≤
bertujuan untuk mendapatkan
0,10 maka keputusan yang diambil
informasi dari responden dengan
oleh para responden untuk

66 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 2, No. 2, 2021


Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021 P-ISSN 2721-0456
E-ISSN 2746-6876

menentukan skala prioritas cukup


konsisten, hal tersebut berarti skala
prioritas tersebut dapat
diimplementasikan sebagai
kebijakan untuk mencapai tujuan.
Penentuan taraf nyata (α) dalam
penelitian ini menggunakan metode
AHP sebesar 10 persen. Jika lebih
dari 10 persen maka pertimbangan
itu mungkin akan acak dan perlu
diperbaiki. Berikut adalah model
analisis hirarki penelitian Desa
Sriminosari dan diagram alir AHP
dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

Gambar 3. Diagram alir AHP


(Analitycal Hierarchy Process)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi dan Potensi ekowisata


Mangrove Desa Sriminosari
Ekowisata mangrove yang
Keterangan : bernama Mangrove Pandan Alas
Level 1 Goal : berlokasi di Desa Sriminosari
Strategi Pengembangan Ekowisata Kecamatan Labuhan Maringgai,
Mangrove
Level 2 Tujuan :
Kabupaten Lampung Timur, memiliki
- Meningkatkan Taraf Hidup luas area sebesar 286 Ha. Lokasi
- Menciptakan Lapangan Pekerjaan ekowisata dapat ditempuh 2-3 jam
- Kelestarian Ekosistem Mangrove perjalanan dari pusat ibukota
Level 3 Kriteria:
Kabupaten Lampung Timur dan
A1 (Aspek sosial), A2 (Aspek ekonomi), A3
(Aspek infrastruktur), A4 (Aspek ekologi), A5 berjarak 2 km dari jalan utama.
(Aspek Promosi) Ekosistem Mangrove yang masih
Level 4 Alternatif : asri dan alami dengan fasilitas dan
- KSDM (Kualitas Sumberdaya Manusia) aksesibilitas yang cukup baik serta
- PIK (Penguatan Instistusi/Kelembagaan)
- PRP (Peraturan daerah, Penataan
memiliki spot atau tempat untuk
Ruang dan Pembiayaan) mengabadikan momen berwisata
- DDK (Daya Dukung Kawasan) dilokasi tersebut dengan berfoto
- KSDA (Konservasi Sumberdaya Alam) serta dilengkapi dengan berbagai
kuliner khas daerah setempat
Gambar 2.Model Analisis Hirarki menjadi nilai tambah daya tarik
penelitian wisata di lokasi tersebut.
Berdasarkan hasil analisis
Daya Dukung Kawasan (DDK),

67 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 2, No. 2, 2021


Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021 P-ISSN 2721-0456
E-ISSN 2746-6876

diketahui bahwa DDK hutan dengan prinsip kelestarian.


mangrove Pandan Alas Desa Kemudian peningkatan fungsi
Sriminosari untuk wisata mangrove ekosistem mangrove dalam
adalah 279 orang per hari. Jika perlindungan keanekaragaman
berdasarkan kondisi nyata di lokasi hayati, perlindungan garis pantai dan
penelitian dimana waktu yang sumberdaya pesisir serta
disediakan oleh lokasi wisata hutan peningkatan produk yang dihasilkan
mangrove adalah 10 jam (waktu sebagai sumber pendapatan bagi
buka 08.00 dan waktu tutup 18.00) negara dan masyarakat.
dengan rerata waktu kunjungan Prioritas kedua adalah
setiap orang adalah 2 jam maka konsep DDK dengan nilai bobot
perhitungan daya dukung kawasan 19%. Kemampuan daya dukung
untuk wisatanya adalah 348 orang lingkungan ekowisata harus tetap
per hari. dipertahankan karena jika daya
Kemudian berdasarkan hasil tampung obyek wisata alam tersebut
perhitungan analisis AHP dengan dilampaui, maka akan terjadi
menggunakan software Expert kemerosotan sumberdaya,
Choice untuk strategi kepuasan pengunjung tidak
pengembangan ekowisata mangrove terpenuhi, dan akan memberikan
Desa Sriminosari dapat dilihat pada dampak merugikan terhadap
Gambar 4. masyarakat, ekonomi dan budaya.
Kemudian prioritas ketiga
adalah kualitas sumberdaya
manusia (KSDM) dengan nilai 17%.
Pengembangan kualitas
sumberdaya manusia, antara lain
penyusunan kurikulum pendidikan
pariwisata dan peningkatan
pengelolaan lingkungan hidup
(Kurniasari et al, 2013).
Gambar 4. Hasil perhitungan AHP Selanjutnya prioritas
(Analytical Hierarchy Process) keempat adalah penguatan institusi
atau kelembagaan (PIK) dengan
Hasil perhitungan analisis AHP nilai bobot 15%. Penguatan
menunjukkan bahwa prioritas utama kelembagaan pariwisata dengan
pada level alternatif terhadap cara memfasilitasi dan memperluas
strategi pengembangan ekowisata jaringan kelompok dan organisasi
adalah konservasi sumberdaya alam kepariwisataan dalam hal ini terkait
(KSDA) dengan nilai bobot 35%. dukungan pemerintah daerah dalam
Ekowisata yang dikembangkan pengembangan ekowisata
di kawasan konservasi adalah mangrove. Seperti halnya
ekowisata yang hijau dan adil untuk pembentukan lembaga di lingkup
kepentingan pembangunan pengelola ekowisata mangrove itu
berkelanjutan dan konservasi, yang sendiri. Mereka perlu diberi
juga merupakan sebuah kegiatan wewenang untuk mengelola dan
usaha yang bertujuan untuk mengembangkan ekowisata dengan
menyediakan alternatif ekonomi tetap ada kontrol dan pengawasan
secara berkelanjutan bagi dari pemerintah daerah. Kemudian
masyarakat di kawasan yang yang terakhir adalah peraturan
dilindungi. Hal ini sejalan dengan daerah penataan ruang dan
pernyataan Osmaleli et al (2014) pembiayaan (PRP) dengan nilai
bahwa pengendalian pemanfaatan 15%. Penataan kawasan untuk
dan konversi ekosistem mangrove pengembangan wisata saat ini tetap

68 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 2, No. 2, 2021


Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021 P-ISSN 2721-0456
E-ISSN 2746-6876

mengacu pada Rencana Tata Ruang Manajemen Pembangunan


dan Wilayah serta setiap perubahan Daerah. Vol. 5 No.2.
tata ruang perlu ada pengawasan Murni., Widayati, W., Mey, D. 2018.
agar pemanfaatan lahan sesuai Analisis Pengembangan
dengan peruntukannya (Kurniasari Ekowisata mangrove Kota
et al, 2013). Kendari. Jurnal Perencanaan
Wilayah.
KESIMPULAN Osmaleli., T Kusumastanto., M,
Ekayani. 2014. Analisis
Kawasan ekosistem mangrove di Ekonomi Keterkaitan
Desa Sriminosari memiliki potensi Ekosistem Mangrove dengan
untuk dikembangkan sebagai objek Sumberdaya Udang. Jurmal
wisata dengan luas 286 ha. Hasil Ekonomi Pertanian,
perhitungan analisis DDK ekowisata Sumberdaya dan Lingkungan.
mangrove Desa Sriminosari sebesar Jaree.1 : 64-70.
279 orang per hari. Berdasarkan Satria, D. 2009. Strategi
hasil analisis AHP didapatkan Pengembangan Ekowisata
alternatif prioritas utama terhadap Berbasis Ekonomi Lokal
strategi pengembangan ekowisata Dalam Rangka Program
konservasi sumberdaya alam Pengentasan Kemiskinan Di
(KSDA) dengan nilai bobot 35%. Wilayah Kabupaten Malang.
Journal of Indonesian Applied
DAFTAR PUSTAKA Economics Vol. 3 No. 1. 37-47
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari
Kurniasari E., Rustiadi, E., Tonny., Sebagai Alternatif
F. 2013. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya
Pengembangan Ekowisata Pesisir Berbasis Konservasi.
Melalui Peningkatan Makalah Seminar Sains 21
Partisipasi Masyarakat, Studi Februari 2007.Departemen
Kasus Komunitas Kelurahan Manajemen Sumberdaya
Kalimulya Kota Depok. Jurnal Perairan–FPIK. IPB. Bogor.

69 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 2, No. 2, 2021

Anda mungkin juga menyukai