Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email: okyyuripa@gmail.com
Abstrak
Ekosistem mangrove mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan
lingkungan. Kawasan mangrove Teluk Awur secara ekologi menjadi tempat untuk bereproduksi,
mencari makan dan pertumbuhan bagi berbagai jenis biota. Lingkungan ini juga menghasilkan
detritus yang menyokong keberadaan bahan organik di perairan sekitar. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengkaji kondisi bioekologi mangrove serta kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar untuk
menentukan arah kebijakan pihak terkait dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Teluk Awur
Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus bersifat eksploratif dan
bertaraf deskriptif. Data dianalisis melalui analisa SWOT dengan pembobotan atau skoring. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kawasan ekosistem mangrove di Teluk Awur termasuk dalam kriteria
yang baik dengan kerapatan >1500 ind/ha. Diidentifikasi ada 27 spesies flora mangrove dan berbagai
fauna menggantungkan hidupnya pada keberadaan ekosistem mangrove Teluk Awur. Strategi
pengelolaan yang direkomendasikan sebagai prioritas pertama adalah pengadaaan kegiatan
rehabilitasi mangrove dengan melibatkan masyarakat secara langsung (skor 4,125). Kedua,
pendidikan tentang wawasan lingkungan dan pemanfaatan mangrove secara lestari kepada
masyarakat setempat (skor 2,887). Ketiga, Pembuatan peraturan dan standar operasional prosedur
(SOP) pengelolaan secara khusus ekosistem mangrove Teluk Awur oleh Universitas Diponegoro:
Marine Station (skor 2,601).
Abstract
Mangrove ecosystem have an important role in the environment. The ecological values of
mangrove Teluk Awur is a place for feeding, nursery and spawning ground mangrove organism. This
environment also produce detritus that support the existence of organic matter in the waters around.
The purpose of this research was to study the condition of mangroves bioecology and socio-economic
conditions for integrated stakeholders strategy and management of mangrove Teluk Awur Jepara.
Method used is case study, explorative and descriptive. Data were analyzed using SWOT analysis by
weighting or scoring. The result showed Teluk Awur mangrove ecosystem in the categorized into good
criteria because of it’s density > 1500 ind/ha. There are 27 mangrove species and various fauna
depend their lives on to of Teluk Awur mangrove ecosystems. Management strategies are
recommended as the first priority is providing mangrove rehabilitation activities involving the public
directly (score 4.125). Second, environmental education and sustainable use of mangrove resources
to local communities (score 2.887). Third, rulemaking and standard operating procedure (SOP)
specifically management of Teluk Awur mangrove ecosystems by Diponegoro University: Marine
Station (score 2.601).
perlu diterapkan prinsip lindungi, pelajari dan sifat - sifat populasi atau daerah
dan manfaatkan. Semua itu tentu tertentu (Suryabrata, 1992). Pengambilan
memerlukan koordinasi antara data dilakukan dengan metode survei.
stakeholders dan masyarakat di sekitar Menurut Singarimbun (1989) penelitian
kawasan agar pemanfaatannya dapat survei adalah penelitian yang mengambil
berjalan sesuai dengan tujuan sampel dari satu populasi dan
pengelolaan mangrove yang menggunakan kuesioner sebagai alat
lestari.Bioekologi mangrove merupakan pengumpulan data yang pokok.
kajian tentang keberadaaan flora dan
fauna pada ekosistem mangrove. a. Survei Data Primer
Survei data primer merupakan suatu
Penelitian ini bertujuan untuk proses pengambilan data langsung yang
mengkaji kondisi bioekologi mangrove ada di lapangan dengan melakukan
berupa kondisi vegetasi, keberadaan flora observasi lapangan untuk mengetahui
dan fauna mangrove dan kondisi sosial kondisi yang nyata pada wilayah studi,
ekonomi masyarakat sekitar untuk yaitu kondisi lokasi pengambilan sampel
menentukan arah kebijakan pihak terkait serta keberadaan responden
dalam pengelolaan ekosistem mangrove
di Teluk Awur Jepara. b. Survei Data Sekunder
Survei data sekunder dilakukan
dengan cara memperoleh data atau
Materi dan Metode informasi dari pihak lain atau instansi
terkait serta berdasarkan narasumber
Materi Penelitian tertentu. Data yang diperoleh dapat
Materi dalam penelitian ini yaitu berupa data statistik, peta, laporan-
kawasan ekosistem mangrove serta laporan serta dokumen.
masyarakat Desa Teluk Awur Jepara
sebagai responden. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Metode Penelitian pembobotan hasil dari kuisioner.
Metode yang digunakan dalam Pembobotan akan dilakukan berdasarkan
penelitian ini adalah studi kasus. Metode Skala Likert (Hasan, 2002 dalam Amalia,
studi kasus ialah metode penelitian yang 2011). Tiap pertanyaan disediakan lima
dilakukan terhadap suatu kesatuan alternatif jawaban dengan membuat
sistem, baik itu berupa program, simbol angka pada pilihan jawaban
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok responden bersifat positif memiliki urutan
individu yang terikat oleh tempat ataupun skor a = 1, b = 2, c = 3, d = 4 dan e =5.
waktu. Penelitian ini diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna dan Hasil dari pembobotan kemudian
memperoleh pemahaman dari kasus dianalisis menggunakan metode analisis
tersebut (Nazir, 2003). (Strength Weakness Opportunity Threat)
SWOT. Rangkuti (2005) menjelaskan
Berdasarkan sifatnya, penelitian ini bahwa analisis SWOT merupakan suatu
bersifat eksploratif karena bertujuan analisa yang bertujuan untuk
untuk manggali secara luas tentang sebab mengidentifikasi berbagai faktor secara
- sebab atau hal - hal yang sistematis dalam merumuskan suatu
mempengaruhi terjadinya sesuatu strategi, yang didasarkan pada logika
(Arikunto, 1993). Berdasarkan tarafnya, dengan cara memaksimalkan kekuatan
penelitian ini bertaraf deskriptif, yaitu (Strengths) dan peluang (Opportunities)
suatu penelitian yang bermaksud untuk yang ada dan secara bersamaan
membuat pencandraan secara sistematis, meminimalkan kelemahan (Weakness)
faktual dan akurat mengenai fakta - fakta dan ancaman (Threats).
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 57
Metode analisis SWOT menggunakan garis pantai 2,5 km. Batas administrasi
pembobotan yaitu pemberian nilai lokasi penelitian yaitu sebelah utara
terhadap parameter yang diambil berbatasan dengan Desa Tegal Sambi,
berdasarkan tingkat kesesuaian dengan sebelah timur dengan Desa Demangan
membandingkan persyaratan yang dan Platar, sebelah barat berbatasan
ditentukan. Pemberian nilai atau skor langsung dengan Laut Jawa dan sebelah
berdasarkan atas penilaian terhadap selatan berbatasan dengan Desa Semat.
kepentingan tertentu (Rangkuti, 2005).
Melalui analisis SWOT, dapat Berdasarkan analisa spasial dengan
teridentifikasi faktor - faktor internal data penginderaan jauh satelit IKONOS-
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor - 1m dari garis pantai sepanjang 2,5 km
faktor eksternal (peluang dan ancaman). menunjukkan bahwa hutan mangrove di
Berdasarkan faktor – faktor internal dan Teluk Awur memiliki luasan sebesar 4,16
eksternal, kemudian disusun matriks ha tersebar di sepanjang pantai dengan
SWOT seperti pada Tabel 6. Dari matrik panjang area 538,49 m dan ketebalan
SWOT dapat dirumuskan 4 (empat) maksimum area mencapai 140,9 m ke
kerangka strategi, sebagai berikut : daratan (Amrulloh, 2010). Analisa ekologi
vegetasi mangrove mengambil sampel
Tabel 6. Matrik SWOT pada tiga titik lokasi. Titik pertama Teluk
IFAS Strenght Weakness Awur 1 (TA1) (S : 06°37'18,3" ; E :
EFAS (S) (W) 110°38'18,7"), kedua Teluk Awur 2 (TA2)
Opportunity (O) Strategy Strategy (S : 06°37'17,7" ; E : 110°38'18,1"), dan
S-O W-O yang terakhir Teluk Awur 3 (TA3) (S :
Threat (T) Strategy Strategy 06°37'15,5" ; E : 110°38'17,5").
S-T W-T
Keterangan :
IFAS : Internal Strategic Factor Analysis
Summary
EFAS : External Strategic Factor Analysis
Summary
2003 2005
Berdasar pada empat kerangka
strategi diatas, permasalahan yang terjadi
secara terbuka dan obyektif dapat
dilakukan proses analisis dengan
merumuskan strategi dan formulasi
rekomendasi yang sesuai. Pembahasan
hasil sangat ditentukan oleh ketepatan 2006 2011
dan pengolahan informasi dari analisis Gambar 3. Perkembangan Kondisi
SWOT, keberhasilan suatu strategi yang Ekosistem Mangrove di Teluk Awur dari
diperoleh dapat diterapkan sebagai bahan Tahun ke Tahun (Sumber : KeSEMaT dan
pertimbangan dalam pengelolaan Dokumentasi Pribadi)
ekosistem mangrove yang lestari.
Kondisi vegetasi mangrove di Teluk
Hasil dan Pembahasan Awur termasuk dalan vegetasi mangrove
yang baik. Kawasan mangrove yang ada
Desa Teluk Awur memiliki luasan di Teluk Awur ini memiliki tingkat
wilayah 129,677 ha yang terdiri atas 80 keanekaragaman jenis flora mangrove
ha pemukiman dan persawahan, sisanya yang beragam, ini terbukti dari
seluas 49,677 ha adalah wilayah banyaknya spesies mangrove yang
Universitas Diponegoro dengan panjang ditemukan dari komponen mayor, minor
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 58
hutan mangrove di Teluk Awur dalam Ekosistem Mangrove Teluk Awur) sebagai
kondisi baik sebesar 48%, 20% kurang unit kegiatan kemahasiswaan di Jurusan
baik dan 25% buruk. Berdasarkan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
penyebabnya, sebagian besar memiliki peran penting yang selalu
masayarakat menjawab abrasi dan erosi mengadakan kegiatan yang berhubungan
pantai merupakan penyebab kerusakan dengan mangrove pada tiap tahunnya.
ekosistem mangrove terbesar yaitu Kegiatan yang dilakukan mulai dari
sebanyak 75%. bidang pendidikan, penelitian, konservasi,
dokumentasi dan kampanye mangrove.
Secara umum masyarakat tidak
mengetahui adanya program dan bantuan Peraturan Daerah (PERDA) No. 2
dari pemerintah/lembaga non pemerintah Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
dalam pengelolaan ekosistem mangrove Wilayah Kabupaten Jepara 2012 - 2032
Teluk Awur. Hasil penelitian menunjukkan disebutkan bahwa ekosistem mangrove di
sebagian besar masyarakat tidak pernah lokasi penelitian termasuk kawasan
berpartisipasi melakukan aktivitas konservasi. Secara umum tujuan dan
pengelolaan hutan mangrove baik itu penentuan arahan kebijakan dalam
pembibitan, penanaman, penyuluhan dan pemanfaatan kawasan konservasi adalah
lain-lain. Hal ini menunjukkan masih mengurangi resiko kerusakan lingkungan
rendahnya partisipasi masyarakat, hanya hidup sebagai akibat kegiatan
sebagian kecil yang pernah ikut pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan
melakukan penanaman dan penyuluhan. pengelolaan yang baik dan berkelanjutan
Sebagian besar masyarakat tidak pernah supaya tidak terjadi degradasi lingkungan
turut berperan dan menyatakan tidak pada kawasan ini. Dinas Kelautan dan
pernah diikutsertakan bahkan tidak mau Perikanan Kab. Jepara pada tahun 2006
berperan dalam kegiatan pengelolaan menetapkan daerah ekosistem mangrove
ekosistem mangrove. Teluk Awur dijadikan sebagai kawasan
pendidikan dan penelitian serta
Pelaksanaan pengelolaan ekosistem laboratorium alam kelautan dan kawasan
mangrove yang dilakukan akan dapat pengembangan wisata bahari dengan
berjalan dengan baik jika ada peran dari pantai pasir putih yang berbasis
masyarakat dalam mendukung program pendidikan.
pengelolaan tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Masyarakat Pembobotan dilakukan dari hasil
menyatakan memberi dukungan terhadap kuisioner berdasarkan persepsi,
pemerintah maupun lembaga non partisipasi serta aspirasi masyarakat Desa
pemerintah lainnya pada kegiatan Teluk Awur dalam pengelolaan ekosistem
pengelolaan ekosistem mangrove. Hal ini mangrove. Berdasarkan potensi dan
memperlihatkan bahwa masyarakat permasalahan pada kajian pengelolaan
menyambut baik adanya program ekosistem mangrove di Desa Teluk Awur
pengelolaan yang dilakukan di kawasan maka dapat disusun rumusan faktor -
ekosistem mangrove Teluk Awur. Namun faktor strategis yang terdiri dari faktor
terdapat beberapa masyarakat yang strategis internal (Internal Strategic
menyatakan ragu-ragu dan tidak pernah Factor Analysis Summary/ IFAS). IFAS
memberi dukungan. berupa kekuatan dan kelemahan yang
berasal dari dalam kawasan ekosistem
Lembaga yang paling berperan mangrove. Faktor strategis eksternal
dalam pengelolaan ekosistem mangrove (External Strategic Factor Analysis/ EFAS)
di Teluk Awur Jepara adalah Marine terdiri dari peluang dan ancaman yang
Station Universitas Diponegoro sebagai berasal dari luar kawasan.
institusi pendidikan sekaligus pemilik
lahan. KeSEMaT (Kelompok Studi
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 60
Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Tomlinson, P.B. 1994. The Botany of
Jepara Dalam Angka. BPS Mangroves. Cambridge University
Kabupaten Jepara Press, New York