Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK MIKROBIOLOGI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PENYAKIT

YANG DISEBABKAN BAKTERI (Aeromonas sp.) PADA IKAN MAS


KOKI (Carassius auratus) DI BKIPM KELAS 1 SURABAYA

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN

Di susun oleh:
Ella Triana Apriliyanti
NIM : 15030244028

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan meliputi, perikanan


tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi
0,9 juta ton/tahun. Budidaya laut terdiri dari budidaya ikan, budidaya
moluska, dan budidaya rumput laut, budidaya air payau, dan budidaya air
tawar, serta bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri
bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri
bahan pakan alami, benih ikan dan udang serta industri bahan pangan
(World Resources Institute, 1998).
Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan Indonesia
masih memiliki prospek yang baik. Pengembangan usaha kelautan dan
perikanan dapat digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi
diperkirakan sebesar US$82 miliar per tahun. Indonesia memiliki
kesempatan untuk menjadi penghasil produk perikanan terbesar dunia,
karena kontribusi perikanan pada 2004-2009 terus mengalami kenaikan.
Produk perikanan tersebut telah memasuki pasar Indonesia, yang sangat
memungkinkan membawa hama dan penyakit ikan berupa parasit, bakteri,
jamur, dan virus (Ambara, 2014).
Berdasarkan produk perikanan ada beberapa usaha dan budidaya.
Dari berbagai penyakit ikan salah satunya disebabkan oleh bakteri.
Penyakit bakterial merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada
usaha dan budidaya perikanan termasuk ikan koki. Target infeksi oleh
bakteri adalah ginjal, limfa, insang, dan hati, karena organ tersebut
memiliki pravalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
(Taukhid dkk.,2005). Pada sektor akuakultur, keberadaan bakteri patogen
sangat ditakuti oleh banyak pembudidaya ikan karena mikroorganisme ini
dapat mengancam bahkan menyebabkan kematian pada ikan. Hal ini tentu
akan sangat merugikan sektor perikanan dan juga dapat mengancam
kesehatan manusia. Kondisi lingkungan akuarium yang memburk,
menurunnya fungsi kekebalan tubuh ikan, malnutrisi atau faktor genetik
memungkinkan infeksi bakteri sangat mudah terjadi.
Salah satu bakteri yang menyerang ikan mas koki adalah bakteri
Aeromonas sp. Bakteri ini digolongkan dalam bakteri Gram negatif yang
bersifat oportunistik karena mampu menyebabkan penyakit pada kondisi
inang yang telah terinfeksi oleh bakteri ini. Bakteri tersebut dapat menjadi
patogen pada kualitas air yang buruk (Cipriano, 2001). Salah satu penyakit
yang disebabkan oleh Aeromonas sp. Pada ikan adalah penyakit bercak
merah (Red-Sore Disease) atau dikenal dengan nama “Motile Aeromonas
Septicemia”.
Gejala klinis ikan yang terkena infeksi Aeromonas sp. Berupa luka,
warna tubuh pucat, dan bergerak lambat, warna tubuh gelap, mata rusak,
bernafas diatas permukaan air, insang rusak berwarna merah keputihan,
sehingga kesulitan bernafas. Serangan bakteri ini pada kulit menjadi kesat,
diikuti oleh luka-luka borok, perut kembung serta terjadi pendarahan pada
hati, ginjal, limfa pada saat pembedahan (Labis dkk., 2014).
Menurut lesmana (2007), ikan koki dapat bertahan hidup pada Ph
air bekisar antara 6,7-7,5 dan suhu air berada antara 10-36C. Kondisi
lingkungan menjadi faktor penting untuk memaksimalkan pertumbuhan
ikan koki.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, di dapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik mikrobiologi isolasi dan identifikasi bakteri
Aeromonas sp. pada ikan mas koki yang terdapat di BKIP kelas 1
Surabaya?
2. Bagaimana kemampuan bakteri Aeromonas sp. dalam media TSA?
C. Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah:
1. Untuk mengetahui teknik mikrobiologi isolasi dan identifikasi
bakteri Aeromonas sp. pada ikan mas koki yang terdapat di BKIP
kelas 1 Surabaya.
2. Untuk mengetahui kemampuan bakteri Aeromonas salmonicida
dalam media TSA.

D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan sebagai informasi ilmiah tentang
keberadaan bakteri Aeromonas sp. yang menyerang ikan koki yang
terdapat di BKIP kelas 1 Surabaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Mas Koki (Carassius auratus)


Menurut Budiman dan Lingga (2005), Klasifikasi ikan mas koki adalah
sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Order: Cypriniformes
Family: Cyprinidae
Genus: Carassius
Species: Carassius auratus (goldfish)

Gambar 1. Ikan koki (Carassius auratus)

Menurut Yoshichi Matsui, dalam bukunya Goldfish Guide, maskoki di


Jepang dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan asalnya. Masing-masing adalah
inpor dari cina (wakin, maruko, ryukin, domekin), hasil seleksi (jikin, nankin,
tosakin, tetsuonaga, osaka ranchu, hanafusa, oranda shishigashira), hasil dari
silangan (kiranshi, shubunkin, shukin, kaliko, azumanishiki).
Ikan maskoki dapat tumbuh hingga mencapai 23 inch (53 cm) dan
maksimum mencapai berat 9.9 pounds (4.5 kg), namun hal ini sangat jarang
terjadi; sebagian besar maskoki hanya mencapai separuh dari ukuran maksimal
tadi dalam masa pertumbuhannya. Dalam kondisi yang optimal, maskoki mampu
bertahan hidup hingga 40 tahun, tetapi sebagian besar maskoki umumnya hidup
antara 6 - 8 tahun. Menurut Redaksi AgroMedia (2008), memelihara dan merawat
koki dalam rumah cukup mudah. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas air,
pemberian pakan, dan sarana penunjang akuarium.
Seiring dengan meningkatnya usaha dalam budidaya ikan koki, semakin
besar juga semakin besar juga tantangan yang akan dihadapi para budidaya ikan
hias pada umumnya. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi
yang tidak seimbang antara lingkungan, kondisi ikan dan patogen (penyakit).
Interaksi yang tidak seimbang ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga
mekanisme pertahanan tubuh menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang
penyakit salah satunya disebabkan bakteri Aeromonas sp. (Prajitno, 2007).

2. Aeromonas sp.
Klasifikasi Aeromonas sp. menurut Holt dkk. (1994), sebagai berikut :
Filum : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudanonadeles
Family : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas
Species : Aeromonas sp.
Aeromonas sp merupakan bakteri heterotrophic uniceluller, tergolong
protista prokariot yang dicikan dengan adanya membran yang memisahkan inti
dengan sitoplasma dan termasuk bakteri Gram negatif. Bakteri ini biasanya
berukuran 0,7-1,8 x 1,0-1,5 µm dan bergerak ,menggunakan sebuah polar flagel
(Kabata, 1985 dan Holt dkk., 1994). Bakteri ini berbentuk batang (basil) dan bulat
(coccus) , fakultatif anaerob dan bersifat mesofilik dengan suhu optimum 20-30C.
Aeromonas sp merupakan bakteri yang secara normal ditemukan dalam air tawar.
Infeksi Aeromonas sp. dapat terjadi akibat perubahan kondisi lingkungan stres,
perubahan temperatur, air yang terkontaminasi dan ketika host tersebut telah
terinfeksi oleh vius, bakteri atau parasit lainnya (infeksi sekunder) oleh karena itu
bakteri ini disebut dengan bakteri yang bersifat patogen oportunistik (Dooley
dkk., 1985).
Aeromonas sp. telah ditemukan pada berbagai jenis ikan air tawar di
seluruh dunia, dan terkadang juga ditemukan pada ikan laut. Bakteri ini sangat
banyak pada daerah tropis, terutama saat musim panas (Bareto dkk., 2006).
Tantu (2013) menyatakan bahwa penyakit ini menunjukkan gejala-gejala
seperti kehilangan nafsu makan, luka-luka pada permukaan tubuh, pendarhan pada
insang, perut membesar berisi cairan, sisik lepas, sirip ekor lepas, apabila
dilakukan pembedahan akan terlihat pembengkakan dan kerusakan pada jaringan
hati, ginjal, dan limfa. Secara internal, hati dan ginjal adalah organ target dari
infeksi akut. Hati berwarna kehijauan ataupun pucat sedangkan ginjal mengalami
pembengkakan. Secara pemeriksaan histologis dapat dilihat kerusakan hati ginjal
dan limfa. Organ-organ ini sepertinya diserang oleh racun bakteri dan kehilangan
integritas strukturalnya (Huizinga dkk., 1979).
Menurut Irianto (2005), penyebaran bakteri ini dapa terjadi secara
horizontal melalui kontak langsung dengan air dan hati yang terinfeksi. Infeksi
bakteri Aeromonas sp. terjadi melalui insang. Bakteri kemudian masuk kedslam
aliran darah dan menyebar ke organ dalam lainnya sehingga menyebabkan
pendarahan disertai hemoragi septicemia (Kabata, 1985).
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada ikan memiliki hubungan yang
sangat dengan lingkungan pemeliharaannya. Hal ini bisa menjadi sumber
kontaminan bagi masyarakat terutama penyakit-penyakit yang berpotensi
zoonosis. Informasi klinis dan epidemiologis menunjukkan bahwa Aeromonas
hyrophilla dan Aeromonas sobrinare merupakan bakteri patogen pada manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi : Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
Kelas 1 Surabaya 1

Alamat : Jl. Raya Bandar Udara Ir. H. Juanda No. 23 - Sidoarjo 61254 -
Jawa Timur

Waktu : 8 Januari – 8 Februari 2017

B. Bentuk Kegiatan
Perincian bentuk kegiatan yang akan dilakukan selama PKL adalah
sebagai berikut:

1. Pengenalan perusahaan dan lapangan


2. Studi literatur
3. Observasi di laboratorium
4. Pengumpulan data
5. Konsultasi ke pembimbing
6. Penulisan laporan.

C. Bidang Kompetensi
Berikut ini adalah mata kuliah yang telah kami terima sampai dengan
semester enam (waktu pengajuan proposal) pada program studi S1 Biologi yang
berkaitan dengan bidang perikanan dan pengujian mutu standar laboratorium.

1. Biologi Dasar
2. Mikrobiologi Dasar
3. Genetika Dasar
4. Fisiologi Hewan
5. Kultur Jaringan
6. Ekofisiologi
7. Sistematika Mikrobia
8. Bakteriologi

Anda mungkin juga menyukai