Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN EKOWISATA PANTAI

MELEURA DESA LAKARINTA KECAMATAN LOHIA


KABUPATEN MUNA

Management And Development Ecotourism Village Beach Meleura Lakarinta


Village South Lohia District Of South Muna

Asniwati Gafar1, Baru Sadarun2, dan Roslindah Daeng Siang3

1) Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Perikanan FPIK UHO


2) Dosen Jurusan/Program Studi Ilmu Kelautan FPIK UHO
3) Dosen Jurusan/Program Studi Agribisnis Perikanan FPIK UHO
e-mail: Asniwatigafar@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan ekowisata Pantai Meleura Desa
Lakarinta Kecamatan Lohia Kabupaten Muna melalui analisis SWOT. Sampel dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 30 narasumber. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode judgement sampling. Berdasarkan hasil penelitian identifikasi faktor internal dan
faktor eksternal (analisis SWOT) maka Wisata Pantai Meleura memiliki Kekuatan (Strenghths); Tata
kelola dan perilaku positif, Investor dan semangat kerja yang tinggi, daya dukung yang tinggi dari
pemerintah, kontribusi positif terhadap masyarakat dan pengelola mempunyai strategi, Kelemahan
(Weaknesses); Tenaga ahli yang terbatas, kurangnya sarana pendukung, kurangnya tekhnologi. Peluang
(Opportunities); Melakukan kerja sama, masyarakat Desa Lakarinta sangat mendukung, potensi wilayah
Ancaman (Threats); Kritikan masyarakat yang negatif dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pengelolaan ekowisata.

Kata Kunci: Ekowisata Meleura, Desa Lakarinta, pengelolaan

ABSTRACT
This study aims to determine the development strategy of ecotourism beach Meleura Lakarinta Village
District of Lohia Muna through SWOT analysis. The sample in this study as many as 30 speakers. The
sampling method will be used in this research is using judgment sampling method. Based on the results of
the research identifying internal factors and external factors (SWOT analysis) then Meleura Coast
Tourism has Strength (strenghths); Governance and positive behavior, Investor and high morale, high
carrying capacity of the government, positive contribution to society and business have a strategy,
weaknesses (Weaknesses); Experts are limited, lack of supporting facilities, lack of technology.
Opportunities (Opportunities); Cooperate, Lakarinta Village Community strongly supports, the potential
of the threats (Threats); Negative public criticism and the lack of public understanding of the ecotourism
management.

Keywords: Ecotourism Meleura, Village Lakarinta, management

PENDAHULUAN Dalam beberapa dekade terakhir pari-


wisata bahari (pantai) telah berkembang
Indonesia merupakan negara kepulauan pesat diberbagai daerah di Indo-nesia
terbesar di dunia, dengan jumlah pulau (Sukandarumidi, 2009).
sebanyak lebih 17.000 dan dengan total
panjang pantai lebih 80.000 km. Pesisir Ekowisata dapat didefinisikan sebagai
dan lautnya tak ada duanya di dunia suatu konsep pengembangan pariwisata
dalam hal keanekaragaman hayati. berkelanjutan yang bertujuan untuk

J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(3) Agustus 2017 165
Gafar et al. – Pengelolaan pengembangan ekowisata Pantai Meleura …

mendukung upaya-upaya pelestarian Metode pengambilan sampel yang akan


lingkungan (alam dan budaya). Serta digunakan dalam penelitian ini adalah
dapat meningkatkan partisipasi masyara- menggunakan metode judgement
kat dalam pengelolaan, sehingga mem- sampling, yang merupakan salah satu
berikan manfaat ekonomi kepada mas- bentuk purposive sampling, yaitu meru-
yarakat setempat. pakan tipe pemilihan sampel secara tidak
acak yang informasinya diperoleh
Indonesia sebagai negara bahari dan dengan menggunakan pertimbangan
kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri tertentu umumnya disesuaikan dengan
dari garis pantai (terpanjang kedua di tujuan atau masalah penelitian
dunia setelah Kanada), dan keindahan (Sujarweni dkk., 2012).
alam (pantai, pulau-pulau kecil, pano-
rama permukaan laut dan bawah laut) Jenis data yang digunakan dalam
yang menakjubkan. Pantai Meleura penelitian ini terdiri dari data primer dan
merupakan objek wisata pantai yang sekunder.
terletak di Desa Lakarinta Kecamatan Teknik pengumpulan data yang
Lohia Kabupaten Muna. Dengan potensi digunakan adalah sebagai berikut:
wisata yang menawan dan indah di 1. Wawancara
pandang mata. Selain keindahan alam Wawancara adalah usaha untuk
yang dimiliki, Pantai Meleura juga mengumpulkan data dengan mela-
sangat strategis dengan sarana dan kukan wawancara berkaitan dengan
prasarana seperti jalan raya dan trans- visi dan misi pengelolaan Pantai
portasi sangat mudah untuk dijangkau Meleura kepada bagian yang memi-
pengunjung khususnya pengun-jung liki wewenang untuk menjawab wa-
lokal. wancara yang dilakukan oleh
peneliti.
Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk 2. Observasi
mengetahui sistem pengelolaan ekowi- Observasi yang didalamnya pene-
sata Pantai Meleura Desa Lakarinta liti langsung turun ke lapangan
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna dan untuk mengamati perilaku dan akti-
untuk mengetahui strategi pengem- vitas individu atau kelompok di
bangan ekowisata Pantai Meleura Desa lokasi penelitian.
Lakarinta Kecamatan Lohia Kabupaten
3. Dokumentasi
Muna.
Dokumentasi adalah teknik me-
ngumpulkan data melalui bahan-
METODE PENELITIAN
bahan tertulis berupa struktur
organisasi, serta dokumen-dokumen
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
tentang pendapat dan teori yang
bulan Oktober sampai bulan November
berhubungan dengan masalah
2016. Lokasi penelitian ini yaitu Desa
penelitian.
Lakarinta Kecamatan Lohia Kabupaten
Muna. Pemilihan lokasi penelitian ini
Dalam penelitian ini perangkat analisis
ditentukan secara sengaja (purposive),
data yang akan digunakan adalah
karena Pantai Meleura ini merupakan
dengan menggunakan analisis SWOT
wisata alam yang menjadi unggulan di
(Strenghts, Weaknesses, Opportunities,
Kabupaten Muna.
dan Threats), terutama untuk menge-
tahui strategi pada studi kasus Pantai

166 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
Meleura Kecamatan Lohia Kabupaten - Sebelah Selatan berbatasan dengan
Muna. Kecamatan Tongkuno
- Sebelah Timur berbatasan dengan
Kegiatan ini merupakan awal dari proses Selat Buton
perumusan strategi pengelolaan eko- - Sebelah Barat berbatasan dengan
wisata. Proses identifikasi faktor me- Kecamatan Kontunaga
ngacu kepada tingkat kedalaman strategi
fungsional di Desa Lakarinta Kecamatan Pantai Meleura merupakan objek wisata
Lohia Kabupaten Muna. Bidang strategi pantai yang terletak di Desa Lakarinta
ini menjadi dasar proses diidentifikasi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna,
faktor internal yang dijabarkan menjadi untuk mencapai lokasi tersebut dapat
faktor kekuatan dan kelemahan potensi ditempuh dengan menggunakan ken-
ekowisata, faktor eksternal yang di- daraan roda 2 dan roda 4 dengan jarak
jabarkan menjadi faktor peluang dan tempuh 18 km kurang lebih 15 menit
ancaman potensi ekowisata. untuk sampai di tempat ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ekowisata Pantai Meleura terdapat


beberapa sarana seperti rumah baca,
Gambaran Umum Ekowisata Pantai kazebo tempat istrahat, tersedia ban,
Meleura tempat parkir, dermaga, kantin, kamar
ganti, tersedia air tawar dan atraksi
Kecamatan Lohia berada di sebelah kesenian seperti tari molulo dan ende-
selatan wilayah Kabupaten Muna yang ende.
berada di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ibukota Kecamatan Lohia terletak di Sistem Pengelolaan Ekowisata Pantai
Desa Lohia, Kecamatan Lohia. Secara Meleura
administrasi Kecamatan Lohia terdiri
dari 9 Desa, yaitu Desa Lohia, Desa Kemajuan dalam pengelolaan dan
Lakarinta, Desa Khorihi, Desa Bolo, pengembagan ekowisata Pantai
Desa Liangkabori, Desa Mantobua, Desa Meleura tidak terlepas dari kerja keras
Kondongia, Desa Wabintingi dan Desa dan sistem yang dijalankan oleh
Waara. Salah satunya desa yang pengelola yaitu kepala desa dan
berpotensi akan ekowisata yaitu Desa masyarakat. Dalam pengembangan
Lakarinta karena desa tersebut dekat ekowisata Pantai Meleura pihak
dengan pesisir dan sebagai pengem- pengelola menyediakan sarana dan
bangan ekowisata Pantai Meleura, desa prasarana dalam lingkungan pantai
yang memiliki wilayah terluas adalah serta mengutamakan keamanan dan
Desa Lohia dengan luas 8,23 kenyamanan pengunjung.
km2 (16,52%). Sedangkan desa yang
Sistem pengelola juga membuka
paling sempit wilayahnya adalah Desa
lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Waara dengan luas 3,59 km2 (7,21 %)
khususnya Ibu Rumah Tangga Desa
dari luas Kecamatan Lohia dan luas
Lakarinta Kecamatan Lohia untuk
wilayah Kecamatan Lohia sekitar 49,81
membuat sarung tenun khas Muna
km2. Adapun batas-batas wilayah
sekaligus menjaga warung (kantin)
Kecamatan Lohia yaitu sebagai
yang didirikan dalam lingkungan
berikut.
ekowisata Pantai Meleura. Hal ini
- Sebelah Utara berbatasan dengan
dilakukan pengelola untuk selalu
Kecamatan Duruka

J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(3) Agustus 2017 167
Gafar et al. – Pengelolaan pengembangan ekowisata Pantai Meleura …

melestarikan budaya. Ekowisata Pantai 2) Kurangnya sarana pendukung,


Meleura belum memiliki struktur beberapa sarana penting yang masih
organisasi namun hal tersebut tidak sering meninggalkan kesan dan
menurunkan semangat kerja dan hasil keluhan bagi setiap pengunjung
yang diinginkan karena dalam penge- seperti keberadaan halaman parkir
lolaannya terdapat sistem dan kerja yang luas dan memadai serta kamar
sama antara pengelola dan masyarakat. ganti (WC).
3) Kurangnya tekhnologi yang memadai
Identifikasi Faktor Internal dan seperti ; banana boath, sumur bor, alat
Eksternal Ekowisata Pantai Meleura penyelam dan life jacket, di Pantai
Meleura hanya menyediakan ban
Dari hasil penelitian yang dilakukan di sebagai tempat bermain ketika turun
Pantai Meleura Desa Lakarinta ke pantai.
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
mulai dari mengetahui visi dan misi dari 2. Faktor Eksternal (EFAS)
berdirinya sebuah Ekowisata yang
dinamakan sebagai Pantai Meleura di a. Peluang (Opportunities)
desa tersebut. Strategi yang telah di-
tempuh dan kinerja yang telah dicapai 1) Melakukan kerja sama dalam
dapat diketahui beberapa faktor internal menciptakan suatu peluang untuk
dan eksternal. mewujudkan dukungan atas kemajuan
ekowisata Pantai Meleura, pengelola
Pengembangan ekowisata Pantai melakukan kerja sama dengan ber-
Meleura. Beberapa faktor internal dan bagai pihak seperti ; tokoh adat,
eksternal yang penting dapat diiden- mahasiswa dan aparatur desa dan
tifikasi sebagai berikut : masyarakat pada umumnya.
2) Mayoritas masyarakat Desa Lakarinta
1. Faktor Internal (IFAS) sangat mendukung adanya wisata
Pantai Meleura dan kemajuan
a. Kekuatan (Strengths) erkowisata karena masyarakat men-
dapat manfaat dengan adanya wisata
1) Tata kelola dan perilaku positif atau Pantai Meleura seperti masyarakat
budaya pengelola. dapat berwirausaha, terbuka lapangan
2) Investor dan semangat kerja yang kerja dan menyambung silaturahim
tinggi antara warga.
3) Daya dukung yang tinggi 3) Potensi wilayah yang dimiliki Desa
4) Kontribusi positif Lakarinta cukup memadai dalam
5) Pengelola mempunyai strategi pengembangan wisata pantai khusus-
nya Pantai Meleura yang saat ini
b. Kelemahan (Weakneses) menjadi salah satu wisata yang
banyak digemari oleh masyarakat
1) Tenaga ahli yang terbatas, Tenaga desa maupun luar kota.
ahli yang terbatas khusunya SDM
(Sumber Daya Manusia) yang ada di b. Ancaman (Threats)
Desa Lakarinta pada bidang
ekowisata, lingkungan hidup dan 1) Kritikan masyarakat yang negatif
perikanan yang membuat agak terhadap pengelola dalam hal ini
terhambat pengembangannya. Kepala Desa. Sebagian masyarakat

168 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
menganggap bahwa pengelola me- 1. Sistem pengelolaan Pantai Meleura
ngambil keuntungan dari mengelolah belum memiliki struktur organisasi
ekowisata Pantai Meleura. namun hal tersebut tidak menurun-
2) Kurangnya pemahaman sebagian kan semangat kerja karena dalam
masyarakat tentang pentingnya peran pengelolaannya terdapat sistem dan
ekowisata bagi kelangsungan hidup kerja sama antara pengelola dan
dan kebijakan wisata yang dikeluar- partisipasi masyarakat.
kan oleh pemerintah 2. Strategi untuk ekowisata Pantai
Meleura Desa Lakarinta Kecamatan
Faktor internal sangat berperan dalam Lohia Kabupaten Muna terdiri dari
pengembangan wisata Pantai Meleura delapan strategi yaitu berperilaku
dalam kemajuannya, dalam faktor positif, kerjasama, konstribusi masya-
internal dapat dilihat kekuatan dari rakat, daya dukung investor dan
pengelola untuk menjadikan Pantai pemerintah, melestarikan budaya,
Meleura sebagai pantai yang banyak pengelolaan potensi wilayah, berso-
digemari masyarakat lokal maupun sialisasi dan semangat kerja yang
masyarakat luar sedangkan pada faktor tinggi dari pihak pengelola.
internal dapat dilihat peluang dari
pengelola yang mampu melakukan kerja
DAFTAR PUSTAKA
sama dan tidak lepas dari dukungan
masyarakat karena melihat potensi di Departemen Pariwisata, Pos, dan
Desa Lakarinta khususnya potensi Telekomunikasi. 2009. Undang-
wisata. Undang Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2009 Tentang
Strategi Pengelola Ekowisata Pantai Kepariwisataan. Departemen
Meleura Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi. Jakarta.
Langkah-langkah yang dilakukan pihak Dimjati A. 1999. Produk Pariwisata:
pengelola terhadap strategi pengem- Pengembangan Ekowisata
bagan ekowisata Pantai Meleura yaitu: (Wisata Ekologi). Departemen
1. Melakukan pendekatan dengan Pariwisata Seni dan Budaya.
masyarakat sekitar Pantai Meleura Jakarta.
2. Mengadakan sosialisasi akan pen- Hakim L. 2004. Dasar-Dasar
tingnya adanya ekowisata Pantai Ekowisata. Bayumedia Publis-
Meleura dengan pendekatan sosial hing. Malang.
dan ekonomi Handayawati H.S., Budiono &
3. Membenahi sarana dan prasarana Soemarno. 2010. Potensi Wisata
4. Melestarikan budaya khususnya Alam Pantai Bahari. PM PSLP
budaya Desa Lakarinta PPSUB. Jawa Timur.
5. Mengadakan pengamanan (satpam) Sujarweni W & Endrayanto P. 2012.
dan tukang parkir Statistik untuk Penelitian. Graha
6. Melakukan penataan lingkungan dan Ilmu. Yogyakarta. hal 218.
menjaga kebersihan Pantai Meleura. Sukandarumidi. 2009. Mari Kembali Ke
Laut. Yayasan Pustaka
SIMPULAN Nusantara. Yogyakarta.

Simpulan dari penelitian ini yaitu:

J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(3) Agustus 2017 169

Anda mungkin juga menyukai