id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
Abstrak
Desa Lubuk Kertang memiliki 638.47 ha hutan mangrove. Sepuluh jenis mangrove ditemukan di
Desa Lubuk Kertang Village adalah Avicennia marina, A. lanata, Bruguiera sexangula, Rhizophora
apiculata, Ceriops tagal, Xylocarpus granatum, Lumnizera racemosa, Sonneratia caseolaris,
Excoearia agallocha dan Acanthus ilicifolius. Indeks kesesuaian ekosistem mangrove untuk
kegiatan ekowisata di Desa Lubuk Kertang adalah 36 orang/hari. Terdapat tiga strategi prioritas
untuk pengembangan ekowisata di Desa Lubuk Kertang, pertama, meningkatkan pengelolaan
ekosistem hutan mangrove melalui kegiatan ekowisata dan interpretasi lingkungan. Kedua, untuk
menjaga obyek ekowisata mangrove dengan memperhatikan daya dukung wilayah Desa Lubuk
Kertang tersebut. Ketiga, dalam rangka untuk mempromosikan ekowisata mangrove yang masih
baru digunakan media internet atau media sosial.
Keywords: Ekowisata, Ekosistem hutan mangrove, Wilayah Desa Lubuk Kertang, Analisis SWOT
31
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
3. Mengkaji strategi yang tepat untuk 3) 2 x 2 m untuk semai (diameter batang < 2 cm
pengembangan ekowisata mangrove di dan tinggi < 1 m).
pesisir Lubuk Kertang berdasarkan
persepsi wisatawan dan daya dukung Satuan contoh yang dipakai dalam kegiatan
lingkungan. analisis vegetasi di hutan mangrove adalah jalur.
Lebar jalur yang dipakai adalah 10 meter
Manfaat Pegabdian dengan arah tegak lurus garis pantai ke arah
Manfaat dari pengabdian ini adalah dapat daratan. Untuk hutan mangrove yang tumbuh di
memberikan informasi dan masukan bagi pinggir sungai arah jalur tegak lurus dengan
pengambil keputusan dalam mengelola garis sungai. Jika keduanya dipergunakan maka
ekowisata mangrove dengan tetap perlu diusahakan agar jalur arah tegak lurus
memperhatikan kondisi kelestarian ekologi pantai tidak sampai berpotongan dengan jalur
dan sosial ekonomi masyarakat di sekitar arah tegak lurus sungai. Secara umum gambaran
kawasan ekosistem mangrove Lubuk Kertang, umum petak contoh pengamatan vegetasi di
Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten lapangan dengan metode jalur,
Langkat, Sumatera Utara. Data yang diambil adalah jenis mangrove
yang berada di dalam stasiun pengamatan serta
pengamatan visual biota-biota yang berada di
2. METODE
stasiun tersebut (Bengen, 2001).
Waktu dan Tempat Pengabdian
Pengabdian ini dilaksanakan pada bulan Metode Pengambilan Data Persepsi
Agustus-September 2016 di Dusun Desa Lubuk Masyarakat Pengelola Kawasan Ekowisata
Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten dan Persepsi Pengunjung
Langkat, Sumatera Utara yang terletak pada Data dikumpulkan secara langsung di lokasi
04o02’59,73” LU dan 98o18’02,40” BT. pengabdian melalui wawancara secara
terstruktur dengan jumlah responden 49 orang
dari 56 total dari keseluruhan kelompok
masyarakat pengelola kawasan ekowisata yang
ditentukan dan jumlah responden 92 orang dari
119 orang pengunjung total pertahun ke
kawasan ekowisata mangrove desa nagalawan
yang ditentukan dengan rumus Slovin
(Setiawan, 2007).
32
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
33
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
sebagai pekerjaan tambahan yakni sebesar penjual hasil tangkapan nelayan (2,8%), dan
83,85%. lain–lain (5,17%).
Karateristik tingkat pendapatan
masyarakat untuk memanfaatkan ekosistem Karakteristik Pengunjung
mangrove yakni memiliki penghasilan Responden untuk pengunjung yang
sebesar < Rp.500.000/bln adalah sebanyak 20 diwawancarai adalah sebanyak 92 orang.
orang, penghasilan sebesar Rp.500.000 – Rp. Pengunjung terdiri atas 47 laki-laki dan 45
2.000.000/bln adalah sebanyak 25 orang, dan perempuan. Karakteristik usia pengunjung
sebesar Rp. 2.000.000 – Rp. 4.000.000/bln didominasi oleh kisaran usia 17-26 tahun
adalah sebanyak 4 orang. Tidak ditemukan sebanyak 83,76%. Pengunjung yang memiliki
masyarakat yang memiliki penghasilan > Rp. usia 27-36 tahun sebanyak 9,35%, usia 37-46
4.000.000. tahun sebanyak 3,42%, usia 47-56 tahun
sebanyak 2,32% dan di atas 56 tahun
Kegiatan Pemanfaatan Ekosistem sebanyak 1,15%. Karakteristik tingkat
Mangrove oleh Masyarakat pendidikan pengunjung sangat bervariasi,
Masyarakat sebagian besar melakukan mulai dari yang tidak pernah sekolah (1,19%)
kegiatan pemanfaatan kawasan mangrove sampai dengan tingkat S1 (20,63%). Tingkat
Lubuk Kertang berupa pengolahan hasil buah pendidikan pengunjung yang paling banyak
dan daun mangrove sebesar 20,35%. Sisanya adalah tingkat SMA sebanyak 78,18 %.
ada yang melakukan penangkapan udang, Rata-rata pendapatan pengunjung yang
kerang, dll sebesar 56,77% yang melakukan paling banyak didapatkan adalah kurang dari
pemanfaatan dengan menangkap ikan sebesar Rp. 500.000 sebanyak 60,22 %, Rp. 500.000
13,26% dan menangkap kepiting sebesar – 2.000.000 per bulannya (22,67%).
9,62%. Pengunjung yang mempunyai penghasilan Rp.
Alasan masyarakat melakukan kegiatan 2.000.000 – Rp. 4.000.000 sebanyak 15,10 %
pemanfaatan kawasan ini sangat beragam, dan pengunjung dengan penghasilan diatas
misalnya untuk kepentingan komersial Rp. 4.000.000 sebanyak 2,01%.
(16,25%), untuk pemenuhan kebutuhan Pengunjung yang datang ke kawasan
sehari-hari (48,17%) dan alasan masyarakat Ekowisata Lubuk Kertang Dusun Paluh
yang paling banyak adalah untuk kegiatan Tabuhan ini mengatakan mengetahui
wisata (35,58%) untuk kegiatan wisata. informasi tentang tempat wisata mangrove ini
90,84 % dari teman ataupun keluarga yang
Pemahaman dan Persepsi Masyarakat sudah berkunjung ketempat ini sebelumnya,
Pemahaman masyarakat terhadap sebesar 9,16 % mendapat informasi dari
ekosistem mangrove cukup sedang sebesar pameran wisata.
61,54%. Sebagian besar masyarakat yang Pengunjung sebagian besar berasal dari
sudah mengetahui pengertian ekosistem dalam Kabupaten Langkat (78,37%).
mangrove secara umum dan fungsinya Pengunjung yang datang dari luar Kabupaten
sebesar 24,66%. Namun ditemukan beberapa Langkat tetapi masih berada di dalam Provinsi
masyarakat yang sama sekali belum Sumatera utara sebanyak 19,59% dan yang
mengetahui tentang ekosistem ini yakni datang dari luar Provinsi Sumatera Utara
sebesar 13,8%. Lebih dari 50% masyarakat adalah sebanyak 2,04%.
Lubuk Kertang belum mengenal istilah Sebagian besar pengunjung mengunjungi
ekowisata. Ekowisata Mangrove Lubuk Kertang dengan
Masyarakat sebagian besar mengatakan teman (49,74%), dengan rombongan
bahwa kondisi mangrove di Lubuk Kertang (27,75%), dengan keluarga (21,38%), dan
berada dalam keadaan baik (53,84%). hanya sendiri (1,13%). Sebagian besar
Adapula beberapa yang mengatakan kondisi pengunjung (39,92%) pernah mengunjungi
mangrove berada dalam keadaan buruk tempat wisata mangrove ini sebelumnya
(46,16%). bersama teman, keluarga maupun rombongan
lainnya, dan sisanya belum pernah sama
Keterlibatan Masyarakat sekali ke tempat ini sebelumnya atau dengan
Dari hasil kuisioner, hampir seluruh kata lain baru pertama kalinya mengunjungi
masyarakat (75%) terlibat dalam kegiatan tempat ini. Alasan pengunjung mengatakan
ekowisata. Masyarakat yang telah terlibat mengapa baru pertama kali ketempat ini
dalam kegiatan ekowisata ini sebagian besar dikarenakan 77,67% belum mendapatkan
ada yang menjadi pengelola kawasan wisata informasi sama sekali tentang tempat wisata
(38,46%), penjual/pengelola hasil daun dan ini, 13,91% mengatakan belum ada waktu
buah mangrove (14,61%), pemandu untuk mengunjungi tempat ini, 7,76%
wisatawan (12,46%), penjaga kantin (1,5%), dikarenakan lokasi wisata mangrove yang
jauh, dan sisanya 0,66% tidak tertarik untuk
34
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
35
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
36
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
banyak yang baru pertama kali untuk datang Kegiatan pengabdian ini dibiayai oleh
mengunjungi tempat wisata mangrove ini dan Skim Pengabdian Berbasis Penelitian Non-
belum pernah mengetahui bahwa mangrove PNBP 2016 dari Universitas Sumatera Utara.
dapat diolah menjadi makanan dan minuman
yang dapat dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu 5. REFERENSI
dilakukan promosi baik melalui internet
Bahar, A. 2004. Kajian Kesesuaian dan Daya
maupun pamplet di pinggir jalan besar
menuju tempat wisata mangrove ini sehingga Dukung Ekosistem Mangrove untuk
dapat menarik banyak wisatawan untuk Pengembangan Ekowisata di Gugus Pulau
mengunjugi dan melakukan wisata mangrove. Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi
Selatan [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian
4. KESIMPULAN Bogor.
Bato, M., Yulianda, F. dan Achmad
Kesimpulan
Fahruddin. 2013. Kajian manfaat kawasan
Kondisi kawasan dari hasil pengamatan
konservasi perairan bagi pengembangan
mangrove di 3 stasiun diperoleh 10 jenis
ekowisata bahari, Studi kasus di kawasan
mangrove yang terdiri dari Api-api
konservasi perairan Nusa Penida, Bali.
(Avicennia lanata), Mata Buaya (Bruguiera
Depik 2 (2):104-113.ISSN 2089-7790.
sexangula), Perepat (Sonneratia caseolaris),
Bengen, G. dan L. Adrianto. 1998. Strategi
Cingam (Scyphiphora hydrophyllacea),
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Tengar (Ceriops tagal), Teruntum
Pelestarian Hutan Mangrove. Makalah
(Lumnitzera racemosa), Bakau Minyak
Lokakarya Jaringan Kerja Pelestarian
(Rhizophora apiculata), Nyirih (Xylocarpus
granatum), Buta-buta (Excoecaria Mangrove. Bogor: PKSPL. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. hal 21.
agallocha), Jeruju (Acanthus ilicifolius).
Potensi wisata di kawasan ekosistem Bengen, D. G. 2001. Ekosistem dan
mangrove di Desa Lubuk Kertang, Dusun sumberdaya pesisir dan laut serta
Paluh Tabuhan adalah menghasilkan produk pengelolaan secara terpadu dan
unggulan hasil dari sumberdaya mangrove berkelanjutan. Prosiding pelatihan
dan satu – satunya di Langkat dan bahkan pengelolaan wilayah pesisir terpadu.
mengimbangi ekowisata mangrove di Lubuk Bogor, 29 Oktober – 3 November 2001.
Kertang, serta keberadaan kelompok tani Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan
Bakau Mas dan Tani Abadi Mangrove Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian
sebagai pengelola sumberdaya mangrove di Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas
kawasan Ekowisata Mangrove Lubuk Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Kertang Dusun Paluh Tabuhan. Pertanian Bogor. Bogor.
Strategi alternatif pengelolaan ekowisata Dahuri, R. 1996. Pengembangan Rencana
mangrove yang diprioritaskan di kawasan Pengelolaan Pemanfaatan Berganda Hutan
Ekowisata Mangrove Lubuk Kertang adalah Mangrove di Sumatera. PPLH. Institut
meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem Pertanian Bogor. Bogor.
mangrove melalui kegiatan ekowisata, Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati
menjaga obyek wisata mangrove dengan Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
tetap memperhatikan daya dukung kawasan Utama.
dan memberikan promosi baik lewat internet Dedi, S. 2007. Ekofisiologi dan Zonasi.
maupun media lainnya untuk menarik minat http://web.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal
wisatawan berwisata mangrove. 13 Mei 2014.
FAO. 2007. The World’s Mangroves 1980–
2005. Forest Resources Assessment
Saran Working Paper No. 153. Food and
Perlu diadakannya pengabdian lebih Agriculture Organization of The United
lanjut tentang wisata mangrove baik dari Nations. Rome.
analisa keanekaragaman biota maupun Honey, M. 1999. Ecotourism and Sustainable
kerusakan mangrove lebih lanjut di kawasan Development. Who owns Paradise? Island
Ekowisata Mangrove Lubuk Kertang. Perlu Press. Washington D.C.
diadakan analisa vegetasi lebih lanjut secara Mangindaan, P., Wantesan, A., Stephanus V.
keseluruhan di kawasan ekosistem mangrove dan Mandagi. 2012. Analisis potensi
di Desa Lubuk Kertang. sumberdaya mangrove di Desa Sarawet,
Sulawesi Utara, sebagai kawasan
UCAPAN TERIMA KASIH ekowisata. Jurnal Perikanan dan Kelautan
Tropis VIII (2): 44-51.
37
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 31-38 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Basyuni, M. et al. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove …
38