Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

STUDI PERTUMBUHAN MANGROVE


PADA KEGIATAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE
DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAK
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Adhi Alwidakdo1, Zikri Azham2, dan Legowo Kamarubayana3
1
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75234, Indonesia.
herry@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di Desa Tanjung Limau , Muara Badak Kecamatan Kabupaten Kutai ,
Propinsi Kalimantan Timur . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan keberhasilan kegiatan
penanaman mangrove di daerah penelitian di hutan mangrove , dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi rehabilitasi hutan mangrove di wilayah studi . Data dikumpulkan dengan membuat
transek sepanjang 100 m dari rehabilitasi lahan di tiga lokasi yang berbeda berdasarkan karakteristik
genangan . Pengamatan dilakukan untuk mengamati dan mengukur tinggi dan diameter tanaman . Data
dicatat dan diukur pada setiap transek meliputi data tanaman (jenis tanaman , jumlah tanaman hidup , tinggi
tanaman dan kondisi pertumbuhan tanaman yang sehat).
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan persentase tanaman yang tumbuh dilakukan pada 20
plot, dari kegiatan rehabilitasi hutan bakau yang dilakukan pada tahun 2009, pada tahun 2010 memperoleh
persentase pertumbuhan rata-rata tanaman mangrove ± 78.18 %. Sedangkan hasil penilaian tanaman yang
dilakukan pada tahun 2011 memperoleh tanaman bakau yang tumbuh rata-rata persentase adalah ± 66,40%.
Dari perbandingan pengukuran pada tahun 2011 dengan hasil pengukuran yang dilakukan dalam penelitian
ini , ada penurunan persentase mangrove tanaman tumbuh rata-rata adalah sebesar ± 11,78 % .
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan persentase diperoleh tanaman bakau transek tumbuh rata-rata
pada 46 % . Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan rehabilitasi hutan
mangrove tumbuh penurunan persentase jumlah tanaman mangrove. Dari hasil pengukuran yang diperoleh
di bidang tinggi tanaman dan diameter rata-rata tinggi di jalur masing-masing adalah sebagai berikut jalur
1 adalah tinggi rata-rata 2,28 m dan diameter 4.48cm , 2.61m dan rata-rata jalan kedua diameter rata-rata
4.03cm dan jalur tinggi rata-rata ketiga 1.91meters dengan diameter rata-rata 5.62cm. Variasi tinggi
tanaman bakau yang berbeda.

Kata kunci : Mangrove , pertumbuhan dan salinitas

ABSTRACT
The experiment was conducted in the village of Tanjung Limau, Muara Badak Sub District of Kutai
Regency, East Kalimantan Province. The purpose of the study was to determine the success of mangrove
planting activity in the study area in the mangrove forest, and to identify factors that affect the rehabilitation
of mangrove forests in study area. Data was collected by creating a transect along 100m of land
rehabilitation at three different locations based on the characteristics puddle. Observations was carried out
to observe and measure the height and diameter of the plant. Data were recorded and measured at each
transect include plant data (type of plant, number of living plants, plant height and growing conditions of the
plants healthy).
Based on the observation and calculation of the percentage of growing plants was conducted on 20
plots, from mangrove rehabilitation activities carried out in 2009, in 2010 gained a growing percentage of
the average of mangrove plants is ±78.18%. While the results of crop assessment carried out in 2011
acquired the mangrove plants growing percentage average is ±66.40%. From the comparison of

11
Studi Pertumbuhan Mangrove … Aldhi Alwidakdo…

measurements in 2011 with the results of measurements made in this study, there was a decrease in the
percentage of mangrove plants grow on average is equal to ± 11.78%. Based on the observations and
calculations of the percentages obtained transect mangrove plants growing on average at 46%. Based on
these results it can be concluded that the success rate of rehabilitation of mangrove forests growing
percentage decline in the number of mangrove plants. From the results of measurements obtained in the
field of plant height and diameter high average in each lane is as follows pathway 1 is the average height of
2.28 m and a diameter of 4.48cm, 2.61m and the second path average diameter average 4.03cm and the third
lane average height of 1.91meters with an average diameter of 5.62cm. High variation of different mangrove
plants.

Keywords : Mangrove, growth and salinitas

1. PENDAHULUAN Kalimantan Timur terma-


suk provinsi yang mempunyai area hijau
Hutan mangrove merupakan sangat banyak. Seiring berjalannya
sumber daya alam yang memiliki waktu, manusia yang hanya memanfaat-
beberapa sifat kekhususan diantaranya kan untuk keperluannya mulai tidak
karena letak hutan mangrove yang sangat peduli dengan hutan dan justru
spesifik, peranan ekologisnya yang khas, melakukan pemanfaatan yang sangat
potensi yang bernilai ekonomis tinggi. berlebihan sehingga hutan-mangrove di
Hutan mangrove merupakan sumberdaya wilayah Kalimantan Timur ini mengalami
alam yang dapat dipulihkan kerusakan. Data Dinas Kehutanan
pendayagunaanya sehingga memerlukan Kalimantan Timur pada tahun 2004
penanganan yang tepat terutama untuk mengindikasikan adanya kerusakan
mencegah musnahnya sumberdaya alam sumber daya hutan di Kalimantan Timur
tadi dan untuk menjamin kelestarian seluas 6,4 juta hektare dan pada tahun
masa kini dan masa yang akan datang. 2009 kerusakan meningkat menjadi 8,1
Hutan mangrove dan hutan pantai juta hektar, termasuk kerusakan hutan
merupakan jalur hijau daerah pantai yang mangrove di kawasan Delta Mahakam
mempunyai fungsi ekologis dan sosial (Pantonanews, 2013). Data terakhir yang
ekonomi. Secara ekonomis, hutan terdapat di Ditjen RLPS Departemen
mangrove dan hutan pantai merupakan Kehutanan tahun 2001 menunjukkan
sumber hutan bukan kayu bagi bahwa terdapat 8,6 juta ha mangrove di
masyarakat setempat, disamping manfaat Indonesia, terdiri 3,8 juta ha di dalam
jasa lingkungan dan secara fisik berperan kawasan hutan dan 4,8 juta ha di luar
melindungi lahan pantai karena mampu kawasan hutan (Anonim, 2003).
memecahkan energi kinetik gelombang Mengingat sangat pentingnya
air laut. permasalahan tersebut di atas, kita
Berdasarkan data Direktorat menyadari bahwa sangat pentingnya
Jendral Rehabilitas Lahan dan Perhutanan fungsi hutan mangrove bagi kehidupan
Sosial (2001) dalam Gunarto (2004) luas masyarakat dan ekosistem global
hutan mangrove di Indonesia pada tahun sehingga perlu upaya rehabilitasi
1999 diperkirakan mencapai 8,60 juta kawasan hutan mangrove. Upaya
hektar akan tetapi sekitar 5,30 juta hektar rehabilitasi hutan mengrove tersebut
dalam keadaan rusak. Sedangkan data dilaksanakan untuk mencapai
luas hutan mangrove di Indonesia pada keseimbangan fungsi yaitu fungsi hutan
tahun 2005 hanya mencapai 3.062.300 ha mangrove sebagai zona ekonomi dan
atau 19% dari luas hutan mangrove di fungsi lingkungan dimana hutan
dunia (Anonim, 2007). mangrove merupakan zona penyangga
kehidupan di wilayah pesisir.

12
Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

Dengan demikian upaya - Kompas untuk menentukan arah


rehabilitasi hutan mangrove dapat atau azimut penelitian.
dilaksanakan baik pada kawasan yang - Meteran untuk mengukur jarak.
telah dikuasai oleh masyarakat maupun - Kamera foto untuk alat
pada kawasan yang tidak dikuasai oleh dokumentasi.
masyarakat dapat berjalan sesuai yang - Komputer dan alat tulis lainnya
diinginkan, hal tersebut dapat didukung yang digunakan untuk pengolahan
dengan melibatkan unsur masyarakat data dan penulisan skripsi.
sekitar kawasan pesisir dan instansi - Tali.
pemerintah terkait. Tujuan penelitian - Tally sheet.
adalah mengetahui keberhasilan kegiatan - Alat Pengukur tinggi.
penanaman mangrove di Desa Tanjung
Limau Kecamatan Muara Badak pada 2.3. Metode Penelitian
hutan mangrove, mengetahui faktor- a. Teknik Pengumpulan Data
faktor yang mempengaruhi kegiatan Pengambilan data dilakukan
rehabilitasi hutan mangrove di Desa melalui wawancara langsung dengan
Tanjung Limau Kecamatan Muara lembaga yang terlibat langsung dalam
Badak. kegiatan rehabilitasi hutan mangrove
dalam hal ini Dinas Kehutanan
2. METODOLOGI PENELITIAN Kabupaten Kutai Kartanegara, serta
masyarakat selaku pelaksana yang
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian diberi bantuan kegiatan rehabilitasi
Penelitian dilaksanakan di Desa hutan mangrove.
Tanjung Limau Kecamatan Muara Badak b. Penilaian Tanaman
Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Pengambilan data dilakukan
Kalimantan Timur, yang merupakan dengan membuat jalur transek
lokasi penghijauan oleh Dinas Kehutanan sepanjang 100 meter pada tiga lokasi
Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun lahan rehabilitasi yang berbeda
2009. karakteristik berdasarkan genangan-
Adapun rencana waktu kegiatan nya. Pengamatan dilaksanakan dengan
yang diperlukan untuk penelitian adalah untuk mengamati, mengukur tinggi
sebagai berikut: (a) Pengumpulan data; dan diameter tanaman. Data yang
(b) Pengolahan data; dan (c) Penyusunan dicatat dan diukur pada setiap jalur
& penulisan. transek meliputi data tanaman (jenis
tanaman, jumlah tanaman yang hidup,
2.2. Bahan dan Alat Penelitian tinggi tanaman dan kondisi tumbuh
a. Bahan Penelitian tanaman sehat).
- Laporan dari kegiatan rehabilitasi Melaksanakan penilaian terhadap
hutan mangrove. kesehatan tanaman digolongkan dalam
- Data dan informasi pendukung tiga kriteria, yaitu sehat, kurang sehat,
mengenai Desa Tanjung Limau dan merana dengan tanda sebagai
Kecamatan Muara Badak. berikut:
- Peta lokasi penelitian. Sehat: Tanaman tumbuh segar, batang
b. Alat Penelitian lurus dan tajuk menutup
- GPS untuk mengetahui koordinat Kurang Sehat: Tanaman tajuknya
titik pengamatan kegiatan rehabi- menguning atau berwarna tak normal,
litasi hutan mangrove. batang bengkok-bengkok atau
percabangan sangat rendah

13
Studi Pertumbuhan Mangrove … Aldhi Alwidakdo…

Merana: Tanaman tubuhnya tidak Pengamatan dan pengukuran terhadap


normal atau terserang hama penyakit, areal kegiatan rehabilitasi tahun 2009.
sehingga kalau dipelihara kecil Data Sekunder; adalah data penunjang
kemungkinan akan tumbuh dengan yang diperoleh dari pihak-pihak yang
baik terkait dengan kegiatan rehabilitasi di
lokasi penelitian berupa dokumen-
2.4. Prosedur Penelitian dokumen-dokumen, peta-peta maupun
Prosedur penelitian yang ditempuh informasi-informasi lain yang menunjang
selama penelitian meliputi : penelitian yang diperoleh dari instansi-
a. Studi Pustaka instansi terkait, aparat desa, kecamatan
Pada studi pustaka (literatur) dapat dan masyarakat sekitar.
diperoleh informasi-informasi atau
data sekunder yang berasal dari 2.6. Analisis Data
sumber pustaka (literatur) misalnya Hasil dari pengamatan tiap petak
majalah, koran, dan tulisan ataupun ukur dihitung untuk mengetahui
karya ilmiah lainnya serta informasi persentasi tumbuh tanaman dengan
dari perusahaan dan instansi-instansi pengolahan data sebagai berikut :
yang ada hubungannya dengan 2.6.1. Persentasi tumbuh tanaman
penelitian ini. Persentasi tumbuh tanaman
b. Orientasi lapangan dihitung dengan cara membandingkan
Orientasi lapangan dimaksudkan untuk jumlah tanaman yang ada pada suatu
mengetahui keadaan umum lokasi petak ukur dengan jumlah tanaman
penelitian serta obyek ataupun titik yang seharusnya ada di dalam petak
berat penelitian, guna persiapan ukur bersangkutan. Perhitungan
penelitian. persentasi tumbuh mengacu pada
c. Persiapan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :
Persiapan penelitian mencakup P.70/Menhut-II/2008.
pembuatan proposal penelitian, dan
merencanakan proses pengambilan T= hi ni 100%
data. =
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengambilan data-data
h1 h2 ........ hn n1 n2 ....................... nn 100%
dilapangan yang berkaitan dengan
kegiatan rehabilitasi.
Dimana :
2.5. Pengamatan dan Pengumpulan T = Persen (%) tumbuh tanaman sehat
Data hi = Jumlah tanaman sehat yang terdapat
Pengamatan terhadap tanaman pada petak ukur ke i
rehabilitasi hutan mangrove melalui hasil ni = Jumlah tanaman yang seharusnya
dengan pengambilan data lapangan dan ada pada petak ukur i
mempelajari hasil evaluasi kegiatan
rehabilitasi hutan mangrove yang ada di 2.6.2. Klasifikasi Tinggi Tanaman
Desa Tanjung Limau Kecamatan Muara Kerataan tinggi tanaman
Badak. adalah rata-rata tinggi tanaman yang
Adapun cara pengumpulan data diperoleh dengan merata-ratakan
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : tinggi masing-masing individu
Data Primer; adalah data yang tanaman dibandingkan dengan
dikumpulkan dari lapangan berupa hasil jumlah tanamannya

14
Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

T = lingkungan yang mempengaruhi


ti ni pertumbuhan mangrove di suatu lokasi
Dimana : adalah: fisiografi pantai (topografi),
pasang (lama, durasi, rentang),
T = Tinggi rata-rata tanaman dalam
gelombang dan arus, iklim (cahaya,curah
petak ukur
hujan, suhu, angin), salinitas, oksigen
ti = Tinggi setiap individu tanaman
terlarut, tanah, dan hara.
dalam petak ukur ke i
Faktor-faktor lingkungan tersebut
ni = Jumlah tanaman pada petak ukur
diuraikan sebagai berikut:
ke i
Fisiografi pantai
Fisiografi pantai dapat
3. HASIL PENELITIAN DAN
mempengaruhi komposisi, distribusi
PEMBAHASAN
spesies dan lebar hutan mangrove.
Pada pantai yang landai, komposisi
3.1. Persentasi tumbuh tanaman
ekosistem mangrove lebih beragam
Berdasarkan dari hasil
jika dibandingkan dengan pantai yang
perhitungan rata-rata persen tumbuh
terjal. Hal ini disebabkan karena
tanaman mangrove diatas dapat dikatakan
pantai landai menyediakan ruang yang
berhasil karena persen tumbuh tanaman
lebih luas untuk tumbuhnya mangrove
lebih dari 60%.
sehingga distribusi spesies menjadi
Berdasarkan hasil pengamatan
semakin luas dan lebar. Pada pantai
dan perhitungan persentase tumbuh
yang terjal komposisi, distribusi dan
tanaman yang dilakukan pada 20 petak
lebar hutan mangrove lebih kecil
ukur, dari kegiatan rehabilitasi hutan
karena kontur yang terjal menyulitkan
mangrove yang dilakukan tahun 2009,
pohon mangrove untuk tumbuh.
pada tahun 2010 diperoleh persentase
Pasang
tumbuh tanaman mangrove rata-rata yaitu
Pasang yang terjadi di kawasan
± 78,18%. Sedangkan dari hasil
mangrove sangat menentukan zonasi
penilaian tanaman pada tahun 2011 yang
tumbuhan dan komunitas hewan yang
dilakukan Dinas Kehutanan Kabupaten
berasosiasi dengan ekosistem
Kutai Kartanegara diperoleh persentase
tumbuh tanaman mangrove rata-rata yaitu mangrove. Secara rinci pengaruh
pasang terhadap pertumbuhan
± 66,40%. Dari hasil perbandingan
mangrove dijelaskan sebagai berikut:
pengukuran pada tahun 2011 dengan
a. Lama pasang:
hasil pengukuran yang dilakukan pada
- Lama terjadinya pasang di
penelitian ini, ternyata terjadi penurunan
kawasan mangrove dapat
persentase tumbuh tanaman mangrove
mempengaruhi perubahan
rata-rata yaitu sebesar ± 11,78%.
salinitas air dimana salinitasakan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
meningkat pada saat pasang dan
perhitungan terhadap jalur transek
sebaliknya akan menurun pada
diperoleh persentase tumbuh tanaman
saat air laut surut.
mangrove rata-rata yaitu 46 %.
- Perubahan salinitas yang terjadi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
sebagai akibat lama terjadinya
disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan
pasang merupakan faktor
kegiatan rehabilitasi hutan mangrove
pembatas yang mempengaruhi
terjadi penurunan jumlah persentase
distribusi spesies secara horizontal
tumbuh tanaman mangrove.
- Perpindahan massa air antara air
Faktor-faktor Pengaruh Pertum-
tawar dengan air laut
buhan Mangrove Beberapa faktor

15
Studi Pertumbuhan Mangrove … Aldhi Alwidakdo…

mempengaruhi distribusi vertikal pasir di muara sungai. Terjadinya


organisme sedimentasi dan padatan-padatan
b. Durasi pasang: pasir ini merupakan substrat yang
- Struktur dan kesuburan mangrove baik untuk menunjang pertum-
di suatu kawasan yang memiliki buhan mangrove.
jenis pasang diurnal, semi diurnal, - Gelombang dan arus
dan campuran akan berbeda. mempengaruhi daya tahan
- Komposisi spesies dan distribusi organisme akuatik melalui
areal yang digenangi berbeda transportasi nutrien-nutrien
menurut durasi pasang atau penting dari mangrove ke laut.
frekuensi penggenangan. Nutrien-nutrien yang berasal dari
Misalnya: penggenangan sepan- hasil dekomposisi serasah
jang waktu maka jenis yang maupun yang berasal dari run off
dominan adalah Rhizophora daratan dan terjebak di hutan
mucronata dan jenis Bruguiera mangrove akan terbawa oleh arus
serta Xylocarpus kadang-kadang dan gelombang ke laut pada saat
ada. surut.
Rentang pasang (tinggi pasang): Iklim
- Akar tunjang yang dimiliki Mempengaruhi perkembangan
Rhizophora mucronata menjadi tumbuhan dan perubahan faktor fisik
lebih tinggi pada lokasi yang (substrat dan air). Pengaruh iklim
memiliki pasangyang tinggi dan terhadap pertumbuhan mangrove
sebaliknya. melalui cahaya, curah hujan, suhu dan
- Pneumatophora Sonneratia sp angin. Penjelasan mengenai faktor-
menjadi lebih kuat dan panjang faktor tersebut adalah sebagai berikut:
pada lokasi yang memiliki pasang Cahaya berpengaruh terhadap
yang tinggi. proses fotosintesis,respirasi, fisiologi,
Gelombang dan Arus dan struktur fisik mangrove.
- Gelombang dan arus dapat Intensitas, kualitas, lama (mangrove
merubah struktur dan fungsi adalah tumbuhan long day plants yang
ekosistem mangrove. Pada lokasi- membutuhkan intensitas cahaya yang
lokasi yang memiliki gelombang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di
dan arus yang cukup besar daerah tropis) pencahayaan
biasanya hutan mangrove mempengaruhi pertumbuhan
mengalami abrasi sehingga terjadi mangrove. Laju pertumbuhan tahunan
pengurangan luasan hutan. mangrove yang berada dibawah
- Gelombang dan arus juga naungan sinar matahari lebih kecil dan
berpengaruh langsung terhadap sedangkan laju kematian adalah
distribusi spesies misalnya buah sebaliknya. Cahaya berpengaruh
atau semai rhizophora terbawa terhadap perbungaan dan germinasi
gelombang dan arus sampai dimana tumbuhan yang berada di luar
menemukan substrat yang sesuai kelompok (gerombol) akan
untuk menancap dan akhirnya menghasilkan lebih banyak bunga
tumbuh. karena mendapat sinar matahari lebih
- Gelombang dan arus berpengaruh banyak daripada tumbuhan yang
tidak langsung terhadap berada di dalam gerombol.
sedimentasi pantai dan Curah hujan berpengaruh seperti
pembentukan padatan-padatan jumlah, lama, dan distribusi hujan

16
Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

mempengaruhi perkembangan mangrove yang berbeda. Adanya


tumbuhan mangrove, curah hujan yang perbedaan tinggi tanaman ini disebabkan
terjadi mempengaruhi kondisi udara, faktor antara lain ;
suhu air, salinitas air dan tanah. - Adanya tanaman yang tumbuhnya
Suhu berperan penting dalam tidak normal, yaitu dimana terdapat
proses fisiologis (fotosintesis dan beberapa tanaman yang tumbuhnya
respirasi). Produksi daun baru kecil atau kerdil.
Avicennia marina terjadi padasuhu 18- - Adanya tanaman yang diserang hama
20oC dan jika suhu lebih tinggi maka dan penyakit yang menyebabkan
produksi menjadi berkurang, rontoknya daun sehingga
Rhizophora stylosa, Ceriops, pertumbuhan tanaman terhambat.
Excocaria, Lumnitzera tumbuh - Penanaman untuk jenis tanaman
o
optimal pada suhu 26-28 C. tidak disesuaikan dengan zonasi yang
Angin mempengaruhi terjadinya ada dalam kegiatan rehabilitasi hutan
gelombang dan arus. Angin mangrove.
merupakan agen polinasi dan Dari hasil pengamatan tanaman yang
diseminasi biji sehingga membantu digunakan untuk kegiatan ini hanya satu
terjadinya proses reproduksi tumbuhan jenis dan tidak sesuai zonasi yang
mangrove. ditentukan sehingga tumbuhan tidak bisa
Salinitas beradaptasi dengan lingkungannya dan
- Salinitas optimum yang menyebabkan pertumbuhannya
dibutuhkan mangrove untuk terhambat.
tumbuh berkisar antara 10-30 ppt Pemilihan jenis tanaman yang tidak
- Salinitas secara langsung dapat disesuaikan dengan zonasi tersebut,
mempengaruhi laju pertumbuhan sangat mempengaruhi keberhasilan
dan zonasi mangrove, hal ini kegiatan, dari hasil pengamatan di
terkait dengan frekuensi lapangan tanaman mangrove yang
penggenangan ditanam di pinggir pantai adalah jenis
- Salinitas air akan meningkat jika Rhizopora mucronata, dimana jenis ini
pada siang hari cuaca panas dan tidak sesuai dengan zonasi yang
dalam keadaan pasang ditentukan. Sehingga kalah bersaing
- Salinitas air tanah lebih rendah dengan jenis tanaman mangrove yang
dari salinitas air sudah ada.

3.2. Klasifikasi Tinggi Tanaman 4. KESIMPULAN


Dari hasil pengukuran tinggi
tanaman tiap petak ukur dikelompokkan Berdasarkan hasil-hasil
menurut tinggi tanaman seperti dalam penelitian dan pembahasan yang telah
tabel 6 berikut ini. dikemukakan sebelumnya, beberapa
Dari hasil pengukuran tinggi kesimpulan terpenting dari penelitian ini
tanaman di lapangan diperoleh tinggi dan dapat dirinci sebagai berikut :
diameter rata-rata pada masing-masing 1. Dari hasil perhitungan persentasi
jalur adalah sebagai berikut jalur 1 tinggi tumbuh tanaman, diperoleh
rata-rata adalah 2,28 m dan diameter 4,48 persentase tumbuh rata-rata tanaman
cm, jalur kedua 2,61 m dan diameter rata- adalah sebesar 46%. Dalam dalam hal
rata 4,03 cm dan jalur ketiga tinggi rata- ini kegiatan rehabilitasi masuk dalam
rata 1,91 meter dengan rata-rata diameter kategori tidak berhasil. Sehingga
5,62 cm. Adanya variasi tinggi tanaman

17
Studi Pertumbuhan Mangrove … Aldhi Alwidakdo…

dalam hal ini masih perlu dilakukan [3] Anoim 2008. Peraturan Meteri
pemeliharaan secara intensif. Kehutanan Nomor: P.70/ Menhut-
2. Tinggi rata-rata tanaman mangrove II/2008 tentang Pedoman Teknis
bervariasi (tinggi tanaman tidak Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
sama) hal ini disebabkan karena Tanggal 11 Desember 2008.
adanya serangan hama dan zonasi [4] Bengen, D.G. 2000. Pedoman
tumbuh yang tidak sesuai dengan Teknis Pengenalan dan
jenisnya. Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pusat Kajian Sumber daya Pesisir
keberhasilan kegiatan rehabilitasi dan Kelautan, IPB Bogor.
hutan mangrove antara lain ; [5] Bratawinata, A.A. 2001. Ekologi
a. Penanggulangan hama dan Hutan Hujan Tropis dan Metode
penyakit yaitu perlu dilakukan Analisis Hutan. Laboratorium
pemeliharaan Ekologi dan Dendrologi Fakultas
b. Pasang surut permukaan air laut Kehutanan Universitas Mulawarman
yang dapat menyebabkan Samarinda.
hilangnya tanaman karena ikut
larut dalam air
c. Teknik penanaman, yiatu
kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang teknik yang
tepat dalam hal penanaman
d. Faktor internal dan faktor
eksternal tanaman
e. Jenis tanaman yang harus
disesuaikan dengan zonasi yang
ditentukan.
4. Tahapan yang harus dilakukan dalam
kegiatan rehabilitasi hutan mangrove
adalah menyesuaikan jenis tanaman
dengan zonasi yang telah ditentukan
serta perlu dilakukan pemeliharaan
tahun pertama.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim 2004. Peraturan Menteri


Kehutanan Nomor: P.03/ MENHUT-
V/2004 tentang pembuatan Tanaman
Reha-bilitasi Hutan Mangrove
Gerakan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, tanggal 22 Juli 2004.
[2] Anonim. 2007. The World’s
Mangroves 1980–2005. Forest
Resources Assessment Working
Paper No. 153. Food and Agriculture
Organization of The United Nations.
Rome

18

Anda mungkin juga menyukai