(164 176)
ISSN : 2303-3959
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekosistem mangrove dan mengetahui kesesuaian
jenis mangrove yang sesuai untuk perencanaan rehabilitasi ekosistem mangrove di Desa Wawatu
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan.Stasiun penelitian ditentukan secara purposive
dan dibagi dalam 3 stasiun berdasarkan karakteristik lingkungan pada lokasi.Metode pengambilan data
kondisi ekosistem mangrove dilakukan dengan menggunakan transek garis dan transek kuadrat.
Ekosistem mangrove Desa Wawatu berada dalam kondisi rusak dengan tingkat kerapatan pohon <
1000 pohon/ha. Pengukuran parameter fisika kimia perairan dan substrat dilakukan secara langsung di
lokasi penelitian. Hasil analisis parameter fisika kimia air dan substrat selama penelitian diperoleh;
kecepatan arus (0,03-0,06 m/s), salinitas (33,67-34,22 ppt), pH air (7,56-7,89), pH substrat (6,9-7,4),
tipe substrat (lempung berpasir dan lempung berdebu). Kawasan mangrove yangdapat dijadikan
sebagai area rehabilitasi memiliki luas 25.817,46 m2 dengan jumlah pohon yang dapat ditanam 25.817
pohon dalam jarak 1x1 m. Jenis mangrove yang sesuai dan dapat tumbuh di pesisir Desa Wawatu
adalah Rhyzophora stylosa,R. mucronata, R. apiculata, Sonneratia alba, S. caesiolais dan Avicennia
marina.
Kata Kunci: Ekosistem mangrove, kesesuaian jenis, rehabilitasi, Desa Wawatu
Abstract
This research was aimed to know the condition of mangrove ecosystem and suitability of mangrove
species for rehabilitation planning inWawatu, North Moramo South Konawe. Station was determined
purposively and divided into 3 stations based on environmental characteristics. Data collection
methods were conducted using line and squares transectes. Mangrove ecosystem in Wawatu had been
degraded (density < 1000 tree/ha). The result of measurement of physical and chemistry parameters of
waterand substrate during the study showed that current velocity (0.03 to 0.06 m/s), salinity(33.6734.33 ppt), pH (7.56 to 7.89), substrate pH (6.9 to 7.4), substrate type (sandy loam and clay dust).
Mangrove area which could be changed into mangrove rehabilitation area was 25.817,46 m2. Amount
of trees which could be planted was 25.817 trees in 1 x 1 m. The suitable species were Rhizopora
stylosa, R. mucronata, R. apiculata, Sonneratia alba, S. caesiolais, and Avicennia marina.
Key Words: Mangrove ecosystem, suitability of species, Wawatu Village
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki potensi sumberdaya pesisir dan
lautan sangat besar.Potensi tersebut tersebar
diseluruh
ekosistem
pesisir
dan
lautnya.Ekosistem pesisir yang menjadi salah
satu daerah dengan sumberdaya alam yang
melimpah tersebut adalah ekosistem mangrove.
Ekosistem mangrove adalah sebuah
ekologi yang berhubungan dengan kumpulan
keragaman taksonomi pohon dan semak-semak
yang sering dijumpai pada daerah pasang surut
Jurnal Mina Laut Indonesia, 2013 @FPIK UHO
Penutupan (%)
> 75
>50-<75
< 50
Kerapatan (Pohon/ha)
> 1500
1000-1500
< 1000
Tabel 2. Kesesuaian vegetasi mangrove terhadap beberapa parameter lingkungan berdasarkan pustaka
acuan
No.
pH
Salinitas
Peraira
(ppt)
n
*
**
Jenis
1.
Rhizophora mucronata
4-35
6-9
2.
R. sylosa
4-35
6-9
3.
R. apiculata
4-35
6-9
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bruguiera parviflora
B. sexangula
B. gymnorrhiza
Sonneratia alba
S. caseolaris
Xylocarpus granatum
Heritiera littoralis
Lumnitzera racemosa
Nypa fruticans
4-35
4-35
4-35
4-35
4-35
4-35
4-35
4-35
4-35
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
4-35
6-9
4-35
4-35
4-35
6-9
6-9
6-9
Keterangan :
*
**
Substrat
***
Berpasir, berdebu, liat berdebu
Koral, Berpasir, lempung berpasir,
liat berdebu
Koral, Berpasir, lempung berpasir,
liat berdebu
Berpasir, liat berdebu
Berpasir, berdebu, liat berdebu, liat
Berpasir, berdebu, liat berdebu
Koral, Berpasir, lempung berpasir,
Koral, Berpasir, lempung berpasir,
Berpasir, berdebu, liat berdebu, liat
Berpasir, berdebu, liat berdebu, liat
Berebu sampai liat berdebu
Berpasir, berdebu, liat berdebu, liat
Koral, Berpasir, lempung berpasir,
berdebu, liat berdebu
Berrpasir, berdebu, liat berdebu
Berdebu, liat berdebu, liat
Berpasir, berdebu, liat berdebu, liat
: Djohan (2010)
: Onrizal dan Kusmana (2008)
***
****
pH
Frekuensi
Substrat Penggenangan
****
***
6-7
20 hari/bln
6-7
20 hari/bln
6-7
20 hari/bln
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
10-19 hari/bln
10-19 hari/bln
10-19 hari/bln
20 hari/bln
20 hari/bln
9 hari/bln
9 hari/bln
Bbrp kali/thn
Tergenang musiman
6-7
20 hari/bln
6-7
6-7
6-7
2-19 kali/tahun
4-19 kali/tahun
2-19 kali/tahun
166
Hasil
Penelitian ini dilakukan pada ekosistem
mangrove di pesisir Desa Wawatuyang
merupakan salah satu daerah yang berada dalam
wilayah administrasi Kabupaten Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara.Luas wilayah Desa
Wawatu 22,50 km2 dengan rata-rata ketinggian
mencapai 11 m dari permukaan laut dan
kemiringan lahan < 150. Wilayah Desa Wawatu
berjarak 5,1 km dari Ibu Kota Kecamatan dan
Ni
(Jumlah pohon)
79
33
21
12
6
4
1
156
D
Kerapatan Jenis
(pohon/ha)
329,167
137,500
87,500
50,080
25
16,667
4,167
650
INP
Indeks Nilai Penting
110,543
91,514
36,891
19,175
18,540
16,017
7,320
300
Tabel 4. Hasil pengukuran parameter lingkungan di pesisir Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Parameter
Kecepatan arus
Kemiringan alas
Frekuensi genangan
Salinitas
pH air
pH substrat
Tekstur substrat
Nitrogen (N-total)
P2O5 (P-tersedia)
K2O5 (P-tersedia)
Satuan
m/dtk
0
Hari/bulan
Ppt
%
Ppm
mg/100g
Hasil pengamatan
0,034-0,065
10
24-27
33,67-34,22
7,56-7,89
6,9-7,4
Lempung berpasir-lempung berdebu
0.33-0,35
11,195-14,785
0,020-0,022
167
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
I
II
III
Stasiun
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
16
.0
17 7
.0
18 7
.0
19 7
.0
20 7
.0
21 7
.0
22 7
.0
23 7
.0
0.0 7
7
1.0
7
2.0
7
3.0
7
4.0
7
5.0
7
6.0
7
7.0
7
8.0
7
9.0
10 7
.07
11
.0
12 7
.0
13 7
.0
14 7
.0
15 7
.0
16 7
.07
MSL (cm)
Waktu (Pukul)
Salinitas (ppt)
35
34
33
32
31
30
I
II
Stasiun
III
pH Air
8.0
7.5
7.0
6.5
I
II
Stasiun
III
168
pH Substrat
7.8
7.6
7.4
7.2
7.0
6.8
6.6
6.4
6.2
I
II
Stasiun
III
beradadi
area
perencanaan
rehabilitasi
menunjukkan bahwa kandungan N-total berkisar
antara 0,35-0,33%, P-tersedia berkisar antara
11,195-14,785 dan K-tersedia berkisar antara
0,022-0,020 mg/100 g.
Pembahasan
1. Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara dan
Kecepatan Angin)
Desa Wawatu termasuk dalam wilayah
Kecamatan Moramo Utara memiliki data iklim
yang masih terkait dengan data iklim Kabupaten
Konawe Selatan.Secara umum, curah hujan di
Kabupaten Konawe Selatan tahun 2011
mencapai 2.427 mm dalam 204 Hari Hujan
(HH). Berdasarkan data yang diperoleh dari
Pangkalan Udara Wolter Monginsidi selama
tahun 2011 suhu udara maksimum 32 0C dan
minimum 21 0C. Kecepatan angin pada
umumnya berjalan normal yaitu disekitar 4
m/sec. Penyinaran matahari selama tahun 2011
di Desa Wawatu mencapai 56,67% (Badan
Pusat Statistik Kabupaten Konawe Selatan,
2012).
Keadaan
iklim
Desa
Wawatu
(Kabupaten Konawe Selatan secara umum)
merupakan iklim yang cocok dan sesuai dengan
kehidupan mangrove. Hal ini sesuai dengan
Kusmana dkk.,(2003) yang menyatakan bahwa
mangrove dapat tumbuh subur di daerah dengan
curah hujan rata-rata 1500-3000 mm/tahun dan
kisaran intensitas cahaya optimal untuk
pertumbuhan mangrove adalah 3000-3800
kkl/m2/hari serta suhu yang baik untuk
pertumbuhan mangrove tidak kurang dari 20 0C
dan perbedaan suhu musiman tidak melebihi 5
0
C kecuali di Afrika Timur yang memiliki
perbedaan musiman mencapai 10 0C.
1.
Kecepatan Arus
d. Salinitas
e. pH Air
Hasil pengukuran pH air pada tiap
stasiun menunjukkan adanya kemiripan kondisi
perairan ditinjau dari aspek derajat keasaman
(pH) air.Kondisi pH pada masing-masing stasiun
tergolong netral karena berada pada kisaran pH
netral.Rata-rata nilai pH air tertinggi terdapat
pada stasiun III yang mencapai angka 7,889
sedangkan rata-rata nilai pH air yang terendah
terdapat pada stasiun II dengan nilai 7,556.
Adapun rata-rata nilai pH air pada stasiun I
berada pada angka
7,667. Nilai derajat
keasaman (pH) air tersebut menunjukkan bahwa
kondisi
lingkungan
pada
tiap
stasiun
pengamatan masih memiliki kisaran pH perairan
yang normal. Hal ini sesuai dengan Boyd (1988)
Jurnal Mina Laut Indonesia, 2013 @FPIK UHO
a. pH Substrat
Hasil pengukuran pH pada substrat di
masing-masing lokasi pengamatan berada
dikisaran pH normal.Kisaran rata-rata nilai pH
yang tertinggi terdapat pada stasiun II yang
mencapai angka 7,4 dan rata-rata nilai pH yang
terendah terdapat pada stasiun III yaitu 6,9.
Adapun stasiun II memiliki nilai diantara nilai
pH pada stasiun I dan III yaitu berada pada
angka 7,1.
Jika dibandingkan dengan nilai pH pada
perairan, pH substrat memiliki angka yang
sedikit lebih rendah.Hal ini terjadi karena pada
saat pengukuran, substrat di masing-masing
stasiun tidak digenangi oleh air.Menurunnya
nilai pH pada substrat saat tidak tergenang air
terjadi karena adanya pengaruh dari faktorfaktor seperti suhu, kandungan oksigen terlarut
(DO), dan kation serta adanya anion dalam
perairan (Askornkoae dan Wattayakorn, 1987
dalam Sadat, 2004).Kisaran rata-rata nilai pH
susbtrat di masing-masing stasiun. Kondisi pH
substrat pada masing-masing stasiun yang hanya
berkisar antara 6,9-7,4 berada pada kategori
normal dan masih sesuai untuk pertumbuhan
mangrove. Hal ini sesuai dengan Onrizal dan
Kusmana (2008) yang menyatakan bahwa pH
tanah dengan kisaran nilai antara 6-7 merupakan
pH yang sesuai untuk pertumbuhan mangrove.
b. Tekstur Substrat
Hasil
analisis
di
laboratorium
menunjukkan bahwa tipe substrat pada lokasi
penelitian berupa lempung berpasir hingga
lempung berdebu. Tipe substrat pada stasiun I
dan II adalah lempung berpasir.Sedangkan tipe
substrat stasiun III yaitu lempung berdebu.Pada
area yang dianggap dapat menjadi area
rehabilitasi, pengukuran substrat pada daerah
tersebut menunjukkan bahwa kedua area itu
memiliki tipe substrat lempung berpasir.Tipe
substrat pada tiap stasiun dan daerah yang
171
Tinggi
0,51-0,75
40-60
40-60
Sangat
tinggi
> 0,75
> 60
> 60
Jenis
Rhizophora mucronata * 1
R. stylosa* 1
R. apiculata 1
Bruguiera parviflora
B. sexangula
B. gymnorrhiza*
Sonneratia alba* 1
S. caseolaris 1
Xylocarpus granatum*
Heritiera littoralis
Lumnitzera racemosa
Nypa fruticans*
Avicennia spp.* 1
Aegiceras spp.
Ceriops spp.*
Salinitas
(33,6734,22)x
pH Perairan
(7,56-7,89)x
Substrat
(Lempung berpasir lempung berdebu)x
Frekuensi
pH Substrat Penggenangan
(6,9-7,4)x
(24-29
hari/bulan)x
Keterangan :
* = Mangrove yang terdapat di lokasi penelitian;
= Sesuai
x
= Data primer
1
= Jenis Mangrove yang sesuai terhadap seluruh parameter lingkungan yang diamati
Jurnal Mina Laut Indonesia, 2013 @FPIK UHO
173
D.G. 1999.
Pedoman Teknis
Pengenalan
dan
Pengelolaan
Ekosistem Mangrove.Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
(PKSPL) IPB, Bogor.55 Hal.
Boyd, C.E., 1988. Water Quality Management
For Pond Fish Cultur. Developments
In Aquaculture And Fisheries
Science, Volume 9. Auburn
University, Alabama .U.S.A. 318 pp.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe
Selatan. 2012. Kecamatan Moramo
Utara
Dalam
Angka.
BPS
Kabupaten Konawe Selatan.
Darmawijaya.
1999.
Klasifikasi
Tanah.
Universitas
Gadjah
Mada.
Yogyakarta.411 Hal.
Djohan, T.S., 2010. Dinamika Kualitas Plankton
Diperairan Ekosistem Hutan Bakau
Segara Anakan Yang Sedang
Berubah. Jurnal Manusia Dan
Lingkungan. 17 (3) : 135-149.
Kanagaratnam, U., A.M. Schwarz, D. Adhuri,
M.M. Dey. 2006. Mangrove
Rehabilitation in the West Coast of
Aceh Issues and Perspectives.
International Journal of WorldFish
Center Quarterly. 29 (3 & 4): 10-18
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201
Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku
dan Pedoman Penentuan Kerusakan
Mangrove.
Kusmana, C., S. Wilarso, I. Hilwan, P.
Pamoengkas, C. Wibowo, T.
Tiryana,
A. Triswanto, Yunasfi,
Hamzah, 2003. Teknik Rehabilitasi
Mangrove.
Fakultas Kehutanan
IPB. Bogor. 177 Hal.
Kurniawan, D. 2010. Fungsi Unsur hara makro
(N,
P
dan
K).
http://old.denidi.com/2007/11/fungsi
-unsur-hara-makro-n-p-k.html.
Diakses pada hari Selasa tanggal 13
Maret 2012.
Kustanti, A., 2011. Manajemen Hutan
Mangrove.IPB Press. Bogor. 348
hal.
Jurnal Mina Laut Indonesia, 2013 @FPIK UHO
175
176