PRAKTIKUM II
IDENTIFIKASI KEANKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA EKOSISTEM
MANGROVE
TANJUNG TIRAM
OLEH :
NAMA : HILDANI
STAMBUK : F1E117054
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : WAHYU TRI PAMUNGKAS
dan wilayah pesisir dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km. Wilayah pantai dan
pesisir memiliki arti penting dan strategis karena merupakan wilayah interaksi
atau peralihan (intervace) antara ekosistem darat dan laut yang memiliki sifat
unik. Wilayah pesisir merupakan ekosistem transisi yang di pengaruhi daratan dan
Ekosistem pesisir merupakan dearah peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem
laut, dimana organisme penghuninya berbaur antara organisme dari darat dan dari laut.
Organisme tersebut berkumpul dalam suatu tempat untuk saling berinteraksi, seperti pada daerah
daerah pasang surut dan mendapat pasokan air laut dan air tawar (payau). Hutan
mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang terdapat di sepanjang
garis perairan tropis. Hutan ini merupakan peralihan habitat lingkungan darat dan
lingkungan laut maka sifat – sifat yang dimiliki tidak sama persis dengan sifat
oleh beberapa jenis mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah
substrat, dan morfologi pantainya.Sebagai daerah peralihan antara darat dan laut,
ekosistem mangrove .
Hutan memiliki fungsi dan manfaat yang sangat besar, baik di tinjau secara
menjaga rembesan air laut ke darat. Secara kimia hutan mangrove mengelolah
biologi merupakan habitat biota darat dan laut, sebagai daerah asuhan, mencari
makan dan tempat menghasilkan bibit ikan batangnya dapat di jadikan bahan
bakar dan dapat di jadikan sebagai suplemen, dan sebagai wahan wisata hutan
Tiram?
3. Bagaimana mengetahui metode identifikasi flora dan fauna ekosistem
C. Tujuan praktikum
Tujuan yang ingin di capai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman ekosistem mangrove di Tanjung Tiram.
2. Untuk mengetahui metode sampling flora dan fauna ekosistem mangrove di
Tanjung Tiram.
3. Untuk mengetahui metode identifikasi flora dan fauna ekosistem mangrove di
Tanjung Tiram.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang di peroleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui keanekaragaman flora dan fauna ekosistem mangrove di
Tanjung Tiram.
2. Dapat mengetahui metode sampling flora dan fauna ekosistem mangrove di
Tanjung Tiram.
3. Dapat mengetahui metode identifikasi flora dan fauna ekosistem mangrove di
Tanjung Tiram
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekosistem pesisir
spesifik. Artinya bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis
Ekosistem Wilayah pesisir terdiri dari hutan bakau, pantai dan pasir, serta estuary
yang merupakan pelindung alam dari erosi, banjir dan badai serta dapat berperan
dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut. Wilayah pesisir juga
menyediakan berbagai jasa lingkungan dan sebagai tempat tinggal manusia, dan
B. Pengertian Mangrove
Mangrove atau bakau merupakan komunitas vegetasi pantai tropika yang
di dominasi oleh beberapa spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan
berkembang pada kawasan pasang surut pantai berlumpur. Komunitas ini pada
umumnya tumbuh di kawasan interdal dan supertidal yang mendapat aliran air
yang mencukupi dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang
kuat. Karena itu hutan mangrove banyak di jumpai pada teluk yang dangkal dan
C. Ekosistem Mangrove
Zonasi merupakan suatu fenomena dalam ekologi yang menarik di perairan
pesisir yang merupakan daerah yang terkena ritme pasang surut air laut.
Ekosistem mangrove bersifat kompleks dan dinamis serta labil. Kompleks, karena
di dalam ekosistem mangrove merupakan habitat berbagai jenis jenis satwa
daratan dan biota perairan. Dinamis karena ekosistem mangrove dapat terus
tumbuh dan berkembang dengan tempat tumbuh. Labil karena dapat mudah rusak
(Haris,2014).
D. Kandungan karbon Mangrove
Perhitungan kandungan karbon yang tersimpan pada tegakan pohon
fotosintesis, semakin tua umur tegakan pohon akan semakin banyak cadangan
karbon tersimpan juga akan semakin besar, selama pohon atau tegakan hidup
(Hidayat,2016).
E. Komponen Biotik dan Abiotik
Komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi satu sama lain dimana
dalam dalam komponen biotik dan abiotik terdapat unsur kimia dan fisika yang
kehidupan dalam ekosistem pesisir antara lain gerakan air, salinitas, suhu dan
spesies yang terbagi menjadi 35 pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 29 jenis efifit,
2 jenis parasit. Jenis mangrove yang banyak di jumpai adalah bakau (Rhizophora
spp), api api (Avicennia spp), bogem (Sonneratia spp), tancang (Bruguiera spp),
tengar (Xylocarpus spp), nyirih (Xylocarpus spp), tengar (Ceriops spp), dan buta –
mangrove adalah filum mollusca yang didominasi oleh Gastropoda dan Bivalvia,
Gastropoda atau yang lebih dikenal dengan siput merupakan hewan bertubuh
lunak yang berjalan menggunakan perutnya dan memiliki ciri utama pada
selesai WITA dan bertempat di Tanjung Tiram, Moramo Utara, kab Konawe
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat padaa tabel 2.
D. Prosedur Kerja
1. Menentukan lokasi dan letak transek lalu merekam titik koordinat (latitude dan
pantai dan nama daerah/kabupaten) dan kode stasiun, tanggal dan waktu
pengamatan, nomor transek, serta informasi umum (kedalam air, kejernihan air,
memotret sampel tumbuhan harus di foto secara utuh dan setiap bagianya yaitu
perhatiannya pada perbedaan kulit kayu, tipe akar, serta bunga/buahnya karena
tahan air.
7. Mencatat keterangan serupa pada lembar kerja pengamatan.
8. Mengulangi prosedur serupa untuk stasiun lainya.
9. Mengidentifikasi sampel yang di ambil dengan menggunakan buku identifikasi
tabel 3.
Tabel hasil pengamatan
Jenis
No Gambar Klasifikasi
mangrove
1 2 3 4
1 Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Soneratia alba Ordo : Magnoliales
Famili : Sonneratiaceae
Genus : Sonneratia
Spesies : Sonneratia alba
2 Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Rhizopora Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
apiculata
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Spesies : Rhizophora
Appiculata Bl
3 Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Bruguiera Super Divisi : Spermatophyta
gymnorrhiza Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili :
Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
Species : Bruguiera
gymnnorrhizha
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4
4. Kingdom : Plantae
Rhizopora Divisi : Magnoliophyta
mucronata Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Spesies : Rhizophora
murconata
2 Kingdom : Animalia
Kerang bakau Phylum : Mollusca
(T. telescopium) Classis : Gastropoda
Subclassis : Probobranchia
Ordo :
Mesogastropoda
Familia : Potamididae
Genus : Telescopium
Spesies : T. telescopium
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di kawasan Tanjung Tiram,
Serta beberapa biota asosiasi mangrove yang hidup di air yaitu seperti kepiting
famili lythraceae di kenal luas di pesisir pantai indonesia dengan nama pidara
putih dan terdistribusi secara luas di daerah pesisir Asia Tenggara dan
pengobatan luka, diare, dan demam. Pada tanaman ini memiliki kandungan
senyawa triterpenoid, steroid, dan bifenil, serta pada bagian kulit batang dari
daun yang melengkung tetapi tidak runcing dan cukup tebal. Akarnya
merupakan akar napas yang muncul dari tanah lumpur menjulang ke atas,
dengan mahkota berwarna merah dan putih, serta buahnya berbentuk bulat.
dengan cepat dan dapat mengapung, serta beradaptasi terhadap kondisi tanah
untuk menyokong dan mengait, serta menyerap oksigen selama air surut.
b. Bruguiera gymnorrhiza
20 m, pada bagian kulit kayu memiliki warna abu – abu kehitaman, memiliki
daun yang melengkung dan panjang meruncing pada bagian ujungnya, serta
bunga berbentuk runcing dan mempunyai biji yang panjang berguna agar biji
tersebut dapat jatuh menancap dalam pada substrat lumpur sehingga bakal
pangan lokal baru karena mengandung karbohidrat yang sangat tinggi, yaitu
85.1 g/100 g bahan. Kandungan gizi yang terdapat dalam buah lindur cukup
lengkap sehingga dapat diolah menjadi kue, cake, dicampur dengan nasi atau
dimakan langsung dengan bumbu kelapa. Buah lindur cocok untuk diolah
antinutrisi, yaitu tanin dan hidrogen sianida (HCN) sehingga kadarnya harus
yang bersifat asam dengan rasa sepat, ditemukan dalam banyak tumbuhan,
tersebar di berbagai organ tanaman, seperti batang, daun dan buah, kadar
tannin yang tinggi menyebabkan rasa sepat dan pahit pada bahan makanan.
dan kontinyu namun dalam jumlah kecil dapat berfungsi sebagai atioksidan.
Batas aman untuk kandungan tanin dalam bahan makanan adalah 560 mg/kg
berat badan/ hari. Sedangkan HCN merupakan senyawa yang berbahaya
apabila termakan karena dalam dosis 0.5-3.5 mg/kg berat badan dapat
mematikan manusia.
c. Rhizophora apiculata
Tumbuhan Rhizopora apiculata merupakan jenis bakau sejati yang
golongan senyawa ini merupakan bahan obat – obatan modern serta pada
agak kecoklatan dan buahnya berbentuk panjang lonjong yang berguna agar
agak mengkilap.
d. Rhizopora mucronata
Rhizophora mucronata adalah salah satu jenis mangrove yang
membuat jenis mangrove ini di pilih karena buahnya mudah untuk di peroleh,
mudah di semai, serta dapat tumbuh pada daerah genangan pasang yang
(Halidah,2010).
tunggang yang biasanya abortif; akar lateral atau banyak. Batang menyilinder,
permukaan bawah, warna hijau mengkilap di atas dan lebih pudar di bawah
e. Kepiting Bakau
diseluruh perairan pantai terutama di daerah yang ditumbuhi hutan bakau dan
pertambakan dekat pantai. Dilihat dari sebaran dan siklus hidup kepiting
bakau, dapat dijumpai di daerah seperti estuaria, daerah hutan bakau dan pada
daerah lepas pantai yang mempunyai subtrat dasar perairan berlumpur. Hutan
bakau bagi kepiting mempunyai fungsi sebagai daerah mencari makan dan
kawin dan bertelur. Kebiasaan makan dari kepiting bakau adalah pemakan
dimakan dan merupakan salah satu spesies yang mempunyai ukuran paling
besar dalam genus Scylla. Berdasarkan hasil penelitian Kristoval, dkk ( 2010)
bahwa tingkat salinitas yang baik bagi biota laut (kepiting bakau) untuk
normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim).
Menurut (Adha, 2015) dalam Kristoval, dkk (2010) kepiting bakau dapat
dengan pola poligon untuk kedua jenis kelamin dan pada abdomen betina.
Warna tubuh bervariasi dari ungu kehijauan hingga hitam kecoklatan. Duri
pada rostrum tinggi, rata dan agak tumpul dengan tepian yang cenderung
cekung dan membulat. Duri pada bagian luar cheliped berupa dua duri tajam
hidup di air payau atau hutan manggrove yang di dominasi oleh pohon bakau
cm dan pada tambak ikan hanya berukuran 8,8 cm. Perbedaan ukuran yang di
mangrove juga dapat mengancam keberadaan salah satu biota yang ada
pertambakan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
Keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di Tanjung Tiram Kendari,
ada berbagai macams spesies. Spesies flora yang umum di jumpai yaitu
mucronata, selain itu kami menemukan biota laut yang berasosiasi dengan
tumbuhan mangrove antara lain yaitu Kepiting Bakau (Scylla serata) dan Kerang
Bakau (T. telescopium). Metode identifikasi yang dilakukan yaitu dengan cara
Saran saya pada praktikum ini setelah kita mengetahui bahwa mangrove
merupakan penjaga ekosistem, maka dari itu kita harus mulai menjaga kestabilan
ekosistem mangrove.
DAFTAR PUSTAKA
Haris, R., 2014, Keanekaragaman Vegetasi dan Satwa Liar Hutan Mangrove,
Jurnal Bionature, 15(2), 3
Rusdianti, K., dan Sunito, S., 2012, Konservasi Lahan Hutan Mangrove serta
Uopaya Penduduk Lokjal dalam Merehabilitasi Ekosistem Mangrove, Jurnal
Sosiologi Pedesaan, 6(1), 2
Senoaji, G., Hidayat F., M., 2016, Peranan Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota
Bengkulu dalam Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan Karbon,
Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(3), 4
Talib, F., M., 2008, Struktur dan Polazonasi (Sebaran) Mangrove serta
Makrozonbethos yang Berkoeksistensi di Desa Tanah Merah Oebelo Kecil
kabupaten Kupang, Skripsi, Bogor : Institut Pertanian Bogor.